logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

KETIKA MENANTU HANYA DI JADIKAN BABU ( KARMA ITU ADA) season 2

KETIKA MENANTU HANYA DI JADIKAN BABU ( KARMA ITU ADA) season 2

Author Na' 23


บทที่ 1 Derita Sinta

Part_1
"Sinta..!" teriakan Ibu Niken yang cukup membuat telinga siapa saja yang mendengar berdenging.
"I-iya Mah. " jawab Sinta dengan lari tergesa-gesa kearah mertuanya.
"Heh, beg* kamu itu punya kuping nggak sih? Aku bilang minta dibikinin mie goreng bukan nasi goreng." sembur Ibu Niken dengan mentoyor kepala Sinta geram.
"Ma-maaf Mah, Vina tadi bilang kata Mamah mie gorengnya di ganti nasi goreng saja. " jawab Sinta sambil menundukan kepala takut.
"Heh! Sekarang saya hanya mau makan Mie goreng. Sekarang juga kamu bikinin mie goreng atau saya kurung kamu digudang. " ancam Ibu Niken kepada menantunya.
"Ampun Mah, jangan kurung aku di gudang lagi. Baik aku bikinin mie goreng buat Mamah. " dengan menangkupkan kedua telapak tangan di dada Sinta meminta maaf kepada mertuanya.
"Cepetan.. " perintahnya dengan berkacak pinggang didepan Sinta.
"Aaaaarrrhhhh menyebalkan, awal-awal aku nikah sama Riyan saja sok baik, perhatian. Bilang anggap aku bukan seperti menantu tapi udah kayak anak sendiri, tapi kenyataannya kayak ta*, setiap Riyan pergi keluar kota aku malah dijadiin Babu dirumah ini. " Sinta ngedumel sendiri, sampai tidak sadar Dia kebanyakan memberikan garam ke Mie gorengnya, asin-asin dah tuh Mie;).
Sinta memang sangat bersyukur, walau dia mantan napi tapi keluarga besar Riyan mau menerima dia dengan tangan terbuka. terutama Riyan yang tidak pernah berubah perasaanya kepada Sinta. Tapi akhir-akhir ini sambutan kedua orang tua dan Adik Riyan yang awalnya hangat kepada Sinta lama kelamaan berubah dingin dan ya bisa di lihat sendiri aja wes ;).
"Sinta, ya ampun bikin Mie goreng satu porsi aja kayak mau bikin rumah bertingkat, lama banget. Lelet banget sih kerjanya kayak siput. " lagi terdengar omelan Ibu Niken yang merasa kerjaan Sinta kurang gesit.
"Iya Mah, ini udah siap Mie gorengnya." teriak Sinta dari arah dapur.
Dengan sedikit berlari dia membawa mie goreng pesanan mertuanya dan menghidangkan dimeja makan.
"Ini mie goreng pesanan Mamah udah siap."
Ketika Sinta hendak melangkah kedapur lagi lengannya langsung di cekal oleh Ibu Niken.
"Tunggu, kamu tetap berdiri disini, saya mau cobain mie.goreng buatan kamu, enak atau malah rasanya absurt kayak muka kamu. " ucap Ibu Niken dengan menghina Sinta.
Sinta yang merasa sudah benar memasak mie gorengnya dengan percaya diri melengkungkan bibirnya tersenyum puas, dia berpikir kali ini akan mendapatkan pujian dari mertuanya, tapi ... two seconds later!!
Ppuuuuffff..
"Cuu**hh.. Kamu ini nggak bisa masak apa sengaja biar saya nggak makan sih. " sembur Ibu Niken garang, mie goreng yang baru masuk kedalam mulutnya langsung keluar begitu saja karena rasa ajaib dari mie goreng tersebut.
"Memang kenapa ya, Mah? " tanya Sinta tidak paham dengan ucapan mertuanya.
"Kenapa-kenapa, mie goreng kamu itu keasinan, paham asin!!" seru Ibu Niken semakin emosi dibuatnya.
"Seingat saya, semua bumbu sudah dimasukan dengan pas kok Mah, kok bisa asin, mungkin mulut Mamahnya saja kali sedang tidak enak, mau Sinta bikinin makanan yang lain saja Mah, atau Sinta bikinin sereal saja ya. "
"Brisik, nih rasakan sendiri, seasin apa mie goreng buatan kamu. " dengan emosi yang sudah membara Ibu Niken menjejalkan mie goreng kemulut Sinta.
Sinta ingin memuntahkan mie goreng yang ada didalam mulutnya tapi mulutnya langsung didekap oleh Ibu Niken.
"Kunyah, dan telan itu mie. " desis Ibu Niken didekat telinga Sinta.
Mau tidak mau dengan terpaksa Sinta dengan sekuat tenaga mengunyah dan menelan mie goreng yang keasinan, bahkan matanya pun sampai berair saking tidak kuatnya menahan rasa asin tersebut.
"Sudah ditelan? " tanya Ibu Niken masih dengan mendekap mulut Sinta, dan untuk jawabannya Sinta hanya menganggukan kepala.
"Sekarang, kamu habiskan mie goreng yang ada dipiring tersebut sampai habis. " perintahnya lagi. Kali ini tangannya sudah tidak mendekap mulut Sinta.
"Tapi, Mah .. " Sinta ingin menolak tapi ucapannya langsung dipotong oleh Ibu Niken.
"Tidak ada tapi-tapian, ini sebagai hukuman buat kamu, masak mie goreng begini saja tidak b*cus."
"Cepat duduk dan habiskan mie goreng itu. " sambungnya lalu mendudukan Sinta dengan paksa agar duduk diatas kursi.
Setiap suapan mie masuk kedalam mulutnya setiap itu pula perut Sinta merasa mual dan tenggorokan Sinta merasa tercekat akibat rasa asin yang over. Dengan segenap perjuangan dan sekuat tenaga menahan rasa mual akhirnya Sinta berhasil menghabiskan mie goreng tersebut.
"Bagus!! " seru Ibu Niken dengan wajah puas, puas karena sudah mengerjai Sinta.
"Habis ini kamu sapu, pel, nyuci dan masak buat makan siang. Aku dan Vina akan shoping ke mall." ucapnya enteng, lalu pergi begitu saja meninggalkan Sinta.
Dengan cepat Sinta berlari ke dapur dan memuntahkan semua mie.goreng yang baru saja masuk ke dalam tenggorokannya.
Huueekk.. Hhuuueekk.. Mie goreng tadi sudah berpindah ke tempat cuci piring, dengan cepat Sinta menyiram dengan air mengalir dari kran.
"Hhuuffff, sabar Sinta Sabar.. " Sekuat tenaga Sinta menahan tangisannya yang hampir lolos.
Pada akhirnya dia luruh kelantai dan hanya mampu menangis dalam diam, meratapi nasib yang tengah memeluknya. Ada rasa ingin menyerah, pergi dari rumah ini tapi Sinta sadar, kini dia hanya seorang diri.
Kakaknya, Candra. memilih untuk bunuh diri saat baru menjalani hukuman penjara memasuki bulan ke tiga, dia depresi dan tidak kuat atas perlakuan kasar para napi lain. Dan sebenarnya Sinta belum waktunya bebas tapi dia mendapatkan bebas bersyarat atas pengajuan dari Riyan. Itu sebabnya Sinta hanya menjalani hukuman selama satu tahun saja.
Sinta berpikir setelah dia menikah dengan Riyan akan menemukan keluarga baru, rumah baru yang selama ini dia dambakan tapi sayang beribu sayang. Keluarga Riyan hanya menerima statusnya yang mantan napi. hanya hitungan minggu, setelahnya perlakuan kasar serta cacian dan hinaan yang selalu Sinta terima.
***
Sinta masih ingat betul tiga bulan setelah dia menjadi istri Riyan, dengan kasar mertuanya menyuruh dia mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri, tidak ada yang boleh membantunya padahal kondisi dia waktu itu tengah hamil muda, akibat kelelahan dan kurangnya asupan gizi membuat Sinta mengalami keguguran, kejadian itu menjadi awal dari semua penderitaan yang kini tengah dia alami.
Sinta sedih dan terpukul, karena harus kehilangan calon anak pertamanya. tapi justru dia yang disalahkan habis-habisan oleh Mertuanya, Sinta di bilang tidak bec*s menjaga kandungannya lah, tidak pantas jadi Ibu lah dan masih banyak lagi cacian serta hinaan yang di lontarkan Ibu Niken kepada Sinta.
"Kenapa Mamah jahat baget sih, ini semua ulah Mamah, coba waktu itu Mamah tidak menyuruh saya untuk membersihkan seluruh rumah pasti kandungan saya akan baik-baik saja." amuk Sinta kala itu.
Bukannya menyesal dan meminta maaf justru Ibu Niken malah memarahi balik Sinta, bahkan dia berlaku kasar kepada Sinta.
"Heeh!! Kalau ngomong itu dijaga ya, untung cuma kegug*ran bukan kamu yang m*ti, lagian emang lebih baik kamu nggak punya anak, malu aku punya cucu dari perempuan mantan napi seperti kamu. " sembur Ibu Niken garang.
Dan hebatnya semua perlakuan kasar itu hanya Sinta rasakan ketika Riyan sedang tidak ada dirumah. Tapi kalau Riyan ada dirumah adik ipar serta kedua mertuanya akan berubah sangat baik dan perhatian. Sinta sempat mengadu kepada Riyan soal perlakuan kasar Ibu dan adiknya kepada dia. Tapi aduannya itu di sangkal telak oleh Ibu Niken.
"Mah, maksud Mamah apa sih kasar ke Sinta, Sinta itu anak menantu Mamah. " kata Riyan kepada Ibu Niken pada satu pagi.
"Kasar? kamu menuduh Mamah kasar ke Sinta? Emang siapa yang bilang kalau Mamah kasar kedia? " ucap Ibu Niken dengan pura-pura tidak tau apa-apa.
"Sinta sendiri yang cerita ke Riyan. Pokoknya Riyan nggak suka, sikap Mamah yang suka kasar atau apa pun kepada Sinta. Kasian Sinta Mah, dia sendirian, keluarga dia hanya kita, tapi Mamah malah tega berbuat kasar ke Sinta." hardik Riyan dengan muka penuh kekecewaan.
"Mamah nggak nyangka sama kamu Riyan, kamu berani bentak Mamah demi belain istri kamu, Mamah berusaha selalu mengutamakan dia, tapi Mamah dituduh berbuat kasar kepada Sinta? Salah Mamah apa Riyan kepada Sinta hingga dia tega memfitnah Mamah. " dengan liciknya Ibu Niken beracting bersedih dan merasa terpukul akibat tuduhan yang dibuat Sinta kepada dia.
"Mas Riyan apa-apaan sih, kok bikin Mamah nangis, asal Mas tau ya. Kalau Mas Riyan sedang tidak ada dirumah, Setiap pagi Mamah itu selalu bikinin Mba Sinta Susu, tapi tidak pernah mau diminum. Disini itu Mba Sinta yang kasar ke Mamah, aku sendiri saksinya." dengan lantang Vina membela Mamahnya, dan meninggalkan Riyan yang merasa bingung, dia harus percaya siapa istrinya atau Mamahnya.
Sinta yang melihat sendiri bagaimana mertuanya yang dengan mudah membolak balikan fakta tentang semua kejadian dirumah ini, semenjak itu tidak pernah mengadu lagi kepada Riyan. Dia pikir percuma sekeras apapun Sinta meyakinkan Riyan kalau dia korban yang sebenarnya. tetap Saja Riyan akan lebih percaya ucapan Mamah serta Adiknya dibanding ucapan Sinta.
🌵🌵🌵

หนังสือแสดงความคิดเห็น (266)

  • avatar
    GrandeCandy

    Cerita best sangat.. 😊 Seperti kisah benar dizaman skarang..

    30/03/2022

      2
  • avatar
    HusaenMuhammad

    terimakasih

    19d

      0
  • avatar
    Muhammad RaziMunir

    bagus

    22d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด