logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 TITIK PARSIAL

Pagi hari itu, seseorang sedang bersiap-siap untuk pergi. Terlihat cukup anggun dengan panjang dress dibawah lutut dan rambut kepang disisi kiri. Ia tidak menggunakan riasan dikulit wajahnya yang sudah putih pucat, cukup pelembab wajah dan sedikit lipstik berwarna pink dibagian bibir tipisnya. "Apa aku terlalu terlihat terlalu sederhana untuk menemuinya?" Bicaranya pada diri sendiri dihadapan cermin. Lalu seseorang mengetuk pintu kamar dari arah luar dan memanggilnya.
"Kang Aran apa kau sudah siap?" Teriak seseorang dari arah luar.
"Hm, tunggu sebentar." Balasnya dengan teriakan.
Kang Aran bergegas merapihkan barang-barangnya dan mengambil ponsel yang sedang ia charge. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat kearah layar ponselnya. Panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak bernama. Wajah Kang Aran seolah mengatakan bahwa ia mengenali nomor itu, badan yang masih membeku menatap layar ponselnya. Lalu seseorang masuk kedalam kamarnya, orang itu menatap sejenak dan perlahan mendekati Kang Aran.
"Kau sedang apa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya pria bernama Ahn Sejong itu, berjalan mendekat kearah Aran.
"Apa? Ah..bukan apa-apa." Terkejut saat mendengar suara seseorang yang tiba berada dihadapannya.
"Kau yakin?" Mencoba untuk memeriksa raut wajahnya.
"Hm..ini hanya telpon iseng. Kau tidak usah khawatir. Ah, apa pengacara ayah sudah ada diluar?" Mengalihkan pembicaraan.
"Oh, pengacara ayah sudah datang. Kita juga akan langsung pergi ketempatnya." Menjawab ringan pertanyaannya, namun ia masih mengawasi dengan penuh rasa kekhawatiran.
Dalam perjalanan menuju tempat tersebut, pengacara ayah Kang Aran, yaitu pengacara Sung Kyung Min. Terlihat senyuman ramah diwajahnya dan menunjukan kesan bahwa dirinya dapat diandalkan. Ini adalah kedua kalinya dalam dua tahun mereka berdua bertemu, pengecualian dengan Anh Sejong. Pengacara Sung cukup sering bertemu dengan SeJong untuk membicarakan perihal permasalah ini.
"Bagaimana kabarmu Nona Kang? Senang bertemu denganmu lagi." Membungkukan kepalanya.
"Ah, iya. Aku sudah membaik. Maaf atas kejadiaan yang sebelumnya." Balas Kang Aran ikut membungkukan sedikit badannya.
"Itu sudah lama, tidak apa-apa. Saya harap bisa membantu Nona Kang untuk kedepannya dan menjaga amanat terakhir ayah nona."
"Sekali lagi maaf dan juga terimakasih. Lalu bisakah anda memanggil namaku saja dan aku akan memanggilmu paman." Merasa sedikit kurang nyaman dengan panggilan Nona yang sedari tadi pengacara Sung ucapkan padanya.
"Paman? Ah...saya merasa tersanjung Nona memanggilku paman. Kalau begitu, saya akan perlahan membiasakan diri." Tawanya kecil saat mendengar perkataan Kang Aran.
Suasana dimobil kini terasa begitu hangat dan nyaman sehingga tak terasa perjalanan mereka telah sampai ditujuan. Perumahan sederhana disisi kecil kota paris. Begitu damai dari suara perkotaan, butuh watuh cukup lama untuk sampai ke tempat ini. Mereka keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk ke halaman rumah yang ada didepannya. Rumah kecil dengan halaman yang cukup luas, begitu banyak bunga dihalamannya, hingga menyimpan kesan pertama bahwa pemilik rumah ini adalah pecinta tanaman.
Pengacara Sung terlebih dahulu melangkahkan kakinya dan menekan bel rumah itu. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu, seseorang dari dalam menarik pintunya dan menyapa dengan suara lembutnya. "Kalian sudah datang? Oh ya tuhan, apa ini Aran?" Wanita tua itu mendekat sambil tersenyum kearah Kang Aran dan langsung memeluk badannya. Kesan pertama yang begitu hangat. Wanita tua itu mempersilahkan mereka masuk kedalam rumahnya.
Cukup aneh bagi seseorang yang bertamu untuk pertama kalinya memiliki perasaan seperti ini, atmosfir dirumah ini sangat hangat dan nyaman. Begitulah yang dirasakan Kang Aran, sudut matanya tidak berhenti untuk melihat setiap sisi dari rumah itu. Mungkin, tempat ini nampak tidak asing lagi bagi dirinya.
"Aran sayang, sini duduk dekat Oma." Menepuk pelan sopa disampingnya.
"Ah, maaf. Saya terlalu..." Ia terkejut dan perlahan mendekat ke arah Mrs. Aungie, lalu duduk disampingnya.
Diikuti oleh pengacara Sung dan Ahn SeJong yang duduk bersebrangan. Mereka memandangi Mrs. Aungie dan Kang Aran sedang berbincang.
"Kenapa? Apa kamu merasa tidak asing dengan tempat ini?" Tanya wanita tua itu dengan suara lembut.
"Itu...hm tidak. Aku hanya merasa rumah ini sangat cantik." Merasa ragu dan canggung sehingga terbata-bata saat menjawab pertanyaannya.
"Benarkah? Hahaa...kamu juga mirip dengan ibumu. Cantik!" Tiba-tiba Ia tertawa, Wanita tua itu mengucapkan kata cantik dengan bahasa korea lalu tersenyum hangat menatap kearah Kang Aran.
"Eh? Anda bisa berbahasa korea?" Membulatkan matanya karena terkejut mendengar Wanita tua itu mengucapkan bahasa Korea.
"Apa kamu terkejut? Hahaa...oma tidak begitu bisa berbahasa korea. Hanya sedikit!" Sahutnya dalam canda.
"Saya terkejut anda tiba-tiba berbahasa korea didepan kami, Mrs. Aungie." Ucap salah satu pria yang ada disana, Ahn Sejong.
"Hahaa...wanita tua ini hanya mengucapkan beberapa kata saja. Bukan berarti saya bisa berbahasa korea. Oh iya Aran, saya belum memperkenalkan diri bukan?" Kembali tertawa karena tiba-tiba mendapat sebuah sanjungan.
"Ah iya, Mrs. Aungie?" Memastikan kembali.
"Kamu dapat memanggilku Oma. Apa kalian sudah makan? Aku menyuruh pengasuhku untuk membuatkan makanan untuk kalian. Karena itu, Bolehkah aku meminjam gadis cantik ini dari kalian sebentar?"
Menganggap setuju dan memastikan makanan disajikan terlebih dahulu diruang tengah. Kemudian Ia menyuruh pengacara Sung dan Ahn Se Jong untuk santai mencicipi hidangan yang sudah disajikan sambil menunggu mereka kembali.
Mrs. Aungie mengajak Kang Aran menelusuri suatu ruangan yang ada dirumahnya. Sesampai dilantai atas, terdapat satu ruangan yang cukup besar disana. Setiap dinding lorong masuk menuju ruangan itu banyak sekali lukisan yang menggantung. Lukisan dengan sentuhan yang sangat tidak asing bagi Kang Aran. Namun saat ini, ia tidak ingin menanyakan mengenai hal tersebut pada Mrs. Aungie dan tetap fokus untuk mengikuti langkahnya dari belakangan.
Begitu terkejutnya saat Kang Aran sampai dan melihat ruangan itu. Lebih banyak lukisan lagi dihadapan sekarang dan beberapa kanvas tertata rapih disamping rak, juga buku-buku cerita lama yang tersimpan rapih dirak. Ia melangkah mendekat ke arah rak buku itu, tidak terduga salah satu buku yang ada disana sangat mencuri perhatiannya. "Oh! buku ini..." Gumamnya pelan dan mengambil salah satu buku yang terhimpit diantara buku lain.
"Menemukan sesuatu yang menarik?" Tanya Mrs. Aungie yang berdiri dibelakangnya.
"Ini mirip sekali dengan buku dongeng saat ku kecil." Jawab Kang Aran sembari membuka lembaran buku itu.
"Tentu saja, semua barang diruangan ini adalah milik mendiang orang tuamu." Jelas Mrs. Aungie.
Kang Aran memutarkan kepalanya , saat Mrs. Aungie mengucapkan perkataan yang menyinggung perasaannya. Rasa penasaran semakin kuat menyilimuti dirinya. Benar, karena itulah tujuan utama Kang Aran datang kemari. Ia meminta Mrs. Aungie untuk menceritakan semua yang Ia tahu, mengenai orang tuanya. Beliaupun menarik nafas kuat-kuat dan berpikir sebaiknya harus dimulai darimana Ia menceritakan hal ini pada Kang Aran.
Dimulai dari menceritakan semua kenangan masalalu kedua orang tua Kang Aran, terutama mengenai ibu kandungnya. Mrs. Aungie mengatakan, bahwa kedua orang tuanya bertemu saat sedang berlibur di Paris. Ayahnya yang pergi ke Paris dengan tujuan berkelana membuat lukisan, hingga mengadakan pameran kecil dikota ini. Sedangkan Ibunya, datang ke Paris dengan tujuan berlibur bersama temannya dan tanpa sengaja bertemu Ayah Kang Aran.
Ayahnya menyarakan untuk menyewa Guest House didekat penginapannya, yaitu penginapan Mrs. Aungie. Sejak saat itu, kedua orang tuanya semakin dekat satu sama lain. Tidak butuh waktu lama bagi kedua orang tuanya saling mengungkapkan perasaan. Saat itu, Ibunya memutuskan untuk tinggal lebih lama bersamannya di Paris.
Hidup bersama di Paris, membuat pameran lukisan bersama dikota kecil paris dan menjelajahi setiap sisi mengagumkan negara Paris. Fakta bahwa mereka sangat mencintai satu sama lain adalah kabar bahagia bahwa Min Su Ran sedang mengandung. Bayi itu adalah Kang Aran. Setelah Ayahnya mendengar kabar tersebut, mereka merencanakan tanggal pulang ke Korea untuk bertemu kedua orang tuanya dan mengadakan pernikahan.
Begitu mengejutkan semua cerita mengenai masa lalu kedua orang tuanya sejauh ini. Mrs. Aungie memperingatkan Kang Aran, bahwa kali ini ceritanya akan jauh lebih sensitif. Namun Kang Aran menepis semua itu, Ia menyanggupi untuk mendengarkan semuanya. Termasuk perihal bagaimana Ibunya meninggal.
Ayah Kang Aran mengatakan kepadanya, tidak lama setelah Ibunya melahirkan Kang Aran kondisi jantungnya perlahan semakin memburuk.
" Tapi ibumu tidak memberitahu tentang kondisinya pada ayahmu. Sedangkan ayahmu mengetahuinya saat sedang melakukan perjalanan ulang tahunmu yang ke lima ke paris. Ayahmu menemukan obat jantung ditas ibumu."
Mrs. Aungie melihat pagi itu, bahwa raut wajah Kang Suk Joon ayahnya Kang Aran terlihat sangat sedih. Namun Ia mengatakan padanya tidak apa-apa dan hanya merasa lelah saja karena perjalanan. Lalu saat tengah malam, sebelum merayakan hari ulang tahun Kang Aran.
"Oma melihat Ayahmu sedang membicarakan sesuatu bersama Ibumu. Lalu Oma melihat Ibumu menangis dipelukan Ayahmu. Saat Omma mendekat, mereka seperti coba menyembunyikan sesuatu dan bersikap seperti biasa."
Lalu hari itu tiba. Mereka berdua merayakan hari ulang tahun Kang Aran ke pusat kota Paris. Sekedar Ingin membuat kenangan indah bersama keluarag. Dengan makan, main dan foto bersama.
"Sekitar jam 8 malam, Oma menerima panggilan dari polisi. Polisi mengatakan bahwa kalian mengalami kecelakaan. Selain itu, setelah Oma sampai dirumah sakit. Dokter mengatakan Ibumu sudah meninggal dan hanya kamu dan ayahmu yang selamat."
Lagi-lagi Kang Aran terpukul akan kenyataan masa lalunya. Tubuh Kang Aran gemetar hingga membuat lututnya lemas jatuh ke lantai dan nafas yang berhembus tidak beraturan. Mrs. Aungie yang melihat wajah gadis itu semakin pucat merasa bersalah, ia langsung memeluk dan berusaha untuk menenangkannya.

Book Comment (66)

  • avatar
    03Sumarsi

    kak gem kak gem kata kata nya dong

    9d

      0
  • avatar
    AmiraNoor

    best

    19d

      0
  • avatar
    JumiatiJumiati

    keren

    24d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters