logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Episode 4

Ruby buru-buru berangkat ke kantor Unique Jewelry, dia tak ingin terlambat dihari pertama dia bekerja. Dan dia terpaksa mengenakan pakaian lamanya yang terkesan biasa saja dan jauh dari kata modis serta flatshoes.
Setelah mendapatkan name tag nya, Ruby pun diantar ke meja kerjanya oleh Devi. Beberapa karyawan memandangi Ruby, dan janda cantik itu hanya tersenyum ramah kepada mereka.
"Ini meja kerja kamu." Ujar Devi.
"Iya, Mbak. Terima kasih."
"Kamu sudah tahu kan apa saja tugas kamu?" Tanya Devi.
Ruby mengangguk. "Sudah, Mbak."
"Baiklah, kalau begitu saya tinggal dulu." Devi berlalu pergi.
Ruby menata meja kerjanya, tiba-tiba seorang lelaki berambut ikal yang duduk tepat di samping Ruby menyapanya sembari mengulurkan tangan.
"Kenalin, aku Jojo, staf administrasi yang paling ganteng di kantor ini."
Ruby menjabat tangan pria bernama Jojo itu sembari tersenyum. "Aku Ruby."
"Nama yang cantik, secantik orangnya."
"Dasar Playboy cap kaki lima, pantang lihat wanita cantik, langsung didekati." Seorang wanita berambut pendek menepuk pundak Jojo.
"Apaan sih, Sin? Ganggu saja!" Gerutu Jojo.
"Hai, aku Sinta." Wanita berambut pendek itu mengulurkan tangannya ke depan Ruby.
Ruby juga menjabat tangannya. "Ruby."
"Jangan dekat-dekat dengan Jojo, dia belum jinak." Seloroh Sinta.
"Bilang saja kau cemburu." Ledek Jojo.
"Cih, jangan mimpi!" Balas Sinta.
Ruby tersenyum melihat dua teman barunya itu berdebat, dia jadi teringat Keke dan Laura.
Keduanya masih saling melempar ejekan satu sama lain, tapi tiba-tiba suara seorang karyawan lain terdengar memberi peringatan agar Jojo dan Sinta berhenti bercanda.
"Ssstt, Bos datang!"
Suasana seketika hening. Dua orang pria yang memakai jas hitam berjalan melewati meja-meja staf administrasi. Mereka adalah Afdinan Ibrahim dan Hanan Wira.
"Wah, makin hari dia makin tampan." Bisik Sinta dengan mata berbinar-binar.
Ruby pun mengalihkan pandangannya kepada dua pria itu sebab penasaran seperti apa wujud Bos tampan yang selalu dielu-elukan Safira. Dan Ruby terperanjat kaget saat menyadari jika salah satu dari mereka adalah lelaki yang dia temui di toilet bar waktu itu, dialah Dinan, CEO perusahaan Unique Jewelry.
"Astaga!! Dia???" Jerit Ruby dengan mata yang melotot, membuat perhatian semua orang tertuju kepadanya, termasuk dua pria berjas itu.
Dinan menatap Ruby, membuat wanita itu harus berulang kali menelan ludah.
"Kamu ikut ke ruangan saya!"
Dinan kembali melanjutkan langkahnya setelah memberi titah kepada Ruby.
Jojo dan karyawan lain hanya terdiam tanpa berkomentar sama sekali. Mereka merasa cemas dengan nasib Ruby selanjutnya.
Dengan berat hati, Ruby pun beranjak dan segera menyusul Dinan dan juga asistennya itu. Dia tak ada pilihan lain, mau tak mau harus menuruti perintahnya. Walaupun saat ini dia ingin sekali melarikan diri lagi.
***
Ruby perlahan-lahan masuk ke dalam ruangan yang di pintunya bertuliskan Chief Executive Officer Room, jantungnya berdebar kencang, apalagi saat melihat Dinan sudah duduk di kursi kebesarannya sambil menatap dirinya. Sementara Hanan memilih berdiri di samping Bosnya itu.
Sungguh Ruby tak pernah menyangka jika akan bertemu kembali dengan pria itu, dan sialnya lagi, dia adalah CEO ditempatnya bekerja saat ini.
Dinan melirik name tag yang tergantung di depan dada Ruby, lalu kembali memandang janda cantik itu.
"Kamu karyawan baru, ya?"
"I-iya, Pak. Baru hari ini." Jawab Ruby gugup.
"Kenapa kamu berteriak tadi?"
Ruby menundukkan kepalanya. "Ma-maaf, Pak. Tadi saya kaget."
Dinan menautkan kedua alisnya. "Kaget kenapa?"
Ruby menelan ludah sebelum bicara. "Ka-karena melihat anda."
"Memangnya saya kenapa sampai membuat kamu kaget?"
"Heemmm ... ka-karena ...." Ruby ragu untuk melanjutkan kata-katanya.
"Sudah-sudah! Tidak perlu dijawab!" Tukas Dinan. "Saya tidak perlu alasan kamu lagi."
Ruby semakin tertunduk dengan jantung berdebar-debar.
"Kamu kan tahu ini kantor, bukan hutan. Jadi jaga sikapmu!" Lanjut Dinan.
Ruby mengangguk. "I-iya, Pak."
"Ya, sudah. Kamu boleh keluar."
"Permisi, Pak."
"Heemmm."
Ruby bergegas keluar dari ruangan itu dengan hati yang bingung, mengapa Dinan seperti tidak mengingatnya? Apa dia lupa kejadian waktu itu? Tapi mana mungkin, kejadian itu baru seminggu yang lalu.
Langkah Ruby gontai, dia kembali ke mejanya. Jojo yang melihat temannya itu sontak mencecar pertanyaan.
"Bagaimana, By? Apa Bos marah?"
Ruby hanya mengangguk lemah.
"Lagian kamu kenapa teriak seperti tadi, sih? Aku saja sampai kaget."
"Mungkin Ruby belum pernah melihat pria setampan Bos Dinan, jadinya dia kaget." Sela Sinta dengan nada seloroh.
"Masa sampai segitunya?" Balas Jojo.
Ruby hanya terdiam tanpa menggubris ocehan Jojo dan Sinta, dia masih berusaha mencerna situasi ini.
"Jadi namanya Dinan? CEO perusahaan ini. Tapi kenapa dia tidak mengingat ku? Sikapnya biasa saja seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Masa sih dia lupa?" Batin Ruby, hatinya masih bertanya-tanya.
Namun, seorang wanita berkacamata tiba-tiba datang dan meletakkan setumpuk berkas di atas meja kerja Ruby, membuat janda cantik itu tersentak.
"Pindahkan data-data di berkas ini ke laptop! Lalu kirim ke email saya!" Pinta wanita itu, kemudian melirik Jojo dan Sinta. "Minta email saya dari mereka."
Ruby mengangguk. "Baik, Bu."
"Dan harus selesai hari ini juga!" Lanjut wanita itu lagi.
"Iya, Bu."
Wanita itu segera pergi meninggalkan meja Ruby dengan sedikit angkuh. Ruby menghela napas berat melihat tumpukan berkas di hadapannya. Belum lagi hati dan pikirannya tenang, dia sudah mendapatkan tugas sebanyak ini.
"Sebanyak ini, mana mungkin bisa cepat selesai." Gerutu Ruby dengan wajah masam.
"Dia memang senang sekali buat kesal dan menyusahkan orang lain." Ujar Sinta setengah berbisik.
"Maklumlah, Sin. Namanya juga atasan, kadang memang suka semena-mena sama anak buahnya." Imbuh Jojo pelan.
"Memangnya dia siapa?" Tanya Ruby penasaran.
"Dia itu manajer administrasi dan keuangan, namanya Bu Yuka. Dan dia masih ada hubungan keluarga dengan Bos, jadi maklum saja kalau agak sombong dan sok berkuasa." Ungkap Sinta.
"Oh, pantas kelihatan tidak ramah." Sahut Ruby.
"Sudah-sudah! Jangan bergosip! Nanti kedengaran Bu Yuka bisa berabe." Pungkas Jojo, membuat Ruby dan Sinta sontak terdiam.
Ruby mulai melaksanakan tugas pertamanya, dengan teliti dia memindahkan data-data di berkas itu ke laptop sesuai perintah wanita bernama Yuka itu.
***

Book Comment (207)

  • avatar
    Sya Salim

    ceritanya best

    17/04/2022

      1
  • avatar
    Lovely

    bagus ceritanya...... gak sabar nunggu episode lanjutannya....cepat up dong 😁

    20/01/2022

      0
  • avatar
    azaro 2septian

    wah semakin seru nah ceritanya sangat bagus g bnyk ML nya aku mersa puas jd tambah penasaran coba cepet lanjut g sabaran nih

    19/01/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters