ทั้งหมด : 80บทที่ 1 Luka Tak Berdarah
Cinta itu luka. Fitri setuju, karena pengalamannya mengatakan hal yang sama. Cinta itu obat. Fitri juga
readmore บทที่ 2 Kenyataannya Menyakitkan
Nabila diam menatap pantulan wajahnya di balik cermin. Kulit kuning langsat seperti gadis pribumi ke
readmore บทที่ 3 Cerita Tengah Malam
Farhan langsung memeluk Nabila yang hendak menerjang masuk ke kamar orang tua mereka. "Bang, Ibu...
readmore บทที่ 4 Dua Puluh Dua Tahun yang Lalu
Langkat, Indonesia Menikah. Kebanyakan orang menganggap pernikahan adalah sebuah proses untuk menuju k
readmore บทที่ 5 Uncle Kacak
Kuala Lumpur, Malaysia (Masih 22 tahun sebelumnya) “Twinkle, twinkle, little star, how I wonder what
readmore บทที่ 6 Tidak Sabar
Langkat, Indonesia "Berapa pasnya?" Herman berpikir sejenak. Jika pada pembeli biasa, pria paruh baya
readmore บทที่ 7 Satu Malam Bersama
Kuala Lumpur, Malaysia "Pit?" "Hm?" "Gimana rasanya pacaran sama adik majikan?" Fitri yang sedang melipa
readmore บทที่ 8 Sudah Halal
Langkat, Indonesia "Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Zulaikha alal mahri khmsta 'asyhri ghar
readmore บทที่ 9 Positif
Kuala Lumpur, Malaysia Fitri buru-buru membuka pintu kamar mandi dan langsung berjongkok di depan wat
readmore บทที่ 10 Beradaptasi Denganmu
Langkat, Indonesia “Iya, Mas. Letakkan disitu. Posisinya miring aja, Mas. Menghadap jendela. Ha, begi
readmore บทที่ 11 Sakit Tak Terkira
Kuala Lumpur, Malaysia Fitri menatap kosong pemandangan di depannya. Jantungnya berdenyut pelan, seol
readmore บทที่ 12 Calon Ayah
Langkat, Indonesia “Cik, oper bolanya!” “Jaga sayap kanan!” “Kiper! Kiper!” “Tahan!” “Wesh! Goool!” “Asiii
readmore บทที่ 13 Pulang
"Na, nanana, nana. Nanana, nana, nanana, nana…." Fitri mengelus perutnya yang mulai membuncit sambil
readmore บทที่ 14 Menunggu dan Menunggu
Hari pertama. Rangga hanya menatap kosong rumah yang menjadi saksi bisu kehidupan rumah tangganya yan
readmore บทที่ 15 Tidak Apa-apa
"Apa nggak papa, Mah?" Ika yang sedang memperhatikan beberapa pekerja rumah sakit dan para ibu hamil
readmore บทที่ 16 Namanya Farhan
"Nanti aku nyusul ya, Mbak." Fitri yang masih melipat kain panjang menghentikan gerakannya sebentar s
readmore บทที่ 17 Bicara dari Hati ke Hati
“Semoga sehat selalu sampai lahiran ya, Ka." "Iya, Kak. Terimakasih sudah mau datang." "Makan yang ter
readmore บทที่ 18 Halo Salma
Suminah menghela nafas. Wanita itu menghentikan pekerjaannya dan beralih memeluk putri sulungnya yan
readmore บทที่ 19 Umi Maryam
"Balonku ada li," "Ma!" "Rupa-rupa war," "Nannaa~" "Hijau, kuning, kela," "Buu~" "Merah muda dan," "Bilu." "
readmore บทที่ 20 Pertemuan Pertama
"Pas, Mi?" "Belum, Fit. Hm… ke kiri sedikit. Sedikit lagi. Ya, begitu." Maryam bersendawa dan di bela
readmore บทที่ 21 Muhrim
Fitri meletakkan dua gelas berisi jus jeruk ke atas meja dan berdiri di sebelah Maryam. Matanya mena
readmore บทที่ 22 Haruskah?
"Kok malah dimuntahin sayurnya, Bang?" "Ndak mau, Bu. Ndak enak." "Enak kok. Lihat nih, Ibu aja makan.
readmore บทที่ 23 Seorang Ibu
Apa yang paling kamu inginkan dalam hidup? Bila pertanyaan itu diajukan pada orang-orang, kebanyakan
readmore บทที่ 24 Tidak Tahu
Detik berganti menit. Menit beralih menjadi jam. Lalu kumpulan hari menjadi minggu dan beberapa bula
readmore บทที่ 25 Hah?
“Om Ga, liat!” “Iya. Cantik ya bunganya. Warna apa coba?” “Bilu!” Rangga terkekeh. “Kuning, Bang. Warna
readmore บทที่ 26 Ayah untuk Farhan
“Kamu mau menikah sama saya, Fit?” Fitri merasa telinganya sedang bermasalah. Dia terpana dan hanya b
readmore บทที่ 27 Anak Saya
“Kamu sama Rangga bertengkar Fit?” Fitri yang masih mengikat sepatu Farhan mendongak ke sumber suara
readmore บทที่ 28 Do'a dan Usaha
“Uugh…" Suara erangan halus terdengar di salah satu ruang rawat Rumah Sakit. Perawat ber-nametag Sus
readmore บทที่ 29 Tanggung Jawab
Rangga membeku saat menerima tatapan Fitri di balik pintu. Genggaman tangannya yang menyentuh kenop
readmore บทที่ 30 Janji
"Oh, My... God!" Yuni mengguncang Fitri dengan kekuatan ekstra setelah mendengar keseluruhan cerita.
readmore บทที่ 31 Pendiam
“Ka! Kamar Mamah kok belum di sapu? Ngeres banget ini!" "Iya, Mah. Sebentar. Ika masih gantiin baju S
readmore บทที่ 32 Salma yang Malang
“Zulaikha, kan?" Ika mendongak dan mengerutkan kening saat melihat pria tegap berkulit hitam di hadap
readmore บทที่ 33 Orang Rusak
Ika menggigit bibir bawahnya dengan resah. Tangannya saling terjalin dan matanya yang panik terus me
readmore บทที่ 34 Saling Mengerti
Rangga menutup telepon dengan linglung. Dia menatap benda di tangannya dan tertegun. Sudah tiga tahu
readmore บทที่ 35 Bertemu Salma
Hari masih pagi, namun seorang wanita berkacamata dengan rentang usia tiga puluh sampai tiga puluh l
readmore บทที่ 36 Panggil Ayah
“Yuk, balik." Jo menutup bukunya saat berdiri di depan kedua anak kecil itu. Meski posisinya tak cuk
readmore บทที่ 37 Keluarga yang Lengkap
“Boleh kan Nda?" Ika terpaku mendengar ucapan Salma. Memanggil seorang dengan sebutan Ayah dan mengak
readmore บทที่ 38 Keluarga Bahagia
Ika bersedekap. Menatap putrinya yang dewasa sebelum waktunya dari celah pintu. Sama seperti Salma y
readmore บทที่ 39 Emosi Ekstrim
Salma menatap hampa pemandangan di depannya. Sorak sorai di kelasnya berangsur sunyi, menambah kesan
readmore บทที่ 40 Pindah
Ilham menggendong Salma dan membiarkan gadis kecil itu menangis di bahunya. Tangisannya tidak keras,
readmore บทที่ 41 Ikut
“Farhan! Ntar sore main bola yuk?" "Maaf, Dit. Aku harus ikut Ayah ke rumah Nenek sepulang sekolah." "
readmore บทที่ 42 Sahabat Baik
"Kakak ikut pindah?" "Ya ikut dong. Kan orang tua Kakak juga pindah." "Nggak bisa di sini aja? Sekolah
readmore บทที่ 43 Pasti Ganteng
"Saya suka kamu. Saya nggak keberatan kalau kamu janda beranak satu. Kalau jodohnya saya sama kamu y
readmore บทที่ 44 Jangan Iri
“Ya Allah Nabil Alfarizqi! Ke sini kamu! Ke sini sebelum sendalku nyangkut di kepalamu!" Ouh, drama h
readmore บทที่ 45 Panggilan Telepon
Rangga merasa ada yang memukul kepalanya dengan keras. Pria itu terdiam selama beberapa detik sebelu
readmore บทที่ 46 Bertekad
"Bila, kok Nabil nggak jadi ikut?" Nabila menatap Yoga, sahabat Farhan yang duduk di sebelah kirinya
readmore บทที่ 47 Bukan Om Tapi Ayah
Ika menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Rangga. Meskipun Ika seperti yang dikatakan Rangga—pi
readmore บทที่ 48 Takdir yang Memutuskan
Delapan Tahun Kemudian "Nabiiiiil!" "Astaghfirullah Bila! Pekak kupingku!" "Makanya bangun! Jawab dulu
readmore บทที่ 49 Tidak Sempurna
“Pagi, everyone! Long time no see." Farhan memasuki Retrato Cafe yang baru saja dibuka dan menyapa p
readmore บทที่ 50 Retrato Cafe
Farhan tersenyum saat ingatan itu berakhir. Menatap para karyawan Retrato Cafe, sikap main-mainnya t
readmore บทที่ 51 Tawa yang Sama
Rudi menarik nafas panjang, terlalu panjang hingga membuat Salma khawatir ada yang salah dengan nafa
readmore บทที่ 52 Kamu Bukan
“Oke, Bang. Sudah diambil sesuai permintaan! Silahkan ke printing box untuk lihat hasilnya. Bisa lan
readmore บทที่ 53 Kabur
Farhan dan Nata bertatapan saat melihat aksi pandang kedua sejoli itu. Siapa pun yang tidak buta pas
readmore บทที่ 54 Menyenangkan
"Bulek Nggak balik ke Langkat? Ibu kemarin nanyain kapan main ke rumah." "Nggak bisa, Han. Palekmu ud
readmore บทที่ 55 Berubah Pikiran
"Saya bingung, nama kamu Salma, tapi kenapa seragam kerja kamu namanya Didin? Nama lengkap kamu Salm
readmore บทที่ 56 Memberi Jawaban
Windu tidak tahu bagaimana harus menjawab serangan tiba-tiba dari gadis yang tidak dikenal. Dia meny
readmore บทที่ 57 Jadi Ibu Bos
Pada akhirnya Farhan mengikuti ujian dan dia lulus memasuki kelas akselerasi. Itu adalah satu tahun y
readmore บทที่ 58 Gurun Pertanyaan
Salma sedang dalam suasana hati yang baik. Karena ini awal bulan, penghasilan bulanan dari channel Yo
readmore บทที่ 59 Tidak ada yang Sempurna
"Halo?" "Hal—" Kening Farhan berkerut saat mendengar suara sengau di seberang. "Salma? Kamu nangis?" "
readmore บทที่ 60 Hajar Aja
Siapa tahu jika Farhan sama sekali tidak berpikir untuk memberikan martabak itu pada Nabil? Setelah m
readmore บทที่ 61 Efek Mbah Dukun
“Eh, ada Farhan?” Suara itu menarik perhatian ketiga orang yang masih berdiri di depan pintu masuk. F
readmore บทที่ 62 Makan Bareng
Nabila menguap, mengencangkan jaket yang dipakainya dengan mata setengah tertutup. Sekarang masih pu
readmore บทที่ 63 Aman dan Nyaman
Interupsi barusan tidak hanya menghentikan perang antar saudara, tapi juga mengalihkan fokus pelangg
readmore บทที่ 64 Kalian Pacaran
"Kamu marah, Bie?" "Nggak." "Serius?" "Mhm." Kris ingin bertanya lagi, tapi tidak tahu apa yang bisa dit
readmore บทที่ 65 Selamat Ulang Tahun
"Kapan editing-nya selesai, Han?" “Mungkin dalam beberapa hari. Kalian bisa ambil filenya sama Salma.
readmore บทที่ 66 'KB' untuk Kris dan Bie
“Kamu ya, Bie. Buat orang khawatir aja." Kris mengeluh, tidak bisa tidak mencubit pipi gadis di depa
readmore บทที่ 67 Jangan Kebanyakan Mimpi
“Mau tambah lagi nasinya, Ga?" "Iya, Bu. Nanti Yoga ambil sendiri." "Nggak usah malu-malu ya, Ga. Angg
readmore บทที่ 68 Tidak Mampu Berkata-kata
"Ya nggak usah kejam gitu juga kali ngomongnya. Aku kan baperan." Nabil mencebik. Nabila memutar bola
readmore บทที่ 69 Aden
"Oke, Bang. Terimakasih sudah berkunjung ke Retrato Cafe." Farhan tersenyum dan melambai pada salah
readmore บทที่ 70 Selingkuh
"A … yah?" Nabila merasa darahnya terkuras saat membisikkan panggilan itu. Matanya yang tadi masih m
readmore บทที่ 71 Kembali ke Masa Sekarang
"... Begitulah ceritanya." Kembali ke masa sekarang, Farhan dan Nabil duduk berhadapan di kantin ruma
readmore บทที่ 72 Sayang Menjadi Benci
Cinta itu indah. Senang melihat orang yang dicintai bahagia, sedih melihatnya terluka, ingin memilik
readmore บทที่ 73 Menyedihkan
Matahari bersinar hangat hari ini. Angin sepoi-sepoi mengiringi langkah santai Rumi menuju rumah sak
readmore บทที่ 74 Kulawarga Kula
Farhan berlari secepat mungkin menuju kamar rawat Ibunya Sebelumnya dia sudah berhenti di cafe yang
readmore บทที่ 75 Bermandikan Sinar Matahari
“Ini udah keempat kalinya kamu ke sini tanpa ngabarin aku, Ma. Ada apa? Kalau kamu bilang nggak apa-
readmore บทที่ 76 Waktu 'Kita'
"Bos Han ada di sini!" Salma menghentikan gerakannya saat mendengar ucapan seorang pelayan setelah di
readmore บทที่ 77 Awal dan Akhir
Setiap hal memiliki awal dan akhir. Seperti rasa cinta, ketergantungan, dan harapan. Cinta diawali dan
readmore บทที่ 78 Hanya Dia
Ika baru akan mengetuk pintu kamar Salma saat melihat wajah sedih putrinya dari sela pintu yang tida
readmore บทที่ 79 Harusnya Aku
Pada akhirnya, Salma tidak jadi berangkat ke Solo hari itu. Setelah mengecek tiket pesawat, penerbang
readmore บทที่ 80 Pejuang Hati [End]
Sepuluh Tahun Kemudian Kapan seseorang bisa mengabaikan rasa sakit yang mencabik-cabik hati dan peras
readmore
saya tak suka yang begini karna jelek dan menjijikan kalo bisa yang lain aja buat cerita nyahoh cerita kok jelek
3d
0good
22/02/2023
0woww
13/02/2023
0good job
12/02/2023
050000
08/02/2023
0serru
26/12/2022
0seruuu
30/10/2022
0bagus sekali
13/08/2022
0good
17/07/2022
0bagus
18/06/2022
0