logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Pertemuan Tak Terduga

“ Leo amu mau kemana nak?” Coki berkata Ketika dia sedang berjalan menuju pintu depan
Aku mencoba mengerjab mata dan mencoba berfikir sejenak mencoba mengabaikannya
“ Ikut dong”
“ cukup buntutin aku ya, pergi sana sama pacar barumu”
“ Kau sahabat yang tidak setia”
Memutar bola mataku dan bergegas meninggalkannya. Hari ini aku berniat untuk pergi ke salah satu usaha Bar yang aku miliki. Sudah lama aku tidak menyambanginya.
Author POV
Angel sudah berusaha untuk tidak memikirkan kejadian tadi sore tapi hatinya yang terlanjur hancur tidak bisa menerima begitu saja apa yang telah diperbuat oleh pacarnya itu. Ia mengambil tasnya dan bergegas keluar apartment. Ia butuh tempat untuk menghilangkan kesedihannya. Ia pergi kesebuah bar yang berada ditengah kota. Sebenarnya Angel bukan perempuan yang senang berpergian kesebuah bar hanya saja hari ini lain. Ia tidak punya teman untuk berbagi karena teman satu – satunya yang ia miliki adalah Erik. Teman sekaligus pacarnya, namun sekarang sungguh tidak sudi angel menyebutnya pacar.
Ia sampai dibar yang ia tuu dan langsung duduk didepan bartender, memesan minuman dengan kadar alcohol yang tinggi. Entah sudah berapa gelas yang sudah ia minum sampai kini ia telah mabuk. Angel turun kelantai dansa dan menari tidak beraturan. Ia seperti orang gila cantik yang tidak karuan penampilannya dengan rambut terurai acak - acak. Ia menggunakan bodycon dress yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, banyak mata laki -laki yang memandangnya bahkan ada yang mencoba mendekatinya dan ikut berdansa disebelahnya. Angel masih belum sadar dengan niat jahat laki – laki disebelahnya. Sampai laki – laki itu mencoba menyentuh pinggul Angel, ia yang tahu pinggulnya disentuh langsung berbalik dan menamparnya. Laki – laki marah dan terjadi pertengkaran disana. Angel hampir saja ditampar oleh laki – laki tersebut untung saja ada seseorang yang menolongnya.
Leo POV
Aku sudah bersiap untuk pulang karena sudah hampir 1 jam berada dalam kebisingan bar. Saat aku hendak pergi, aku melihat sebuah keributan dilantai bawah. Seorang Wanita yang sedang beradu mulut dengan laki – laki, mungkin hanya keributan sepasang kekasih yang sudah biasa terjadi disebuah bar asalkan tidak terjadi baku hantam maka penjagapun tidak memiliki hak melerai mereka karena itu privasi pengunjung. Aku mencoba tidak menghiraukan. Aku berjalan menuruni tangga dan berjalan melewati pusat keributan, samar – samar aku mendengar bahwa ucapan perempuan tersebut.
“ Kamu laki – laki brengsek beraninya menyentuhku”
“ Bukankah kamu sengaja menjajakan tubuhmu perempuan jalang!” ucap laki – laki keras
“ Apa kamu bilang, ucapkan sekali lagi lagi mesum!!”
“ Kau perempuan jalang! Puas hah”
Plakkk
Perempuan itu menampar laki – laki tersebut dan saat laki – laki tersebut hendak membalas, aku sudah menarik tangan perempuan tersebut pergi dari sana. Peremuan tersebut memberontak dan mencoba melepas genggaman tanganku. Aku menggenggam makin kuat, aku bawa ia masuk kedalam mobil dan memaksanya masuk. Aku kunci pintu mobil dan aku lajukan mobilku dengan kencang, ia berteriak dan aku masih mengabaikannya. Sudah lelah ia berteriak – teriak, kini ia menjadi menangis sejadi – jadinya. Aku yang bingung dengan kondisi ini langsung menepikan mobilku.
“ Berehenti menangis”
“ Kamu siapa hah, kamu mau menculikku dan meniduriku hah. Semua laki – laki memang brengsek!!”
“Hei tenang dulu, aku tidak tahu kamu kenapa, tapi yang jelas aku hanya mau menolongmu”
“ Bulsit, buka pintunya. Aku mau keluar!”
Aku membuka pintu mobilku dan perempuan itu langsung keluar dan berjalan meninggalkanku dengan kondisi masih menangis. Saat aku memperhatikan wajahnya seperti kami pernah bertemu. Aku mengingat Kembali wajah itu, tak lama aku mengingat jika ia adalah perempuan yang hampir aku tabrak kemarin. Aku mencoba mengabaikannya dan berniat menyalakan mobilku, tiba – tiba aku melihat jika tas perempuan tadi tertinggal disini dan ia pergi tanpa mengenakan sepatunya. Aku menarik nafas Panjang, sebenarnya aku sudah cukup lelah dan tidak ingin dibuat repot dengan urusan orang lain yang tidak aku kenal tapi hatiku berkata lain. Tidak tega rasanya jika membiarkan perempuan dengan pakaian seperti itu malam – malam begini berkeliaran tanpa sepatu dan barang – barang yang ia butuhkan untuk pulang. Jangan – jangan nanti ada hal yang tidak baik terjadi padanya. Aku memarkirkan mobilku dan mencoba mencari kemana arah perginya perempuan itu. Aku telusuri sepanjang jalan, didepan adalah sebuah taman yang sepi karena sudah terlalu malam untuk seseorang berada disana. Aku mencoba mencarinya disana dan ternyata aku melihat perempuan itu sedang duduk disebuah bangku dan menangis. Aku mencoba mendekatinya dan duduk disebelahnya.
“ Ayo aku antar kamu pulang”
Perempuan itu kaget dan langsung melihat kearahku, ia duduk menjauh dariku.
“ Kenapa kamu mengikutiku, pergi atau aku akan teriak”
Aku menarik nafas Panjang dan berdiri
“ Ini sepatumu dan ini tasmu, aku tak berniat jahat, dan lagi pula aku bukan orang jahat. Aku hanya tidak tega jika perempuan sendirian tanpa sepatu dan barang – barang pentingnya itu”
Perempuan itu hanya menatapku tanpa menjawab. Aku berbalik dan hendak meninggalkannya. Sudah tidak peduli lagi dengannya. Perempuan memang sungguh merepotkan makanya aku tidak suka jika berurusan dengan mereka.
“ Tunggu,,,,,,,,terimakasih” ucapnya pelan
Aku menghentikan langkahku dan Kembali berbalik. Aku mengangguk dan Kembali berbalik. Tiba – tiba ia memengang pergelangan tanganku.
“ bolehkah kamu menemaniku sebentar disini”
Aku masih berdiri dan memandanginya. Kini ia tertunduk dan Kembali terisak. Sebenarnya apa yang membuatnya menangis tapi aku urungkan untuk bertanya, aku hanya mencoba duduk disebelahnya tanpa bicara. Sudah hampir setengah jam aku duduk dan hanya melihatnya menangis. Tidak ada kata – kata apapun yang keluar dari mulutnya. Aku sungguh lelah terlebih kini jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Kini perempuan itu berdiri dan menghadapku.
“ Terimakasih sudah menemaniku, maaf merepotkan”
Belum sempat aku membalas ucapannya kini ia sudah berjalan menjauh dariku, aku hanya terdiam melihat kepergiannya. Aku melihatnya memasuki sebuat taxi. Memastikan ia sudah pergi barulah aku Kembali menuju mobilku. Sepertinya hari ini cukup melelahkan, aku masih penasaran sebenarnya siapa perempuan itu dan apa masalahnya sampai ia mabuk, bertengkar dengan orang lain dibar bahkan menangis semalaman seperti itu. Sudah 2 kali aku bertemu dengannya disituasi tidak terduka, jika sampai aku bertemu dengannya lagi aku rasa aku harus berkenalan dengannya. Jika dari parasnya ia adalah perempuan yang cantik dan berkelas, tidak mungkin jika dia adalah perempuan murahan seperti yang laki – laki dibar tadi katakana. Aku menjadi semakin penasaran, sepanjang jalan aku malah memikirkan tentang perempuan itu. Tidak terasa aku sudah berada diapartemenku karena malam ini aku tidak pulang kerumah karena pasti ada Coki yang akan mengganggunya. Coki sudah mengirim pesan sedari tadi jika ia akan menginap dengan selingkuhannya karena tidak mau sampai pacarnya memergokinya dengan perempuan lain dirumahnya makanya ia meminjam rumahku. Sudah biasa aku menghadapi kelakuan sahabatku itu. Dan aku tidak mau menjadi nyamuk disana makanya aku lebih baik tiduk diapartemnku. Sudah lama aku tidak menginap disini karena apartemen ini dulu aku gunakan hanya untuk singgah saat ingin kabur dari rutinitas pekerjaan yang membosankan. Aku buka pintu apartemenku dan langsung menuju kamar untuk tidur.

Book Comment (87)

  • avatar
    Firman syahDeni

    mntp

    18d

      0
  • avatar
    Grace Dimbu

    Sukaa bangett banget banget

    07/12

      0
  • avatar
    Fang fangKwee

    👍👍👍👍👍

    02/08/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters