ทั้งหมด : 62BAB 1 Apakah Aku Punya Orang Tua
Kisahku adalah suatu proses yang cukup serius, setiap harinya, aku hanya bisa berharap untuk mendapa
readmore BAB 2 Tetap Semangat
Ain hampir kalah untuk menerima kenyataan pahit bahwa Ain memang tidak memiliki orang tua. Hujatan -
readmore BAB 3 Kepengen Lanjut Sekolah
Selepas SD, pikiranku hanya ada satu yaitu melanjutkan sekolah ke SMP. Dari dulu, aku selalu punya n
readmore BAB 4 Tangis Jalan-jalan Hidupku
Hari yang sudah ditentukan dari bahasa Ibu guruku sudah tiba. Aku telah berkompromi dengan segala ko
readmore BAB 5 Mainan Baru Menangis lagi
Di bualan tepi merindu, mendidih perasaan cintaku pada Nenek. Ingin sekali aku memeluk, Nek setiap h
readmore BAB 6 Aku tidak Mau jadi Anaknya Om
Aku kecewa, aku menangis sekeras mungkin, aku memberontak sekeras-kerasnya. Om bohong, Om pasti tida
readmore BAB 7 Yatim Piatu yang Tidak Aku Harapkan
Sejak lahir sampai detik ini, aku sudah merasakan bagaimana hidup dalam berbagai kondisi. Ada banyak
readmore BAB 8 Belajar Bekerja untuk Membeli Beras
Aku harus kemana ?. Itu yang terlintas dipikiranku ketika aku melihat beras pemberian Kepala Desa pa
readmore BAB 9 Ole-ole Di depan rumahku
Selepas pekerjaan yang aku lakukan, membelah ikan bersama ibu-ibu dipinggir pantai. Aku balik keruma
readmore BAB 10 Ajakan Kedua Dari Orang Asing
Perpisahanku malam itu dengan Om Dimas di Selayar kukira adalah kali terkahir aku menemukan orang ba
readmore BAB 11 Ternyata Dari Dulu Aku Terperangkap
Aku seperti ikan yang ada dalam bubuk. Masuk kedalamnya lalu bermain penuh ceria, bahagia melihat te
readmore BAB 12 Merasa Kehilangan
Butir-butir embun seadanya telah menetes dari langit-langit hati. Membasahi daun-daun samar keingina
readmore BAB 13 Apakah Aku sudah Dewasa Hingga Merasa Terluka ?
As much as possible, I dug out my curiosity towards myself feeling a different feeling than before. A
readmore BAB 14 Sementara Mewakili
Di sudut samping gelisahku, aku mencoba untuk tegar dan kuat melupakan problematika yang aku alami.
readmore BAB 15 Aku di Kepung asa
Niat ingin menolong Teman, nyatanya aku ketimpa dampaknya. Aku telah masuk kedalam kehidupan seorang
readmore BAB 16 Negosiasi Hubungan
Malam pengantin pertama yang normalnya harusnya denganku justru aku dijadikan obat nyamuk di malam p
readmore BAB 17 Baik dan Tidak bisa Aku Tebak
Hubungan apa yang terbangun diatas kecenderungan kasih sayang yang hanya hati seorang diri yang mamp
readmore BAB 18 Bualan Buai Asmara
Yuan adalah laki-laki kurang ajar. Dia mengatasnamakan persahabatanku dengan Amel dan memanfaatkan p
readmore BAB 19 Lalulintas Hati
Sudah berapa hari Amelia meninggalkan kampung menuju tanah Bau-bau. Aku berharap dia bisa pulang sec
readmore BAB 20 Turun Tangga Naik Tangga
Aku menerimanya, aku mencoba untuk membuka hatiku, menenangkan jiwaku, bersahabat dengan setiap masa
readmore BAB 21 Jangan Lupakan Aku
Ini yang akan aku katakan padamu bila nanti kamu kembali kekampung ini. Bertemu keluargamu, suamimu,
readmore BAB 22 Dia Datang Saat Aku telah Lupa
Belum selesai masalahku sama Amelia. Kini dia hadir lagi membawa yang sama. Om Dimas, mengapa kamu d
readmore BAB 23 Memilihmu
Kontes masalahku kian hari kian berbeda. Mendapatkan kemanangan hanyalah suatu poin yang simpel dan
readmore BAB 24 Aku Bukan Boneka
Apakah aku pantas mendapatkan perilakuan kasar setelah kuabadikan kepercaaynku padamu. Aku memilihmu
readmore BAB 25 Surat-suratan Pahit
Telah jauh aku melangkah, telah melewati batas-batas yang tidak harus aku lalui. Berlalulintas seada
readmore BAB 26 Babak Baru
Fase hidupku di Makassar baru dimulai. Aku mulai mengenal lingkungan baru, dunia baru dan serba baru
readmore BAB 27 Haruskah Ada
Sudah beberapa hari aku di Makassar. Aku hidup hanya mengandalkan kebaikan Ibu Indri padaku. Aku tid
readmore BAB 28 Jangan !
Jangan menyayangiku dengan cinta yang terlarang. Jangan mengasihaniku dengan keinginan untuk mendapa
readmore BAB 29 Aku Tidak Kuat
Bukan cobaan yang ingin aku hindari. Cobaan, kemanapun aku pergi pasti akan selalu ada. Mungkin mema
readmore BAB 30 Cipta Rasa
Rentang masalah yang setiap hari aku rasakan telah memberiku sebuah anugerah yang menghimpit dan men
readmore BAB 31 Ia bukan Untuk di Sentuh
Pak Hans, ini bukan waktunya Bapak ingin berduaan denganku. Keputusanku untuk menikah dengan Bapak k
readmore BAB 32 Makna Tersembunyi
Ada hal yang tidak aku ketahui tentang keinginan Ibu Indri padaku yang memintaku untuk menikah denga
readmore BAB 33 Aku Sudah Tahu
Malam itu menjadi pencerah bagiku. Ada hikmah yang bisa aku petik dari kekurangajaran Pak Hans padak
readmore BAB 34 Nuansa Pahit
Siapa yang mengetuk pintu ?. Suara itu tidak asing bagiku. Aku seperti nya mengenal suara itu tapi s
readmore BAB 35 Mestinya Bahagia ternyata Sakit
Ain pergi bersama suaminya. Harusnya pertemuan mereka menjadi kesempatan yang paling berbahagia. Mer
readmore BAB 36 Menyambut Bahagia
Telah lama Ain menunggu hadirnya sikecil dalam hidupnya. Sikecil yang dia bawa dari usia satu bulan
readmore BAB 37 Barusan Ini
Kebahagiaan yang baru saja datang seperti sebuah mimisan yang keluar membawa tinta merah. Ibarat mem
readmore BAB 38 Hampir Saja
Kehilangan orang berarti dalam hidup kita bukanlah suatu peristiwa yang diinginkan oleh semua orang
readmore BAB 39 Kamu Siapa ?
Kebaikan Pak sopir pada Ain dan suaminya bukanlah suatu kebetulan yang tidak terduga. Setiap orang p
readmore BAB 40 Setega Itukah
Garis takdir setiap manusia telah di tentukan sebelum mereka lahir. Sebagai manusia yang beragama, b
readmore BAB 41 Sejauh-jauhnya
Apa yang Ain saksikan tidak lebih dari sekedar melihat mayat yang lahir kembali. Dari kecil, dia han
readmore BAB 42 Langkah Yang Hilang
Baru berapa jam Ain pergi dari rumah Ayahnya, ia merasa seakan kepergiannya kali ini telah begitu la
readmore BAB 43 Ain Forced
Mengapa dia melakukan perbuatan itu. Apakah dia tidak ingin melihat kampungnya atau dia tetap ingin
readmore BAB 44 Dipelukan Ayah
Keributan yang menggemparkan mengundang para pejalan kaki juga para pengendara kendaraan datang meli
readmore BAB 45 Apa Adanya
Tidak ada yang bisa Ain lakukan, dia mengalah untuk alasan yang cukup masuk akal. Dia tahu bahwa mem
readmore BAB 46 Sedikit Senyum di Hari Pertama
Di hari pertama Ain menjalani hubungan dalam keadaan yang sehat. Segalanya nampak begitu indah. Dia
readmore BAB 47 Why Cry, honey?
"Sayang mengapa menangis ?. Apa karena kedua saudara tirimu yang berlebihan di meja makan ?." "Tidak
readmore BAB 48 Special Invites Trouble
Ada-ada saja. Cinta yang dulu pernah menyakitinya seakan terungkit kembali setelah Ain mendapatkan H
readmore BAB 49 Jangan Menyesal
Akhir dari kesedihan yang Ain alami bukan hanya tentang kepedihan yang ia dapat dari setiap rasa sak
readmore BAB 50 Apa Gunanya
Diperjalanan menuju rumah Ayahnya sama sekali tidak ada canda, tidak ada senyum yang dilihat dari wa
readmore BAB 51 Terpaksa Ain Menguping
Untuk menghindari keretakan rumah tangganya, Ain memilih untuk mengalah. Dia memaafkan suaminya namu
readmore BAB 52 Habis Marahan Malah Ingin ?
Tidak masuk akal bagi Yuan mendengar ungkapan larangan Ain padanya yang menyuruhnya untuk tidur jauh
readmore BAB 53 Tau Rasa
Ditempatnya berbaring sambil memeluk anaknya. Ain mengatai Yuan yang kini berada di belakangnya. Sat
readmore BAB 54 Kenapa Sampai Harus Begini Terus
Yuan tetap memohon pada Istrinya. Dia tidak ingin tidur diluar. Dia bahkan meminta maaf dengan menar
readmore BAB 55 Diam-Diam
Seperti awal dimana ketika Ain merasa tersungkur dengan semua beban masalah yang menimpanya. Pagi it
readmore BAB 56 Lelah Sejauh Jalan
Pas jam sebelas malam Ain telah keluar dari dalam rumah Ayahnya. Malam itu gerimis, ia pergi meningg
readmore BAB 57 Semangat Diri
"Jangan menyerah. Lihatlah sekelilingmu, kamu mungkin lebih bermasalah tapi dengan melihat kehidupan
readmore BAB 58 Menahan Rasa Malu
Sepanjang jalan raya menuju Panakukang sejak ia jalan dari shubuh sampai pagi ini. Ain telah melewat
readmore BAB 59 Ditolong Petugas
Dari tadi ia belum makan apa-apa. Ain hanya bertahan dengan sekali minum air kanal yang ia ambil. Sud
readmore BAB 60 Korban Tabrak
Puncak dari penderitaan yang Ain alami, pas ketika ia tiba-tiba berlari dari dalam warung makan kelu
readmore BAB 61 Sekedar Melihat Senyum
Siapapun pasti ingin melihat keluarganya segera sembuh dari penderitaannya. Ayahnya Ain, juga begitu
readmore BAB 62 Puncak
Tak ada yang tahu akhir dari setiap masalah yang dialami oleh manusia. Terkadang banyak yang mengelu
readmore
waw bagus
4h
0baguss
10d
0sangat baik
18d
0keren seru lagii wouuuu wkwkwkwk
26d
0baik
13/08
0novel yg bagus
06/08
0sedih cerita nya
30/07
0mksh
19/07
0dolnot lah aplikasi ini
04/07
0bagus
03/07
0