ทั้งหมด : 53บทที่ 1 Suara Percakapan
Wati tiba-tiba terjaga dari tidur. Tenggorokannya terasa amat kering. Ia menyingkapkan selimut dan m
readmore บทที่ 2 Gara-Gara Baju
“Mbak, kalau nyuci baju yang bener, dong! Lihat, gaun mahalku jadi rusak gara-gara kamu cuci pakai m
readmore บทที่ 3 Tekad Wati
Wati mengambilkan sepiring nasi goreng dan lauk sosis dengan hati yang galau. Ingin rasanya ia pergi
readmore บทที่ 4 Kejutan
4
readmore บทที่ 5 Keluarga Sultan
“Lalu bagaimana dengan kedua orang tuaku, Bu?” lanjut Wati.
readmore บทที่ 6 Tunggu Balasanku
“Pasti itu, Ti. Pokoknya kamu jangan jauh-jauh dari hape yang Ibu berikan. Jangan pernah tinggalkan
readmore บทที่ 7 Main Cantik
7
readmore บทที่ 8 Siasat Wati
8
readmore บทที่ 9 Aksi Wati
Wati memasuki kamar Rara. Ia curiga di sinilah Dedy menyimpan buku nikahnya. Di kamar Wati sendiri D
readmore บทที่ 10 Kabur
“Ayo kita pulang, Wati,” kata Dedy lembut. Lebih tepatnya, Dedy sengaja berlembut-lembut agar orang-
readmore บทที่ 11 Omelan Bu Nara
“Mana mungkin? Tadi sudah kukunci dia,” sanggah Dedy tak percaya.
readmore บทที่ 12 Rencana Wati
Untuk urusan bedak dan lipstik juga Wati kebingungan memilih. Sudah lama ia tak berbedak dan berlips
readmore บทที่ 13 Pembalasan
13
readmore บทที่ 14 Kegeraman Rara
“Itu, toko baru di depan. Kata lelaki tadi itu toko sembako dan kelontong. Itu kan sama dengan toko
readmore บทที่ 15 Penantian
Para pegawai toko Rara meriung di belakang toko. Mereka merumpi dengan berbisik-bisik. Sebetulnya De
readmore บทที่ 16 Pengumuman Toko
Ia melihat semua pegawainya sudah berkumpul di depan toko. Mereka terlihat ceria seraya mengerumuni
readmore บทที่ 17 Ditinggal Pergi
Rara menyambar kertas yang diberikan Wawan dengan kasar, lalu membaca isinya cepat-cepat.
readmore บทที่ 18 Kedatangan Shelia
“Bukan berkhayal. Aku yakin itu pasti Wati!” Dedy bersikeras. Tatapan matanya tak berkedip ke arah p
readmore บทที่ 19 Kebakaran
Menggunakan sarung yang dililitkan ke badan ala ninja gadungan, Dedy membawa satu jerigen bensin ke
readmore บทที่ 20 Prasangka
Sebuah mobil panjang berbentuk rendah tapi sangat indah sudah menanti Wati dan Lily di depan gerbang
readmore บทที่ 21 Dicari Polisi
Pasar sangat ramai. Bukan karena banyaknya pembeli yang menyerbu pedagang, tapi karena kerumunan ora
readmore บทที่ 22 Bersembunyi
Rara berbalik untuk melihat sosok orang yang tadi berkelebat. Sorot matanya yang ketakutan berubah m
readmore บทที่ 23 Panggilan
Dedy bosan di rumah. Pekerjaannya hanya menonton teve hingga siang. Tak tergerak keinginan sedikitpu
readmore บทที่ 24 Melarikan Diri
“Aku nggak mau berurusan dengan polisi, Mas. Aku takut. Lebih baik kamu kabur saja, Mas. Pergi yang
readmore บทที่ 25 Tersangka
Si istri mengangguk, lalu kembali bergelung di balik selimut. Namun kupingnya tajam mengawasi suara
readmore บทที่ 26 Toko Buka Kembali
“Tuan dan Nyonya saat ini sedang ada urusan bisnis di luar negeri, Nona. Tentang anak yang tertukar
readmore บทที่ 27 Rahasia Lain
“Pak Dedy sakit, jadi tidak ikut hari ini,” jawab Rara ketus.
readmore บทที่ 28 Tersingkap
“Ya. Biarkan dia terus dalam ketidaktahuan. Pada saat terakhir, aku akan muncul dan mengungkapkan di
readmore บทที่ 29 Lelaki Berbadan Kecil
“Sudah. Tidak usah ungkit-ungkit masa lalu,” kata Dedy memperingatkan.
readmore บทที่ 30 Mayit
Tiga orang polisi membawa Rara dan Dedy kembali ke rumah mereka. Mereka diminta untuk menunjukkan ko
readmore บทที่ 31 Terungkap
Lily menepuk pelan lengan Wati, memberi kode agar Wati berbicara. Wati tersentak, lalu tersadar dari
readmore บทที่ 32 Sri Berkisah
Kasus ditemukannya mayat di dalam koper di rumah Rara membuat heboh para pedagang pasar. Semua orang
readmore บทที่ 33 Akulah Wati
Kasus Rara sudah mencapai puncaknya. Bukti-bukti sudah terkumpul lengkap. Dakwaan terhadap Rara berl
readmore บทที่ 34 Pengintai
Wajah Wati memerah karena malu. Memesan tempat di restoran merupakan hal yang tak terpikir oleh Wati
readmore บทที่ 35 Alde dan Raya
Mobil masuk melewati gerbang, lalu meluncur mulus melewati deretan pohon palem yang ditanam sepanjan
readmore บทที่ 36 Dikuntit
“Kamu kok tidak terkejut saat mendengar kisahku tentang Alde, Ly? Jangan-jangan kamu pun sudah tahu
readmore บทที่ 37 Supir yang Aneh
Bu Nara mengangguk-anggukkan kepala lalu terdiam. Kesempatan ini digunakan oleh Wati untuk kembali m
readmore บทที่ 38 Penculikan
“Siapa kamu?” teriak Wati keras. Ia sengaja berteriak galak untuk meredakan kecamuk gugup di dalam d
readmore บทที่ 39 Melacak
Pelan namun pasti, potongan puzzle di kepala Pak Arya bergerak membentuk gambaran kejadian yang utuh
readmore บทที่ 40 Terperangkap
Langkah kaki Wati berhenti tepat di depan pintu rumah. Cat pada pintu tertutup itu terlihat mengelup
readmore บทที่ 41 Pencarian
Pak Sultan mengernyitkan dahi, lalu menggeleng pelan. Raut keheranan terus hinggap di wajahnya. Pela
readmore บทที่ 42 Dalam Sekapan
Tubuh Wati gemetar saat melihat Dedy kembali. Rasanya ia seperti melihat hantu atau vampir yang siap
readmore บทที่ 43 Ledakan
Semua orang terbelalak dan terpana. Bu Sultan terhuyung. Tubuhnya doyong ke kiri, ke arah suaminya.
readmore บทที่ 44 Tak Berbekas
“Cepat ke rumah sakit,” perintah Pak Sultan kepada Samir.
readmore บทที่ 45 Wajah Baru
Ledakan itu berhasil membuat Wati tersungkur jatuh ke depan. Tanpa dapat mengendalikan diri, Wati te
readmore บทที่ 46 Metamorfosis
“Belum, Pak. Sejak Shelia masuk kamar, aku sudah minta kepada perawat agar menyingkirkan semua cermi
readmore บทที่ 47 Tunangan Pengganti
“Apakah ini wajahku?” tanya Wati dengan mata terbelalak tak percaya. Berkali-kali ia menggosok pelup
readmore บทที่ 48 Jodoh Sejati
“… Aku langsung tahu bahwa kamu wanita yang berbeda dengan mantan istriku. Kalian memiliki karakter
readmore บทที่ 49 Rahasia Lily
“Tentang laporan kepada Ibu, akan aku pertimbangkan setelah mendengar ceritamu nanti,” ujar Wati teg
readmore บทที่ 50 Lily dan Dewa
“Setelah semua tamu pulang, Nyonya langsung mengabari Tuan tentang masalah ini,” kisah Lily dengan m
readmore บทที่ 51 Ke Kandang Macan
Baik Pak Sultan maupun Bu Sultan sama-sama memiliki ruang kerja pribadi di dalam rumah ini, sebab ke
readmore บทที่ 52 Ayana Lestari
“Memang sudah lama Mbak Sani. Terakhir kali mungkin tiga bulan yang lalu, ya?” balas Lily sopan.
readmore บทที่ 53 Kebebasan
“Ini dia.” Lily mengulurkan kartu undangan dari Bu Sultan. Lily tersenyum saat memandang Sani sambil
readmore 
free Fire
18/07
0bagus
08/07
0sangat baik
03/07
0bagussss bangett
30/05
0semangat💪
24/05
0semangat
19/05
0kasihan bget nasibmu wati
30/04
0bagus0
02/04
0beok punye citaa
10/03
0Terimakasih karena memberikan banyak manfaat
14/12
0