logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Istriku Ternyata Anak Orang Kaya

Istriku Ternyata Anak Orang Kaya

Nuri_Handayani81


บทที่ 1 Awal MULA

"Kamu dari mana saja Dek?"tanya ku.
"Nggak urusan mu Mas, aku mau kemana itu terserah ku," ucapnya.
"Aku ini suami kamu, wajar dong kalau aku bertanya seperti itu," balasku.
"Kamu diam sajalah Mas, kamu urus saja Ibu kamu itu," ucapnya seraya mendorong tubuhku hingga aku terjatuh di atas sofa.
"Dek, tunggu!" Panggilku seraya menyusul Risma ke kamar.
"Ada apa sih Mas?"tanyanya sinis.
"Kamu darimana, kenapa Tania di tinggal?"tanyaku.
"Nggak usah banyak tanya, sudah sana pergi!"bentaknya.
Ada apa dengan Risma kenapa akhir-akhir ini dia berubah. Semenjak Tania lahir dia keluyuran entah kemana saja. Lebih baik aku tanyakan saja Bik Jum.
"Bik, Ibu pergi kemana tadi?"tanyaku.
"Nggak tau Pak," jawabnya. Tapi sepertinya Bik Jum menyembunyikan sesuatu yang tak ingin aku ketahui atau dia takut memberitahunya.
"Bibik nggak bohong kan!"tanyaku.
"Ng-nggak Pak," jawabnya gugup.
"Kenapa Bibik gugup gitu!" tanyaku lagi.
"Itu- aanu pak aaa kerongkongan saya gatal," ucapnya.
"Maaf pak, saya permisi dulu, masih banyak kerjaan di dapur," ucapnya seraya berlalu ke dapur.
Bik Jum sepertinya menyembunyiakn sesuatu dariku. Mungkin dia sudah diancam oleh Risma agar tak memberitahu aku.
Drrrt ... Drrt
[Terimakasih ya Nak, untung kamu rajin ngasih Ibu uang, bulan besok tambah lagi ya, duit lima belas juta nggak cukup].
"Ssstt .... Ibu diam saja jangan sampai Risma dengar"
[Iya Nak, Risma becus nggak ngurus kamu, kalau nggak becus tidak usah di kasih uang, kasih ke Ibu saja uang kamu semuanya biar Ibu yang memasak untuk kamu].
"Risma telaten kok Buk, dia malah yang ngurus semuanya, Bik Jum hanya bantu seadanya saja,"
[Baguslah, nggak usah terlalu di manja istri kamu itu,entar yang ada dia malah ngelunjak].
"Iya, sudahlah dulu ya Buk, aku mau lihat Tania dulu,"
Setelah sambungan telpon terputus aku melihat Risma di kamar sedang mengelon Tania.
"Kamu kenapa sayang, kalau ada masalah tolong cerita sama Mas," ucapku. Risma diam membisu. Dia tak menghiraukan ucapan ku.
"Jangan diam saja sayang, kalau kamu diam saja Mas nggak tahu kamu kenapa" ucapku lagi.
Hening tak ada jawaban sama sekali. Apa yang terjadi sebenarnya kenapa Risma jadi seperti ini. Dia tidak seperti Risma yang aku kenal dulu. Risma yang baik dan banyak bicara, tapi sekarang dia malah banyak diam.
Dia menghela nafasnya perlahan, semoga saja Risma mau bicara. Namun sepertinya Risma tak ingin menceritakan apapun. Malah dia meninggalkan aku di kamar.
"Riyan .... Riyan,"teriak Ibu.
"Ada apa Buk?"tanyaku.
Ibu bukannya menjawab malah menatap Risma dengan tatapan tak seperti biasanya.
"Ibu kesini ngapain!"tanyaku.
"Ibu mau ngasih tahu kalau istri Riko ingin melahirkan," ucapnya.
"Terus, apa hubungannya dengan Riyan, Buk?"tanyaku lagi.
"Riko nggak punya biaya, jadi Ibu minta kamu yang bayar semua biaya istri Riko," ucap Ibu. Ku lihat Risma, dia seperti tidak marah mendengar ucapan Ibu.
"Riyan nggak ada uang, gajiku belum keluar Buk," jawabku agar Risma tak percaya dengan ucapanku.
"Pokoknya Ibu nggak mau tahu, uangnya harus ada, kasihan Voni jika harus operasi secar," ucap Ibu dengan lantang.
Aku meneguk air ludah dengan susah. Darimana aku dapat uang sementara uangnya sudah sama Ibu semua.
"Dek! Kamu ada uang nggak untuk Riko?"tanyaku. Risma menghela nafasnya perlahan, dia malah ninggalin aku dan Ibu.
"Hei Risma, suami lagi bicara malah ditinggal, nggak punya sopan santun ya kamu," sergah Ibu.
"Ibu, nggak boleh seperti itu, siapa tau Risma memang tidak ada uang," ucapku.
"Kalau tidak ada, apa susahnya tinggal ngomong nggak ada. Bukan diam saja lalu pergi," cerca Ibu.
Yang di katakan Ibu ada benarnya, tapi aku takut jika nanti malah membuat Risma semakin marah padaku.
"Lebih baik Ibu pulang dulu, nanti Riyan kabari jika uangnya sudah ada," ucapku.
"Kamu harus dapat uang Riyan, kasihan Voni jika tidak ada uangnya," balas Ibu.
Istri Riko yang mau lahiran kok jadi aku yang mikir uangnya, tapi kalau tak di turuti Ibu bisa marah.
Ku susul Risma ke kamar, dia sedang merapikan baju-baju kami, tak sengaja mata ini melihat kotak berwarna merah. Aku lalu mengambil kotak tersebut.
"Mas, kembalikan" ucap Risma sambil berusaha merebutnya dari tanganku.
" Apa isinya ini?"tanyaku seraya membuka kotak tersebut. Mataku membelalak melihat isi kotak tersebut.
"Kenapa kamu tidak bilang, jika kamu punya uang sebanyak ini?"tanyaku sambil menatap uang merah yang diikat pakai karet, mungkin sekitar seratus juta ada ini. Tapi, darimana Risma dapat uang sebanyak ini. Oh bodoh amat! Pakai saja dulu untuk biaya lahiran istri Riko.
"Mas, kembalikan uangku," teriak Risma.
Aku tak menghiraukan teriakan Risma. Biar sajalah, toh ini uang ku juga.
Jarak rumah Ibu dengan rumah kami tak terlalu jauh hanya berjarak lima rumah saja. Jadi tak butuh waktu lama aku sudah kembali lagi ke rumah. Ku lihat Risma sedang menangis sambil memeluk Tania.
"Kembalikan uangku Mas!" ucapnya.
"Sudah aku kasih sama Ibu," balasku. Risma bangkit lalu menampar wajah ku.
"Itu uangku bukan uang kamu," ucapnya dengan nada serak karena habis nangis.
"Uang kamu ya uangku juga, lagian kamu dapat darimana uang sebanyak itu,"ucapku.
"Aku kerja, karena uang yang kamu kasih hanya cukup makan saja, untuk yang lain dan gaji Bik Jum nggak cukup uang yang dari kamu. Makanya aku kerja untuk menutupi kekurangannya.
"Kamu kerja apa? Hingga kamu bisa ngumpulin uang sebanyak itu?"tanyaku.
"Kamu peduli apa Mas? Apa kamu mikir duit yang kamu kasih cukup atau tidak, apa kamu pernah bertanya soal itu,nggak kan Mas" bentaknya. Ku usap wajahku dengan kasar.
Ya, selama ini aku tak pernah memikirkannya, aku tak pernah bertanya cukup atau tidak. Dia diam saja nggak pernah ngomong soal kekurangan nya.
Sekarang dia sudah bekerja, untuk apalagi aku memberi uang untuknya lebih baik uangnya aku kasih ke Ibu saja. Toh Risma sekarang sudah bisa cari uang sendiri.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (88)

  • avatar
    Khaina8nZul

    good

    2d

      0
  • avatar
    ShiraHafiza

    sangat bagus

    3d

      1
  • avatar
    Imas Novidesi

    Bagus cerita nya

    6d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด