logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Hampir Ketahuan

"Siapa yang membuka pintu, Buk?"tanyaku.
"Mana Ibu tahu, Ibu kan disini jadi tidak tahu siapa yang membuka pintu,"jawab Ibu.
"Coba Ibu lihat sana," perintah ku.
"Enak saja! Kamu dong yang melihatnya,"balas Ibu.
"Ibu saja, kalau memang Risma yang datang, aku bisa langsung bersandiwara lagi,"ucapku.
"Iya deh,"jawab Ibu ketus.
Hatiku rasa tak karuan saat ini, semoga saja buka Risma yang datang, ku lirik jam didinding kamar baru jam 09.30 nggak mungkin Risma pulang secepat ini. Daripada penasaran aku mengintip dari balik pintu kamar.
"Ibu darimana saja sih,"ucap Riko. Ya, ternyata Riko yang datang. Syukurlah aku bisa ngajak Riko bekerja sama mencari uang atau surat-surat milik Risma.
"Ibu sama Mas Riko ngapain?"tanyanya dengan raut wajah bingung.
"Nggak usah banyak tanya, ayo ikut kalau kamu mau uang. Kamu kesini pasti mau minta uang kan,"ucap Ibu. Riko menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
"Ya sudah ayo kamu ikut dengan Riyan, biar Ibu jaga disini memantau, jadi kalau ada yang datang Ibu cepat memberitahu kalian," ucap Ibu.
Aku dan Riko pun membongkar kembali lemari Risma, tapi nihil. Sama sekali tidak ada yang aku temukan.
"Mas, kok tidak ada apapun yang kita temukan,"ucap Riko. Sial? Kemana Risma menyembunyikan uang dan harta yang lainnya.
"Bagaimana! Sudah ketemu?"tanya Ibu.
"Ketemu apaan Buk! Yang ada cuma ini,"jawab Riko sambil menunjukkan pakaian dalam Risma.
"Bagaimana sih Riyan! Kenapa kamu bisa tidak tahu dimana Risma menyimpan uang dan yang lainnya,"sungut Ibu.
"Ya aku nggak tahu, Buk! Kemarin uang seratus juta itu aku temukan dari sini, makanya aku ajak kalian ikut membantu aku. Aku kira dia nyimpan uang disini ternyata nggak!"balasku.
"Nanti malam coba Mas perhatiin Mbak Risma, siapa tahu mau nyimpan atau mau ngambil sesuatu yang berharga"ucap Riko.
"Betul kata adik Kamu, masa iya sudah capek-capek bersandiwara tapi hasilnya nggak ada,"sambung Ibu.
"Iya Ibu, nanti malam aku usahakan menemukan tempat penyimpanan Risma,"balasku.
Aku harus bisa menemukan tempat penyimpanan Risma, kalau tidak! bisa sia-sia semua usahaku. Bagaimana pun caranya aku harus dapat harta Risma.
Di malam hari aku sengaja tidak tidur secepat biasanya, ku lirik Risma dia malah molor. Aku pun membelakangi Risma agar aku dapat terpejam percuma juga di tungguin dianya saja molor.
Saat mata mulai terpejam aku mendengar suara langkah kaki, ku balik badanku ingin melihat Risma sedang ngapain. Apa mungkin dia ingin mengambil sesuatu dari tempat penyimpanan tersebut.
Ku lirik Risma yang sedang membuka lemari pakaiannya, mataku melongo saat Risma mengambil uang dari sana. Kok bisa ada padahal tadi siang aku dan Riko sudah obrak-abrik isi lemari, tapi sama sekali aku tak menemukan apapun. Risma malah ngambil uang dari lemari itu. Pokoknya besok aku bongkar lagi lemari itu dan harus aku dapatkan uangnya.
Aku pura-pura tidur agar Risma tidak tahu kalau aku lagi mengintipnya yang lagi mengambil uang dari dalam lemari. Hatiku masih bertanya-tanya kenapa Risma bisa menemukan uang di dalan lemari padahal aku dan Riko tidak menemukan apapun. Pasti ada tempat rahasia nya.
Mataku sulit terpejam karena tak sabar menunggu pagi. Hingga adzan subuh pun mataku belom sedikit pun terpejam. Ku lihat Risma sudah rapi.
"Mas, aku berangkat dulu ya," ucapnya sembari menyalam tangan ku.
"Tania hari ini dibawa lagi, Dek?"tanyaku.
"Iya Mas," balasnya. Syukurlah Tania di bawa. Jadi aku leluasa dan tak ada yang mengganggu aku mencari harta si Risma.
"Bagaimana! Kamu sudah tahu dimana Risma menyimpan uangnya?"tanya Ibu setalah Risma pergi.
"Sudah Buk,"jawabku seraya tersenyum pada Ibu.
"Bagus, sekarang ayo kita cari," ucap Ibu.
"Ayo Buk,"sahutku. Aku dan Ibu mulai mencarinya di lemari tapi Ibu malah berhenti membongkar lemari.
"Kenapa lemari lagi yang di bongkar sudah tahu di dalam nggak ada apa-apa, malah di bongkar balik. Kamu kira Ibu tidak capek apa menyusun kembali baju-baju si Risma," sungut Ibu.
"Aku juga tahu, Buk! Tapi tadi malam aku lihat Risma mengambil uang dari sini," balasku.
"Kok bisa! Padahal kita sudah bongkar semua isi dalam lemari ini," jawab Ibu.
"Makanya itu Buk, aku juga tadi malam nggak percaya tapi setelah aku lihat! memang benar Risma mengambil uang dari sini! ucapku sambil menunjuk lemari Risma.
"Ya sudah ayo kita lanjut lagi, tapi awas saja kalau tidak ketemu apa-apa,"sungut Ibu. Kami lanjut lagi aksi pembongkaran lemari Risma, semua baju Risma sekarang sudah berserakan di lantai.
"Mana! Kamu bilang ada tapi nyatanya apa. Capek-capek membongkar tapi sama saja nggak ada hasilnya," sungut Ibu. Kutarik nafas dalam-dalam lalu melepasnya dengan kasar.
"Kamu beresin baju-baju itu semua, Ibu nggak mau!"sungut Ibu lagi. Karena tak mau Ibu semakin marah aku mulai menyusun baju Risma ke dalam lemari. Saat hendak memasukkan baju Risma mataku tak sengaja melihat ada seperti laci di dalam lemari.
Ku coba membukanya, tapi tidak bisa. Apa di kunci, tapi darimana membuka kuncinya. Aku sama sekali tak tau cara membuka laci tersebut.
"Kenapa kamu malah bengong, ayo cepat susun,"bentak Ibu.
"Aku bukan bengong, Buk! Coba lihat ini Buk!"ucapku seraya menunjukkan laci tersebut.
"Itu apaan?"tanya Ibu.
"Ini laci Buk, mungkin Risma menyimpan uangnya disini,"jawabku.
"Ya sudah cepetan buka,"perintah Ibu.
"Nggak bisa, Buk! Ayo Ibu cari sesuatu yang bisa membukanya. Obeng atau apa gitu," ucapku. Ibu pun segera berlari ke belakang mengambil yang aku suruh.
"Nah ini, cepat buka sebelum Risma pulang," ucap Ibu sambil memberikan obeng padaku.
Aku mencoba membuka lacinya tapi kok nggak bisa juga, harus pakai apa lagi sih biar terbuka.
"Bisa!"tanya Ibu.
"Nggak Buk,"jawabku sembari mengusap wajahku yang sudah berkeringat.
"Mas!
"Ibu!
Gawat! Siapa itu, apa Risma sudah pulang.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (88)

  • avatar
    Khaina8nZul

    good

    2d

      0
  • avatar
    ShiraHafiza

    sangat bagus

    3d

      1
  • avatar
    Imas Novidesi

    Bagus cerita nya

    6d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด