logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Rich Badboy

Rich Badboy

syairrindu


บทที่ 1 Pengganggu

Dinda Aldani adalah seorang wanita yang bersekolah di SMA Angkasa kelas XII IPS 2 yang terkenal pintar, mudah bergaul dengan siapapun, ia juga aktif mengikuti kegiatan sekolah baik OSIS maupun kegiatan lainnya.
"Triiiiinngggg" suara bunyi bel sekolah menandakan waktu istirahat. Semua murid keluar dari kelasnya menuju ke kantin. Tetapi tidak dengan Dinda yang masih begitu sibuk dengan bukunya yang ada di atas mejanya. Amel yang melihat temannya itu kesal, bagaimana bisa temannya masih saja sibuk dengan bukunya padahal sudah jam istirahat.
Amel pu mulai mendekati Dinda untuk mengajaknya pergi ke kantin sekolah, ia tidak tega jika temannya itu harus kehabisan waktu istirahatnya karena masih fokus dengan buku-bukunya, ia dengan santai menutup buku yang sedang temannya baca.
"Baca buku bae lo, lama-lama jadi kaya si Ica noh,” ucapnya seraya menunjuk seorang murid yang berkacamata tebal dengan rambut yang di kepang jadi dua, Ica adalah teman sekelas mereka yang memang kutu buku tetapi tidak sepintar Dinda yang berprestasi di kelas.
“Lagian lo itu nggak kutu buku aja udah pinter apalagi kutu buku, Din,” sambungnya lagi sambil membereskan buku yang ada di atas meja itu, lalu memasukkannya ke dalam tas Dinda, tentu saja Dinda tidak keberatan dengan apa yang dilakukan oleh Amel, ia sudah terbiasa dengan apa yang dilakukan temannya itu.
Dinda hanya tersenyum gemas dengan perkataan temannya itu, Amel dan dirinya memang sudah sahabat dari zaman masih TK sampai sekarang , tidak perlu diragukan lagi persahabatan mereka yang bertahun-tahun , bahkan Amel mengetahui keburukannya dikala sedang depresi mengerjakan tugas sekolah.
“Mel, kalo gue kaya si Ica kira-kira lo masih mau nggak sahabatan sama gue,” tanyanya yang membuat Amel tertawa karena mendengarkan ucapan dari dirinya.
“Gila lo ... jelas gue tenggelemin langsung lo ke laut kalo beneran jadi kaya si Ica,” jawabnya masih dengan tawanya yang renyah, ada-ada saja yang dipikirkan oleh sahabatnya itu.
Mereka pun langsung bergegas keluar dari ruang kelas mereka, untuk menuju ke kantin sekolah tentunya, belum sampai di kantin langkah mereka terhalang oleh gerombolan cowok yang terkenal nakal di SMA Angkasa .
Mereka adalah geng boysome alisan cowok handsome yang terdiri dari Fadil Herminata sebagai ketua, Dion dan Andika, mereka selalu saja menggoda kedua cewek yang ada di hadapannya itu.
“Eh ada Neng Dinda,” sapanya pada Dinda yang ada di depannya itu, tentu saja dengan wajah yang malas dengan keberadaan Fadil.
“Woy, pada minggir lo semua cewek gue mau lewat,” teriaknya pada beberapa murid yang berada di sekitar mereka, tentu saja membuat cowok itu menjadi disoraki oleh beberapa anak-anak di sana.
“Huuuuuuu.” Sorakan siswa siswa yang melihat tingkah Fadil yang sungguh membuat seantero sekolah menjadi kesal.
“Nggak ada takut-takutnya kalian sama anaknya pak Kennan Herminata.” Ucap Dion pada beberapa murid yang menyoraki ketua geng mereka itu.
“Iya nih, nggak tahu anak sultan lagi bersin.” Sambung Andika menjawab ucapan Dion.
Dua wanita yang ada di depan mereka pun memutar dua bola matanya karena malas dengan apa yang diucapkan oleh dua cowok yang ada di depan mereka.
“Ngapain si lo, Dil, gangguin gue aja.” Ucap Dinda yang merasa terganggu dengan kehadiran pria satu itu, siapa lagi kalau bukan Fadil sang biang kerok di sekolah.
“Kita ke kantin bareng yuk, biar gue kawal biar lo aman nggak ada yang gangguin,” ajaknya sambil lengan Dinda agar berjalan bersamanya membuat Amel di tinggal sendirian. Tentu saja Dion dan Andika tidak tinggal diam saat melihat teman dari Dinda sendirian itu kesempatan untuk mereka.
“Amel sayang, sama Aa Dion aja yuk.” Ucapnya mengajak Amel. Belum selesai ia ingin menarik tangan cewek itu malah di tepis begitu saja oleh Andika.
“Maaf ya, Dion,Dede Amel nggak mau sama lo, dia maunya sama Babang tamvan Andika yang ganteng ini,” ucapnya seraya menyisir rambut dengan jarinya ke belakang.
“Ribut aja hayu.” Ajaknya tak terima dengan Andika yang sok kegantengan ingin mendapatkan Amel kesayangannya. Dion langsung menghimpit kepala Andika di ketiaknya membuat keduanya saling ribut, Amel pun tak ambil pusing ia langsung meninggalkan mereka berdua yang menurutnya tak penting.
Sesampainya di kantin yang ramai sampai tak tersisa tempat duduk cowok yang ada di sebelah Dinda langsung menuju satu meja yang terdapat beberapa murid di sana, entah apa yang cowok itu katakan sampai membuat orang yang duduk di situ menjadi pindah ketempat lain.
“Duduk di sini, Din!” pinta Fadil yang sudah duduk terlebih dahulu, ia pun menurut ikut duduk di dekat Fadil dengan memasang wajah yang cemberut karena kelakuan cowok itu.
“Lo mau pesan apa Din?” tanyanya tetapi Dinda hanya dia saja entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu. Fadil pikir jika cewek idamannya sedang memikirkan dirinya yang selalu perhatian dengan wanita itu, sampai ia tersentuh dan tak bisa berkata-kata, percaya diri tingkat dewa memang sudah menjadi sifat yang tak bisa dihilangkan.
“Tenang aja, Aa Fadil bayari, kekayaan Aa masih cukup buat jajanin Dinda sampai kita menikah nanti selebihnya itu nafkah,” ucapnya agar gadis itu tidak bayar berfikir dengan apa yang akan ia pesan. Sungguh baik tentu saja, anak Papi Kennan Herminata yang kaya raya tidak sempat miskin sampai tujuh turunan.
“Bayarin gue ya sekalian Dil, gue dari tadi laper gara-gara nungguin cewek lo nih,” ucap Amel yang baru saja datang langsung duduk di samping Dinda yang masih bingung ingin memesan apa.
“Ya udah pesan saja, sekalian gue nitip bakso sama es teh,” pintanya pada Amel. Cewek itu tentu saja tidak akan menolak perintah dari anak papi Kennan Herminata yang kaya raya tak sempat miskin sampai tujuh turunan itu.
“Oke, Lo mau apa Din, biar gue pesen sekalian?” tanyanya pada sahabatnya itu.
“Gue mau beli somay sama tahu bulat dan bakso semangkok sama es teh, jangan lupa sama keripik ya,” ungkapnya begitu banyak yang di pesan oleh Dinda membuat Fadil ternganga mendengarnya.
“Itu perut apa karung Din, banyak amat lo pesen,” celetuk Fadil kaget dengan banyaknya makanan yang cewek itu pesan. Sungguh luar biasa Dinda ini.
“Emang kalo gue pesen banyak lo langsung bangkrut gitu, Dil?” ketusnya tidak main membuat Fadil makin ketar ketir dengan cewek yang ada di hadapannya idaman sekali, dia memang membutuhkan wanita yang akan menguras isi dompetnya nanti agar tak tersisa. Dia sungguh bosan dengan sisa uangnya yang tak habis-habisnya.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (162)

  • avatar
    KurniaRiski

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    syfaawanda

    100 banget aplikasi nya bagus bagus bagussssssssssssssss

    10d

      0
  • avatar
    HambaliDanish

    Good

    26d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด