ทั้งหมด : 96บทที่ 1 Kematian yang menyakitkan
Suara hujan serta angin yang menderu terasa perih di telinga, apalagi jika ditambah dengan rasa saki
readmore บทที่ 2 Hidup dalam kesepian
Bayan terus menyeret dan menggenggam tangan Ayudisha, tak peduli jika gadis itu berjalan dengan tert
readmore บทที่ 3 Mimpi buruk
Ayudisha adalah seorang putri yang berasal dari keluarga sastrawan. Ibunya adalah anak dari Raja ter
readmore บทที่ 4 Pernikahan Akbar
Setelah kejadian sebelumnya, semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan. Pernikahan ini akan menjadi
readmore บทที่ 5 Malam pertama
Malam sudah mulai menjelang, tapi tak ada satupun dari Bayan maupun Ayudisha yang bergerak. Keduanya
readmore บทที่ 6 Bertemu leluhur
Ayudisha dan Bayan pergi ke makan dan melihat ada bayangan yang mengikuti mereka. Bayan sadar akan h
readmore บทที่ 7 Obat kehamilan
Bayan menatap Ayudisha yang makan dengan lahap semua masakan yang dimasak oleh Bibinya. Bayan merasa
readmore บทที่ 8 Pindah ke rumah dinas
Bayan mengatur barang-barang yang akan ia bawa ke rumah dinas. Ia juga membawa beberapa pelayan untu
readmore บทที่ 9 Bertemu para ksatria
Ayudisha masih terdiam, mereka naik kereta sambil membawa barang-barang menuju rumah dinas. Kali ini
readmore บทที่ 10 Perayaan penyambutan
Para ksatria makan-makan dengan hasil buruan untuk menyambut kedatangan istri jenderal. Rumah dinas m
readmore บทที่ 11 Ayo masuk
Bayan hanya melihat sekeliling dengan wajah masam sambil meminum tuaq di tangannya. Ia kesal melihat
readmore บทที่ 12 Siapa yang datang?
Ayudisha masih bergelut dengan mimpi indahnya di malam hari. Sedangkan Bayan masih waspada dengan pa
readmore บทที่ 13 Kamu salah paham
Bayan menatap istrinya yang telah dipeluk oleh wanita itu dengan tatapan gelisah. Ia ingin menarikny
readmore บทที่ 14 Keadaan darurat
Keluarga Bayan adalah keluarga militer yang terkenal. Hampir semua anggota keluarganya tergabung seb
readmore บทที่ 15 Menunggumu
Ayudisha menatap ke arah pintu dengan perasaan sedih dan gelisah. Ia tidak tau kenapa ia begitu sens
readmore บทที่ 16 Penyusup
Ayudisha duduk di pinggir tempat tidur, sambil bersiap untuk beristirahat. Akan tetapi tatapan sang
readmore บทที่ 17 Singgasana milikku
Cangkir emas telah terlempar jauh dan jatuh ke lantai dengan keras. Suara itu begitu memekakan telin
readmore บทที่ 18 Sangat tampan
Bayan menatap bayangannya yang ada di cermin tembaga. Ia melihat setiap sudut wajah serta tubuhnya d
readmore บทที่ 19 konspirasi istana
Hidup di dua kehidupan merupakan anugerah tersendiri untuk Ayudisha, ia menyadari banyak hal bahwa m
readmore บทที่ 20 Tidak percaya siapapun
Kekuasaan adalah sesuatu yang di impikan oleh hampir semua orang di dunia. Tidak terkecuali untuk or
readmore บทที่ 21 Penjara yang menakjubkan
Semua orang yang ada di istana mulai membicarakan tentang kejadian antara Bayan, Tanjung dan Ayudish
readmore บทที่ 22 Kembali bersama
Bayan menatap ke arah istrinya yang tertidur pulas. Ia tersenyum kecil dan membelai rambut Ayudisha
readmore บทที่ 23 Dia akan meninggalkan mu
Di saat semua orang mulai berdiskusi tentang bagaimana kasus ini akan diselesaikan dan apa yang aka
readmore บทที่ 24 Tidak ingin anak
"kamu mendengarnya." Tebak Ayudisha. Ayudisha menatap suaminya dengan tatapan datar, hal itu membuat
readmore บทที่ 25 Tinggal di kota
Ayudisha menatap ke arah kiri jalan sambil berpikir dengan gelisah. Selama pernikahan berlangsung, i
readmore บทที่ 26 Siapa kamu?
Raja menangis sepanjang malam dan itu menjadi hiburan tersendiri untuk Raka dan Bayan. Mereka meroko
readmore บทที่ 27 Amor
Amor menatap Bayan dari atas sampai bawah, dan ia langsung menilai bahwa Bayan tidak pantas menjadi
readmore บทที่ 28 Pilihan selalu di tanganmu
Amor menatap perumahan keluarga Bayan dengan tatapan tak menyangka. Rumah ini begitu besar dan indah
readmore บทที่ 29 Persidangan
Setelah berhari-hari masa sulit berlalu, akhirnya sidang untuk Bayan dan Raka akan digelar. Sidang a
readmore บทที่ 30 Makan besar
Bayan dan Raka telah resmi keluar dari penjara. Mereka pun segera merayakannya dengan makan besar di
readmore บทที่ 31 Berita bahagia?
Bayan menatap ke arah kiri dan kanan dengan tatapan yang begitu teliti, sambil memasang pendengaran
readmore บทที่ 32 Kehidupan harmonis
Semua anggota keluarga menjadi begitu antusias dan bahagia. Mereka berharap cucu pertama dalam kelua
readmore บทที่ 33 Anak itu miliknya
Ayudisha terus menatap perutnya yang masih datar dengan perasaan linglung dan tak percaya. Selama du
readmore บทที่ 34 Terlalu mesra
Ayudisha tersenyum bahagia, selama beberapa hari ini ia mendapatkan semua hal yang ia mau. Bayan aka
readmore บทที่ 35 Ke perbatasan
"Kapan kamu akan pergi?" ucap Bayan malas. "Kenapa kakak berbicara seolah-olah kakak tidak senang mel
readmore บทที่ 36 Surat dari kerajaan
Sepanjang perjalanan hampir semua orang menatap ke arah Amor dengan tatapan takjub dan mengagumi. Ra
readmore บทที่ 37 Doa orang teraniaya
Menghilangnya Amor dan Raka tak membuat Bayan merasa senang. Karena selain dua orang itu, ada bebera
readmore บทที่ 38 Aku bahagia
Setelah 1 bulan berada di rumah besar keluarga Bayan, akhirnya mereka memutuskan untuk pindah kembal
readmore บทที่ 39 Rumah dinas
Bayan melihat wajah istrinya dengan lebih seksama. Wajah itu kini telah terlelap dengan sedikit keri
readmore บทที่ 40 Menjadi istri yang rajin
Suasana rumah yang awalnya begitu harmonis berubah menjadi begitu suram dan dingin. Ayudisha masih k
readmore บทที่ 41 Sepucuk surat
Ayudisha pun menatap Bayan sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Iya akan segera pergi menuju pas
readmore บทที่ 42 Takdir mungkin berubah
Ayudisha merupakan seorang gadis yang terlahir menjadi bangsawan dari seorang putri bernama Putri Mi
readmore บทที่ 43 Wajah bayan
Kematian. Satu kata itu menghantuinya hingga akhir. Ia tau bahwa kematian hanya soal waktu, tapi bisa
readmore บทที่ 44 Maka terjadilah
Tanjung menatap mayat orang yang ada didepannya sambil bernafas dengan terengah-engah. Ia selalu tau
readmore บทที่ 45 Pemandu kerajaan
Bayan tangan Ayudisha dengan lembut, ia ingin meyakinkan Ayudisha bahwa semua akan baik-baik saja. T
readmore บทที่ 46 Teman pertama
Ayudisha terus bermain bersama dengan Sina dan juga Saka. Mereka terlihat begitu harmonis layaknya i
readmore บทที่ 47 Kambing hitam
Bayan menggendong Sina di tangannya, anak itu begitu gembira sambil memainkan boneka yang baru saja
readmore บทที่ 48 Penjara bawah tanah
Kali ini Bayan dipenjara di bawah tanah. Tempat ini adalah tempat para penjahat kelas kakap untuk di
readmore บทที่ 49 Perjalanan panjang
Di langit biru yang tenang, burung elang sedang terbang sambil menggendong surat yang berisi berita
readmore บทที่ 50 Bagaimana jika...
Di tengah hutan belantara terdapat sebuah rumah indah yang telah dijaga ketat oleh banyak tentara. R
readmore บทที่ 51 Politik kerajaan
Saat kereta sampai di perbatasan, banyak prajurit datang dengan raut wajah yang sedih dan marah. Mer
readmore บทที่ 52 Persiapan perang
Di dalam penjara bawah tanah, Bayan terus berlatih dan membentuk kekuatan serta bersiap untuk melaku
readmore บทที่ 53 Meminta restu
Amor pergi ke rumah kediaman keluarga besar Bayan. Ia ingin bertemu dengan dua Gada untuk meminta du
readmore บทที่ 54 Malam penentuan
Tepat tanggal 15 Bulan Atas, semua menghadap langit. Malam itu begitu sunyi tanpa ada kabut ataupun
readmore บทที่ 55 Sang ratu
Istana yang terlihat megah dan penuh dengan keagungan, malam ini terlihat begitu suram dan mencekam.
readmore บทที่ 56 Perbatasan timur
Penjara bawah tanah masih tenang seperti biasanya. Tak ada yang tau seperti apa kekacauan yang terja
readmore บทที่ 57 Lereng Gunung Baru
Di Lereng Gunung Baru. Jalan rahasia yang telah dibuat oleh kerajaan Malaka telah menembus ke arah le
readmore บทที่ 58 Maafkan aku
Di gelapnya malam, Badra bersama prajurit khusus terus bersembunyi di balik semak-semak. Mereka deng
readmore บทที่ 59 Misi berakhir
Bayan terus menatap ke arah tempat Ayudisha berbaring saat ini. Wajah cantik itu kini telah dipenuhi
readmore บทที่ 60 Yang Mulia
Ayudisha tersenyum pada Bayan. Ia ingin mengatakan pada laki-laki itu bahwa ia baik-baik saja. Memar
readmore บทที่ 61 Gumi Malaka
"Yang Mulia, silahkan bersiap." Amor kini berdiri di depan kaca tembaga dengan tegak dan berwibawa. P
readmore บทที่ 62 Tinggal di istana
Bayan menatap makanan yang beraneka ragam di depannya. Hal tersebut membuat Bayan menelan ludah deng
readmore บทที่ 63 Rencana berubah
"Raja Malaka telah berganti, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Semua Raja di setiap sudut
readmore บทที่ 64 Perbatasan Malaka Senggrala
Pemandangan laut terlihat begitu jelas di area bukit. Banyak pohon yang rindang dan suara burung yan
readmore บทที่ 65 Raja yang mutlak
Kehilangan sosok ayah membuat Jarka harus bergantung pada ibunya, hanya saja sang ibu saat ini masih
readmore บทที่ 66 Terlahir kembali?
Ayudisha membelai seragam Bayan yang baru, seragam itu akan dikenakan Bayan ketika dilantik menjadi
readmore บทที่ 67 Pergi ke perbatasan
"aku ikut!!!" Suara teriakan Bayan terdengar hingga ke seluruh ruangan. Disana terdapat lebih dari 20
readmore บทที่ 68 Raka...
Raka menatap ke arah langit dengan perasaan putus asa. Rasa sakit di sekujur tubuhnya begitu menusuk
readmore บทที่ 69 Serang!!!
Suara kaki kuda yang terus menembus malam tanpa henti membuat masyarakat Malaka tak berani untuk men
readmore บทที่ 70 Kakak datang
Setelah warga desa melapor tentang keberadaan Raka, para prajurit Senggrala pun langsung menyerbu te
readmore บทที่ 71 Sebuah kebenaran
Bayan melepas pelukannya pada sang adik dan menaruhnya diantara rerumputan yang hijau di bawah pohon
readmore บทที่ 72 Menyambut Raka
Bayan menatap ke arah desa yang berada di dekat perbatasan. Dari prajurit sebelumnya ia telah mendap
readmore บทที่ 73 Jika ada kehidupan selanjutnya
Saat melihat Bayan yang membawa kereta, semua anggota keluarga langsung menyambutnya dengan sukacita
readmore บทที่ 74 Selamat tinggal
Makam leluhur adalah makam milik keluarga Bayan yang terletak tidak jauh dari rumah utama. Ayudisha
readmore บทที่ 75 Belum menerima
Pemakaman telah berlalu dan orang-orang mulai meninggalkan area pemakaman. Para anggota keluarga sek
readmore บทที่ 76 Raja Senggrala
Para prajurit muda Senggrala saat ini sudah kembali pulang menuju rumahnya masing-masing, akan tetap
readmore บทที่ 77 Persiapan pelantikan
Setelah meninggalnya Raka, berbagai macam kegiatan di Malaka telah macet dan harus ditunda. Sekarang
readmore บทที่ 78 Patih Muda Malaka
Ayudisha menatap wajah Bayan yang terlihat begitu gagah dengan baju kebesarannya. Kali ini ia akan d
readmore บทที่ 79 Raja terbaik Malaka
Pelantikan Bayan sebagai seorang Patih Muda akhirnya terlaksana. Orang-orang mulai berbaris dan meng
readmore บทที่ 80 Konspirasi dua raja
Lempengan uang yang banyak membuat mata Jiru, Daka dan Sian langsung merubah kuning. Uang itu diberi
readmore บทที่ 81 Awal rencana
Para prajurit yang telah selamat dari tragedi di perbatasan Malaka telah menghilang layaknya di tela
readmore บทที่ 82 Meminta kompensasi
Kerta membanting semua barang yang ada di ruangannya. Ia benar-benar marah pada kenyataan bahwa anak
readmore บทที่ 83 Harapan
Setelah pulang dari istana, Mahapatih Kerta langsung menuju ruang latihan cucunya. Disana ia melihat
readmore บทที่ 84 Ia ditipu
Bayan memandang laut yang biru dengan perasaan sedikit gelisah. Sepanjang perjalanan ia melihat bahw
readmore บทที่ 85 Rencana luar biasa
Di rumah bordil terjadi sebuah keributan. Semua orang berlari keluar dan berteriak ketakutan. Hal in
readmore บทที่ 86 Tarian ular
Raja Senggrala mengalami suasana hati yang begitu suram. Ia benar-benar kesal dengan kompensasi yang
readmore บทที่ 87 Hukuman menanti
Sret..... Sret..... Sret..... Bayan terus mengasah golok miliknya sambil merapalkan sumpah serapah. I
readmore บทที่ 88 Menghadapi Bayan
Matahari telah terbit dibalik bukit perbatasan Malaka. Akan tetapi mereka masih berdiri sambil menun
readmore บทที่ 89 Istana kerajaan
Di Senggrala hampir semua tabib dikumpulkan untuk menyembuhkan penyakit Raja. Akan tetapi hingga kin
readmore บทที่ 90 Keluarga
Para anggota keluarga kini telah berkumpul. Walaupun tidak semuanya tapi itu cukup ramai mengingat s
readmore บทที่ 91 Rasa sakit
Bayan memeluk Ayudisha dan membuat tubuh Ayudisha lebih nyaman saat berbaring. Setiap malam Bayan ak
readmore บทที่ 92 Terimakasih
Semua orang khawatir akan keadaan Ayudisha, mereka takut karena merasa Ayudisha lemah dan tak tahan
readmore บทที่ 93 Matahari Malaka
Suara tangisan seorang bayi yang terdengar nyaring telah berhasil membuat semua orang di istana mera
readmore บทที่ 94 Perdamaian
Hari begitu cerah dan kehidupan di Malaka menjadi begitu membahagiakan. Tak ada lagi perselisihan da
readmore บทที่ 95 EXTRA 1
3 tahun kemudian Bayan menatap putranya dengan tatapan tak percaya. Ia panik saat ini karena Ayudisha
readmore บทที่ 96 EXTRA 2
Ayudisha menggendong putrinya sambil melihat Lo Gading yang sedang duduk dan menatap tanah. Hal ters
readmore
bagus novelnya
4d
0bagus
16d
0kirim DM
17d
0bagus
25d
0seru dengan cerita novel nya
28d
0pinjam dulu seratus
29d
0maksih
14/08
0saya bangga
13/08
0keren bangettt
12/08
0ceritanya bagus banget suka
12/08
0