logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Mamam Tuh!

Pov Miranda
Lihatlah akan ku buat kau senam jantung serangga genit!
Dengan cepat aku membungkus hadiah yang akan ku berikan ke Bu Sinta dengan wadah yang di bungkus dengan sangat cantik, ada pita besar di atasnya.
Hmmm ayolah eksekusi! kirim pakai ojek online saja biar gercep. Setelah ojeknya datang langsung ku titipkan hadiah istimewa tersebut dan di kirimkan sesuai alamat pemberian wanita bernama Bu Sinta ini.
Tak lupa ku bayar seseorang untuk mengintai keberadaan Bu Sinta dan melaporkan apa saja yang di lakukan oleh wanita itu.
Huh tak semudah itu ferguso ingin merebut suamiku! Lewati dulu permainan cantikku! Kalau wanita wanita di luar sana hanya sibuk menangis dan kebingungan saat mengetahui suaminya di dekati banyak serangga cantik, tidak denganku. Akan kulawan sampai tetes darah penghabisan!
Kecuali suamiku juga mau dengan ikhlas aku akan melepasnya. Sengaja ku kunci dengan rapat pintu kamarku agar Mas Andre tak bebas masuk ke kamar kami supaya aku lebih leluasa mempermainkan serangga genit ini.
Kumatikan gawai Mas Andre biarin tuh si serangga genit kepanasan karena jengkel  setengah mati mendapati hadiah yang mampu membuatnya syok haa haa.
Setengah jam kemudian orang bayaranku mengirim video berdurasi satu menit. Tawaku pecah melihat isi video tersebut dimana Bu Sinta membuka hadiah dariku secara perlahan dengan senyum mengembang.
Jeng jeng!
Hadiah dariku sepenuhnya telah terbuka, dalam beberapa detik Bu Sinta berdiri terpaku melihat isi dalam kado namun setelah sadar ia menjerit kesetanan.
"Huaaahhhhh!"
Bu Sinta berteriak seraya melempar hadiah spesial dariku.
"Mbok Parniiiiiiiii! Mbookkkk!" Bu Sinta berteriak teriak memanggil nama seseorang. Siapa mbok Parni? Ah mungkin Art nya.
Tak butuh waktu lama dengan tergopoh gopoh datanglah seorang wanita paruh baya menghampiri Bu Sinta.
"Nyonyah ada apa? Apa yang terjadi? Loh kok nyonyah ngompol?" tanyanya ketakutan plus keheranan.
"I_tu mbok itu bingkisan itu buang jauh jauh mbok atau bakar sekalian! Sekarang mbok!" titahnya membentak. Duh gusti orang kaya gini bermimpi ingin menjadi istri Mas Andre?
"Ba_baik nyah."
Saat Mbok Parni mendekat hendak memungut bingkisan yang sudah terkoyak itu Mbok Parni terlihat sedikit terkejut. Jelas aja terkejut karena hadiah kirimanku berisi barang yang paling di takuti Bu Sinta yaitu kepala boneka badut haa haa. Kebetulan di gudang aku masih menyimpan boneka badut bekas acara ulang tahun si kembar tahun kemarin.
Cuma kepala boneka badut saja sudah histeris begitu apalagi kalau kepala orang beneran upz. Oh iya kalau dia mengancam kejadian ini akan di laporkan ke pihak yang berwajib aku tak takut sama sekali karena memberi hadiah kepala boneka badut memangnya sesuatu yang jahat dan melanggar hukum? Gak kan.
Ini baru pelajaran pertama dariku wahai serangga genit, kalau kau masih nekad ingin mencari masalah denganku lagi berarti akan ada pelajaran kedua ketiga dan seterusnya.
Adegan selanjutnya terlihat Bu Sinta duduk lemas di kursi kayu jati berada di teras yang sepertinya sangat mahal. Orang se kaya Bu Sinta kenapa maunya dengan suami orang? Padahal kan seharusnya dia mampu cari berondong di luar sana. Dasar emang benar pepatah mengatakan ya, berondong memang menggoda tapi suami orang lebih menantang ehh!
Tok tok tok
"Mir Mira! Ini Mami nak! Kamu tidur kah?"
Oh ternyata Mami.
"Gak Mi, Mira gak tidur kok!" teriakku dari dalam. Gegas ku berdiri dan langsung membuka pintu kamarku.
"Ada apa Mi? Mami sudah lapar? Aku buatin makanan dulu sebentar ya!" cerocosku mengira Mamiku kelaparan, padahal 1 jam yang lalu habis sarapan.
"Eh jangan sayang! Mami memang sedikit lapar tapi Mami pengen makan di restoran dan Mami mau kamu anterin Mami makan di restoran ya?" pintanya seraya menampilkan senyum menyejukkan. Ah Mami sudah lama sekali aku tak bermanja manja dengan Mami.
"Baiklah Mi, akan Mira turutin apapun mau Mami. Mira siap siap dulu ya Mi." jawabku manja sera menggelendot tangan Mami.
"Ya sudah sana buruan siap siap."
Aku pun mengganti dasterku dengan kemeja warna putih berlengan panjang tak lupa pita merah maroon melingkar di leher, bawahannya rok span warna hitam di bawah lutut dengan sedikit belahan  rok berkerut sebelah kiri.
Ku kenakan sepatu ket warna putih hitam karena jalan jalan tak akan nyaman bila mengenakan high heels tak lupa tangan menjinjing tas kecil warna merah maroon. Rambut bergelombang hitam sepinggang. Oh iya anting anting bulat agak besar bertengger cantik di telingaku. Dan masih banyak lagi tetek bengek lainnya kebutuhan wanita bila hendak hang out.
"Mami! Wah Mami cepat sekali siap siap nya, Mami terlihat cantik dan anggun!" pujiku seraya mengecup pipi gembul Mami.
"Ih kamu ini masih saja manja." gerutu Mami seraya menoel pipiku.
Haa haa kami tertawa bersama.
"Oh iya Papi mana Mi?"
"Papi mu ternyata ketiduran setelah sarapan, sepertinya Papi  benar benar kelelahan jadi Mami tidak bangunin, biarin Papimu istirahat dan kita berdua jalan jalan sepuasnya." cetus Mami gembira.
"Baiklah Mi! Lets go!"
Sebelum pergi aku berpamitan dahulu dengan Mas Andre.
"Mas aku keluar dulu ya sama Mami." pamitku sedikit ketus karena memang hati ini masih merajuk.
"Iya Dek hati hati, Mami juga hati hati ya." jawab Mas Andre dengan senyuman. Aku mengangguk.
"Ya!"
Namun Mami menjawabnya dengan ketus dan sinis, huft sepertinya Mami masih belum bisa menerima Mas Andre sepenuhnya. Gak apa apa lah pelan pelan ntar juga luluh sendiri hati Mami.
Aku menyetir sambil bersenda gurau dengan Mami tapi tentu saja netra ini masih fokus ke depan menatap jalanan yang kami lalui.
Sesampainya di restoran Mami langsung memesan banyak makanan yang aku pastikan makanan ini tak habis kalau hanya aku dan Mami yang makan.
"Mam kok pesennya banyak banget sih? Kita berdua mah gak bakal bisa habisin makanan sebanyak ini." ujarku protes.
"Gak apa apalah Mir sekali kali, lagian kan jarang jarang kita makan bareng kayak gini iya kan? Udah makan aja semuanya, kalau gak habiskan bisa di bungkus." jawab  Mami santai.
Baikalah aku iyakan saja apa mau Mami.
"Loh Mami? Mira? Kalian makan disini? Kebetulan sekali." terdengar suara menyebalkan yang sangat aku kenal. Kebetulan katanya?
"Eh Frans! Sini duduk nak! Kamu disini juga mau makan ya? Ayo sekalian kita makan sama sama. Kebetulan juga Mami pesan makanannya kebanyakan, untung ada kamu nih yang bantu ngehabisin." seru Mami tanpa meminta persetujuanku dahulu menerima Frans makan di meja yang sama denganku. Duh kayaknya ada yang ganjil nih.
"Wah siap! Kalau masalah ngehabisin makanan mah aku sih jago apalagi ngebahagiain wanita tambah jago." Dia nyengir kuda seraya melirikku. Sorry ya basi banget candaanmu.
Ku acuhkan saja tingkahnya, gue gak peduli tuh mendingan nikmatin makanan yang sudah terhidang daripada dengerin hal yang gak penting.
"Mir Mami mau ke toilet bentar ya, kamu disini dulu sama Frans. Jangan berantem ya." pamit Mami seraya mengedipkan sebelah matanya, lah kenapa nih Mami? Tingkahnya mencurigakan.
Tinggallah aku makan berdua saja semeja dengan cecunguk ini, hilih aku merasa ini sudah di rencanain deh. Keknya Mami ikut masuk dalam rencana ini, Mami masih berusaha mendekatkanku dengan Frans. Kalau benar berarti yang kemarin dia bilang merestui itu hanya kedok semata agar bisa menjalankan rencana lainnya. Huh huh benar sudah ketipu nih.
Aku berdiri dan hendak menyusul Mami ke toilet namun tiba tiba tanganku di cekal oleh cecunguk tak punya sopan santun ini.
"Heh lepas!" ku kibaskan dengan kasar tangannya yang mencekal tanganku.
"Lu jangan berani beraninya pegang pegang ya! Gak muhrim tahu!" seruku sedikit ngegas.
"Mir ak_"
Sebelum cecunguk ini melanjutkan kata katanya, dengan cepat aku pergi meninggalkannya seorang diri tanpa menunggu ia menyelasaikan ucapannya. Gak penting banget!
Rasa kesal pada Mami dan Frans sudah sampai ke ubun ubun, di tambah sudah ku cari cari di toilet tak kutemukan keberadaan Mami. Duh dimana sih Mami?
Kuputuskan untuk kembali ke meja makan tempat Frans berada, barangkali Mami sudah kembali namun aku tak melihatnya keluar dari toilet. Jadi tambau curiga kalau ini memang sudah di rencanakan Mami dan Frans.
Bersambung...

หนังสือแสดงความคิดเห็น (46)

  • avatar
    BarruRusmawan

    novel yg bagus

    22/08

      0
  • avatar
    azmin min

    good👍🏼👍🏼👍🏼

    21/07

      0
  • avatar
    amiranur

    good edit

    08/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด