ทั้งหมด : 119Chapter 1
Clarissa bangun sebelum adzan subuh. Bagun sepagi ini sudah selalu di lakukannya. Clarissa sudah san
readmore Chapter 2
"Aku bersihkan toilet cewek cup," ucap Sinta yang mengangkat jari telunjuknya. "Gak adil, Sinta semal
readmore Chapter 3
Chapter 3 Sangat Lelah Jam 11 siang Clarissa baru bisa beristirahat. Clarissa duduk selonjor di lanta
readmore Chapter 4
"Buatkan saya kopi," ucap pria itu memerintah "Baik Pak," ucap Clarissa yang meninggalkan ruangannya.
readmore Chapter 5
Clarissa berjalan dengan tertatih. Kakinya terasa begitu sangat lemas, dengan tubuh yang terasa saki
readmore Chapter 6
Dengan mempercepat langkah kakinya Clarissa berjalanm ke kamar mandi. Berada di dalam ruangan ini me
readmore Chapter 7
Clarissa bangun ketika adzan subuh. Ia merendam pakaian kotor di dalam kamar mandi untuk mencucinya
readmore Chapter 8
"Iya tunggu sebentar," saut Clarissa yang mendengar Sinta mengetuk pintu dari luar. Clarissa berjal
readmore Chapter 9
Carissa dan juga Sinta berdiri sambil memegang besi di atas kepala mereka. "Akhirnya aku coba juga na
readmore Chapter 10
Fathir meremas-remas rambutnya dengan sangat kasar. "Apa yang telah aku lakukan,” ucapnya saat dia s
readmore Chapter 11
“Perusahaan aku bisa bangkrut bila aku memberikan kamu kartu itu,” ucap Fathir. “Mas tahukan berapa p
readmore Chapter 12
Fathir duduk di kursi kerjanya. Tangannya tidak ada henti-hentinya memijat pelipis keningnya. Kepala
readmore Chapter 13
"Aku nggak ngerti kenapa semua cleaning service diberhentikan dan sekarang masuk cleaning service ya
readmore Chapter 14
Sinta memandang Clarissa yang masuk ke ruang pantri. "Ada apa?" tanyanya memandang temannya tersebut
readmore Chapter 15
Clarissa diam dan menelan air ludahnya ketika mendengar ucapan bosnya tersebut. “Kemarin saya tidak b
readmore Chapter 16
Clarissa memegang dadanya yang berdegup dengan hebatnya. Clarissa tidak menyangka bahwa bosnya akan
readmore Chapter 17
"Rumah kamu sayangnya nggak bisa dilalui mobil, jadinya jalan dulu ke dalam,” ucapnya ketika mobilny
readmore Chapter 18
Fathir memasukkan tas ke dalam bagasi mobilnya. Pria itu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kem
readmore Chapter 19
Farah berjalan meninggalkan ruangan suaminya. Farah tidak menjawab sama sekali setiap ada yang menya
readmore Chapter 20
Clarissa memegang surat sertifikat rumah yang diberikan Fathir. Saat Fathir memberikannya surat kepe
readmore Chapter 21
Dengan begitu sangat ragu, Clarissa memberanikan diri untuk menghubungi nomor ponsel bosnya. Ini unt
readmore Chapter 22
Fathir Memandang Istrinya yang keluar dari dalam ruangannya. Fathir memijat-mijat keningnya yang te
readmore Chapter 23
Fathir datang ke rumah sakit di mana saat ini istrinya berada. Dia tidak menyangka apa yang dikataka
readmore Chapter 24
“Aku pusing ma," ucap Fathir dengan wajah frustasi. "Kenapa? Apa ada masalah selain dengan Farah,” ta
readmore Chapter 25
Fathir tersenyum ketika mendengar suara gadis yang mengangkat panggilan teleponnya. “Halo Pak Assalam
readmore Chapter 26
Fathir tidak ada henti-hentinya memandang Clarissa. Tatapan matanya hanya tertuju ke arah gadis cant
readmore Chapter 27
Clarissa masuk ke dalam kamar dan berencana mengganti pakaiannya. Ia duduk di tepi tempat tidur samb
readmore Chapter 28
Clarissa menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban pria tersebut yang menurutnya sangat logika.
readmore Chapter 29
“Iya nggak apa-apa devan duduk di sini aja, lagian Adek Sheren nggak marah kok. Abangnya duduk di si
readmore Chapter 30
"Nggak usah takut, masak iya ditinggalin mandi sebentar aja udah gak mau gitu,” ucap Haryati. Wajah C
readmore Chapter 31
“Mama sama papa mau ke kamar atas lihat Sheren dan juga Devan, sekalian mau main-main sama mereka, u
readmore Chapter 32
Fathir duduk di kursi kemudi, ekor mata pria itu tidak ada henti-hentinya mencuri pandang kearah gad
readmore Chapter 33
Farah memandang kamarnya yang kosong. Farah mengusap wajahnya. Farah membuka bajunya dan menjatuhkan
readmore Chat 34
Farah keluar dari rumah mertuanya. Kakinya terasa begitu sangat lemas. Air matanya tidak ada berhent
readmore Chapter 35
Clarissa mendengar suara ketukan pintu dari luar. "Tadi udah dibilangin nggak usah datang, kenapa da
readmore Charger 36
Clarissa duduk meringkuk menangis dengan Posisi tidak berubah sama sekali. Clarissa tidak menyangka
readmore Chapter 37
“Kenapa kalian menghalangi ku. Aku belum puas memberikan pelajaran untuk wanita itu." Farah begitu s
readmore Chapter 38
Clarissa berbaring di atas tempat tidur dengan memiringkan tubuhnya. Punggungnya terasa begitu sanga
readmore Chapter 39
Farah memberhentikan mobilnya di depan rumah mertuanya. “Apa mereka sudah tahu apa yang aku lakukan
readmore Chapter 40
Fathir keluar dari dalam kamar Clarrissa dan menutup pintu kamar Clarissa dengan sangat rapat. Fathi
readmore Chapter 41
“Abang enggak usah tidur di sini,” ucap Clarissa saat melihat Fathir yang akan tidur dikamarnya. "Aba
readmore Chapter 42
“Assalamu’alaikum,” ucap Fathir yang mengetuk kamar Clarissa. Clarissa tersenyum ketika mendengar su
readmore Chapter 43
Farah mengusap wajahnya ketika dia harus membayar uang arisannya. Farah hanya diam memandang layar p
readmore Chapter 44
Clarissa merasakan sesak didadanya. Air matanya mengalir begitu saja saat mendengar apa yang disampa
readmore Chapter 45
Haryati dan Burhan datang langsung ke panti asuhan yang dikelola oleh Linda. Haryati memandang bangu
readmore Chapter 46
Linda berdiri di depan kamar Clarissa. Linda mengusap air matanya. Linda tidak ingin memperlihatkan
readmore Chapter 47
Fathir memandang wajah istrinya dan tersenyum menatap wajah cantik istrinya. Pria itu mengusap kerin
readmore Chapter 48
Fathir terbangun saat mendengar suara istrinya yang berasal dari dalam kamar mandi. Dengan cepat Fat
readmore Chapter 49
“Sayang makan ya,” ucap Fathir yang duduk di atas tempat tidur sambil memegang piring yang berisi sa
readmore Chapter 50
Fathir yang baru terjaga dari tidurnya, dengan cepat duduk dan beranjak dari atas tempat tidur. Fath
readmore Chapter 51
Fathir mengusap wajahnya dengan sangat kasar. Pria itu sedikit memijat-mijat kepalanya yang terasa p
readmore Chapter 52
Fathir membuka pintu kamarnya dan memandang istrinya yang sedang tertidur di atas tempat tidur. Fath
readmore Chapter 53
Fathir sudah mulai merasa sangat lega ketika melihat perkembangan kondisi istrinya, kondisi istrinya
readmore Chapter 54
Fathir menyalakan televisi yang ada di dalam ruangannya. Darahnya mendidih saat melihat berita gosip
readmore Chapter 55
Clarissa memandang wajah suaminya yang tertidur lelap. Clarissa menatap wajah suaminya tanpa berkedi
readmore Chapter 56
Fathir belum bisa menghilangkan rasa sakit dihatimu. Apa yang dilakukan oleh istrinya benar-benar ti
readmore Chapter 57
Farah memandang wajahnya dari pantulan cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Air matanya sudah ti
readmore Chapter 58
Farah menangis ketika memasuki rumahnya. Farah memandang ke sekeliling rumahnya. “Dulu aku sangat ti
readmore Chapter 59
Fathir tersenyum saat memandang Istrinya yang sedang sibuk di dapur. Dua orang pelayan berdiri tidak
readmore Chapter 60
“Nanti aja setelah mandi kita cerita,” ucap Fathir yang melonggarkan dasi di lehernya. Clarissa terse
readmore Chapter 61
"Abang berangkat dulu ya sayang," ucap Fathir, pria itu mencium kening istrinya. "Iya, hati-hati di j
readmore Chapter 62
Clarissa mulai mencari hiburan yang ada di televisi. Clarissa menghentikan pencariannya ketika melih
readmore Chapter 63
Setelah memutuskan sambungan telepon dari bosnya, David meminta kepada anggotanya untuk berpencar me
readmore Chapter 64
Clarissa baru terbangun dari tidurnya ketika suaminya menghubunginya. Clarissa tertidur setelah maka
readmore Chapter 65
Fathir duduk di atas tempat tidur bersama dengan istrinya. Pria yang sedang menonton televisi itu be
readmore Chapter 66
“Bang anak-anak ikut,” tanya Clarissa yang memandang wajah suaminya. “Nggak,” ucap Fathir. “Kenapa ngg
readmore Chapter 67
“Devan udah besar, udah bisa duduk sendiri,” ucap Fathir yang memandang putranya yang duduk di bagia
readmore Chapter 68
David memandang gadis yang berbaring di atas tempat tidur. Wajah gadis itu tampak pucat. David mempe
readmore Chapter 69
Sinta begitu sangat gelisah, ia berjalan-jalan di dalam kamar yang saat ini ditempatinya. “Gimana ca
readmore Chapter 70
“Apa jalan saya terlalu cepat,” ucap David yang memandang ke belakang dan menghentikan langkahnya. De
readmore Chapter 71
“Sabuk pengamannya dipasang,” ucap David yang duduk di kursi kemudinya. Pria itu memasang sabuk peng
readmore Chapter 72
Kota ini merupakan tempat yang dipilih Farah untuk tinggal. Kota yang memiliki udara yang sejuk dan
readmore Chapter 73
“Apa Abang mau Risa temani abang,” ucap Clarissa saat membantu suaminya memasang dasi. Fathir terseny
readmore Chapter 74
“Aku lihat tadi sepertinya Farah sudah banyak berubah ya Ma,” ucap Fathir yang memandang mamanya ket
readmore Chapter 75
“Jadi Sheren sekarang sudah jadi mama ya,” ucap Fathir yang duduk di samping istrinya. Clarissa memut
readmore Chapter 76
“Dek bangun,” ucap Sinta yang membangunkan adiknya. “Riski membuka matanya dan memandang Sinta yang s
readmore Chapter 77
“Nanti Sinta jadi ke sini ya bang,” tanya Clarissa yang sedang memasangkan dasi suaminya. “Iya, nanti
readmore Chapter 78
Sinta mengambil air putih hangat di dispenser, dan kemudian meletakkan gelas yang berisi air putih i
readmore Chapter 79
"Saya permisi dulu pak," ucap Sinta yang beranjak dari tempat duduknya. “Tunggu,” ucap David. “Ada ap
readmore Chapter 80
Clarissa berdandan dengan sangat cantik. Sore ini Clarissa akan berjumpa dengan teman yang sangat di
readmore Chapter 81
David menghentikan mobilnya di depan rumah Sinta. “Saya mau siap-siap sebentar Pak,” ucap Sinta. “Iya,
readmore Chapter 82
Riski begitu sangat senang ketika naik ke dalam mobil mewah milik David. Ingin rasanya anak itu memb
readmore Chapter 83
Sinta memandang ke arah pria yang datang ke ruang tamu bersama dengan wanita. Sinta berusaha meyaki
readmore Chapter 84
“Setelah tiga bulan tidak berjumpa dengan kamu, aku hampir tidak bisa mengenali Kamu lagi,” ucap Sin
readmore Chapter 85
Riski memandang menu yang terdapat di atas meja makan. Riski menelan salivanya ketika melihat menu y
readmore Chapter 86
“Apa sudah lepas rasa rindunya,” ucap Fathir yang tersenyum memandang istrinya. Dengan cepat Clarissa
readmore Chapter 87
David turun dari dalam mobilnya, pria itu berjalan di samping Sinta. Sinta memandang pintu rumahnya y
readmore Chapter 88
“Ke mana semalam,” ucap Ahmad yang memandang Sinta dan Riski. “Semalam diundang ke rumah bosnya Sinta
readmore Chapter 89
“Kalau gitu adek tunggu kakak gajian aja lah ya,” ucapnya. “Iya kak nggak apa,” jawab Riski. Hari ini
readmore Chapter 90
Meskipun tidak mengetahui siapa yang tadi sudah menghubunginya, namun Sinta dengan sangat patuhnya m
readmore Chapter 91
David memandang dari kaca spion yang ada di depannya. David memperhatikan Riski yang duduk di belaka
readmore Chapter 92
Sinta memandang SPG yang datang dengan membawa beberapa kotak di tangannya. “Lihat-lihat dulu ya Dek
readmore Chapter 93
“Yang ini bagus,” ucap David yang memandang tas ransel berwarna hitam. Riski memandang tas tersebut.
readmore Chapter 94
Clarissa memegang ponsel di tangannya dan memandang layar ponsel tersebut. Saat ini Clarissa memandan
readmore Chapter 95
“Assalamu’alaikum," ucap Sinta, Rizki dan juga David yang berdiri di pintu. “Wa’alaikumsalam,” ucap A
readmore Chapter 96
Clarissa memandang dirinya di depan cermin. Wajahnya terlihat begitu sangat cantik dengan riasan ma
readmore Chapter 97
Fathir tersenyum dan memeluk tubuh istrinya. Clarissa tersenyum saat suaminya mencium bibirnya. "Ken
readmore chapter 98
Fathir berbaring di atas tempat tidur. Di saat seperti ini Clarissa sudah sangat hafal apa yang ingi
readmore Chapter 99
“Abang nanti Risa ke kantor ya,” ucap Clarissa ketika memasangkan dasi suaminya. “Iya,” jawab Fathir
readmore Chapter 100
Clarissa begitu sangat senang ketika bisa menginjakkan kakinya ke perusahaan milik suaminya. Clariss
readmore Chapter 101
Fathir memandang istrinya yang saat ini sedang duduk bersandar di tempat tidur. Fathir bisa mengeta
readmore Chapter 102
“Saya akan menjawab semampu saya. Saya akan berusaha untuk memberikan jawaban sesuai dengan yang Pak
readmore Chapter 103
Back to Back. “Ini Pak minumannya,” ucap Didin yang sudah berganti pakaian. Didin meletakkan dua kopi
readmore Chapter 104
Fathir memegang kertas amplop berwarna putih dengan logo Rumah Sakit. Fathir memandang Rudi yang saa
readmore Chapter 105
Clarissa begitu sangat tidak sabar menunggu apa yang akan disampaikan oleh suaminya. Walaupun terkes
readmore Chapter 106
Rudi begitu sangat panik ketika melihat istrinya pingsan. Rudi merebahkan tubuh istrinya di atas tem
readmore Chapter 107
Clarissa memegang tangan suaminya dengan sangat erat. Ia merasa begitu sangat gugup ketika akan bert
readmore Chapter 108
“Makannya harus banyak,” ucap Rini memasukkan ayam bakar ke dalam piring putrinya. “Iya ma,” jawab Cl
readmore Chapter 109
Fathir, Burhan, dan Rudi berdiri di taman yang berada di samping rumah milik Burhan. Ketiga pria tam
readmore Chapter 110
Clarissa duduk di atas tempat tidur dengan meletakkan beberapa bantal di belakang punggungnya, Kakin
readmore Chapter 111
Clarissa duduk di pangkuan suaminya sambil mengancing kemeja yang dipakai suaminya. Fathir memandang
readmore Chapter 112
Setelah sholat subuh Fathir menemani istrinya jalan pagi di halaman rumahnya. Terkadang Fathir memba
readmore Chapter 113
"Apa tidak ada cara lain dok, Istri saya sudah sangat kesakitan tapi masih disuruh untuk jalan?" Fat
readmore Chapter 114
Clarissa berbaring di atas tempat tidur kamar rawatnya. Senang sangat hati Clarissa setelah proses p
readmore Chapter 115
Fathir masuk ke dalam kamarnya. Pria itu melihat istrinya yang sedang tidur bersama dengan anak keti
readmore Chapter 116
Farah duduk di meja kerjanya. Saat ini dirinya memeriksa laporan penjualan butik miliknya. Butik yan
readmore Chapter 117
"Bang jangan gangguin, Risa lagi kasih Azkah susu," kata Clarissa yang merasa geli ketika suaminya m
readmore Chapter 118
Clarissa memandang suaminya. Ada rasa khawatir ketika dirinya akan bertemu dengan Farah mantan istri
readmore Chapter 119
Angin berhembus menyejukkan kulitnya. Rambut panjang sebahu menari-nari mengikuti arah kemana angin
readmore
aku sangat menyukai cerita ini.terima kasih
5d
0mantap ceritanya
23d
0DIAMON
17/08
0bagussss bgt
17/08
0keren, suka
15/08
0suka banget
15/08
0bagus, menarik
14/08
0aku suka banget sama nopelini
10/08
1bagus
08/08
0sangat mengharukan ceritanya dan bikin penasaran pembacanya
07/08
0