ทั้งหมด : 77บทที่ 1 The Little Angel
Musim gugur membuat kota London terlihat seperti kota bertabur emas. Dedaunan yang hijau berubah cok
readmore บทที่ 2 The Arrogant Man
Demi membuat sahabat kecilnya tersenyum bahagia, Carla pun menuruti keinginan gadis kecil itu. Ia ak
readmore บทที่ 3 The Slap
Carla menemuka Cheril tengkurap menangis di kamar rawatnya. Gadis bermata abu-abu itu sungguh tak se
readmore บทที่ 4 The Ego
Seorang pria bermata cokelat tua menatap tajam seorang perempuan yang ia dorong ke dinding. Perempua
readmore บทที่ 5 A Flower
Udara di musim gugur terasa sejuk meski sedikit dingin. Suasana terlihat lebih gelap daripada saat m
readmore บทที่ 6 Bisikan
Kakek Tom nampaknya tidak merasa bosan untuk terus mengomeli Carla agar kembali bekerja dan berhenti
readmore บทที่ 7 Sebuah Tawa
Sbastian dengan terpaksa memakan cokelat pemberian Cheril meski dia sebenarnya tidak suka makan-maka
readmore บทที่ 8 Tatapan Itu
Jalanan Oxford memang tidak pernah mati, semakin sore suasana semakin ramai. Toko-toko berderet sepa
readmore บทที่ 9 Di Balik Sebuah Tatapan
“Hai, apa yang kau lakukan di sini?” tegur Suster Jane pada Carla yang sedang mengintip-intip di bal
readmore บทที่ 10 Sebuah Kisah
Suster Jane menatap Carla dengan tajam, gadis bermata abu-abu itu menggosok-gosok telinganya yang te
readmore บทที่ 11 Sebuah Awal
“Aku harap setelah kau mendengarkan ceritaku, kau tidak akan lagi memiliki niat untuk mengintai Dokt
readmore บทที่ 12 Kecantikan yang Indah
“Gaun itu sangat cocok untukmu Carla,” ucap Joy dengan raut bahagia ketika gadis bermata abu-abu itu
readmore บทที่ 13 Si Keras Kepala
Jalanan London terlihat begitu berkilau di malam hari. Lampu-lampu bergaya clasik menghiasi jalanan
readmore บทที่ 14 Sebuah Kebenaran
Carla tak menyerah meski di malam sebelumnya ia menerima penolakan dari Sbastian bahkan menerima ama
readmore บทที่ 15 Terkunci
Carla berjalan ke ruangan Sbastian dengan rencana di kepalanya. Kali ini ia tidak akan membiarkan di
readmore บทที่ 16 Sebuah Rencana
“Perempuan itu pasti yang meminta bantuanmu untuk mengusik hidupku bukan?” Sbastian kembali berbicar
readmore บทที่ 17 Tak Pernah Menyerah
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya seorang tukang kunci pun datang ke depan ruangan Sbastian. Dok
readmore บทที่ 18 Di Suatu Pagi
Udara pagi musim gugur terasa lebih dingin, namun tetap menyenangkan untuk dinikmati. Berjalan-jalan
readmore บทที่ 19 Sebuah Kekhawatiran?
Sbastian terperanjat, ia kembali memeriksa nadi Carla, “Syukurlah denyut nadimu sudah kembali normal
readmore บทที่ 20 Kisah di dalam Mobil
Sbastian menyetir mobil mewahnya dengan wajah dilipat. Carla terus memperhatikan wajah tampan dokter
readmore บทที่ 21 Sebuah Tragedi
Kota New York memanglah kota yang selalu sibuk. Lalu-lalang kendaraan bermotor dan para pejalan kaki
readmore บทที่ 22 Bunga-bunga
Tiada hari tanpa bertemu dengan Sbastian, itulah moto baru dalam hidup Carla. Ia tak akan membiatkan
readmore บทที่ 23 Kebenaran Kedua
“Ada apa memanggilku?” tanya Carla pada seorang pria tua yang sedang berada di ruang perawatan vip r
readmore บทที่ 24 Makan Siang
Carla kembali ke ruangan Sbastian saat tengah hari, namun udara di luar masih terasa begitu, pertand
readmore บทที่ 25 Secangkir Teh Bersamamu
Salju yang berhamburan turun ke bumi menandakan resmi datangnya musim dingin. Popohonan nampak berki
readmore บทที่ 26 Sebuah Kemarahan
Carla berdiri di depan pintu menuju taman rumah sakit. Dari pintu itu dia bisa melihat taman rumah s
readmore บทที่ 27 Mencari Kebahagiaan
Sbastian menarik paksa Carla untuk ikut dengannya. Dokter berhati dingin itu membawa si gadis bermat
readmore บทที่ 28 Bukan Dirimu
Sbastian berjalan ke ruang rawat Michael dengan perasaan kesal. Dirinya tak terima mendapatkan nasih
readmore บทที่ 29 Hari yang Buruk?
“Kau?” ucap Carla yang terkejut dengan kehadiran Sbastian yang begitu tiba-tiba. “Apa yang terjadi? K
readmore บทที่ 30 Amarilis
Carla meletakkan pot keramik berwarna cokelat polos yang telah ditanami dengan bunga Amaryllis berwa
readmore บทที่ 31 Mengecewakan
Sbastian berjalan dengan wajah penuh amarah menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Tujuan dokter yang
readmore บทที่ 32 Bukan Seorang Pembohong
Sbastian benar-benar diliputi amarah. Ia sangat kesal dengan keputusan sang kakek. Kekesalannya itu
readmore บทที่ 33 Tatap Penuh Kesedihan
“Keluar dari sini!” bentak Sbastian. Carla mengerucutkan bibirnya, kemudian dia duduk di samping Sbas
readmore บทที่ 34 Mushroom Soup
Dua porsi sup jamur telah berada di tangan Carla. Gadis itu kembali lagi ke ruangan Sbastian dengan
readmore บทที่ 35 Kesepakatan
Setelah keduanya selesai makan malam dengan menghabiskan sup jamur hangat. Carla mengatakan pada Sba
readmore บทที่ 36 Menunggu Dirimu
Sbastian sengaja berangkat ke rumah sakit St Thomas’ lebih awal karena ia ingin bertemu dengan Carla
readmore บทที่ 37 Sebuah Janji
Carla terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya dari Sbastian karena pria bermata hijau itu sem
readmore บทที่ 38 Sebuah Alasan
Carla menegakkan duduknya, kini ia kembali menatap Sbastian, “Apa yang ingin kau tanyakan?” Sbastian
readmore บทที่ 39 Dia Saudaraku
Sorot mata penasaran terpancar dari mata abu-abu Carla. Gadis penjual bunga itu sedang menunggu jawa
readmore บทที่ 40 Sebuah Bujukan
Sesampainya di rumah sakit St Thomas’, Carla dan Evelyn langsung menuju kamar rawat Kakek Tom. Pria
readmore บทที่ 41 Sebuah Keputusan
Kakek Tom tersenyum meremehkan, “Lihatlah, kau ini hanya banyak bicara saja!” hardik Kakek Tom. Carla
readmore บทที่ 42 Gangguan
Hampir pukul dua belas malam ketika Carla tiba di depan mansion milik Sbastian yang berada di kawasa
readmore บทที่ 43 Apa Kau Bahagia?
Sbastian meletakkan cokelat panas yang baru dibuatnya di depan Carla yang sedang duduk di depan meja
readmore บทที่ 44 Bermalam
Sbastian kembali meneguk wiski miliknya, kali ini ia meneguknya secara langsung dari botol wiski itu
readmore บทที่ 45 Pagi Bersamamu
Waktu menunjukkan pukul delapan pagi ketika Carla membuka matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan mata, men
readmore บทที่ 46 Sebuah Perhatian
Setelah Sbastian pergi dari kamar tamu itu dengan kesal, Carla memilih unutk kembali tidur karena ke
readmore บทที่ 47 Apakah Itu Dirimu?
Waktu menunjukkan pukul lima sore. Carla menghabiskan waktu sepanjang hari di dalam kamar ruang tamu
readmore บทที่ 48 Perhatian Tingkat Tinggi
Malam telah tiba. Matahari sepenuhnya telah tenggelam. Salju masih setia turun menyelimuti kota Lond
readmore บทที่ 49 Sarapan Bersama
Carla terbangun dari tidur lelapnya sekitar pukul tujuh pagi. Tubuhnya terasa lebih segar, rasa pusi
readmore บทที่ 50 Gaun
Setelah menghabiskan sarapan dan membersihkan diri, mereka pun pergi meninggalkan mansion mewah Sbas
readmore บทที่ 51 Sebuah Harapan
Setelah mengantarkan Carla kembali ke toko bunga, Evelyn buru-buru pergi karena penyedia jasa kateri
readmore บทที่ 52 Rahasia Di dalam Hati
Mendengar jawaban Carla itu membuat Sbastian marah. Rahangnya terlihat mengeras, kedua tangannya men
readmore บทที่ 53 Hari Pernikahan
Hari yang ditunggu pun tiba. Salju sudah hari tak turun di kota London, seolah cuaca ikut berbahagia
readmore บทที่ 54 Sebuah Kejutan yang Mengejutkan?
Waktu berlalu tanpa terasa, baik kedua mempelai maupun tamu undangan begitu terhanyut dalam pesta pe
readmore บทที่ 55 Sebuah Hadiah?
Sbastian berjalan ke dalam mansion dengan mengambil langkah panjang tanpa ragu. Ia menghampiri sang
readmore บทที่ 56 Sebuah Perjuangan
Satu pukulan itu pada akhirnya menjadi awal mula perkelahian yang terjadi antara Sbastian dan Jack.
readmore บทที่ 57 Sebuah Ruangan
Sbastian membaringkan Carla di tempat tidur yang ada di ruangan itu. Saat pertama kali masuk ke sana
readmore บทที่ 58 Tak Perlu Khawatir!
“Berhentilah mencemaskan orang lain, pikirkan dirimu sendiri! Kau pingsan selama hampir satu jam,” u
readmore บทที่ 59 Kejutan Lainnya?
Sbastian keluar dari tempat perawatan Carla. Ia akan mengisi teko air putih yang telah kosong sekali
readmore บทที่ 60 Di Balik Sebuah Tragedi
Sbastian, Kakek Tom, Evelyn, dan perempuan berambut bob pendek itu kini telah berada di ruang kerja
readmore บทที่ 61 Tak Bisa Dipercaya
Kakek Tom menatap Sbastian dengan tatap penuh keseriusan. Ia tahu bahwa kebenaran besar itu sangat m
readmore บทที่ 62 Bukan Mimpi yang Aku Inginkan
Pernikahan meriah dan megah pada akhrinya terjadi. Jenifer sangat bahagi akhirnya ia bisa mendapatka
readmore บทที่ 63 Karena Aku Mencintainya
Tom Smith membawa menantunya pulang ke London. Ia menyayangkan tindakan Jenifer yang diam saja terha
readmore บทที่ 64 Apakah Ini Nyata?
Sbastian menatap kosong Kakek dan ibu tirinya. Kisah yang baru didengarnay itu begitu sulit untuk ia
readmore บทที่ 65 Kisah yang Aku Tahu
Evelyn mencoba mencari-cari keberadaan sang adik. Ia bertanya pada penjaga yang berjaga di depan pin
readmore บทที่ 66 Selalu Menjadi Saudaraku
Sbastian berteriak dengan kencang, mengeluarkan semua amarah dan kekecewaannya. Ia merasa telah begi
readmore บทที่ 67 Interogasi
Carla menunggu kedatangan Sbastian di ruangan tempatnya beristirahat. Suster Jane telah menceritakan
readmore บทที่ 68 Keluarga
Dua minggu berlalu sejak semua rahasia masa lalu keluarga Sbastian akhirnya terbongkar dan pria berm
readmore บทที่ 69 Di Mana Dirinya?
“Sudah cukup lama aku tidak melihatnya. Terakhir kali kami bertemu waktu pesta pernikahanku,” ucap E
readmore บทที่ 70 Kesenyapan
Sbastian tidak dapat menunggu hingga esok hari. Dia sudah merasa sangat penasaran dengan keberadaan
readmore บทที่ 71 Membawa Amarah
Suster Jane kini duduk di dalam mobil Sbastian dalam diam sambil menatap jalanan London yang terliha
readmore บทที่ 72 Tentang Dirinya
Sbastian melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Wajahnya terlihat gusar. Suster Jane yang d
readmore บทที่ 73 Menjaga Dirimu
Sudah satu minggu berlalu sejak Sbastian mengetahui tentang keadaan Carla yang sesungguhnya. Tua Tom
readmore บทที่ 74 Kesedihan
“Kakek sepagi ini di sini?” tanya Sbastian dengan wajah terkejut ketika menemukan sang kakek sedang
readmore บทที่ 75 Merindukanmu
Sbastian berlarian di lorong-lorong rumah sakit menuju ruang perawatan Carla. Saat itu dia sedang be
readmore บทที่ 76 Akankah Kamu...
Sbastian dengan menggunakan kursi roda membawa Carla menuju taman rumah sakit yang terlihat lenggang
readmore บทที่ 77 Sebuah Pesan
Berbagai macam bunga dengan warna yang bermacam-macam pula memenuhi pembaringan terakhir Carla. Pros
readmore
bagus ceritanya
16h
0pada
3d
0bagus dan menarik dalam ceritanya
14d
0bagus
19d
0bagus
11/09
0500
10/09
0mantap
02/09
0sip
23/08
0keren alur cerita nya
20/08
0👍👍🙏🙏
26/07
0