logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

7. Bertemu Seta

"Kai, lo dateng?" Tanyanya.
"Iya, dan gue nggak sendiri." Kai mengalihkan tubuhnya agar Rana yang ada dibelakangnya bisa terlihat.
Seorang laki-laki terlihat kacau dengan rambut acak-acakannya, kantung matanya terlihat mengembang dan menghitam. Ia masih menggunakan piyama yang bahkan kancingnya tidak terpasang dengan semestinya.
Matanya membulat begitu melihat perempuan yang datang bersama Kailandra.
"Ra-Ran?" Seta yang masih tidak percaya terus memperkecil jarak antara keduanya.
Yakin jika perempuan yang didepannya adalah yang ditunggunya, Seta pun langsung menarik tubuh Rana yang terlihat gemetar itu masuk kepelukkannya.
"Ran? Kamu datang? Kamu benar-benar datang?"
"Le..pas..." Seta memeluk Rana benar-benar erat hingga Kailandra menyadari Rana merasa sesak. Kailandra langsung melerai pelukan Seta.
"Kita bicara didalam."
Ketiganya masuk. Seta masih memegangi tangan Rana, dan terlihat memang Rana sedikit merasa tidak nyaman. Seta terus menatap intens Rana sementara Kai terlihat benar-benar mengawasi keduanya.
"Lo bisa nyelesaiin masalah lo, Seta. Gue tunggu didepan."
"Nggak." Rana menolak tegas ucapan Kailandra. "Saya akan bicara dengan Seta, jika pak Kailandra tetap disini."
Kailandra terlihat kaget dengan penuturan Rana. Ia lalu melihat kearah Seta yang terlihat memberikan tatapan tidak setuju.
"Tetap bertiga atau tidak sama sekali." Rana tampak memberikan tatapan mengancam pada Kai hingga ia memutuskan untuk tetap tinggal.
Sekali lagi Seta mengambil tangan Rana dan menggenggamnya erat.
"Ran ada banyak sekali hal yang mau aku ungkapin, sampai aku bingung memulainya dari mana. Aku benar-benar kangen sama kamu."
Rana memberanikan diri menatap laki-laki dihadapannya. Ia masih tampan walaupun tertutup penampilannya yang berantakan.
"Lama aku nunggu biar bisa ketemu kamu."
Rana hanya diam, ia pun bingung harus mengungkapkan isi hatinya dari mana.
"Kamu kenapa diam aja? Kamu gak seneng ketemu sama aku? Atau kamu lupa dulu kita pernah..."
"Sejujurnya aku memang gatau harus sedih atau marah sama kamu."
"Hey..."
"Kamu bilang kangen sama aku?"
"Iya, sangat."
"Dan kamu baru bilang sekarang?"
"Ya, karena baru sekarang aku ketemu kamu, Ran."
Bukan, bukan itu jawaban yang ingin didengar Rana. Ia ingin mendengar alasan mengapa ia tak berusaha menemuinya dulu, menjelaskan semua yang terjadi dan menyakinkan untuk tetap bertahan atau setidaknya membuatnya percaya kalau ia benar-benar mencintainya.
"Jika tidak ada campur tangan dari Kailandra, kita nggak akan pernah bertemu. Bahkan kamu nggak minta maaf ke aku, Seta." Rana menarik tangannya dengan sedikit kasar.
"Ran, kamu benci sama aku? Ran aku benar-benar masih memikirkan kamu." Rana tampak memejamkan mata dan menahan tangisnya.
"Kamu bisa bilang begitu, sedangkan kamu sendiri mau menikah. Dimana perasaanmu, Seta?"
"Sebenarnya pertemuan ini gak perlu. Aku berharap gak ketemu kamu setelah kamu ninggalin aku gitu aja, dan menghilang tanpa ada kabar sama sekali."
"Ran, kita udah ketemu sekarang. Pernikahan itu belum terjadi. Kita bisa kembali kaya dulu. Aku benar-benar sayang sama kamu Ran." Seta mengambil tangan Rana dan menariknya ke dadanya.
"Seta, ingat batasan lo. Gue bawa Ran kesini bukan buat kalian balik." Kailandra mengingatkan.
"Serius, kamu dulu pergi gitu aja tanpa pamit, terus sekarang dengan gampangnya kamu ngajak balik kaya dulu dengan status kamu calon suami orang. Mikir Seta, mikir!"
Air mata Rana kini tidak bisa lagi ia bendung. Sesak didadanya membuatnya ingin meluapkan segalanya yang selama ini ditahannya.
"Kamu dulu kemana? Pergi gitu aja tanpa mikirin aku ngejalanin kehidupan setelah itu gemana, kamu nggak mikirin aku sedikitpun. Apa kamu tau apa yang menimpa aku setelah kamu pergi? Aku dicap lebih buruk dari sampah. Aku dianggap menjijikan. Apa kamu tau kejadian yang aku alamin sama kamu berdampak sampai Ayah aku meninggal? Apa kamu tau setelah itu hidupku bagaimana? Apa kamu tau bagaimana susahnya aku berjuang dan bangkit hingga saat ini, hanya untuk menghapus masa lalu, dan semuanya tentang kamu, Seta."
Semuanya diam. Seta tertunduk merenungi kesalahannya dulu. Dulu ia memang hanya memikirkan dirinya dan keluarganya. Rasa cintanya pada Rana kalah akan ego juga kekuasaan orang tuanya.
"Salahku juga yang bodoh mau menurutimu dulu. Andai dulu aku lebih berani untuk menolak. Aku mungkin gak akan kehilangan hal berharga itu, mungkin aku masih berani menjalani hidup tanpa ketakutanku. Maaf, Seta. Kamu cuma masa lalu, dan aku harap setelah ini kita nggak akan pernah ketemu."
Rana berdiri dan bersiap untuk pergi tapi lagi-lagi Seta menarik tangan Rana, kali ini dengan kuat hingga tubuh Rana tertarik dan Seta kembali memeluknya.
"Ran, aku baru sadar aku nggak bisa lepas dari kamu. Aku mau kita balik kaya dulu. Setelah lihat video kita dulu aku yakin cuma kamu yang aku mau. Aku cinta sama kamu, Ran."
Rana terus meronta dan puncaknya saat mengetahui alasannya ia meminta kembali. Rana benar-benar muak. Dengan dibantu Kai, Rana bisa terlepas dari kungkungan Seta.
"Gue gak habis pikir sama lo. Apa yang sebenernya lo pikirin, hah?" Kailandra tampak berteriak sambil memegangi kedua kerah baju Seta.
"Sorry Kai, lo tau dari dulu Karin yang selalu ngejar-ngejar gue. Dan gue juga baru tau, adek lo yang minta ke keluarga gue buat gue nikahin dia."
"Tapi nggak kaya gini. Kenapa lo terus maksa Ran buat balik sama lo setelah apa yang lo perbuat dulu. Gue cuma pengen kalian berdamai dengan masa lalu kalian, ngelanjutin hidup dengan pilihan masing-masing. Lo sendiri yang bilang sama gue buat bantuin lo ketemu sama Ran untuk lo minta maaf sama dia karena lo ngerasa bersalah, dan setelah itu lo mau nikah sama Karindra tanpa bayang-bayang Ran. Tapi yang barusan gue liat apa? Bahkan lo sama sekali nggak ngerasa bersalah." Kailandra mendorong tubuh Seta.
Rana hanya melihat dari belakang Kailandra, tapi dari bicaranya Rana tau ia benar-benar sangat marah. Seta terlihat makin frustasi, ia menjambak rambutnya sendiri dan berteriak meluapkan emosinya.
"Jernihin dulu pikirkan lo, setelah itu kita bicara lagi. Tapi yang selanjutnya kita omongin berempat, sama Karin."
"Nggak, nggak mau. Cukup disini. Nggak ada yang perlu diomongin lagi. Dari awal ini cuma buang-buang waktu."
"Ran, tolong.. Ada aku, kamu gak perlu takut dia bakal ngelakuin hal kaya tadi lagi ke kamu setelah ini, aku akan lindungin kamu."
Kai kembali ke Seta yang masih menunduk sambil memegangi kepalanya.
"Sekarang hal yang pertama mesti lo lakuin, lo hapus video itu. Cukup jangan sampe ada masalah baru. Bicarain lagi sama Karindra. Gue sama Ran pergi."
Rana mulai melangkahkan kakinya, diikuti Kai. Keduanya meninggalkan apartemen Seta dan kini Kai hendak mengantarkan Rana untuk pulang.
*****

หนังสือแสดงความคิดเห็น (126)

  • avatar
    Deti Putri

    bagus banget

    09/07

      0
  • avatar
    Danicha Saputra

    Baguss

    15/05

      0
  • avatar
    CantikNabila

    ceritanya sangat bagus

    17/01

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด