logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

MURID KESAYANGAN GURU

MURID KESAYANGAN GURU

Penulis_Senja


บทที่ 1 GURU BARU

Di pagi hari yang cerah dimana burung yang seharusnya berkicau ria kini terganggu dengan suara kencang musik K-Pop yang entah dari mana asalnya.
Sedangkan seorang gadis sekarang tengah asik mendengar musik K-Pop kegemarannya sambil menari-nari tidak jelas.
Entah apa motifnya hingga menyetel lagu begitu kencang sampai-sampai bisa memecahkan gendang telinga yang mendengarnya.
Hingga sebuah gebrakan merusak suasana hatinya, saking tidak sabaran dia sampai menendang pintu depan kencang.
"Sebentar! Gak sabaran banget sih."
Saat keluar telinga dijewer kencang oleh sang kakak, yang memang selalu muak ketika gadis itu berulang. Mamanya bahkan memarahinya untuk menghentikan adiknya yang satu ini.
"Aw, aduh, aduh sakit bang."
"Rasain Lo ya, gak waras lo emang pagi-pagi bukan mandi, malah ngedugem musik bitis-bitis itu," ucap sang kakak yang kepalang kesal.
"Ih BTS, bitis-bitis, gak bisa baca Lo ya emang."
"Bodo amat, mending Lo matiin tuh musik! Sebelum gua banting biar Lo gak bisa ngedugem lagi, adik Lo noh bangun gara-gara Lo, gue juga kan yang kena omel mama."
"Santai aja kali bang, kayak gak biasa aja. Iya ini juga gue mau matiin, banyak bac*t Lo emang."
Pria yang berumur berbeda beberapa tahun itu, pergi dengan perasaan yang masih kesal, kenapa adiknya yang satu itu gak ada kalem-kalemnya seperti yang lain, kalau bisa tuker tambah sudah dia bawa minggat dah.
Gadis bernama Vienna itu mematikan musik dan segera pergi menuju kamar mandi yang tak lupa di pajang foto idolanya di sana, jika saja dia benar-benar anak Sultan, ia menyewa Grub itu lalu ngedugem bersama, mungkin akan seru.
"Oppa, Saranghae," ucap sambil membentuk love dengan jarinya.
Mulai foto besar, patung, album, dan lain semacamnya lengkap di dalam kamarnya, dia ini bisa dibilang penggemar KPop kpop sejati, mulai Grup lama hingga Grup baru muncul juga dia tau semua.
Selesai membersihkan tubuh, ia segera turun untuk sarapan, ya itung-itung ngirit uang jajan lah, karena harga makanan kantin mahal semua.
Kala ia turun mata semua orang tertuju padanya, terutama sang ibu negara yang menatapnya tajam, karena dia selalu saja membuat ulah padahal ini masih pagi.
"Kenapa sih pada liatin Vi kayak gitu?" tanya Vienna yang sama sekali tidak merasa bersalah.
"Kamu tuh ya Vi, gak pagi, gak siang, gak malem kerjaannya bikin ulah terus, gadis-gadis juga tingkahnya gak ada kalemnya banget," oceh mamanya yang sudah pusing dengan anak keduanya ini.
Berbeda dengan anak laki-lakinya, selain berprestasi, nilai selalu memuaskan, kalem dan juga akan mengajar di sekolah tinggi dengan gaji besar, tapi Vienna benar-benar kebalikan dari kakaknya itu.
Vienna duduk dengan wajah yang cemberut, pagi-pagi sudah kena ceramah mama Dedeh memang apes dirinya ini.
"Cemberut aja terus, gak terima banget kalo kena ceramah," ucap mamanya, sambil menggendong adik Vienna yang sedang rewel karena ulah kakaknya itu.
"Lagian cuma dengerin suara idol Vi aja gak boleh," ucap gadis itu yang mengambil rotinya lalu mengoleskan selai coklat.
Sang kakak yang bernama Saga itu menarik bibir Vienna dengan geram. "Bukan gak boleh, cuma lo kira-kira dong nyetel lagu volume, ngotak beg*!"
"Iya-iya maaf, udah buruan lo makannya!" ujar Vienna yang masih saja manyun karena kesal dimarahi.
"Ini juga udah cepet."
Keduanya pun makan roti dengan lahap lalu minum susu agar otak mereka konek saat pelajaran nanti, setelah semuanya selesai mereka mencium tangan ibunya, tapi ketika ingin berpamitan pada adik mereka keributan terjadi lagi.
"Gue dulu!"
"Gue dulu!"
"Ini adik gue, anjir!"
"Adik gue juga, awas gak Lo?!"
Melihat keributan itu membuat sang ibu pusing bukan main. "Aduh kalian ini kenapa sih? Kerjaannya ribut mulu, udah sana berangkat!"
Pada akhirnya mereka menyerahkan dan pergi ke sekolah bersama. Keluarga mereka tidak terlalu kaya juga tidak terlalu miskin, jadi apapun yang mereka masih bisa mereka beli.
*****
Di dalam kelas yang ricuh, banyak anak-anak yang mengatakan bahwa mereka akan kedatangan guru baru yang begitu tampan ke sekolah mereka.
Sedangkan Vienna yang dari tadi dikerumuni teman laki-lakinya, masa bodo saja dan sibuk menulis sesuatu di kertas.
"Lo lagi ngapain sih, Vi?" tanya temannya yang bernama Ando, sosok pria idola sekolah, ganteng dan juga pintar.
"Iya, gak jelas Lo, ada gosip juga," ucap temannya yang satu lagi bernama Bima, cowok berandalan yang hampir ditakuti semua semua sekolah, sayang gak banyak yang tau dia itu juga tukang gosip kayak tetangga Vienna.
"Katanya ada guru baru sekolah tau," kata temannya yang lain bernama tasya alis tasyanto, dia ini banci yang terkenal satu sekolah, selain hobi godain cowok ganteng macam Ando dan Bima, dia juga kalo ngomong suka gak nyambung, gak percaya buktiin aja!
Keempat mulai berteman saat hari pertama sekolah, gak ada yang tau kenapa 4 orang yang berlainan bentuk dan jiwa biasa bersatu kek Teletubbies.
"Banyak omong Lo semua! Tinggal diem aja, lagian Lo pada ngapain sih di sini? Bukan kelasnya juga," ucap Vienna yang memang semena-mena pada ketiga temannya itu.
"Astaga Vi, kita emang bukan kelas kita tapi kita juga beda jalan lahir kok," ucap tasyanto yang mulai gak nyambung waktu ngomong.
Bima lantas memukul kepalanya karena kesal. "Eh bencong! Lo Ngomong yang bener dong."
"Ih Bima sayang galak banget sih? Tasyakan kan cuma Ngomong apa adanya," ucapnya sambil menoel dagu Bima.
"Jangan pegang-pegang gue ya! Rabies gue entar," ucap Bima yang jijik, walau memang kebiasaan Tasyanto seperti itu, mereka tetap berkawan sampai sekarang.
Aldo masih melihat lengan Vienna yang selesai dengan tulisannya, dia melipat kertas itu dan membentuknya menjadi kapal terbang.
"Eh Vi, Lo masa kecil kurang bahagia apa?" tanya Bima sedikit tertawa.
"Bac*t Lo ya, gue tampol juga nih," ucap Vienna yang geram.
"Lo emang mau apain tuh kapal?" tanya Aldo.
"Terbangin lah, kali aja yang nemu jodoh gue, iya gak?" tanya Vienna sambil mengangkat kedua alisnya.
"Kalo misal Tasya yang nemu, berarti Vi jodoh Tasya dong?" tanyanya yang langsung mendapat tatapan tajam dari ketiga temannya.
"Kenapa kalian lihat, Tasya gitu?" tanya pria jadi-jadian itu.
"Coba lihat ngomong maco!" ujar Bima.
"Maco," ucapnya yang begitu lemah gemulai dalam cengkoknya.
Vienna menggeleng kepala sambil meremas, membayangkan kalau Tasyanto benar-benar menjadi suaminya, nanti pas malam pertama dirinya dan Tasyanto sama-sama menghadap belakang.
"Ih enggak, enggak, enggak, amit-amit jabang bayi, jangan sampe ya Allah," ucap Vienna sambil memukul meja dan kepalanya berulang kali.
"Ih kok Vi, gitu sih sama Tasya," ucapnya yang pura-pura sedih.
"Lagian Lo ngaca, tingkah kayak mahluk astral mau kawin sama bidadari, gila Lo," ucap Bima protes, lebih baik dia yang jadi jodoh Vienna daripada Tasyanto yang benar-benar gak banget buat jadi
suami.
Vienna pergi ke luar untuk menerbangkan pesawatnya itu dan saat terbang, pesawat itu jatuh ke kepala seorang pria, kala dia menatap ke atas ternyata pria berpakaian hitam dengan rambut rapi tapi masih ada yang berantakan ternyata begitu tampan.
Tak lama kepala sekolah datang dari belakang pria itu, juga turut ikut melihat ke atas sontak saja Vienna buru-buru kabur dari sana sebelum ketahuan.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (2471)

  • avatar
    Saidatul Syuhada

    i like it very much, cause the statement is good and meaningful, i like to read

    07/04/2022

      3
  • avatar
    Syazwani Latif

    terbaik .. tapi bahasanya ada faham ada yang xfaham.. kena translate juga . tapi bagus jalan cerita lawak ..

    29/03/2022

      4
  • avatar
    HelenLen

    cerita nya bagus banget , ada terharu ny jga ada seneng ny jga pokoknya bagus lh ceritanya

    07/03/2022

      43
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด