logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

RENCANA PERGI

RENCANA PERGI
Setelah Riana selesai memasak nasi goreng bersama Mbak Pur. Riana kembali ke ruang tengah, dilihatnya ruangan tersebut yang telah kosong. Riana hendak memberitahukan Ibu Ami, bahwa sarapan pagi telah siap. Berjalan melewati ruang tengah yang luas, Riana menuju lantai dua, tempat dimana kamar seluruh anggota keluarga berada. Meniti anak tangga menuju sebuah kamar utama keluarga yaitu kamar Bu Ami dan Pak Salman. Saat hendak mengetuk pintu kamar, handle pintu tertarik ke dalam. Menandakan jika pemilik kamar yang telah membukakan pintu kamarnya.
Terlihat Bu Ami yang keluar dari dalam kamar pribadinya. Melihat Riana yang sudah ada di depan pintu kamarnya, Bu Ami memberikan senyum ramahnya.
“Sarapan sudah siap, Ri?” tanyanya pada Riana.
“Sudah, Bu. Baru saja, saya hendak memanggil ibu untuk memberitahukan jika sarapan pagi telah siap,” ucanya dengan penuh kesopanan.
“Ya sudah, nanti Ibu dan Bapak segera turun. Ibu mau ke kamar Danis sebentar.”
“Baik, Bu. Kalau begitu saya permisi,” Riana segera beranjak dari depan kamar utama untuk segera mungkin turun dari lantai atas. Lantai dimana terdapat kamar Danis yang orangnya masih berada di dalam kamarnya.
Beranjak turun dengan terburu-buru supaya dirinya segera sampai di lantai bawah. Mbak Pur yang melihat Riana turun terburu-buru dengan raut wajah gugup, merasa penasaran dengan apa yang terjadi pada dirinya.
“Kamu kenapa, Ri?” ucapnya penasaran dan khawatir melihat tingkah Riana.
Riana yang tidak siap menjaewab pertanyaan Mbak Pur berusaha menutupi kegugupannya. Menggelengkan kepalanya cepat sebagai pertanda tidak terjadi sesuatu pada dirinya.
“Enggak, nggak kenapa-napa, Mbak,” ucapnya panik. Sebaik mungkin supaya dirinya bisa menahan kegugupannya.
Mbak Pur yang dengan jelas melihat kepanikan pada Riana merasa sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada diri Riana.
“Kamu benar nggak apa-apa?” tanyanya lagi.
“bener, Mbak. Ri tidak apa-apa. Riana cuma kebelet pengen pipis aja. Bener deh, suerr!” ucapnya dengan mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengahnya.
Mbak Pur mengangguk tertawa akan sikap yang diberikan oleh Riana padanya. “Ya sudah, sana buruan ke toilet,” perintahnya.
Riana segera berlalu meninggalkan Mbak Pur untuk mengatur detak jantungnya yang gugup. Mengontrol kembali segala emosi dan ketakutannya sehabis menaiki lantai dua. Lantai dimana terdapat salah satu kamar yang ditempati oleh Danis. Riana belum siap dan mampu bertemu dengan Danis setelah perbuatan yang dilakukan pada diri Riana. segera berlalu menuju kamar yang menjadi tempatnya untuk beristirahat. Riana menutup dan mengunci pintu kamar secepatnya.
Riana terduduk lemas di belakang pintu yang sudah terkunci. Mengatur irama detak jantungnya yang tak beraturan. Menekuk lutut, mengembalikan segala kekuatan yang sedari tadi berusaha dikumpulkan olehnya. Berharap sekali dirinya mampu melewati semuanya dengan sebaik-baiknya. Berharap tidak adanya orang yang mengetahui atas apa yang dilewatinya semalam.
“Ya Allah….! Harus bagaimanakah hambamu sekarang?” gumamnya dengan segala permasalahan yang dihadapinya.
Teriris kembali hatinya, setelah mengumpulkan segala kekuatan untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Menaiki lantai dua rumah ini membuatnya kembali menjadi orang yang lemah. Tiba-tiba rasa takut dan tak berdayanya menyeruak begitu saja setelah susah payah dirinya menahannya.
“Bismillahirrahmaanirrahiim!” ucapnya memberikan semangatnya pada dirinya sendiri.
Bangkit dari duduknya, mengumpulkan segala kekuatann yang terpangkas hilang dari lantai dua. Beranjak dari duduk menuju ke toilet kamarnya. Mencuci muka, memangkas kegugupan dan katakutan yang masih tersisa pada dirinya. Setelah perasaan yang dirasakannya mulai membaik, Riana beranjak untuk keluar kamar mandi dan kamar tidurnya supaya dirinya bisa membantu aktifitas Mbak Pur yang lainnya.
Riana sudah memutuskan untuk berhenti dan akan keluar dari rumah ini. Riana merasa tidak mampu untuk bertemu dengan Danis, dirinya masih diliputi oleh rasa trauma dan kegugupan. Jika diirinya masih berada di keluarga ini, tidak menutup kemungkinan jika dirinya akan selalu bertemu dengan Danis. Tidak cukup keberanian yang dimilikinya untuk bertatap muka langsung saat ini bagi dirinya.
Riana sudah bertekad akan memulai dan membangun kepercayaan dirinya dari awal kembali. Berharap semua kejadian yang telah menimpa dirinya dapat berlalu dengan baik, meski meninggalkan lubang luka yang begitu mendalam bagi dirinya.
Riana melakukan pekerjaannya membersihkan rumah, dapur dan halaman depan rumahnya. Setelah semua pekerjaan dirasa sudah selesai, Riana hendak menyampaikan keinginannya untuk bisa keluar dari rumah ini secepatnya. Mengumpulkan segala keberanian untuk bertemu dengan Pak Salman dan Bu Ami. Berharap dirinya tidak bertemu dengan Danis untuk saat ini. Riana masuk ke ruang tengah, dimana Pak Salman yang duduk di depan laptopnya dan Bu Ami yang sedang menonton siaran televisi. Berjalan ke arah mereka yang sedang menikmati waktu santainya. Mengumpulkan segala keberanian untuk mengungkapkan segala keinginannya.
“Maaf Pak, Bu,” ucapnya dengan sedikit gugup.
Bu Ami dan Pak Salman yang sedang fokus dengan kegiatannya masing-masing mengalihkan paanddangannya pada Riana. Dilihatnya Riana yang berdiri di samping Bu Ami dengan menautkan jari jemarinya.
“Iya, Riana. Ada apa?” tanyanya penasaran, melihat raut muka kebingungan pada Riana.
“Hmm. Begini, berhubung Mbak Pur sudah datang. Saya akan berhenti untuk bekerja di sini,” ucapnya sambil menundukkan arah pandangnya dari mereka.
Bu Ami merasa terkejut atas keinginan Riana. memang, di awal Riana hanya akan menggantikan Mbak Pur saja yang sedang mudik. Tapi, mereka berharap dan tidak pernah keberattan jika Riana tetap bekerja di sini. Hitung-hitung, mereka bisa membantu biaya pendidikan Riana sampai selesai wisuda.
“Kenapa Riana? kamu tidak betah bekerja dengan kami?” tanya Bu Ami yang sangat berharap Riana tetap tinggal di sini.
“Tidak, Bu. Riana sangat betah kerjja di sini. Ibu dan Bapak sudah sangat baik dengan Riana. Riana hanya ingin mendapat banyak pengalaman darii luar. Riana tidak mempunyai maksud apa-apa, sungguh bu. Riana sangat berterima kasih atas kebaikan Bapak dan Ibu.” Ucapnya dengan penuh keyakinan dan menggebu.
Pak Salman juga terlihat mempertimbangkan keinginan yang diinginkan oleh Riana. bukan hal yang lain, kehidupan di luar sana sangat kejam dan bahaya bagi seorang gadis. Apalagi Riana yang memiliki kepribadian yang ssangat baik, terlalu beresiko jika dirinya ada diluar tanpa adanya seorang keluarga yang memantau dan menemani.
“Setidaknya, kamu bisa bekerja dan tinggal disini sampai kamu lulus kuliah Riana. kami merasaa sangat senang jika kamu mau tinggal di sini dan biuusa menjadi teman dekat Maira. Maira juga sudah nyaman dan senang bissa dekat dengan kamu akhir-akhir ini.” Pak Salman ikut memberikan argumennya pada Riana. berharap Riana mau berfikir ulang akan keputussan yang akan diambilnya.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Pak Salman. Bahwa, Maira sangat dekat dan bahkan mereka suka jalan keluar bersama. Bukan layaknya sebagai anak majikan dan ART, melainkan mereka sangat dekat layaknya seorang teman. Maira yang merasa memiliki seorang kakak perempuan di rumah ini sejak kehadiran Riana dalam keluarga ini.
“Maafkan saya, Pak, Bu.” Ucapnya menunduk berharap mereka memberikan ijinnya.
“Tapi, Ri tetap mau mencari pengalaman hidup dari luar,” ucapnya dengan pelan.
Tidak ingin memaksa kehendak mereka pada Riana. Pak Salman tidak memiliki pilihan lain untuk membiarkan Riana keluar darri rumah ini.
“Baiklahh. Kamu boleh keluar dari rumah ini. Tapi, jika terjadi sesuatu pada kamu di luar sana atau kamu membutuhkan pekerjaan, kkamu boleh kembali lagi ke sini,”
“Pa,” ucap Bu Ami yang tidak terima dengan keputusan suaminya itu. Pak Salman hanya menganggukkan kepalanya pada istrinya.
“Riana punya pilihan, Ma. Biarkan dirinya menentukan pilihan hidupnya sendiri,” putus Pak Salman.

Book Comment (68)

  • avatar
    JulianAgil

    di bikinin film atau sinetron kek nya rame deh kak dari ceritanya menarik dan buat penasaran buat si penontonnya, apalagi di bikin sinetron yang bisa bikin geger emak emak, sukses selalu ya kak, semangat jugaa bikin cerita nya ya kak bikin cerita semenarik mungkin, semoga ajh ada sinetronnya haha aamiin sukses kak💐💐

    11/02/2022

      0
  • avatar
    Pandalucu

    keren

    5d

      0
  • avatar
    LiaNova

    bguss cerita nya

    10d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters