logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 5 Chelsea Linn

Hari ini, sinar Matahari sama teriknya seperti kemarin. Meski begitu panas menyengat kulit, namun kedua pemuda tampan yang tengah beradu pandang di atas gedung Sekolah, nampak tidak mempermasalahkan hal itu. Daniel dan Brandon adalah pemuda yang dimaksud, mereka berdua sengaja bertemu di tempat seperti itu agar Chelsea dan Ayumi tidak melihat ataupun mendengar apa yang akan mereka debatkan. 
"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Kakak Senior?" tanya Brandon dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celana. "Cepatlah ..., katakan saja apa yang ingin kamu bicarakan, karena waktuku terlalu berharga jika terbuang hanya untuk meladenimu." imbuhnya terdengar sombong di telinga Daniel. 
Sang Kapten Tim Basket itu berdecih, karena ia baru menemukan Adik kelas sekurang ajar Brandon. 
"Kamu berbohong bukan? Kamu sebenarnya bukan Pacar Chelsea, kan?" 
Brandon tersenyum miring. "Memangnya apa urusanmu aku berbacaran sungguhan dengan Chelsea atau tidak? Bukannya kamu sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan gadis manis itu ya?" 
Pernyataan Brandon barusan menyulut emosi Daniel  yang langsung meremas kerah baju Adik kelasnya tersebut. 
"Kamu terlalu berani sebagai seorang Adik Kelas. Selagi aku masih berbaik hati padamu, dan memintanya dengan cara yang sopan. Tolong, jauhi Chelsea, karena dia milikku. Hanya milikku!" gertak Daniel melepaskan kembali tubuh Brandon yang sedikit terdorong ke belakang. 
"Menjauhinya kamu bilang? Bagaimana jika aku tidak bersedia untuk melakukannya, apa yang akan kamu lakukan padaku, Senior? Mana mungkin aku menyerahkan gadis sebaik Chelsea pada playboy sepertimu." tantang Brandon membuat Daniel kian meradang. Dan langsung menghadiahi Brandon dengan satu pukulan keras di wajahnya. 
BUGH! 
Brandon hampir saja tersungkur ke lantai, jika ia tidak mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Meski wajahnya langsung memar karena pukulan Daniel  barusan, namun senyum lebar di wajah Idol Sekolah itu tak pernah menyusut. 
"Jika kamu memukulku karena aku tidak menuruti permintaanmu, mungkin kamu harus memukulku lagi. Karena aku sangat menyukai Chelsea, dan selamanya ..., Aku akan melindungi Chelsea dari pria jahat sepertimu." tandas Brandon dengan penuh penekanan. 
Kedua telapak tangan Daniel mengepal kuat. Dari sepasang tangan yang bergetar itu tampak jelas bahwa Daniel sedang mengisi energinya. Mempersiapkan diri untuk melayangkan pukulan berikutnya pada hidung atau mata Brandon. Namun niatannya itu tertahan ketika Daniel tak sengaja menemukan sebuah benda yang ia kenal, terpasang pada dasi yang melingkar di leher Brandon. 
"Ck! Biar aku tebak. Sepertinya ..., Cintamu pada Chelsea bertepuk sebelah tangan bukan?" sindir Daniel setengah mengejek, membuat sepasang alis mata Baron terangkat ke atas. "Apa kubilang. Tak semudah itu mendapatkan hati Chelsea. Karena Chelsea tidak menyukaimu. See ..., jangankan pernyataan cinta, jepit rambut yang rencananya akan kamu berikan sepulang sekolah kemarin saja masih berada di tempat yang tidak semestinya." tambahnya menatap lurus ke depan. Membuat Brandon mau tidak mau ikut menatap ke arah yang sama. 
Rupanya Daniel menemukan jepit rambut berbentuk bunga tulip yang rencananya akan Brandon berikan pada Chelsea, bertengger manis menjadi hiasan dasinya. Flower boy itu jadi teringat kejadian ketika mengantarkan Chelsea pulang kemarin, saat itu Brandon memang ingin memberikan jepit rambut itu pada Chelsea, namun ia tak memiliki keberanian lebih untuk memberikannya. Sehingga Brandon memasukkan jepit itu kembali ke dalam saku celananya. Dan ia sengaja mengenakan jepit rambut itu pada dasinya sekarang karena rencananya, hari ini ia akan memakaikannya sendiri di rambut Chelsea saat makan siang nanti. 
Tapi sekarang, niatannya itu justru disalahartikan oleh Daniel yang mengira bahwa Brandon telah ditolak oleh Chelsea. 
"Jika hadiahmu ditolak oleh gadis yang kamu incar, lantas untuk apa kamu masih menyimpannya? Akan jauh lebih baik jika kamu membuangnya seperti ini." tukas Daniel menarik jepit rambut di dasi Brandon kemudian dilemparnya asal. 
Brandon membelalakan matanya melihat sikap Daniel yang menurutnya kekanakan itu. Fokus netra Brandon yang semula mengikuti ke mana arah Daniel melempar jepit rambut itu langsung teralih dengan menatap garang Kakak kelasnya tersebut. 
"Sama halnya seperti perasaanmu pada Chelsea yang harus kamu buang jauh-jauh seiring penolakan yang Chelsea tunjukkan padamu. Menyerahlah, Bocah!" remeh Daniel sedetik sebelum ia berlalu dari hadapan Brandon. 
Selepas kepergian Sang Kapten Tim Basket Sekolah tersebut, Brandon segera menghambur mencari di mana jepit rambut tadi terlempar. "Iiish ..., Kakak Kelas macam apa dia!" Omel Brandon kesal mendapati jepitnya terjatuh dan menyangkut di sebuah pipa saluran air yang terpasang di sisi gedung Sekolah berlantai lima itu. 
Sora yang tak sengaja melihat Daniel menuruni tangga dari lantai paling atas, dibuat penasaran. Pasalnya Daniel selalu membully junior dalam timnya yang tidak pandai dalam pertandingan, di atap sekolah. Dan Sora benar-benar ingin tahu, kira-kira kali ini siapa Adik kelas yang baru di bully-nya tersebut. 
Dan ketika sampai di lantai atas, Sora syok bukan main ketika mendapati Brandon sudah separuh badannya menggelantung ke bawah gedung. "Tidak! Brandoonn!!!" teriaknya berlari untuk menangkap kaki pemuda itu. 
Merasa ada seseorang yang memeluk kakinya, Brandon menoleh ke atas, "Hey! Apa yang kamu lakukan, Nona? lepaskan kakiku." pinta Brandon yang menjadi kesulitan untuk meraih jepit rambut yang hendak diambilnya tersebut, padahal sedikit lagi ia akan berhasil menggapainya. 
"Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu. Apa yang sudah Daniel lakukan padamu, sampai kamu berniat bunuh diri seperti ini?!" tolak Sora yang semakin memperat pelukannya pada kaki Brandon. Belum juga Adik kelasnya itu menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi, Sora lebih dulu berteriak meminta tolong. Membuat semua orang yang berada di sekitar lantai paling atas dan orang yang berada di luar gedung, mendadak bergumul mendatangi sumber suara. 
Brandon dengan tubuhnya yang masih terbalik, menutup wajahnya malu, ketika sepasang matanya menangkap kerumunan orang di luar gedung sudah meneriakinya agar tidak bunuh diri. 
Seperti ramainya orang di luar gedung, beberapa siswa lain juga sudah berkerumun di sekitar Sora dan tanpa diminta langsung ikut memegangi kaki Brandon. 
"Hey! Apa yang kalian lakukan?? Lepaskan kakiku!!" Seru Brandon yang masih bersikeras ingin menggapai jepit bunga tulip yang tinggal satu jengkal lagi dapat ia raih. 
"Hei, kamu! bisakah menggantikanku sebentar? Aku harus memanggil seseorang sekarang." pinta Sora bergeser mundur, meminta salah seorang siswa yang berdiri di sampingnya untuk memegangi kaki Brandon. Setelah tugasnya diambil alih, Sora beringsut pergi, berjalan cepat menuruni tangga dan berlarian membelah lorong kelas dengan kecepatan penuh. 
Begitu sampai di ambang pintu kelas yang dituju, Sora langsung menarik sebelah lengan Chelsea yang tengah membaca novel romance di bangkunya. 
"Hei, ada apa ini? Kamu mau membawaku ke mana?!!" tanya Chelsea yang kesulitan mengimbangi langkah lebar Sora. 
"Kamu harus tahu apa yang akan Brandon lakukan sekarang hanya demi memperjuangkanmu!" jawab Sora tanpa berniat untuk menghentikan langkahnya. Namun setelah mendengar nama Brandon disebut, Chelsea langsung menarik tangannya yang digenggam Sora. Membuat gadis itu otomatis menghentikan laju kakinya. 
"Kenapa kamu berhenti? Kita harus cepat sampai di rooftop sebelum semuanya terlambat." tegurnya hendak kembali meraih tangan Chelsea, namun gadis itu lebih dulu menepis tangannya. Chelsea berkata bahwa ia tidak akan pergi bersamanya, jika Sora tidak menjelaskan lebih dulu apa yang sebenarnya terjadi. 
Sora menarik napasnya dalam, sebelum memulai bercerita bahwa Brandon hendak melompat dari atap gedung setelah berbicara dengan Daniel. Dan Sora menduga, Daniel pasti telah mengancam Brandon agar menjauh dari Chelsea, "Apa kamu tidak tahu? Brandon Mussu, dia menyukaimu! Demi terus berada di sisimu dia rela melakukan apapun untukmu. Mulai dari menerima hukuman konyolmu, kalang kabut mencarimu saat kamu ditarik paksa oleh Daniel ke Taman belakang. Bahkan flower boy-ku itu sampai rela menceburkan diri ke dalam Danau hanya untuk mencari ponselmu yang Daniel lempar. Jika sampai sesuatu terjadi dengan Idolaku, aku tidak akan pernah memaafkanmu, Chelsea Linn!" paparnya panjang lebar menjelaskan 
pengorbanan yang sudah Brandon perbuat untuk gadis dengan mata besar itu. 
"Apa?! Ja-jadi Brandon ..., Ayo! Kita harus cepat sampai di rooftop sekarang!" ajak Chelsea yang justru berbalik menarik lengan Sora. 
Daniel dan Ayumi yang saat itu baru kembali dari Kantin, terheran-heran melihat semua penguni Sekolah nampak panik. Mereka hilir mudik di sekitar Daniel dan Ayumi yang berdiri di dekat tangga menuju lantai paling atas. Juga ada pula yang berlari menuju ke luar gedung. 
Daniel yang penasaran pun bertanya pada salah seorang dari mereka dan mendapat kabar bahwa Brandon akan bunuh diri, sebagai jawabannya. Daniel dan Ayumi saling adu pandang. Terlihat jelas  keterkejutan tercetak di wajah sepasang kekasih itu yang kemudian ikut berlari keluar gedung untuk memastikan beritanya. 
Dari halaman Sekolah, Daniel dapat melihat Brandon yang masih berusaha ekstra keras untuk meraih jepit yang dibuang oleh Daniel sebelumnya. Meski kaki Brandon sudah digenggam kuat oleh beberapa siswa di sana, namun ketegangan tetap saja terpapar jelas dalam pemandangan tersebut. Ketika embusan angin kencang menerpa tubuh  Brandon yang terbalik dan sukses menjatuhkan balpoint yang semula tersemat di saku seragamnya, semua pasang mata yang tengah menonton refleks menjerit histeris. Dari bawah sana, Daniel dapat melihat Chelsea datang dengan wajah khawatirnya, dengan langkah tergesa-gesa, mantan kekasihnya itu berjalan mendekati Brandon. Menyadari hal yang tengah terjadi adalah sebuah kesalahpahaman, Daniel bergegas masuk kembali ke dalam gedung untuk menyusul Chelsea dan meninggalkan Ayumi begitu saja. 
Sementara itu di atap gedung sekolah, Brandon menghela napasnya lega, setelah sebelah tangannya yang ia ulurkan ke bawah, berhasil menjangkau jepit rambut itu. Satu bulir peluh Brandon menetes jatuh ke bawah, bersamaan dengan itu Brandon baru menyadari bahwa ternyata ia berada diketinggian yang cukup membuat seseorang begidik ngeri dengan posisi kepala yang terbalik pula. 
"Brandon! Apa yang kamu lakukan?!! Kenapa kamu ingin bunuh diri hanya karena aku?!!" teriak Chelsea kalut, membuat satu alis Brandon terangkat ke atas. 
Brandon nampak berpikir sejenak, sejurus kemudian ia tersenyum licik. "Itu karena aku terlalu menyukaimu! Jika kamu tidak mau menerima perasaanku, maka lebih baik aku bunuh diri saja!" ungkap pemuda itu sembari menahan tawa. 
Karena kepala  Brandon berada di bawah, tentu Chelsea tidak akan tahu ekspresi apa yang sedang Brandon pamerkan di wajahnya saat ini. Sehingga yang Chelsea tahu hanyalah, ia tidak ingin ada seseorang bunuh diri karena dirinya. 
"Apa kamu sudah gila? Hentikan sekarang! Dan tolong tegakkan kembali tubuhmu!" pinta Chelsea mengisyaratkan agar beberapa siswa yang menahan kaki Brandon tadi dapat menariknya ke atas. 
Namun Brandon yang merasa kakinya ditarik, justru meronta untuk dilepaskan. Reaksi mendadak yang Brandon lakukan tersebut membuat salah satu dari siswa yang memeganginya, tak sengaja melepaskan tangannya karena tertendang. Dan hal itu tanpa sengaja membuat tubuh Brandon terdorong semakin ke bawah. 
Semua orang, baik itu di luar gedung ataupun di atap gedung, kembali menjerit histeris. Bayangan mereka akan kematian konyol seorang siswa karena cinta, sudah memadati isi kepala mereka. Enggan melihat tubuh Brandon terjun bebas dari atap gedung. Chelsea dan Sora pun tak kalah panik melihat beberapa orang yang berusaha mengangkat tubuh Brandon malah terseret ke tepi besi penyangga. 
"Brandooon! Oke-oke. Lakukan apa saja yang kamu inginkan, asal kamu menghentikan kekonyolanmu ini." ungkap Chelsea membuat Brandon yang tengah mengatur degup jantungnya itu sedikit menarik napas lega. 
"Kalau begitu, bisakah kamu mengabulkan keinginanku yang satu ini?" 
"Apa?" 
"Bisakah kamu menjadi kekasihku?" 
Daniel yang baru saja tiba di lantai atas, terhenyak mendengar permintaan aneh bagi orang yang sebentar lagi meregang nyawa. Lalu Daniel mengalihkan pandangannya pada Chelsea yang nampak tengah berpikir. 
"Kenapa kamu diam, Kak? Kabulkan permintaanku atau aku akan benar-benar terjun dari gedung ini!" gertak Brandon yang berhasil memaksa Chelsea mewujudkan permintaannya. 
"Oke, baiklah! Aku akan mengabulkannya, aku ..., aku akan menjadi kekasihmu." 
"Serius?!" tanya Brandon yang dalam sekali hentakan sudah mengubah kembali posisi tubuhnya menjadi berdiri tegak di balik pagar besi penyangga. Membuat semua orang tercengang dengan ulahnya. 
Brandon mengulas senyumnya lebar dengan melangkah mantap menghampiri Chelsea yang tengah mengelus dadanya. 
"Kamu menerima cintaku, Kak? Itu berarti sekarang kita sudah resmi berpacaran bukan?" tanya Brandon memastikan. 
Chelsea mengangguk ragu. Sejurus kemudian, ia menaruh kedua tangannya di bahu lebar Brandon. "Kamu, tidak akan bunuh diri bukan?" timpal Chelsea cemas dengan mata berkaca-kaca. 
Brandon tersenyum kecil. "Bunuh diri? Siapa yang ingin bunuh diri? Aku tidak ingin bunuh diri, aku hanya ingin mengambil hadiah yang terjatuh ini untukmu." jawabnya sembari memasangkan jepit yang dibelinya pada rambut Chelsea. 
Chelsea yang masih syok nampak seperti orang linglung saat Brandon tiba-tiba mendekap tubuhnya erat. 
"Kalian lihat? Kalian dengar bukan? Chelsea menerimaku. Aku dan Kak Chelsea berpacaran! Yuhuuu..!!!" seru  Brandon bahagia dengan memutar tubuh Chelsea tanpa melepaskan pelukannya. 
Menyaksikan momen ajaib itu, semua orang yang berada di sana memasang ekspresi bingung. Haruskah mereka bahagia, atau malah justru kesal karena ternyata Brandon tidak benar-benar ingin mencoba untuk bunuh diri. 
To be continued 
"Bahagia itu ketika apa yang kita inginkan, dikabulkan oleh Tuhan dan diwujudkan oleh seorang Malaikat dalam pelukan kita."-Brandon Mussu, Next Love. 

หนังสือแสดงความคิดเห็น (18)

  • avatar
    PonorogoNanda

    ceritanya bagus dan Sangat menghibur ke gabutan saya

    16/07

      0
  • avatar

    keren

    15/07

      0
  • avatar
    HAFIZHMUHAMMAD

    5000

    15/06

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด