logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

bab7. Lupa Jika Sudah Menikah

Pagi hari, Riska terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata, Riska merasa ada yang aneh. Kamar yang ditempatinya ini, bukanlah kamarnya.
"Ini dimana," pikirnya.
Saat matanya menelisik ruangan itu, Riska merasa jika ada sesuatu yang menimpa perutnya. Riska lalu beralih menatap perutnya, dan melihat ada sebuah tangan yang melingkar di sana.
"Tangan siapa ini?" pikir Riska.
Riska menoleh ke samping, melihat ternyata Angga lah yang memeluknya. Riska kaget bukan main saat sadar, jika kini dia tengah tidur seranjang bersama dengan Angga.
"Aarrgghh!" Sontak saja Riska langsung berteriak, dan refleks mendorong Angga yang tengah tertidur, hingga terjatuh ke lantai.
Riska langsung duduk, beringsut mundur, lalu mengecek keadaan tubuhnya yang masih terbungkus selimut. "Masih lengkap," gumamnya. "Kenapa bisa aku tidur sama Angga," pikir Riska.
Angga yang didorong sampai terjatuh pun, langsung terbangun dari tidur nyenyaknya. Angga linglung, bingung dengan apa yang tengah terjadi sekarang.
"Siapa yang dorong sih? Sakit tahu!" Angga menatap ke ranjang untuk melihat, siapakah yang sudah berani-beraninya mendorongnya hingga terjatuh ke lantai.
Angga berpikir mungkin saja itu Fajar, mengingat yang hanya berani menganiayanya, hanyalah Fajar dan Riska.
Riska yang masih membungkus tubuhnya dengan selimut, hanya terlihat rambut panjangnya saja yang menutupi wajahnya. Riska menunduk, sama sekali tidak berani melihat Angga dan bersembunyi di dalam selimut.
Angga kaget bukan main, saat melihat jika seorang wanita lah yang ada di ranjang. "Bukan Fajar! Lalu siapa?" batin Angga was-was.
Seumur-umur, Angga tidak pernah dekat dengan wanita, kecuali Riska. "Mengapa ada wanita disini," pikir Angga.
Lidah Angga terasa kaku untuk mengucapkan sepatah kata. Angga terdiam, memikirkan kemungkinan terburuk, jika sampai kedua orang tuanya dan Kakeknya mengetahui kejadian ini.
Angga menatap ke sekeliling. "Ini kamarku. Tapi kenapa aku bisa membawa wanita yang entah siapa ini ke sini?" batin Angga merasa heran. Kenapa bisa dia membawa seorang wanita ke kamarnya.
"Siapa wanita ini? Jika aku membawanya pulang, kenapa aku tidak ingat!" batin Angga.
"Kenapa juga aku bisa membawanya? Masa, Mama, Papa sama Kakek tidak menegurku sih!" Angga berpikir keras. Mencoba menggali ingatannya yang terasa janggal.
Mereka sama-sama terdiam. Berpikir, kenapa semua ini bisa terjadi. Mereka belum sadar, jika kemarin mereka sudah menikah. Bahkan sekarang, mereka terus berpikir hal-hal yang buruk, yang akan terjadi pada mereka.
Tok tok tok
Saat mereka sedang bingung, tiba -tiba pintu kamar Angga diketuk dari luar. Mereka kaget mendengarnya, dan menoleh ke arah pintu.
"Angga, Riska, kalian sudah bangun?" tanya Sofia dari luar kamar.
"Mama/ Tante," ucap mereka bersamaan.
Mereka langsung menoleh ke arah masing-masing dengan perasaan yang sangat canggung.
"Jadi aku tidur sama Angga!" batin Riska.
"Jadi Riska yang aku bawa pulang!" batin Angga.
"Angga, Riska!" panggil Sofia lagi.
"Apa mereka belum bangun?" gumam Sofia.
Karena tidak ada jawaban dari anak-anaknya, Sofia langsung turun kembali.
Sofia berpikir, "Mungkin mereka lelah."
Sedangkan di dalam kamar, Angga dan Riska masih sama-sama terdiam. Bingung ingin mengucapkan apa, tentang kejadian ini.
"Angga, kenapa aku bisa sampai tidur di sini? Dan kenapa Tante nggak marah kalau aku tidur di sini?" tanya Riska yang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"A-aku juga nggak tahu!" jawab Angga tergagap.
Angga berpikir, kenapa bisa dia dan Riska tidur bersama. Maksudnya hanya tidur biasa, apalagi ini di kamar Angga.
Tiba-tiba saja Angga teringat dengan adegan pernikahan mereka. Angga langsung menoleh ke arah Riska. Angga melihat Riska yang kini tengah berada di ranjangnya, berpikir, "Apa mungkin pernikahan itu bukanlah mimpi, melainkan kenyataan?"
"Bodoh banget sih kamu Ga, menganggap pernikahan kalian sebuah mimpi," rutuk Angga dalam hati.
Angga kembali menoleh, menatap Riska yang seperti orang linglung. "Apa dia juga lupa, jika kemarin kita sudah menikah," batin Angga.
"Ris!" Angga bangun dari lantai dan naik ke ranjangnya, mendekati Riska.
"Ris, kamu ingat ada apa dengan kemarin?" tanya Angga hati-hati.
"Kemarin? Memangnya ada apa dengan kemarin?" tanya Riska bingung.
Melihat jika sepertinya Riska memang melupakan pernikahan mereka. Angga langsung menjawab dengan lugas. "Kemarin kita sudah menikah."
"Menikah ya!" Riska masih belum mengingatnya dengan jelas. "Apa, menikah?" Riska menatap Angga kaget.
"Iya, kemarin kita sudah menikah!" jawab Angga.
Riska terdiam, mencoba mengingat, apa benar dia dan Angga sudah menikah kemarin, karena dia benar-benar lupa.
Riska membatin, "Jika kita memang menikah kemarin, kenapa aku bisa lupa?"
"Apa iya, kita memang sudah menikah. Tapi, jika kita belum menikah, pasti Tante Sofia tidak akan membiarkan aku di sini," lanjutnya.
Setelah mengingat-ingat beberapa saat, Riska menatap Angga, dia merasa tidak enak. "Bagaimana bisa kamu lupa jika sudah menikah, dasar bodoh!" batin Riska. Merutuki kebodohannya kali ini.
"Angga pasti kecewa, karena aku melupakan pernikahan kita kemarin." Riska memukul kepalanya. Melampiaskan perasaannya yang kini campur aduk. "Lagian bego banget sih, bisa lupa sama pernikahan sendiri," lanjutnya.
Angga kaget, melihat Riska yang malah memukuli kepalanya berulang kali. "Dia pasti juga lupa," pikirnya. Angga segera memegang tangan Riska. Angga yakin, jika memang Riska melupakan pernikahan mereka. Riska pasti kini tengah menyalahkan dirinya sendiri.
"Jangan pukul kepalamu lagi!" Angga menahan tangan Riska, agar berhenti memukul kepalanya sendiri. "Jangan sakiti dirimu sendiri Ris! Sebenarnya, tadi aku tadi juga sempat lupa, bukan cuma kamu saja," lanjutnya.
"Kamu juga lupa tadi?" tanya Riska tidak percaya.
Angga mengangguk mengiyakan.
*

Book Comment (143)

  • avatar
    Ninaa

    seru bangettttt

    21d

      0
  • avatar
    Jebon Mat

    sangat menarik👍🤩

    19/02

      1
  • avatar
    Kau Lah Takdir Q

    semoga bermanfaat buat kita semua

    07/07/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters