ทั้งหมด : 86Bab 1
Sejak bel tanda masuk berbunyi, Reika merasakan perutnya melilit. Siklus bulanan yang kerap kal
readmore Bab 2
Terdengar suara bel tanda sekolah telah usai, para siswa berhamburan keluar seperti ayam yang d
readmore Bab 3
"Hah?" Rendy panik, dilihatnya ka kanan dan ke kiri. Sudah banyak orang berlarian ke arahnya. K
readmore Bab 4
Benar saja, dilihatnya Reika membuka pintu gerbang setelah turun dari mobil yang mesinnya masih meny
readmore Bab 5
"Memang sudah berlubang dari dulu, tante. Tersangkut di pagar rumah." Kata Rendy yang melihat mama
readmore Bab 6
Terdengar suara jam beker jadul memekakkan telinga, jarum sudah menunjukkan pukul 04.30. Mata Rendy
readmore Bab 7
Andre melirik anaknya, "Kenapa temanmu lihatin kita?" "Mungkin karena aku ganteng kali, Pa," ja
readmore Bab 8
Bola mata Gita bergerak dan berkedip dengan cepat. Seakan tak percaya apa yang telah terjadi, bagaim
readmore Bab 9
"Hati-hati, Bu. Awas kepeleset, mungkin lantainya licin. Tangan ibu saya gandeng, ya. Anggap sa
readmore Bab 10
"Terima kasih. Eh ...." jawabnya begitu sadar Rendy memujinya barusan. Reika menoleh, matanya membul
readmore Bab 11
Di dalam kamar, seorang pemuda menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Tubuhnya letih, energi hampir t
readmore Bab 12
Perlahan, jiwa yang tengah kosong itu mulai terisi dengan kehangatan dan senyum ramah gadis bermata
readmore Bab 13
Senja bergulir, cahaya merah di ujung barat perlahan menghilang. Bulan merangkak naik mengganti
readmore Bab 14
Tidak ada balasan. Ditunggu beberapa menit, rupanya masih saja tidak ada pesan masuk, padahal sudah
readmore Bab 15
Merasa telah menghalangi jalan, ia menggeser posisinya untuk memberikan kesempatan mereka untuk
readmore Bab 16
"Ha? Bukan kami, Pak." Mereka menjawab hampir bersamaan. "Itu ada buktinya. Masih mengelak?
readmore Bab 17
Sengaja mempercepat langkahnya, mumpung lagi sepi. Ia tidak mau dijadikan bahan gosip yang menjalar
readmore Bab 18
Di dalam kamar, seorang gadis duduk bersimpuh di depan patung wanita menyusui. Raut wajah yang
readmore Bab 19
Bunyi desisan minyak keluar dari guratan sosis di atas bara api. Asap mengepul ke udara diserta
readmore Bab 20
Halaman sekolah pagi ini tampak sibuk, pasalnya rombongan siswa bersiap untuk berangkat ke Trawas. 4
readmore Bab 21
"Sekarang bubar. Dan kamu Rendy, diam dulu di sini." Beliau punya alasan sendiri mengapa menaha
readmore Bab 22
'Jawab curut!' Satu lagi pesan masuk dari Gita karena tak kunjung mendapat balasan. 'Berisik
readmore Bab 23
"Diaaaaam!!!" Teriakan Pak Bintoro bagai auman singa, mengambil alih perhatian setelah adegan s
readmore Bab 24
"Wajah Bu Darmi pemilik warung itu. Hahahaha." Mereka larut dalam tawa, dengan candaan segar ya
readmore Bab 25
"Eng. Iya, bisa-bisa." Sebenarnya ia ingin menolak peemintaan Gita. Namun tatapan aneh beberapa pasa
readmore Bab 26
Gadis itu membelalak, perlahan beringsut mundur hingga sampai pojokan. "Hanya melihat keadaanmu saja.
readmore Bab 27
Saat hendak memejamkan mata, dirasakan ponselnya bergetar. Satu pesan masuk dari Rendy. 'Erwin dalam
readmore Bab 28
Keesokan paginya ia dikejutkan ponsel yang berdering keras. Dengan malas ia mencari letak benda pers
readmore Bab 29
"Bersikap biasa saja, jangan memancing perhatian," kata Rendy berlagak seperti seorang profesional.
readmore Bab 30
"Kayak ga punya dosa saja ngomong seperti itu." "Ngomong apaan?" Ia bingung sendiri, tidak merasa bic
readmore Bab 31
Keesokan harinya mereka beraktifitas seperti biasa dan terlalu monoton. Mereka harus melewati seming
readmore Bab 32
Pengamen kecil itu terus melanjutkan petikan senar dan bersenandung. Bahkan pemukul gendang sampai b
readmore Bab 33
"Pagi, Pa," sapa Reika sembari mencium pipi Johannes. Pria itu tampak sibuk dengan korannya, membaca
readmore Bab 34
Sebuah mobil sedan hitam tengah antri di antara deretan mobil yang berhenti menunggu lampu hijau men
readmore Bab 35
"Bagaimana, Ren? Sekarang kamu pergi ke makam nenek Asih?" Rendy mengangguk pelan. Penglihatannya ter
readmore Bab 36
Sekelompok pria itu mengelilingi Rendy yang seolah mengecil seperti balon kempes. Badan mereka yang
readmore Bab 37
Terdengar suara yang selama ini ditakuti Jamal. Satu-satunya yang bisa membuat pria gempal itu
readmore Bab 38
'Apa? Kau berikan pada Tante Jasmin?' 'Iya. Memang kenapa?' Send. 'Tidak apa-apa. Ya sudah, aku mandi
readmore Bab 39
Ada yang beda, lengan itu mulus dan putih juga sedikit berisi. Leher terasa seperti bersandar pada b
readmore Bab 40
Rencana untuk bebas dari ulangan harian telah lenyap, mau tidak mau ia harus berjibaku lagi dengan k
readmore Bab 41
"Saya tidak tahu pasti, mereka semua memakai masker. Tapi saya yakin itu kelompok Tyo," jawab Sidiq.
readmore Bab 42
Angin berhembus kencang melambaikan atap pos ronda berbahan seng, sehingga menimbulkan bunyi ny
readmore Bab 43
"Saya tidak kenal dengan yang namanya Anita. Walaupun kami sering bersama, tapi tidak tahu menahu de
readmore Bab 44
"Tadi saya sempat bertemu di terminal," jawab Erwin berbohong. Karena semula ia berpamitan untuk men
readmore Bab 45
"Kamu sering main ke sini juga?" "Baru kali ini, Yah. Mereka ini semua siapa?" Yadi menoleh ke belaka
readmore Bab 46
Satu hari berlalu, barang pesanan Erwin datang lebih cepat dari perkiraan. Segera mereka melakukan l
readmore Bab 47
Yang jadi masalah adalah, bocah itu mudah tersulut emosinya. Jika satu lawan satu mungkin Erwin tida
readmore Bab 48
Dua orang antara ayah dan anak itu saling bertukar informasi tentang kelompok yang ditukangi Munanda
readmore Bab 49
"Turun kamu!" "Ya, Pak sebentar. Nyangkut." Pak Bintoro yang kebetulan lewat mendengar pekerja kebersi
readmore Bab 50
"Mulai sekarang tinggalkan cewek itu," ancam Sidiq. Sorot matanya menandakan dia sangat serius saat
readmore Bab 51
Ketika ia menoleh ke belakang didapatinya Pak Bintoro sudah berdiri dengan memasang wajah seram, ses
readmore Bab 52
Acara dimulai pukul enam petang tapi waktu baru menunjukkan setengah lima sudah banyak pengunjung ya
readmore Bab 53
"Rendy pernah bilang akan menyatakan cintanya pada Reika dengan cara unik agar nanti bisa dijadikan
readmore Bab 54
"Hmm...?" Reika sedikit mendongakkan kepala tapi ia terlalu malu menatap mata Rendy secara langsung,
readmore Bab 55
"Semalam aku kurang tidur. Jam sebelas bangun, jam satu bangun. Tidur lagi, lalu bangun lagi jam tig
readmore Bab 56
Ketiga pria asing itu melompat hingga tercebur ke dalam selokan. Entah mendapat kekuatan apa sehingg
readmore Bab 57
Keduanya kompak menoleh ke arah sumber suara. Namun bagi Rendy yang sudah sangat mengenali suara itu
readmore Bab 58
Hening, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir kedua pemuda itu. Bahkan Erwin yang biasan
readmore Bab 59
7 tahun yang lalu. Malam itu sangat tenang, tidak ada angin yang terlalu kencang, tidak ada ombak yan
readmore Bab 60
Anita yang memang masih baru dan tidak mengetahui bagaimana Munandar yang sebenarnya, dengan senang
readmore Bab 61
"Ha ha ha. Kenapa Abang terkejut?" Munandar tertawa puas, kali ini ia unggul satu langkah di depan Ya
readmore Bab 62
Rencana pergi ke hutan mangrove yang sempat tertunda kemarin lusa, kini kembali dibahas. Mereka butu
readmore Bab 63
"Sebentar ya, Nak Rendy tunggu saja di sini," ujar Bu Jasmin. Kemudian ditinggalkannya ia sendiri di
readmore Bab 64
Di dalam ruang tamu, sudah ramai teman sekelasnya. Mereka semua datang bersama Gita untuk menjenguk.
readmore Bab 65
"Tidak ada apa-apa. Mereka teman sekelas Reika, cuma mau menjenguk saja." "Siapa yang sakit?" tanya O
readmore Bab 66
Maka, begitu Bu Jasmin keluar, ia mohon diri dengan alasan karena dapat panggilan telepon dari maman
readmore Bab 67
Ayah dari dua orang anak itu kini tak lagi khawatir dengan kesehatan mental putrinya. Ia tak menyang
readmore Bab 68
Ia penasaran, dengan siapa anaknya melambaikan tangan. Tidak mungkin jika ada seseorang di halaman b
readmore Bab 69
Kendaraan bergerak menuju ke lokasi yang dimaksud, yaitu sebuah salon potong rambut. Ini merupakan y
readmore Bab 70
"Sudah selesai." Mbak Ratih melepas kain penutup yang melingkar di leher Reika. "Bagaimana. Kau suka
readmore Bab 71
"Maaf, Tante. Aku yang salah, tidak minta izin dan pergi terlalu lama." "Tadi Reika sudah izin untuk
readmore Bab 72
"Kenapa, Re?" Melihat ada sesuatu yang aneh dari Reika, membuat Gita menjadi panik. "Kepalaku sakit,
readmore Bab 73
Tiga tahun lalu. Hari ini merupakan liburan kenaikan kelas Reika ke kelas IX. Pak Johannes berencana
readmore Bab 74
Reika langsung saja berhambur memeluk tubuh Aruna dengan wajah syok saat melihat tatapan mata orang
readmore Bab 75
Saat ini "Di mana kau lihat kendaraan itu?" "Di halaman rumah Rendy." "Tapi bisa saja itu kendaraan ora
readmore Bab 76
Sisa hari dari liburan semester ini, dilalui dengan hanya saling diam. Reika tidak memberi kabar apa
readmore Bab 77
"Re-Rendy?" ujar Gita terbata. Erwin pun tak kalah terkejutnya, ia merasa bersalah karena berbohong
readmore Bab 78
Ia pangling dengan perubahan fisiknya, tapi tidak dengan sikapnya. Layaknya seorang pemimpin yang me
readmore Bab 79
Di halaman depan, Gita beserta yang lain menunggu dengan gelisah. Sedari tadi Reika belum juga kelua
readmore Bab 80
Ia bangkit, semangat dan tenaganya seakan pulih. Diterobosnya kerumunan yang saat ini menatapnya keh
readmore Bab 81
"Git-Gita. Sedang apa kamu, kenapa belum pulang? "Dari mana? "Kamu kenapa, Ta?" "Ja
readmore Bab 82
"Kita bawa masuk saja, Tante. Di luar dingin." "Oh, ya-ya. Kau benar." Setelah dibawa masuk, Bu Farida
readmore Bab 83
Di saat tengah melamun, dirasakan pundaknya ditepuk dari belakang, Agil dan Sidiq sudah duduk di seb
readmore Bab 84
"Jangan cuma janji, tapi tepatilah." Rendy tersenyum. Ia memainkan ibu jari di tengah genggaman hanga
readmore Bab 85
Bu Farida mengerti apa maksud dari gelengan kepala Rendy, seolah pikiran antara ibu dan anak itu sal
readmore Bab 86
Keesokan harinya. Di dalam ruangan yang dingin, dengan bau obat yang senantiasa menguar di segala pen
readmore
anak jujur dan baik pasti di sayang dan di percayai oleh papah dan ibunya 😇🤗🙏
19/05/2022
0seru ceritanya ditunggu kelanjutannya ya👍🏻
11/05/2022
0bagus
9d
0Cerita ini sangat baguss
15d
0asik sekali cerita nya top pokonya
18d
0kerenn
20d
0wow ceritanya menarik yaa😍
23d
059274
12/08
0Menarik
04/08
0bgus
28/07
0