logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Pemburuan (Beautiful Memories)

⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️
Untuk kedua kalinya Arjuna dan Sam dibuat ternganga oleh sosok orang yang bernama lengkap Kang Mi Irene ini (dibaca: Kang Mi Ayrin). Bagaimana tidak, gadis itu ngotot ingin membawa kuda sendiri menuju ke tempat pemburuan.
"Maaf Yang Mulia, jalan yang akan kita lewati medannya begitu sulit."beo sang Kasim memberi saran. Sementara Arjuna hanya diam karena terlalu pusing akibat rengekan itu. Apalagi Irene menagih janji untuk melakukan hal sesuka hati sesuai perjanjian.
"Sudahlah Kasim! Biar kan dia melakukan sesuai keinginannya,"
"Nah dengar tuh pak Kasim."gadis itu setuju dengan perkataan Raja.
"Jika nanti dia tidak bisa melewati nya. Kita tinggalkan dia di tengah hutan."sontak lanjutan itu membuat mulut Irene terbuka seolah tidak setuju.
Dengan raut wajah yang menggemaskan dia  membatin,"Baiklah! Akan ku buktikan kemampuan berkuda ku!"
Sebelum naik, Irene melakukan kontak mata dulu dengan kuda yang sesekali ia belai. Karena hewan itu pasti masih menganggap dirinya asing, jadi hal ini perlu dilakukan.
Melihat itu Raja Jun menarik sudut bibirnya. Dia merasa Irene berbeda dengan putri lain. Entahlah, gadis ini sepertinya memiliki daya tarik tersendiri di mata Raja.
Keajaiban seakan datang dua kali. Ternyata Irene mampu melewati jalan-jalan yang terjal. Dia mampu menyeimbangi keterampilan berkuda nya dengan Sam dan Arjuna untuk menaklukkan perjalanan yang memakan waktu dua hari dua malam.
Namun, faktanya memang Irene jago berkuda. Hanya saja Arjuna tidak mengetahui nya.
Setelah sampai Sam segera mendirikan tenda. Sedangkan Raja masih istirahat dengan berbaring di atas tanah tertutup tikar. Sementara Irene duduk di atas batang kayu sembari menikmati suasana.
Mmm, aku sangat rindu dengan aroma hutan. Batin Irene sambil memejamkan mata.
"Apa kau sering berburu?!"pertanyaan itu membuatnya segera membuka mata.
"Tidak Yang Mulia. Hanya sesekali."jawab nya. Hatinya mulai tidak enak diwawancarai seperti ini.
"Buruan seperti apa yang ada di istana?"
Dia tersenyum samar dan menjawab,"Burung, kelinci."
Semua anak bangsawan melakukan itu semua. Batin Irene membuat kelanjutan.
Rasa lelah mereka perlahan menghilang. Arjuna bangkit dari tempat pembaringan nya, bersiap untuk melakukan acara inti. Irene pun otomatis ikut bangkit juga.
"Yang Mulia, sepertinya hari ini saya tidak akan ikut."ucap Sam setelah melihat nya, kemudian tersenyum canggung karena takut salah.
Arjuna menatap Kasim itu dengan wajah datarnya, dia bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepala, sedang melakukan pertimbangan.
"Sepertinya Yang Mulia Selir cukup untuk menemani. Agar pemburuan anda lebih tenang."
Ya benar. Jika Arjuna melakukan aksi berburu. Ada-ada saja tingkah Kasim nya ini. Bersin lah, batuk lah, nginjak ranting lah, yang pada akhirnya membuat target kabur.
"Bagaimana Kang?"tanya Raja Jun melirik Irene.
Gadis itu sedikit kaget, bingung harus menjawab apa. Sam menatap nya sembari memberikan ekspresi memohon agar dirinya setuju."Kalau saya tidak keberatan Yang Mulia."jawabnya langsung mendapatkan acungan jempol dari sang kasim.
Mata Raja kembali beralih ke Sam. Pria itu langsung mengubah ekspresi senang nya menjadi ekspresi seolah tidak terjadi apa-apa.
"Baiklah, tidak papa."ucap Arjuna sambil sedikit memperbaiki pakaian nya.
Pandangan Arjuna beralih ke Irene lagi. Tampak gadis itu tengah mengutak-atik busurnya. Tingkahnya  itu membuat dia ingin tertawa sendiri, tapi takut dosa."Kau yakin akan ikut?!"tanya Arjuna agar gadis itu ragu dengan keputusan nya.
Sejujurnya Arjuna cukup cemas dengan keikutsertaan Irene. Takut gadis ini terluka.
Gadis itu menghentikan aktivitasnya, dia menjawab dengan raut wajah yang terkesan manis,"Tentu saja Yang Mulia. Saya kemari tidak hanya untuk duduk sambil dikerubungi lalat."jawabnya membuat Sam tersinggung.
Arjuna yang tadinya ingin menahan tawa, tapi malah lolos juga,"Hahaha! Ucapan mu itu menyindir kasim."ujarnya di sela tawa itu.
Irene menutup mulut karena tidak bermaksud,"Aih! Kasim, aku benar-benar tidak bermaksud membuat mu tersinggung."ucap gadis itu menghampiri Sam dan segera meminta maaf.
"Tidak Yang Mulia. Anda benar, anda benar."balas Sam sok kuat.
Sementara perasaan Arjuna masih tidak enak. Dalam arti hatinya masih menyimpan kecemasan. Dia takut Irene terluka, apalagi jika lukanya meninggalkan bekas. Matanya pun belum terlepas pada gadis yang kini tengah memohon maaf pada pria paruh baya itu.
Arjuna pun langsung menghampiri nya dan berkata,"Berikan tangan mu!" Irene kaget, gadis itu malah menatapnya seolah tidak mengerti bahasa.
"Berikan tangan mu!"ucapnya ditambah sedikit penekanan sembari menarik tangan Irene setengah paksa, kemudian perlahan menyematkan cincin di jari manis gadis itu.
Di waktu yang sama Sam yang terkejut pun segera membalikkan badan.
"Astaga. Apa ini Yang Mulia?!"tanya Irene masih terdengar oleh sang kasim dari belakang.
Arjuna menggaruk-garuk anak rambutnya seolah bingung untuk menjawab,"Mmm, itu untuk menghilangkan bekas jika kau terluka."
"Benarkah?! Wow sangat hebat."ucap gadis itu takjub sembari memandangi cincin yang baru saja dikenakannya.
"Tapi itu cuma menghilangkan bekas luka ringan dan sedang."tambahnya.
"Tapi tetap saja Yang Mulia, ini sangat hebat."respon Irene masih menatap cincin itu takjub yang sesekali dia elus.
Arjuna tersenyum senang jika Irene menyukai nya.
"Raja, apakah cincin ini berasal dari Kerajaan Barat?"tanya Irene belum selesai-selesai membahas tentang cincin ini, di sela langkahnya.
Arjuna sedikit terkejut,"Bagaimana kau tahu?"
Gadis itu tersenyum kecil,"Kerajaan Barat kan terkenal dengan sihir nya."
"Kau tahu tentang kerajaan itu?"tanyanya sedikit heran.
"Mmm, aku membaca buku."jawab Irene sambil mengangguk-angguk kecil seperti tengah menerawang masa lalu.
Laki-laki itu memperlambat langkahnya,"Apa di kerajaan ada buku yang seperti itu?"
Arjuna tidak merasa perpustakaan milik nya ada yang membahas tentang kerajaan lain. Biasanya dia tahu ketika melakukan diplomasi atau kunjungan.
"Atau kau membaca nya ketika kita berkunjung ke sana bulan lalu?"tebak nya.
Ya, bulan lalu selir nya itu yang menemaninya ketika ada pertemuan kerajaan-kerajaan besar di Kerajaan Barat. dikarenakan Jenna tengah mengandung, dan Jenna menunjuk langsung Irene untuk menemani.
"Mmm, tidak juga Yang Mulia. Dulu teman ku adalah anak Menteri Luar Kerajaan. Dia sering ikut dengan ayahnya melakukan kunjungan ke kerajaan lain. Dan aku selalu memintanya untuk membawakan buku."
"Kau rajin juga ya?!"puji Arjuna membuat gadis itu sedikit besar kepala. Sedikit.
Irene melihat Arjuna dari samping, tampak gagah dan rupawan membuat dirinya canggung sendiri.
Arjuna yang melirik balik sontak membuat gadis itu kaget dan sedikit kegelapan,"Kemari! Jangan jauh-jauh dari ku!"pinta Arjuna menyuruh nya untuk  mendekat.
Dia yang ada pada jarak tiga langkah dari Raja itu langsung menjawab,"Ti-tidak perlu Raja. Lihat! Aku baik-baik saja di sini,"jawab nya sambil memperlihatkan kondisi tubuhnya yang masih utuh meski berada jauh dari keberadaan Raja.
"Aku tidak akan apa-ap_"
Brak!

Book Comment (29)

  • avatar
    Dicky Kecil's

    wow

    23/09/2022

      0
  • avatar
    Aryo

    bagus banget novel ya

    29/06/2022

      0
  • avatar
    PutraRafael

    mantap

    26/04/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters