logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Tidak Sengaja Bertemu

Part_2

----------
Author PoV
Bima yang sedang berjalan tergesa-gesa tanpa sengaja menabrak seseorang didepannya yang sedang membawa tumpukan buku yang menghalangi pandangan matanya.
Brak.. Blug..
"Aawww." pekik orang tersebut sedikit terkejut buku yang di bawanya pun berjatuhan kebawah dan berserakan.
"Aduh, maaf Mba." ucap Bima sopan,
Dengan sigap Bima langsung membantu untuk mengambil buku-buku yang berserakan dilantai akibat insiden tabrakan tersebut.
"Mba-nya nggak apa-apa? Maaf ya saya nggak sengaja, buru-buru soalnya. " ucapnya
ternyata yang dia tabrak adalah seorang perempuan.
"Iya nggak apa-apa. " jawab Mbaknya sedikit acuh masih sibuk dengan membereskan buku-bukunya.
"Mba baru ya disini, sini aku bantu bawakan bukunya boleh?!" tawar Bima masih dengan nada ramah dan sopan.
"Oh iya boleh." jawabnya singkat.
Dan ketika setengah tumpukan buku yang di pegang perempuan itu berpindah ketangan Bima, keduanya tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Fa-Fani, ka-kamu?! " ucap Bima dengan terbata-bata saking kagetnya.
"Mas Bima? " ucap Fani tak kalah terkejutnya.
Entah takdir apa yang membuat mereka berdua dipertemukan kembali. Hal yang tidak akan pernah terlintas dibenak mereka sedikit pun. Keduanya masih mematung saling berhadapan tidak tau harus bagaimana.
"Maaf, Mbak, Mas. permisi mau lewat." seru seseorang menyadarkan mereka. Karena mereka berdiri didepan pintu Lift.
"Biar aku bantu bawakan bukunya," tawar Bima lagi.
"Terima kasih." ucap Fani pelan,
Mereka berjalan beriringan menuju ruang kerja Fani, ternyata Fani adalah karyawan baru di kantor Bima, hal yang tidak terduga sama sekali. Bima yakin pertemuan mereka merupakan suratan dari Illahi.
Bukannya ada yang mengatakan kalau memang sudah jodoh, sejauh dan selama apa pun berpisah pasti akan dipertemukan kembali. Semoga takdir pertemuan kami, mampu menyatukan hubungan kami kembali, diam-diam Bima memanjatkan harapan akan hubungan mereka kelak.
"Terima kasih Mas Bima. " ucapan terima kasih dari Fani membuyarkan lamunan Bima.
"Oh, iya. Sama-sama. " ucap Bima kikuk.
"Sudah lama bekerja disini? " tanya Bima basa-basi berusaha mencairkan kekakuan diantara mereka.
"Belum lama kok, baru sekitar satu bulan." jawab Fani singkat.
"Oohh.. " Bima ber-Oh ria.
"Semoga betah ya bekerja disini, saya pamit kembali keruangan saya." sambungnya masih mode basa-basi.
"Iya Mas. "
***
"Fani!! " seru Bima dari dalam mobilnya, memanggil Fani yang tengah berdiri di halte, sepertinya tengah menunggu taksi.
"Mas Bima. " ucapnya sedikit terkejut.
"Mau pulang? " tanyanya dengan sedikit menepikan mobilnya mendekat ditempat Fani berdiri.
"Iya." jawab Fani singkat.
"Bareng aja yukk!! sepertinya bentar lagi hujan turun, biasanya kalau jam pulang kantor akan sedikit lama nunggu taksi lewat." beritahunya lagi.
"Memang tidak apa-apa? " tanya Fani memastikan. Ada sedikit keraguan dari sorot matanya.
"Iya, sudah ayuk nanti keburu hujan." ajaknya lagi sedikit memaksa, kali ini Bima turun dari Mobil dan membukakan pintu sebelah untuk Fani.
Fani yang tidak dapat menolak ajakan dari Bima akhirnya memilih untuk masuk kedalam mobil dan benar saja tidak lama setelah dia masuk kedalam mobil, hujan pun turun membahasi jalanan Bandung yang macet merayap.
Selama perjalanan keduanya memilih diam, benar-benar keadaan yang sangat canggung. Nampak Bima terlihat curi-curi pandang ke arah Fani, samar terlihat baik Fani maupun Bima merasa sedikit gugup.
"Eehheemm.. " Bima berdehem untuk mengurai kekakuan dianatra mereka.
"Sudah lama pindah ke Bandung? " tanya Bima memulai percakapan.
"Belum lama, baru sekitar enam bulan yang lalu. " jawab Fani dengan tenang.
"Eemm.. Kabar Paman dan Bibi, baik?"
Fani memilih diam saja, dia justru menundukan kepala ada gurat sedih didalam sorot matanya. Bima sadar kalau sesuatu sudah terjadi kepada keluarga Mantan istrinya.
"Fan, ada apa? " Bima sudah tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Paman dan Bibi mengalami kecelakaan sewaktu dalam perjalanan bisnis, dan mereka tidak bisa tertolong. Bahkan aset-aset perusahan di tilep oleh orang-orang kepercayaan Paman, karena aku tidak mau ambil pusing dan ribut maka aku iklaskan semua peninggalan Paman serta Ayah." curhat Fani tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Turut berduka cita. Maaf bukan maksud ingin membuat kamu sedih. " ucap Bima dengan tulus.
"Iya, nggak apa-apa kok Mas."
"Dan kamu tinggal diBandung dengan siapa? "
"Sendiri, dan aku bekerja dikantor itu juga rekomendasi dari teman, awal aku tinggal di Bandung aku bekerja disebuah restorant." lagi Fani memberitahu.
"Mas udah lama tinggal diBandung?" tanya Fani
"Sudah dua tahun. " jawab Bima dengan senyum manisnya.
"Du-dua ta-tahun? Itu artinya ...? " Fani menggantungkan ucapannya.
"Iya, semenjak kita bercerai, aku pindah kesini, tapi Mila masih dijakarta dan mungkin bulan depan baru ikut aku kesini karena kuliahnya sudah lulus. " beritahu Bima.
"Kabar Ibu bagaimana Mas? " dengan hati-hati Fani bertanya soal mantan Ibu mertuanya.
"Alhamdulillah baik, dan kata Mila Ibu mendapatkan Remisi, bahkan beliau sudah berhijab sekarang. " ada rasa bahagia terpancar dari muka Bima ketika memberitahu kabar tersebut.
"Alhamdulillah, aku titip salam buat Ibu ya Mas. "
"Waalaikumsalam. Iya nanti aku sampaikan. "
Tanpa sadar mereka sudah sampai, dan bukan main kagetnya Bima ketika mengetahui rumah Fani ternyata masih satu kompleks dengan Bima hanya beda gang jalan saja. Tapi Bima sengaja tidak memberitahu soal itu kepada Fani. 'Ternyata dia tinggal satu komplek dengan ku, mending aku jangan kasih tau, untuk kejutan kalau nanti main kesini. ' ucap batin Bima
"Kamu tinggal disini sendiri? " tanya Bima setelah sampai didepan rumah Fani.
"Sama teman yang tadi aku ceritakan, Mas. Mau mampir dulu? " tawar Fani sopan.
"Lain kali saja, udah sore. " tolak Bima halus.
"Aah iya, makasih ya Mas. Maaf sampai lupa. "
"Iya nggak apa-apa kok, aku jalan ya. Assalamu'alaikum. " pamit Bima sopan dengan senyum manisnya.
"Waalaikumsalam." jawab Fani.
Fani baru masuk kedalam rumah setelah mobil Bima sudah tidak terlihat.
"Hhuuuffff, Ya Allah apa ini? Kenapa sepanjang perjalanan tadi jantung aku tidak berhenti deg-degan terus. Untung saja aku bisa terlihat tenang. " ucap Fani kediri sendiri sambil megelus dadanya yang masih deg-degan.
"Dua tahun tidak bertemu Mas Bima banyak berubah. Makin tampan." setelah sadar ucapan dia dikalimat terakhir dengan sepontan Fani menutup mulut.
"Aku ini kenapa sih? " ucap Fani dengan senyum mereka di bibir manisnya.
"Dianter siapa, Fan? " tanya Kiki yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Ya Allah kaget aku, itu dianter Mas Bima. " jawab Fani enteng sambil terus melangkah keruang tengah.
"Bima? Hhah!! Bima mantan suami kamu yang dulu itu? " tanya Kiki terkejut.
"Iya.. " jawab Fani singkat.
Kiki memang tau soal hubungan Fani dan Bima dulu seperti apa, karena sejatinya Kiki adalah teman kuliah Fani dulu, hanya saja bedanya setelah tidak lama setelah lulus Fani harus menikah dengan Bima karena insiden yang terjadi dengan kedua orang tuanya, sedangkan Kiki dia pergi merantau ke Bandung.
"Kamu mau CLBK lagi dengan Bima?" tanya Kiki, jiwa keponya sudah dikeluarkan.
"CLBK apa itu? " Fani malah tidak paham dengan ucapan Kiki.
"CLBK alias cinta lama bersemi lagi. Masa gitu aja nggak tau sih Neng." goda Kiki dengan menjawil hidung mancung Fani.
"Maksudnya aku balikan lagi dengan Mas Bima? "
"Nggak, balikan sama satpam depan. Ya iya lah, pake nanya lagi. "
"Memang bisa ya? "
"Ya bisa aja, tergatung kalian berdua. Selama dua tahun berpisah dan ini kali pertama ketemu lagi gimana perasaanya, ada setrum-setrum cinta nggak didalam hati. Eeh kalian ketemu dimana? " tanya Kiki makin keluar jiwa keponya.
"Dikantor, ternyata kita kerja dikantor yang sama, dia manejer aku dikantor." jawab Fani memberitahu.
"Hhah, serius kamu?"
"He- eeh. " jawab Fani sambil mengangguk.
"Asli, pertemuan kalian ini takdir. Pertanda kalau kalian ini jodoh." jawab Kiki asal.
"Apaan sih, aku nggak berharap banyak soal itu, mustahil kalau selama dua tahun Mas Bima belum punya pengganti aku. Siapa tau dia udah nikah dengan gadis Bandung, secara manejer pasti banyak lah yang mau sama dia." Fani berusaha mengelak opini Kiki.
"Kalau ternyata selama dua tahun ini, Bima juga sama masih sendiri gimana hayu? "
"Ya nggak gimana-gimana itu udah pilihan dia. Udah ah aku mau mandi. Kita makan diluar atau aku masak? "
"Makan diluar aja yukk!! " ajak Kiki.
"Ya udah, aku bersih-bersih dulu ya."
Setelah itu Fani masuk kedalam kamar meninggalkan Kiki sendirian diruang tengah yang kini menyalakan tv untuk mengusir rasa jenuh, menunggu Fani selesai Mandi.
🌾🌾🌾

หนังสือแสดงความคิดเห็น (266)

  • avatar
    GrandeCandy

    Cerita best sangat.. 😊 Seperti kisah benar dizaman skarang..

    30/03/2022

      2
  • avatar
    HusaenMuhammad

    terimakasih

    19d

      0
  • avatar
    Muhammad RaziMunir

    bagus

    22d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด