logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 6 Gegap Gempita

Suara ayam berkokok, kemudian mengepakkan sayap dan terjun bebas ke tanah sudah terdengar sejak beberapa jam yang lalu. Seperti ayam yang setiap pagi bersemangat memulai harinya dengan mencari remahan makanan yang bercecer di tanah, begitu juga aktivitas di luar sana.
Pasar templek sudah ramai ibu-ibu bertransaksi, jalanan ramai dengan anak yang berangkat sekolah, pabrik kulit di dekat rumah Aruni, ramai dengan karyawan yang mulai berdatangan. Semuanya melakukan aktifitas hariannya, tapi tidak dengan Aruni. Ia masih bergelung di dalam selimut.
Cahaya mentari yang menyelusup kamar lewat celah-celah kain gorden, ia abaikan begitu saja. Keindahan alam di pagi hari, tak mampu membangkitkan semangat Aruni. Hatinya sudah ambyar dan bercecer sejak tadi malam.
𝘎𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯, 𝘔𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘫𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶. 𝘠𝘢𝘢 … 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘤𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘯 … 𝘏𝘶𝘢𝘢𝘢𝘢 …
𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘦𝘭𝘦𝘬, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘵𝘪. 𝘚𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘧𝘦𝘦𝘭, 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘳𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘳𝘦𝘯𝘵𝘦𝘵𝘢𝘯 𝘒𝘢𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘶𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘥𝘪𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮, 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘦𝘴𝘰𝘯𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘫𝘢 '𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘦𝘨𝘰𝘪𝘴. 𝘒𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘔𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘢 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘈𝘺𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯, 𝘈𝘺𝘢𝘩 … 𝘢𝘢𝘩 … 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢?
Pikiran Aruni terus berlarian ke mana-mana, hingga membuatnya tidak mengindahkan panggilan ibunya yang menyuruh untuk sarapan sejak tadi.
Bu Wibowo yang merasa diabaikan, menghampiri putrinya ke kamar.
"Loh, loh, iki Arek wedhok yahene durung tangi," ujar Bu Wibowo sambil menyibak tirai jendela. Cahaya yang tadi sekadar mengintip, kini terang-terangan menyalurkan kehangatannya.
Mendengar suara wanita yang telah melahirkannya, Aruni langsung menyibak selimut yang melurubi sekujur tubuhnya.
"Wis, gak usah dipikir nemen-nemen, lek kurang yakin, ya gak usah diterima lamarane. Semoga, besok ada lelaki yang lebih baik lagi, untukmu." Bu Wibowo menghibur putrinya.
"Tapi, Buk, gimana dengan, Mita?" tanya Aruni lemah.
Hening, tak ada tanggapan dari Bu Wibowo. Aruni pun sebetulnya mengetahui, bahwa ibunya itu sudah lama menginginkan seorang menantu dan mengidam-idamkan cucu mungil yang menggemaskan. Membayangkan rumah ini penuh mainan anak, juga ramai dengan jerit canda balita saja, sudah membuatnya bahagia.
Setelah beberapa kali dibujuk, akhirnya Aruni mau menyendok makanannya hingga tandas.
Ting!
Suara gawai yang ditaruh di atas meja makan berbunyi. Aruni yang sedang mencuci piringnya, mengabaikan suara itu. Benar, meskipun tidak bisa berjalan, tetapi Aruni masih bisa melakukan pekerjaan rumah yang ringan-ringan. Hanya kaki yang tidak bisa digerakkan, sementara anggota tubuh yang lain masih normal seperti dahulu.
Ting, ting!
Gawai kembali bersuara dan berkedip-kedip. Aruni mengelap jemarinya dengan kain serbet yang digantung di samping rak piring. Diambilnya layar genggam itu dan membuka aplikasi 𝘸𝘩𝘢𝘵𝘴𝘢𝘱𝘱. Tiga pesan tertera, disusul dengan pesan-pesan berikutnya.
Nomor Aruni dan beberapa nomor lain telah dimasukkan ke sebuah group, total ada tujuh puluh nomor yang menjadi anggotanya.
𝗕𝗶𝗺𝗼 𝗞𝗲𝗹𝗼𝗺𝗽𝗼𝗸 30 𝗕𝗮𝘁𝗰𝗵 72
[Assalamualaikum ...
Selamat pagi ...
Selamat datang di group Belajar Ilmu Menulis Online. Perkenalkan, saya, Ja'far, Penanggung Jawab di kelompok 30 batch 72. Mulai hari ini mari kita satukan semangat dan teguhkan niat. Semoga tulisan kita nanti, bisa mengubah peradaban dunia menjadi lebih baik lagi. Kepada semua peserta, saya persilakan untuk memperkenalkan diri.] Ja'far
[Waalaikumussalam … Hai, hai … aku Arini dari Ciamis. Salam kenal semua] Arini
[Waalaikumussalam … perkenalkan, saya, Rumi dari Kota Malang. Jika ada teman yang tamasya ke Jatim Park, silakan mampir ke rumah saya.] Al_Arumi
[Pagi. Tepangaken, kulo, Cahyo Saputro saking Purwokerto. Rencang" kulo ugi nimbali kulo kaliyan, Cahyo, Yo, O. Sekeconipun panjenengan mawon. Nggih, mbenjang mbok bilih diparingaken kasarasan dening Gusti Allah, nggih Insyaallah purun pinarak mrika. Ditengga mawon🙈] Cahyo
[Pagi … Hai, Guys, salken. Gua Aditya, Aditya Pratama lbh lengkapnya. Asal Gua dari Surabaya. Di umur gua yg msh 22 thn ini, gua msh jomlo, dong. Bkn krna gak laku, tp msh mencari tambatan hati yang pas aja. Gua rasa, di sini adalah tempatnya bidadari", wkwkkk] Aditya
[Peu haba, Rakan!
Lon Risma dari Aceh. Provinsi palin barat di Indonesia (Masih Indonesia loh yaa, bukan luar Negri. Meunye na mudah raseuki, ngenlom meunye na jak meuèn u lhôkNga, bek tuwo jak u rumoh lon beuh.] Dewi
[Hallo ... Salamaik pagi, Namo mbo, Dewa. Asa Sumbar, salam kenal kasadonyo. Oh Iyo, ambo masih jomblo, kalo Ado nan Samo, buliah lah simpan nomor mbo.] Dewa
Semua peserta telah memperkenalkan diri, tetapi tidak dengan Aruni. Ia menjadi si pemerhati. Di kesempatan kali ini, ia sibuk menyimpan nomor togel tersebut dalam kontak. Selagi masih tahap perkenalan, akan memudahkannya dalam menamai satu persatu peserta.
Setelah mencermatinya, Aruni baru menyadari, jika anggota group ini, dipenuhi dengan penduduk dari berbagai pulau di belahan bumi Indonesia.
Ada yang dengan mantab menyebutkan angka kelahirannya, ada yang tersipu malu ketika ditanya umur berapa. Ada pula yang memperkenalkan diri dengan berkharisma dan terang-terangan berkata jika beliau sudah berumur lima puluh tahun. Sungguh hebat luar biasa, semangatnya masih seperti mentari pagi pada usianya yang mendekati senja.
𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘯𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳, 𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘤𝘩𝘢𝘵-𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘳𝘢𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯.
Aruni membelalakkan mata, sambil menggeleng-gelengkan kepala. Belum pernah, ia mendapati 𝘤𝘩𝘢𝘵 sebanyak ini sebelumnya. Suasana group chat riuh rendah, gegap gempita. Mereka saling sapa, saling berbalas kata-kata, juga saling merayu. Tanpa memandang perbedaan gender, mereka berbaur seperti keluarga yang sudah lama tidak berjumpa.
Dibukanya group BIMO, Aruni senyum-senyum sendiri membaca tulisan mereka. Sepi, sudah tak ada yang saling kejar-kejaran ketik lagi. Setelah diperhatikan, ternyata di layar paling bawah tertulis,
'Hanya admin yang dapat mengirim pesan.'
𝘙𝘶𝘱𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘒𝘢𝘬 𝘑𝘢'𝘧𝘢𝘳 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘮𝘣𝘰𝘬 𝘨𝘳𝘰𝘶𝘱. 𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘴𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨.
Benar saja, tidak lama kemudian Ja'far mulai mengetik.
𝗕𝗶𝗺𝗼 𝗞𝗲𝗹𝗼𝗺𝗽𝗼𝗸 30 𝗕𝗮𝘁𝗰𝗵 72
[Maaf, minta perhatiannya sebentar, untuk selanjutnya, teman-teman diusahakan ketika menulis pesan, jangan disingkat-singkatan yaa, kecuali jika memang itu singkatan yang sudah masuk dalam KBBI. Ini ditujukan agar teman-teman nanti bisa lancar ketika menulis naskah, menghindarkan diri dari typo.
Untuk selanjutnya, rule kita adalah mencarikan nama untuk kelompok kita. Bagi yang mempunyai gagasan, bisa dituangkan pada list di bawah ini.
#Yang punya usulan untuk nama kelompok kita silahkan list:
1.
2.
3.
Silakan di isi.] Ja'far
Ja'far mengubah setelan group untuk mengizinkan semua anggota dapat mengirim pesan ke group ini.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (279)

  • avatar
    ARYABSK

    bagus

    3d

      0
  • avatar
    Lince rumansaraYane

    wah dari cerita ini kita dapat baaanyak pelajaran bahwa kita harus percaya diri, dll

    8d

      0
  • avatar
    WarniPreh

    daimen

    20/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด