logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 6 Awal Musim Panas

Hari ini adalah hari di mana musim panas itu terjadi. Semua orang terlihat menikmarti liburan musim ini bersama dengan teman dan bahkan orang yang ada di dekatnya. Musim panas kali ini membuat banyak orang merasa bahagia karena tidak terjadi hal yang buruk di awal musim ini. Suasana kota yang begitu ramai dan orang-orang mulai pergi ke suatu tempat. Di pagi hari yang panas ini, Marchell sedang menunggu teman-temannya di sebuah bandara. Mereka berencana akan pergi ke tempat yang sebelumnya di rekomendasikan Joe beberapa waktu yang lalu. Marchell yang sudah ada di bandara kemudian dirinya menghubungi mereka. Tidak lama kemudian, sebelum Marchell hendak menghubungi mereka dengan tidak di sangka mereka sudah datang. Arron datang berbarengan dengan Ethan dan kemudian di susul oleh Selena dan Arnette. Kali ini mereka sudah berkumpul dan tinggal menunggu satu orang lagi. orang itu tidak lain adalah Joe sendiri. 5 menit kemudian, Joe akhirnya datang. dan mereka berenam kemudian berangkat ke suatu pulau yang berada tidak jauh dari kampung halamannya Joe yang ada di kepulauan Medieval. Pemberangkatan pagi ini berjalan lancar dan sekarang mereka semua sudah berada di dalam pesawat sambil bersantai. Perjalanan udara menuju kepulauan tersebut rupanya memerlukan waktu sekitar 4 jam lamanya. Mereka yang sedang beristirahat di pesawat dan kemudian mendapatkan makanan. Penerbangan lumayan memerlukan waktu lama, karena itu lah kini mereka sedang menikmati waktu istirahat. Arnette yang duduk di samping Selena kemudian dirinya menayakan sesuatu kepadanya.
“Selena,”
“Apa?”
“Kau membawa earphone?”
“Iya. Mau pinjam?”
“Ya.”
“Ini,” ucap Selena yang memberikan earphone miliknya.
Tidak terasa, akhirnya mereka sampai di bandara kepulauan Medieval dan turun dari pesawat. Tidak lama setelahnya, mereka langsung menaiki mobil travel dan menuju ke sebuah kota yang berada di pinggir pantai. Dengan antusias, Arron kemudian terlihat begitu senang dan itu membuat mereka merasa malu karena sudah membawanya. Joe bersama dengan mereka akhirnya menuju ke kampung halamannya dan di sana lah sebuah kota yang ada di pinggir pantai dengan pemandangan pantai yang terlihat walau hanya melihat dari balik gedung tinggi. Hanya memerlukan waktu selama satu jam saja dari bandara dan sekarang mereka sudah sampai di kota tersebut yang bernama Boreas. Sesampainya di sana, mereka lansung pergi ke kediamannnya keluarga Joe. Mereka yang kemudian sudah sampai di sana akhirnya bertemu dengan pamannya Joe yang memang tinggal di kota ini. Joe kemudian mememperkenalkan mereka berlima dan sekarang mereka sedang merapikan barang bawaannya.
“Akhirnya sampai juga,” ucap Arnette.
“Punggungku sakit,” sahut Ethan
“Kita akan beristirahat di sini dan begitu sudah pulih, perjalanan akan di laksanakan lagi,” ucap Joe kepada mereka semua.
“Okay.”
Pemandangan kota pantai yang terlihat indah membuat mereka bermain-main sebentar di daerah pantai dan kemudian mereka berpesta pada malam harinya dengan mengadakan BBQ. Pemandangan yang terlihat indah dengan matahari yang mulai terbenam pada sore harinya dan berganti dengan indahnya cahaya bulan di malam hari menjadikan tempat ini memang sangat indah dan terasa seperti surga. Selena yang kemudian melihat indahnya langit dan dirinya terdiam sebelum bergabung lagi bersama mereka yang sedang asik merayakan pesta, Joe yang menjadi tuan rumah sedang sibuk membakar daging dan dirinya kemudian melihat mereka berpesta ria.
5 hari sebelum musim panas. Orang-orang sedang di sibukan dengan tugas kuliah dan bahkan pekerjaan mereka. Siang ini, Marchell yang baru saja pulang dari kampus dirinya kemudian pergi ke tempat kerjanya dan di sana dirinya mulai sibuk dengan pekerjaannya itu. sesampainya di sana, Jimmy yang sedang mengedit foto terlihat kesulitan karena banyak sekali permintaan dari klien. Marchell dengan cepat mengambil alih dan mereka berdua bisa menyelesaikannya dengan baik.
“Biar ku bantu,” ucap Marchell.
“Silahkan. Semuanya ada di file yang sama.”
“Okay.”
“Hari ini kau pulang cepat?”
“Ya. Karena mata kuliahnya hanya satu jadi aku bisa kemari lebih awal.”
“Senang sekali mendengarnya.”
“Kenapa?”
“Hari ini kita akan sangat sibuk jadi persipkan dirimu.”
“Oke.”
Mereka berdua yang sedang serius mengerjakan proyeknya itu dengan sungguh-sungguh. Sementara itu di tempat kerja Ethan, dirinya sedang membuat banyak sekali minuman karena hari ini pelanggan yang datang sangat banyak. Ethan mulai kewalahan dan akhirnya pekerjaannya itu selesai tepat di malam hari pukul 9 malam. Cafe tersebut tutup setiap jam 9 malam dan sekarang dirinya hendak pulang. Dalam perjalanannya pulang, dirinya kemudian sempat mampir di sebuah tempat yang ada di daerah sana. Dirinya dengan penasaran memasuki sebuah toko yang terlihat memiliki banyak sekali barang antik. Ethan yang memiliki hobi mengoleksi barang antik membuatnya memasuku toko tersebut. Namun, ketika dirinya memasuki toko itu seorang wanita tua baru saja keluar dari sebuah pintu ruangan yang ada di dalam toko tersebut. Ethan kemudian bertanya kepadanya.
“Permisi, apa anda penjaga toko ini?” ucap Ethan dengan sopan kepada wanita tua tersebut dan kemudian wanita tua itu menjawab.
“Aku pelanggan di sini.”
“Maaf?”
“Kalau kau mencari penjaga toko ini orang itu hari ini sedang libur.”
“Lalu?”
“Kau bisa langsung menemui pemiliknya. Orang itu ada di balik pintu itu,” ucap wanita tersebut sambil keluar dari toko tersebut.
“Iya, terimakasih.”
Dengan perlahan Ethan memasuki pintu tersebut dan begitu dirinya masuk, dirinya di kejutkan dengan ruangan yang ada di balik pintu tersebut yang terlihat sangat indah seperti berada di dalam ruangan bangsawan dan di sana ada banyak sekali barang antik dan juga dekorasi yang sangat bagus. Di depannya terdapat sebuah meja dan di sana seorang wanita yang terlihat awet muda sedang duduk di sana. Ethan yang merasa terkejut karena keberadaannya, membuatnya merasa bingung dan dirinya kemudian langsung menanyakan pemilik toko ini.”
“Permisi, apa anda pemilik toko ini?” ucap Ethan kepada wanita yang ada di hadapannya.
“Benar itu aku. Ada apa anak muda.”
“Saya hendak membeli sesuatu?”
“Duduk lah.”
“Apa?”
“Kedatanganmu kemari sebagai jiwa yang murni.”
“Eh?”
“Silahkan pilihlah,” ucap wanita tersebut yang kemudian memperlihatkan kartu tarot di hadapannya.
“Tunggu, dulu. Saya datang kemari untuk membeli barang bukan meramal nasib saya.”
“Kau yakin tidak ingin mencobanya?”
“Apa?”
“Mungkin kau memang saat ini merasa bingung. Tapi, langkah kakimu datang kemari bukan secara kebetulan. Jadi apa kau akan menyia-nyiakan kesempatan ini?”
“Maaf sebelumnya, tapi saya...”
Ketika mereka sedang berbicara, tiba-tiba saja seorang perempuan datang ke ruangan tersebut dan seketika membuat Ethan terkejut dengan kedatangannya. Orang itu tidak lain adalah Selena. Ethan kemudian memanggilnya dan Selena juga merasa terkejut karena Ethan sedang berada di sana.
“Selena?” ucap Ethan.
“Oh, kau. Apa yang sedang kau lakukan?” ucap Selena yang kemudian melihat ke arah wanita yang ada di depan Ethan.
“Kalian saling mengenal?”
“Tentu saja. Orang ini temanku di kampus.”
“Begitu rupanya,” ucap wanita itu sambil merapikan kembali kartu tarot yang ada di depannya itu.
“Tunggu, kau bekerja di tempat seperti ini?” tanya Ethan.
“Iya. Memangnya kenapa? Apa ada masalah?”
“Tidak. Aku hanya bertanya.”
“Dan orang yang ada di depanmu itu adalah ibuku Luna,” ucap Selena sambil menujuk ke arahnya.
“Apa?”
Ethan dengan terkejut menghadapi kenyataan yang ada di depannya itu dan kemudian dirinya tidak berhenti terdiam. Ethann yang tidak mempercayai hal tersebut kemudian dirinya hanya terdiam duduk du kursi tersebut sampai akhirnya Selena datang membawakan air minum untuknya. Dirinya kemudian melihat ke arah Selena dan kemudian hendak mengatakan sesuatu.
“Kau tinggal di sini?”
“Iya. Rumahku ada di lantai atas. Kau mau berkunjung?”
“Ah, tidak. Aku hanya ingin membeli barang di toko ini.”
“Oh, barang apa?”
“Sesuatu yang berkilau.”
“Semuanya berkilau. Kau ingin membeli yang mana?”
“Pena. Aku ingin pena antik yang ku lihat di etalase sebelumnya.”
“Okay akan ku bawakan.”
“Ini,” ucap Selena sambil memberikannya kepadanya.
“Berapa harganya?”
“Tidak usah. Ambil saja.”
“Tapi...”
“Jangan protes dan bawa saja itu.”
“Terimakasih.”
Tidak lama kemudian, Ethan pulang dari toko tersebut dan kemudian dirinya ketika melewati pintu itu dan berada di dalam toko, dirinya bertemu dengan nyonya Luna yang sedang bediri di depan meja kasir. Ethan kemudian berpamitan kepadanya dan dirinya baru akan membuka pintu toko tersebut, nyonya Luna lagi-lagi mengatakan sesuatu yang membuatnya bingung.
“Kau akan tetap murni apa pun yang terjadi.”
“Ah, iya. Sampai jumpa.”
Ethan kemudian keluar dari toko tersebut dan sekarang dirinya berjalan menuju ke halte sambil memikirkan apa yang baru saja di katakan oleh wanita tersebut. Sementara itu, Marchell baru saja sampai di depan pintu apartemennya dan dirinya kemudian bertemu dengan seorang pria yang merupakan teman pamannya yang tidak sengaja datang ke apartemen ini karena ingin bertemu dengan pamannya.
“Anda siapa?” tanya Marchell kepada orang yang ada di depannya itu.
“Saya Smith. Apa pamanmu ada di rumah?”
“Oh, maaf. Beliau tidak di sini. Mungkin di rumahnya atau di tempat kerjanya.”
“Apa?”
“Sebenarnya ini rumah saya. Paman saya tidak tinggal di sini.”
“Oh iya, baiklah terimakasih.”
“Iya. Sama-sama.”
Orang itu kemudian pergi meninggalkan apartemen tersebut dan kemudian terlihat sedang menghubungi seseorang. Marchell langsung memasuki rumahnya dan begitu dirinya menyalakan lampunya, ternyata tidak ada siapa-siapa. Marchell langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Sementara itu, Ethan yang sekarang sudah sampai dalam rumahnya kemudian dirinya kena marah saudara laki-lakinya dan mereka langsung beradu mulut. Malam hari yang terlihat begitu tenang. Kali ini Selena yang sedang berada di dalam ruangan yang ada di tokonya itu kemudian dirinya melihat sebuah buku yang biasanya di baca oleh ibunya itu.
“Kau sedang apa?” tanya ibunya yang tiba-tiba datang dan melihatnya.
“Ah, aku hanya melihat ini.”
“Kau sudah tertarik?”
“Apa?”
“Bukankah sudah ku bilang. Seiring berjalannya waktu kau juga akan berada di jalan yang sama.”
Mereka bedua saling berhadapan.

Book Comment (97)

  • avatar
    BuwieKebuwie

    lumayan lah mata gw jadi sakit malah langsung pakai kacamata enak banget anjing

    17d

      0
  • avatar
    Yunitafr

    500

    17d

      0
  • avatar
    Marshel Harefa

    kerja bagus

    17d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters