logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Mereka dan rencana

Bosku, dia sangat tampan, dia juga kaya.
  Bosku, orangnya boros, dia juga tidak pelit untuk memberi hadiah.
  Tapi Bosku, dia seorang Playboy dan jika hanya untuk satu hari saja dia tidak melakukannya hm ... hal yang biasa dilakukan suami dan istri di atas ranjang, sepertinya dia tidak akan bisa bertahan hidup.
 
  Bosku memang mencintai wanita lain, tetapi wanita itu mencintai bosnya, dan mereka sudah menikah.
 
  Bosku patah hati, tapi dia tidak pernah berhenti mencintai.
 
  Bosku sekarang ini ada di dalam kamar hotel.  Hotel itu milik saudaranya.
 
  Bosku sedang ... hm .. melakukan itu, Hm, aku pikir saat ini dia sedang bercinta dengan kekasihnya di dalam kamar dan aku dipaksa menunggunya di luar pintu.
 
  “Ah ah aduh, sakit ah bukan yang itu ya  iya .. itu, ah ah .. itu saja ah ah..” Astaga, terdengar suara pasangan bosku dari dalam sana.
 
  Meskipun aku telah menutupi telingaku, tetapi tetap saja suaranya terdengar, haruskah aku memasang musik keras ke telingaku?, ah kenapa aku tidak membawa headset?
 
  Bosku menyuruhku untuk tetap berada di sini, dan sejak bekerja, aku sudah mulai terbiasa seperti ini.
 
  Pintu terbuka.
  Bosku telah keluar dengan memakai setelan jas hitam favoritnya.
 
  Dia mulai melirikku, karenanya aku segera masuk ke dalam kamar.
 
  Ini tugasku, perintah atasanku mutlak harus kupatuhi.
  "Cek Nominal 10 juta, segala macam akibat tidak lagi ditanggung oleh Boss Dian, paham?"
 
  "Apa maksudnya ini?"
 
  "Cek ini akan kuberikan kepadamu atas perintah Boss Dian, mulai besok jangan pernah ganggu dia lagi. Entah kamu punya anak setelah ini atau tidak, itu bukan urusan Boss Dian lagi."
 
  "Sialan, yang benar saja!"
 
  "Terimalah kenyataan, dan maaf, aku tidak bisa membantu apapun untukmu."
 
  "Kamu?"
 
  "Aku, hm ... tentu saja, aku adalah orang kepercayaan bos Dian."
 
  "Sungguh, ah ..."
  Wanita itu menjadi gila, dia melempar semua benda-benda di atas kasur ke lantai dan dinding.
 
  Bosku benar-benar tidak punya hati, di dalam hatinya semua wanita itu sama kecuali orang yang dicintainya.
 
  Bosku kini sedang menunggu di dalam mobil.  
Setelah aku masuk ke dalam mobil, dan duduk di sampingnya, dia segera mengemudikan mobilnya.
 
Hari ini kami berencana untuk pergi ke pesta ulang tahun suami direktur Yuna.
  Suami sekaligus bos untuk wanita itu.  Mereka adalah pasangan yang sempurna, saling mencintai dan juga melindungi.
 
  Sepertinya mereka telah menghadapi begitu banyak rasa sakit di masa lalu sehingga cinta mereka tidak tergoyahkan sampai saat ini.
 
  Bosku adalah tipe laki-laki yang suka merusak rumah tangga Direktur Yuna.
Ah aku bisa gila ketika mengingat kebodohanku sendiri.
 
  Saat ini, ia bahkan sedang merencanakan sesuatu agar direktur Yuna berpisah dengan bosnya.
 
  Bosku menghentikan mobilnya, ini tiba-tiba.
  "Kenapa kamu bisa berdandan secantik ini, Suna?" Ahh dia mulai lagi.
 
  Dia bahkan mulai meremehkanku, mungkinkah dia pikir selamanya aku akan me jadi jelek?
  "Tentu saja karena aku serba bisa."
 
  Bosku mulai mendekatiku, dia pasti mencoba untuk menciumku lagi.  Ini bukan yang pertama kali, karena aku sudah tahu sifat asliya, dan aku sudah terbiasa.
 
  "Tindakan pornografi dan kejahatan akan membatalkan kontrak kita, bos.  Jika kamu menciumku, hari ini juga aku akan pindah kerja ke perusahaan Kt. Elite."
 
  Bosku menarik tubuhnya, membatalkan niat untuk menggangguku.
 Dia mulai terlihat tidak senang tetapi aku tidak peduli.
 
  Aku sudah cukup mengenal bos Dian, sebelum bekerja, dia juga sering mengunjungiku untuk memastikan bahwa aku tidak lari darinya.
 
  Aku juga sering menemukan wanita lain marah padanya, aku bahkan pernah menjadi sasaran atas kemarahan para kekasihnya.
 
  Itu semua adalah pekerjaanku di luar jam kerja.  Dengan gaji 10 juta, mungkinkah mudah begitu saja aku bekerja sambil duduk di depan kantor?, Ahh tentu saja tidak.
 
  Bosku memang seorang palyboy, tapi sebenarnya hatinya sangat terluka.  Untuk mengobati luka karena terus-menerus melihat wanita yang dicintainya bahagia, Bosku mencari wanita lain untuk menggantikannya.
 
  Untungnya Bosku tidak menyukai minuman keras. Dia bilang, dia memiliki trauma buruk tentang minuman itu di masa lalu. Hal itu membuatku sangat bersyukur, karena aku tidak perlu mengurusi orang gila karena mabuk.
 
  Bosku sekarang telah mengendarai mobil kembali. Kami menuju ke alamat pesta.
 
  *****
 
  Bosku telah merencanakan sesuatu untuk merusak hubungan antara Direktur Yuna dan suaminya.  Bosku memerintahkanku untuk membawa direktur Yuna ke salah satu kamar hotel milik saudaranya.
 
  Itulah bosku, tapi aku tidak peduli.  Yang terpenting adalah aku harus menjalankan perintahnya.
 
  Sekarang direktur Yuna sedang berjalan bersamaku, aku harus segera membawanya ke ruangan tempat bosku berada.
 
  "Kenapa tiba-tiba kamu sakit, Suna ?, aku tidak percaya ini, padahal aku mengira selama ini,  kamu adalah wanita yang kuat sekali."
 
  "Memang kalau aku sedang datang bulan, perutku sakit sekali bu."
  Itulah caraku membawa direktur Yuna ke ruang Bosku.
 
  Setelah masuk maka .....
 
  "Kenapa kamu mendorongku, hey Suna, Suna, kenapa kamu mengunci pintu?" Direktur Yuna menggedor-gedor pintu.
Dan sekarang suaranya terhenti.
  Hm, itu artinya misi selesai, sekarang direktur Yuna pasti sedang bersama bosku di kamar. 
 
Huh, sekarang hanya perlu menunggu para wartawan datang dan mereka akan ketahuan berselingkuh di belakang suami Direktur Yuna.
 
  "Mungkinkah kamu itu sekretaris Dian?"
  Wahhh, astaga, buat kaget saja.
  Ini sangat berbahaya.  Suami Direktur Yuna tiba-tiba terlihat di depan mata.
 
  "Ya pak!"
 
  "Aku pernah mendengar tentangmu dari Yuna. Padahal, perusahaan kami sangat ingin mempekerjakanmu."
 
  "Ah maaf pak, saya mengecewakan anda."
 
  "Hm" dia menggelengkan kepalanya.  Wah .. benar,  kalau aku menjadi direktur Yuna, aku pasti lebih memilih Boss Halun daripada bos Dian.  Bukan hanya lembut, dia juga sangat setia.  "Bisakah kamu membantuku?"
  Aduh, bagaimana  ini?, aku masih harus menunggu reporter, jika misiku gagal, bosku pasti tidak akan percaya lagi kepadaku.
  "Sebentar saja."
  Wajahnya memelas sekali, meskipun begitu, kenapa ketampanannya tidak juga luntur?
 
  "Minta tolong apa ya pak?" Aku tidak tega, huwaa.. laki-laki tampan mampu membuat hatiku terombang-ambing.
 
  "Tolong panggilkan nenekku di kamar 120, karena acaranya sebentar lagi akan dimulai."
  Oh, itu saja.  Sebentar mungkin baik-baik saja.  Dan lagi, reporter juga akan datang lama.
 
  "baiklah, pak."
  Demi membantu suami direktur Yuna, aku yang baik hati ini akan melangkah ke kamar 120 yang tidak jauh dari kamar bosku berada.
 
  Tuk tuk tuk
  Aku mengetuk pintu,
  Tetapi tidak ada yang membuka.
 
   Tuk tuk tuk
  Aku mengetuknya sekali lagi.
 
  Hm ..
  "permisi"
 
  "Emmm emmmm emmm"
  Betapa anehnya,  sepertinya aku mendengar suara seseorang yang menutup mulut.
 
  Bahaya !, mungkinkah terjadi sesuatu pada bos Nenek pak Halun?, dia juga nenek dari bosku?
  1
  2
  3
  Saya mendobrak pintu.
  Tidak,
  Biarkan saja kuputar gagang pintu dulu.
 
  Astaga, tidak terkunci.
  "Nenek."
  Haaaaa ...
  Aku berdiri tidak percaya.
 
 Sungguh, Ini sangat menyakitkan.
 
  "Bos, kenapa kamu di sini?" Aku bertanya dengan nada pasrah.
  Bosku terlihat diikat dengan sebuah tali, dan dia tidak memakai sehelai pakaianpun kecuali hanya celana dalam saja.
 
 Mulutnya terkunci rapat dengan lakban.
 
  "Emm emm emm."
  Dia mulai berbicara, tetapi aku tidak mengerti maksudnya karenanya aku terpaksa mendekatinya.
 
  Astaga, ini menyakitkan mataku yang masih polos.
 Aku bahkan dipaksa untuk melihat postur tubuhnya yang luar biasa mempesona.
 
  Aku adalah seorang wanita yang serba bisa.  Oleh karena itu, aku harus mampu menahan cobaan dan beban berat yang mampu menggoda dan meluluh lantakan hatiku ini.
 
  Aku membuka mulutnya dan melepaskan ikatan tali di tubuh bosku.
 
  "Yuuunaaaaaaaa!" teriak bosku dengan sangat marah dan aku hanya bisa memejamkan mata. 
 
 Tugasku selesai.
 
  Periksa, Periksa, Periksa, Periksa ...
  Pintu kamar  terbuka.  Semua reporter bergegas masuk ke dalam.
 
  Astaga, bosku dan aku telah terjebak sekarang.
 
  Bosku,
 dia terlihat sangat marah. 
 
  "Dian, apa yang kamu lakukan?"
 
  "Nenek!" Sudahlah berakhir saja.
 
  Aku mulai melihat ke arah Direktur Yuna yang tersenyum bahagia.
Pasti dan  aku sangat yakin bahwa semua ini adalah ulahnya.

Book Comment (39)

  • avatar
    KamsaniHirianzie

    uuu

    24/07

      0
  • avatar
    NurulFika

    Bagusss

    22/07

      0
  • avatar
    ZeniMuhamad

    bagus banget critanya...

    17/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters