logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Menginginkanmu

“Mama....” protes Dinda ucapan dari mamanya, bukannya merasa baik malah membuatnya semakin kesal saja. Itu lah keahlian mamanya membuat dirinya kesal sama seperti kak Darma.
“Yaudah kalo udah ilang keselnya jangan lupa makan ya sayang.” Ucap Gita yang sudah tenang saat anaknya sudah sedikit membaik, ia pun langsung turun ke lantai bawah untuk kembali ke ruang keluarga.
Setelah mamanya pergi Dinda langsung mengganti baju sekolahnya dan tak lupa mandi terlebih dahulu karena tubuhnya sudah lengket karena bau keringat. Setelah selesai mandi ia langsung mengenakan pakaiannya,ia teringat Fadil ia belum sempat meminta maaf karena sudah pulang terlebih dahulu meninggalkan cowok tersebut, ia langsung meraih ponselnya yang berada di nakas.
Saat menyalakan ponsel, terdapat 2 pesan dari kakaknya Darma, entah pesan apa yang kakaknya kirimkan padanya membuatnya menjadi penasaran ia langsung membuka pesan tersebut.
kakak minta maaf ya sayang, jangan marah sama kakak lagi.
Kakak janji nggak akan kasar seperti itu sama kamu.
“Bodo ah, males sama kak Darma kerjaannya marah-marah mulu” gumam Dinda
Ia hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya, walaupun memang kakaknya tidak pernah semarah itu tetapi saja, sikap Darma membuatnya malu pada Fadil, hampir saja ia lupa ingin mengirim pesan minta maaf terhadap Fadil. Ia pun langsung mengetik pesan untuk Fadil.
Setelah itu ia pun langsung pergi ke dapur untuk makan tentu saja perutnya sudah lapar karena tak jadi makan dengan Fadil ini semua karena ulah dari Darma, jika saja tadi tidak ada kakaknya ia akan makan enak di restoran tersebut.
Setelah selesai meeting bersama dengan kliennya di restoran Darma pun kembali lagi ke kantor ia langsung melanjutkan pekerjaannya kembali yang sempat ia tunda,waktu pun terus berjalan ia masih sibuk dengan pekerjaan di kantor.
Tak terasa hari sudah malam ia langsung melihat jam tangannya ternyata sudah jam 11 malam, ia langsung membereskan beberapa berkas yang penting dan menyimpannya di laci meja kerjanya, ia langsung keluar dari kantor dan langsung masuk ke mobilnya, ia langsung menancap gas mobil itu pun melaju dengan kencang, ia sangat tidak sabar untuk tiba di rumah.
Sesampainya dirumah ia langsung masuk ke dalam rumah, beruntung ia selalu membawa kunci cadangan jadi mamanya tidak perlu bangun untuk membukakan pintu, lampu di ruang tamu sudah mati, hanya lampu yang ada di tangga yang masih menyala agar tak terlalu gelap, ia pun langsung melangkah kan kakinya ke lantai 2, memang kebetulan kamarnya dan kamar Dinda bersebelahan.
Ia langsung masuk ke kamarnya melepaskan jas dari tubuhnya dan menaruh tas kerja, ia pun kembali keluar dari kamar, perlahan memastikan tak ada mamanya yang melihatnya, ia tahu jika Dinda tak pernah mengunci kamarnya jika tidur, pria itu perlahan membuka pintu kamar adiknya.
Ia hanya tersenyum ketika ia sudah masuk ke kamar Dinda, ia langsung menutup kembali pintu kamar tersebut, walaupun lampu kamar dimatikan tetapi ia bisa melihat wajah cantik adiknya, berkat cahaya yang berasal lampu kerlap-kerlip milik adiknya.
Ia langsung mendekati ranjang tempat tidur gadis itu, perlahan tangannya menyelusuri wajah adiknya dengan sentuhan lembut, untung saja, Dinda sangat lelap tidurnya jadi tak terasa dengan apa yang ia lakukan sekarang.
“Kamu sangat cantik Din,” gumam Darma yang masih setia mengusap pipi milik adiknya.
Entah mulai kapan rasa dalam hatinya tumbuh untuk Dinda adiknya sendiri, ia sudah berusaha untuk menghilangkan rasa itu, tetapi wajah yang ia lihat setiap hari selalu membayanginya, gadis kecil yang dulu selalu ia jaga sekarang tumbuh menjadi gadis cantik yang mampu membuatnya tak bisa menahan rasanya.
“Kakak sangat menginginkanmu,” gumamnya lagi. Sungguh dirinya sudah di hipnotis kecantikan dari adiknya.
Suasana kamar yang sangat mendukung ingin rasanya melakukan lebih dapat gadis yang ada di hadapannya, ia harus menahannya jangan sekarang, Dinda pasti akan berteriak saat menyadari dirinya sedang di lecehkan oleh kakaknya sendiri.
Ia hanya mengecup pipi dan bibir dengan sekilas, lalu ia pun langsung keluar dari kamar tersebut, dan kembali lagi ke kamarnya , sungguh membuatnya merasa lega dengan apa yang baru saja ia lakukan, haruskah ia memasukan obat tidur pada Dinda agar dirinya bebas melakukan apapun pada gadis itu.

***
Setelah sampai di rumah Fadil langsung menjatuhkan dirinya di atas sofa yang ada di ruang keluarganya tentu saja sofa itu tidak terlalu mahal hanya sekitar 1 M saja, maklum keluarga mereka sangat sederhana tidak suka berlebihan membeli barang.
Kennan yang melihat kelakuan anaknya tidak seperti biasanya, biasanya Fadil jika sampai rumah anak itu akan melempar tasnya bajunya sembarangan dan berteriak meminta dibuatkan minuman pada mamanya, dan itu akan membuat Henny berteriak kencang karena kelakuan dari anaknya itu. tetapi sekarang anaknya terlihat kalem hanya rebahan di sofa.
“Tumben kamu nggak lempar baju sama tas sembarangan?” tanya Kennan yang sedang duduk di ruang keluarga sibuk dengan laptopnya. Tetapi ia masih memperhatikan tingkah anak semata wayangnya itu.
“Iya nih tumben anak Mama, nggak bikin Mama darah tinggi, udah tobat ya kamu?! takut Mama mati muda karena kelakuan kamu?” tanya Henny yang datang dengan membawa segelas kopi untuk suaminya, tentu saja sama dengan suaminya, ia juga heran kerasukan jin dari mana apa anak ini membuatnya menjadi kalem.
“Nggak papa Ma, aku cuma kesepian aja, pengen punya adek, kapan Mama sama Papi kasih aku adik?” tanyanya dengan begitu polos pada kedua orang tuanya, Kennan yang baru saja meneguk kopinya menjadi tersedak dengan pertanyaan yang diajukan oleh anaknya, bagaimana bisa Fadil yang sudah kelas XII SMA masih menginginkan memiliki adik. Usianya sudah menginjak 17 tahun.
Apakah ia tidak bersyukur anak itu, sudah menjadi putra tunggal Kennan Herminata pewaris kekayaan yang tak habis selama tujuh turunan itu. berbeda dengan Henny ia hanya tersenyum dengan perkataan Fadil sudah lama anak itu meminta adik tetapi belum mereka kabulkan.
“Emangnya Fadil nggak mau jadi anak tunggal aja gitu?” tanya Henny pada anaknya yang terlihat lemas lesu dan tak bersemangat itu, sebenarnya Fadil bukan tak bersemangat karena itu, ia hanya alasannya saja, yang sebenarnya ia sedang sedih karena sikap dari calon kakak iparnya seperti tak menyukai dirinya, apa yang kurang dari seorang Fadil Herminata anak papi Kennan Herminata yang punya segalanya hanya Dinda saja yang belum ia miliki sampai saat ini.
“Masa aku bertiga aja sama Mama sama Papi kan nggak seru, aku kan mau punya adek kaya temen-temen aku, biar bisa di ajak tawuran sama bisa di ajak smackdown.” Ungkap Fadil Kennan hanya menggelengkan kepalanya mendengar alasan Fadil yang menginginkan adik.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (162)

  • avatar
    KurniaRiski

    bagus

    6d

      0
  • avatar
    syfaawanda

    100 banget aplikasi nya bagus bagus bagussssssssssssssss

    10d

      0
  • avatar
    HambaliDanish

    Good

    25d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด