ภาพรวม
|แคตตาล็อก
- ฉลาก:
- CEO
- Keluarga
- Tokoh Wanita
Menjalin kasih dengan sang kakak, dan menikah dengan sang adik. Kembar Avan dan Vian membuat kepala Farrin menjadi pusing karena permainan yang mereka lalukan. Avan yang mencintainya hanya ingin membuktikan bagaimana perasaan Farrin padanya dengan membuat pertunangan palsu. Siapa sangka hal itu berbalik menjadi boomerang yang menghancurkannya. Di mana saat yang paling membahagiakan harus berbalik menjadi kekecewaan yang luar biasa untuk Avan. Namun, Avan tetap tidak menyerah pada hatinya. Semakin banyak orang yang menjauhkan ia dengan Farrin yang memilih bahagia dengan adiknya, semakin gencar ia berusaha untuk membuat Farrin kembali. Bahkan ia tak akan segan untuk membuat adiknya menjauh dengan siasat liciknya. Bagaimana dengan Farrin? Akankah ia mampu bertahan dengan Vian, yang telah dipilihnya saat di altar, atau Avan, yang sejak awal menjalin kasih dengannya?
อัปเดตล่าสุด
คำแนะนำของบรรณาธิการ
คำแนะนำ
หนังสือแสดงความคิดเห็น (113)
- ทั้งหมด: 137
Part 1
“….. Lalu maukah engkau, Farrin Asytar, menerima Avan Kiandra sebagai pasanganmu. Menerimanya dalamPart 2
“Aku tak akan meminta izin untuk di perbolehkan masuk olehmu atau tidak. Aku juga akan menunggu, jikPart 3
Farrin masih tetap dengan pandangannya keluar jendela café yang kini tengah ia gunakan untuk menenanPart 4
“Aku tahu kau masih belum menerima tentang semua ini. Tapi aku mohon. Jangan terlalu di pikirkan tenPart 5
“Kau serius atas ucapan mu?” tanya Vian memastikan.
Farrin mengangguk mantap. “Ya,” ucapnya.
“Apakah iPart 6
Seperti yang telah mereka setujui sebelumnya bahwa mereka akan menjalani hari yang normal sebagai sePart 7
Sebenarnya, tak terlalu lama bagi mereka untuk menuju unit apartement yang Vian sewa. Hanya saja, sePart 8
Farrin tak mampu lagi membendung air matanya yang sedari tadi ia tahan. Ia kini berada di balkon kamPart 9
[Maafkan aku. Mungkin aku tak akan bisa memasakkan makan siang seperti kemarin karena aku harus menjPart 10
Farrin memandang teduh wajah cantik nan gembul milik gadis kecil di tempat duduk seberang mejanya itPart 11
Setelah makan siang yang cukup membuat hati seorang Vian menjadi jengkel, Vian memutuskan untuk tidaPart 12
Vian pernah membayangkan jika kelak ia kencan, ia akan berpenampilan menarik dan terlihat menawan diPart 13
Sial!
Vian telah kecolongan. Ia yakin jika ia tak akan bisa menepati janjinya beberapa waktu yang lalPart 14
“Jadi, apakah lelaki itu yang membuatmu murung seperti ini? Apa perlu kita kembali dan membiarkankuPart 15
Vian masih setia duduk dan diam memperhatikan Farrin yang masih sesenggukan. Jika saja bisa, ia ingiPart 16
Saat ini, Farrin merasa jengah. Karena pria yang beberapa hari lalu ia temui di pantai itu kini takPart 17
“Tapi jangan berharap lebih padaku. Aku memang menerima maafmu karena tugasku adalah memaafkan merekPart 18
Setelah pertemuannya dengan Kiandra di café yang membuat banyak emosinya terkuras, kini Farrin tengaPart 19
Sementara itu, di belahan bumi lain, sepuluh hari sebelum pernikahan Farrin dan Vian.
Avan memandangPart 20
“Ri, apakah menurutmu keputusanku ini salah?” tanya Avan pada Rizuki. Wajahnya menyendu kala ia mengPart 21
Jantung Farrin berdebar dengan keras sedari tadi malam. Ia gugup dan sama sekali belum bisa mengatasPart 22
Bugh!
“Avan!”
Beberapa pasang mata Nampak terkejut dengan aksi pemukulan yang menyebabkan korban hinggPart 23
“Dear, aku mohon kembalilah padaku! Selagi masih ada waktu untuk mendaftarkan pernikahan kita ke catPart 24
Part 24
“Sudah kukatakan sejak awal bahwa Farrin memiliki kekeraskepalaan Margaret, dan kau tak mengiPart 25
“Aku tahu kau sudah menyelesaikan acara mandimu dan menguping pembicaraanku dengan Avan. Mengapa tidPart 26
“Kau ingat anak lelaki yang kau tolong dari para perusuh di taman bermain dulu? Kau yang berlagak soPart 27
Seolah benar-benar pasangan muda yang baru saja menikah dan ingin segera bulan madu sebelumnya, keyaPart 28
Avan memegang sebuah buku tebal diiringi dengan tatapan kosong sambil terduduk di kursi ayunan tamanPart 29
“Mama ….”
“Apa?!”
Nazilla mendelik, mengapa sih, putranya ini begitu keras kepala? Jika ia tak mau menPart 30
Part 30
“Hey, kau istriku sekarang. Tidakkah kita bisa memulai hubungan ini dengan tidur dalam satu kPart 31
Part 31
“Sebenarnya, Farrin. Apa maksudmu? Apa sebelum ini kau sama sekali tidak menyukai kakakku?” tPart 32
Part 32
Avan dan Vian memang kembar. Namun, sikap mereka lebih sering bertolak belakang. Avan sepertiPart 33
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu di apartmen Vian membuat dua pasang mata yang tengah sibuk denganPart 34
“Sebenarnya apa yang tengah kalian perdebatkan?”
Avan dan Farrin menolek secara bersamaan dan menemukPart 35
Setelah makanan mereka tandas, Farrin bergegas untuk bersiap dan Vian yang membereskan sisa makan mePart 36
“Ma, Mama tak pulang dan mengurus kebun bunga milik Mama?” tanya Vian. Omong-omong, ia merasa bosanPart 37
Poker Face, itulah yang sedang Avan lakukan saat menghadapi Vian.
Dalam Kamus, Poker Face adalah sebuPart 38
“Mama pergi, Vi.” Nazilla pamit. Ia tersenyum begitu membayangkan raut wajah menantunya ketika ia kuPart 39
“Syukurlah Mama sudah pulang. Aku bisa menemanimu makan siang sekarang!”
Hampir saja Farrin terlonjakPart 40
“Hubunganku dengannya memang sudah memburuk sedari dulu, Fa. Jika saja ia mau belajar, aku tak akanPart 41
“Tidak bisakah kau bertingkah sopan seperti wanita pada umumnya? Kau selalu seenaknya. Aku ini bos-mPart 42
Setelah mengantar Rizuki ke apartmennya, mereka berdua kembali menapaki jalanan beraspal. Farrin yanPart 43
“Ayo, lakukan sesukamu. Anggap hari ini kakak iparmu tengah menghibur adik iparnya yang sedang gundaPart 44
"Aku ingin tahu seberapa besar kau mampu menerimaku. Mon Amour, cintaku. Tak ada wanita lain yang kuPart 45
Vian telah berjuang sendiri untuk hatinya yang telah tertambat pada sosok Farrin. Ia tak bisa menyerPart 46
“Aku berusaha keras bekerja di kantor dan menangani Mama yang mengamuk, lalu kau seenaknya mengubahPart 47
“Sudah selesai?” suara Farirn mengagetkan lamunan Avan dan membuatnya hampir terjungkal di kursinya.Part 48
Atas apa yang telah terucap, sudah terlambat untuk ditelan kembali. Avan sudah telanjur mendengar sePart 49
Farrin terdiam mendengar perdebatan mereka berdua. Sebenarnya, ia merasa miris akan protes dari VianPart 50
“Jadi, hanya kita yang akan menemui Mama dikediamannya?” tanya Rizuki.
“Ya mau bagaimana lagi? HanyaPart 51
Sebenarnya, Farrin ingin mengatakan apa yang sudah dia katakan pada Vian, untuk dirinya sendiri. MePart 52
“Kalian datang!” pekik Nazilla saat melihat putra kedua dan pasangannya datang. Sebelumnya, Avan telPart 53
“Omong-omong, kau betah juga, ya, dengan pria kaku seperti suamimu itu?” tanya Rizuki. Dari logat biPart 54
“Kedua perusahaan ini sama-sama penting, Vi. Perusahaan di Perancis adalah warisan Kakek dari ayah kPart 55
“Yakin sekali,” batin Avan. Ia sudah terjun di dunia bisnis semenjak usia dini. Akan ada banyak halPart 56
“Kau mengataiku Wanita Tua? Aku hanya dua tahun lebih tua darimu, Van!” bentak Rizuki.
“Tetap saja kaPart 57
Begitu Avan meninggalkan meja makan, Rizuki menyusul karena khawatir pada emosi Avan yang terkadangPart 58
“Anak?” lirih Farrin.
“Ya, anak kita. Anak yang akan kau lahirkan kelak dan kita rawat bersama. Aku aPart 59
“Tidak perlu. Kau bisa langsung menuju alamat yang tertera. Bos mengatakan jika dia sudah menjelaskaPart 60
“Sudahlah, aku akan mencoba membantumu mencarinya. Kau tunggu saja di rumah!” perintah Avan. FarrinPart 61
Sejak kedatangannya tadi, Avan memang dalam keadaan yang lumayan buruk. Ia belum makan malam dan harPart 62
“Vi, ada apa dengan dirimu?”
Farrin kaget begitu mendapati Vian yang datang dengan darah mengering diPart 63
Setelah menutup perbincangan mereka lewat panggilan suara, Vian mandi dan sarapan dengan segera. TakPart 64
Seseorang dari masa lalu.
Bukan seseorang yang teramat istimewa karena tempat itu masih milik FarrinPart 65
Saat itu ....
Vian begitu lega saat menemukan alamat rumah yang tertera di kertas catatan yang terselPart 66
“A … a, aku tidak menyangka jika hal ini menjadi sejauh itu,” kilah Vian. Dia tersenyum kecut dan mePart 67
“Kau memang janda, Len. Tapi bukan berarti kau boleh merendahkan harga dirimu dengan menjadi istri kPart 68
Lena menunduk begitu mendengarkan perkataan Vian padanya. Bagi pria itu, ternyata dia tak lebih dariPart 69
“Oke, cukup! Kita bicarakan ini di tempat lain.” Vian masih menyadari tempat mereka berbincang saatPart 70
“Aku juga sadar, kita memang melakukannya sekali, tetapi tidak dalam artian yang sebenarnya. Entah aPart 71
Mungkin, Lena bisa diajak untuk berunding baik-baik saja ia sudah bisa bersyukur. Melihat sikap LenaPart 72
“Jika boleh memilih, aku ingin menjadi satu-satunya orang yang ada di hati dan sisimu, Vi,” ujar LenPart 73
“Itu karena dia telah memilih Farrin lebih dulu, Van. Hati Vian telah tertambat lebih dulu pada sosoPart 74
Farrin mengumpat di dalam hatinya. Dasar kakak ipar kejam! Seolah tidak senang sama sekali melihatnyPart 75
Vian memikirkan apa yang Farrin ucapkan tentang anak, mungkin saja hal itu benar adanya. Sayang, diaPart 76
“Jangan memberi harapan palsu padaku, Vi.”
“Bukan harapan palsu, hanya saja aku mengatakan hal ini paPart 77
“Setelah ini kau akan ke mana?” tanya Vian begitu mereka menyelesaikan makan siang. Meski banyak pekPart 78
Farrin sedikit tersenyum begitu dia memlihat sifat cemburu yang Vian tunjukkan. Vian sudah mengatakaPart 79
“Syukurlah! Jadi kita bisa menghemat waktu.” Ada perasaan lega dari ucapan itu. Bagi Vian, satu halPart 80
"Dan usia kehamilan ideal untuk melihat jenis kelamin adalah di bulan kelima. Mungkin mual dan muntaPart 81
Jika dihitung, belum ada dua bulan usia pernikahan mereka, Farrin harus merasakan pengkhianatan secePart 82
“Aku ... aku tadi melihat Vian keluar dari dokter kandungan dengan menggandeng seorang wanita. Aku mPart 83
“Apakah hal itu pantas dilakukan dengan kakak iparmu? Tidakkah tindakan itu terlalu ekstrem, IstrikuPart 84
Sesampainya di apartemen mereka, Farrin langsung menjatuhkan diri di sofa ruang tamu. Keduanya samaPart 85
“Jadi, ayo kita selesaikan urusan kita yang belum sempat dibahas. Aku tak ingin kita membiarkan masaPart 86
“Hanya itu? Tidak ada hal lain yang kau utarakan padaku?” tuntut Farrin pada Vian. Farrin menunggu VPart 87
Vian terdiam dan bingung harus menjwab bagaimana. Pertanyaan ini terlalu sulit bahkan ketika ia sudaPart 88
“Fa, aku mohon untuk melakukan tes itu terlebih dahulu,” pinta Vian lagi. Mengapa kali ini kekeraskePart 89
Hanya melihat dari kejauhan saat Farrin menjalin hubungan dengan sang kakak adalah hal berat yang suPart 90
Melanjutkan studi di tempat yang jauh bukan perkara mudah. Ada banyak pertimbangan untuk bisa memutuPart 91
Selama ini Vian dikenal cukup pendiam dan menarik diri dari pergaulan umum. Sangat berkebalikan dengPart 92
“Mama ingin sekali ikut denganmu. Tapi jika Mama pergi, siapa yang akan menjadi tempat Vian bersandaPart 93
Melepas seorang anak ke perantauan itu berat. Dan kali ini, Nazilla harus merasakan hal itu.
KepergiaPart 94
“Ma, bolehkah aku tetap memanggil Mama, meski aku dan Vian sudah berpisah?” tanya Farrin.
Wanita beraPart 95
“Jadi, bagaimana setelah ini, Nak? Sebenarnya aku sangat menyayangkan perpisahan kalian. Namun, mauPart 96
“Ikutlah denganku!”
Sebuah suara membuyarkan lamunan Farrin yang tengah berdiri menunggu taksi. Di dePart 97
“Ma, aku merindukan Farrin.”
Sudah dua minggu Vian tidak bertemu dengan Farrin. Alasannya? Sudah jelaPart 98
Ah, si kecil, ya?
Entah kenapa akhir-akhir ini Vian memikirkan sebutan itu. Tak mungkin ia tak memikiPart 99
“Avan dekat dengan Papa, juga bukan serta merta dia disayang. Kau tak akan memapu membayangkan bagaiPart 100
Tak ada yang bisa menandingi rasa penyesalan yang Vian rasakan. Keegoisan dari ia dan kakaknya telahPart 101
“Mama tahu. Kita semua memang pernah dalam keadaan yang sulit dan Mama yakin, kau pasti akan sanggupPart 102
dengan wanita keturunan ras Kaukasia itu. Jika untuk menahan rindu sejenak saja sudah sebegini beratPart 103
Ponsel yang Nazilla miliki mungkin saja memiliki bentuk dan merek yang biasa. Namun, perangkat lunakPart 104
“Tapi, Ma ....” Vian berusaha untuk terlihat tenang, tetapi tidak bisa sama sekali. Dia bukan Avan yPart 105
Seberapa keras Vian mencoba meyakinkan ibunya untuk mencari Farrin terlebih dahulu, sekeras itu jugaPart 106
“Apa maksud Mama?” tanya Vian sendu. Mungkin apa yang diucapkan sang mama benar adanya, bahwa Vian sPart 107
“Syukurlah! Mama senang mendengarnya. Apakah Vian banyak menyusahkanmu? Maafkan Mama yang tak bisa mPart 108
Vian percaya, Rizuki selalu bisa mengendalikan situasi dengan sangat baik. Dan jika digabung denganPart 109
“Jika begitu, Adik Kecil. Kau belum bisa menuduhku dengan tepat,” ujar Rizuki.
“Kau memang benar, taPart 110
“Kau tahu, orang yang sudah menganggapku adiknya? Bahwa tingkah kalian sudah menghancurkan aku. HiduPart 111
“Bagaimana menurutmu? Apakah kami masih bersalah di matamu, Vi? Aku bisa membuktikan jika semua itu112
“Aku terkesan, Ri. Kau tidak bisa kusetarakan dengan wanita di luar sana dan seolah kau berdiri send113
Lena dan Farrin, dua wanita berbeda yang tak bisa disamaratakan untuk urusan hati.
“Vi, aku menceritaPart 114
“Maaf karena berantakan, aku belum sempat bersih-bersih,” ujar Vian sambil berlalu menuju satu-satunpart 115
“Kau tidak menginap saja? Malam sudah semakin larut dan perjalanan pulang juga jauh. Tenang saja, kiPart 116
Vian mendesah lega. Untung saja Lena telanjur peka dengan keadaannya yang sedang tak fokus. Jika tidPart 117
Setelah pagi menyambut, Vian bangun dengan tergesa-gesa hingga menolak sarapan yang Lena tawarkan paPart 118
Andai Vian bisa memilih, memilih mencintai Lena adalah hal yang dirasa ringan. Ia tak perlu berebutPart 119
“Ke kediaman yang sudah disediakan, Nona.” Akhirnya, setelah beberapa waktu berlalu pengawal itu menPart 120
Alex hanya melirik sekilas pada Farrin, saat mendengar wanita itu berbicara lirih. Wanita yang sudahPart 121
“Kau tahu, aku tak pernah berpikir untuk pergi ke negara ini dengan cara yang terbilang cukup berbahPart 122
Menjalin kasih dengan dua saudara, yang berujung membuat hatinya galau tak lantas membuat Farrin bahPart 123
“Nona, meski ini Jepang sekalipun, tempat atau negara di mana ada anime yang kau tonton itu. Pasti aPart 124
“Tuan, aku lupa jika seharusnya mengirimu orang yang sudah kubawa. Jika kau tahu dari fotonya, tentuPart 125
Sementara itu di belahan bumi yang lain.
Avan memandang pemandangan kota Paris dari jendela kaca kamaPart 126
“Kumohon, Ma,” pinta Avan. “Aku sudah tak bertemu dengannya beberapa waktu ini. Entah kenapa kembaraPart 127
Nazilla terdiam. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana kala harus menghadapi satu orang yang sudah iaPart 128
Rizuki mengangguk pelan. Memang benar bahwa saat itu, dia juga sudah mencegah apa yang Avan lakukan,Part 129
Dengan segala harga diri yang sudah ia junjung tinggi lalu dihempaskan begitu saja, Nazilla memohonPart 130
“Ap … apa maksudmu, Ri?” Badan Nazilla mengalami tremor kecil saat Rizuki menyelesaikan ucapannya. SPart 131
“Vi, hentikan pencarianmu tentang Farrin.”
Dengan satu kali tombol ditekan, pesan suara yang NazillaPart 132
“Alex,” ujar Natsu. Ia menggoncang pelan tubuh Alex yang tengah terlelap di futon—kasur lantai khasPart 133
Begitu selesai, Alex segera menuju dapur dan mendapati Natsu serta Farrin yang terduduk dan sepertiPart 134
Setelah Farrin meminta sarapan di waktu dini hari dan Alex serta Natsu mencurigai sesuatu, keduanyaPart 135
“Kau, siapa?” tanya Farrin. Ekspektasinya akan Avan menghilang begitu saja kala ia mendapati sosok pPart 136
Hingga waktu berubah petang pun, Farrin masih tetap bergeming dan menolak apa pun yang diberikan NatPart 137
“Pikirkan anakmu ketika ia nanti bertanya di mana ayahnya!” tukas Rizuki.
“Justru karena aku memikirk
um livro muitos bom
13d
0halo
16d
0kerenn!!!
17/08
0❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
16/08
0sangat bagus
13/07
082749
20/06
0bgusss
08/06
0bagus bgt
14/05
0bagus banget novelnya
17/03
0wow bgus
11/03
0