logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 55 Rida Jatuh Dari Tangga

Sekar masih menggulung tubuhnya di selimut, kejadian semalam membuatnya tidak punya tenaga meski hanya untuk bangun dari tempat tidur. Dia memutuskan untuk memejamkan matanya lebih lama.
Terdengar pintu kamar di buka, entah siapa yang datang, Sekar enggan untuk sekedar melihatnya. Suara derap langkah kaki mendekat kearah ranjang dimana Sekar tertidur. Sentuhan Ben membuatnya berjingkat kaget.
"Selamat pagi sayang, ini sarapan untukmu," ucapnya sambil meletakkan nampan yang berisi nasi goreng dan jus jeruk ke atas nakas.
"Aku tidak lapar," jawab Sekar malas.
"Kamu harus sarapan agar tenagamu segera pulih, aku akan menyuruh Lida kemari untuk mengobati lukamu. Aku pergi kerja dulu ya, sampai jumpa nanti malam sayang," ucap Ben sambil memajukan bibirnya berniat mencium Sekar, tapi Sekar langsung menutup kepalanya  dengan selimut.
"Oh, kamu menolakku, tidak masalah, nanti malam aku akan memberimu ciuman yang lebih ganas lagi," ucap Ben seraya meninggalkan kamar.
'Aku tidak bisa berada di sini terus, aku harus mencari cara agar bisa melarikan diri'
Pintu dibuka dan masuklah seorang wanita tua membawa kotak P3K.
"Selamat pagi Nyonya, apakah anda baik-baik saja?"
"Kamu siapa?"
"Nama saya Lida, Tuan Ben menyuruh saya untuk mengobati Anda."
"Setelah dia menyiksaku semalaman, sekarang dia menyuruh orang untuk mengobati lukaku? miris sekali nasibku."
"Permisi, saya akan membuka selimut Anda."
"Tapi aku tidak memakai baju sehelaipun."
"Tidak masalah Nyonya, saya sudah terbiasa dengan ini," ucap Lida sambil menyingkap selimut Sekar.
"Eh…." Sekar kaget melihat perlakuan Lida.
"Anda bukan orang pertama yang mengalami ini Nyonya," Lida mulai mengobati luka-luka yang ada di tubuh Sekar.
"Maksudmu?"
"Tuan Ben sudah sering membawa perempuan ke rumah dan mereka di perlakukan seperti anda, Nyonya."
"Lalu apa yang terjadi dengan mereka?"
"Mereka melarikan diri, diburu dan mat*."
"A-apa?"
"Tuan Ben tidak akan pernah membiarkan wanitanya melarikan diri dari sini, dia akan membawanya kemari lagi, jika mereka menolak maka akan dibunuh."
"Hah? Lalu bagaimana nasibku kedepannya? Apakah akan terus berada di jurang neraka ini?"
"Hmm…."
"Apakah kamu tidak punya solusi untukku Lida? Orang seperti apa Ben itu? Maksudku sifatnya bagaimana?"
"Maaf, saya tidak diijinkan berbicara terlalu banyak, apalagi menyangkut Tuan Ben."
"Aku mengerti, kamu pasti orang kepercayaan Ben. Sudah berapa lama kamu berkerja di sini?"
"Dari Tuan Ben masih kecil, saya pertama kali masuk ke mari saat Ibu Tuan Ben sedang mengandung, tidak lama setelah saya berada di sini Tuan Ben lahir."
"Berarti kamu tahu betul bagaimana sifat dan karakternya ya, apakah dia seperti itu sejak dulu?"
"Ya, saya yang merawatnya sedari kecil. Dulu dia sangat baik tapi semua berubah setelah Pamannya tinggal di sini. Paman Tuan Ben lah yang telah mengubahnya menjadi monster seperti itu. Eh, kenapa saya malah membicarakan Tuan Ben sih."
"Tidak apa-apa Lida, apakah itu semacam trauma masa kecil?"
"Mungkin, tapi mungkin itu juga suatu kelainan."
"Bagaimana aku bisa menghadapinya?" 
"Sudah selesai Nyonya, saya permisi dulu."
"Tunggu dulu, temani aku mengobrol dulu."
"Maaf Nyonya, saya masih banyak pekerjaan. Silakan sarapan dan istirahat supaya tenaga Nyonya bisa segera pulih." Lida berlalu meninggalkan Sekar sendirian.
"Aku harus mencari cara agar bisa melarikan diri dari sini. Pertama-tama aku harus makan, mengumpulkan tenaga untuk kabur."
Sekar menikmati sarapannya dalam tangis, dia berusaha kuat agar bisa segera terbebas dari neraka itu.

Sementara itu di tempat lain, nasib Rida tak lebih baik dari Sekar. Dia telah kehilangan mahkotanya sebagai seorang perempuan, direnggut dengan paksa darinya oleh Josh.
Rida hanya bisa menangis meratapi nasibnya, dia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Jijik dengan dirinya sendiri dan merasa malu jika harus bertemu dengan orang lain.
"Selamat pagi sayang," ucap Josh.
"Dasar b*jing*n! Mau apa kamu ke sini, pergi!" ucap Rida sambil membenahi selimutnya.
"Tentu saja untuk menemuimu, ini kan kamarku, jadi kamu tidak bisa mengusirku dong. Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu, bersiap lah, aku akan mengajakmu ke suatu tempat."
"Aku tidak mau."
"Jangan paksa aku melakukan kekerasan sayang," ucap Josh sambil mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. Rida yang melihat hal tersebut merasa ngeri.
"Mau apa kamu?"
"Pisau ini bisa mendarat di pipimu jika kamu tidak menuruti semua perintahku."
"B-baiklah." Rida berusaha bangun dari tempat tidur. Dia menutup tubuhnya dengan selimut dan berusaha berjalan ke kamar mandi dengan tertatih.
"Oh, sayangku, aku lupa kalau semalam kita habis unboxing, ayo aku bantu." Tanpa menunggu jawaban dari Rida, Josh langsung membopong tubuh kurus itu ke kamar mandi.
"Eh…." Rida berusaha memberontak.
"Diamlah dan cepat mandi." Josh menurunkan Rida di kamar mandi.
"Aku akan menunggumu di bawah, kalau dalam waktu setengah jam kamu tidak turun, maka tamatlah riwayatmu," ancam Josh.
Rida mulai mengguyur seluruh tubuhnya dengan air yang mengalir, dia merasa sangat hina dan jijik dengan tubuhnya sendiri. Sebanyak apapun air rasanya tidak akan cukup untuk membersihkan dirinya dari ketidak sucian itu. Tangisannya dalam guyuran air begitu menyanyat hati siapa saja yang mendengarnya. Dalam hati dia berjanji akan membalas semua perbuatan Josh kepadanya.
Setelah selesai mandi dia segera mengganti baju dengan baju yang sudah disiapkan Josh.
"Baju apa ini? Semua kekurangan bahan, memangnya dia pikir aku pel*cur apa?" Rida ragu untuk memakai pakaian tersebut.
"Rida, waktumu hampir habis." Teriak Josh dari luar kamar. Dengan terpaksa Rida memakai pakaian tersebut. Dia merasa sangat risih melihat badannya yang terekspos. Apalagi saat melihat di tubuhnya banyak tanda cupang, dia merasa semakin jijik.
"Rida, ka … wow, pakaian itu sangat cocok kamu pakai Rida." Josh yang ingin marah mengurungkan niatnya setelah melihat Rida.
"Aku bukan pel*cur, kenapa kamu memberiku pakaian seperti ini?"
"Tentu saja bukan, kamu adalah wanitaku sayang. Ayo kita jalan."
"K-kita mau kemana? Bolehkah aku mengganti pakaianku?"
"Tidak boleh, aku sangat suka melihatmu dengan pakaian ini, kalau saja waktu ku masih banyak tentu aku akan menikmatimu terlebih dahulu. Ayo berangkat."
Josh menarik Rida agar mengikutinya dari belakang, Rida hanya bisa pasrah dengan kemauan Josh.
Ternyata Josh mengajak Rida ke kantornya, di sepanjang jalan menuju ruangan Josh, semua mata tertuju kepada Rida. Rida yang diperhatikan seperti itu merasa risih dan sedikit menempel pada Josh.
"Kenapa sayang, apakah kamu…."
"Aku tidak nyaman, semua orang melihatku."
"Itu karena kamu cantik sayang."
"Bukan, ini semua karena pakaianku yang memperlihatkan banyak ikan di tubuhku."
"Memang itu yang aku inginkan."
"Hah?"
Josh mengabaikan protes Rida dan segera masuk ke dalam ruangannya. Ternyata di sana sudah ada beberapa orang rekan Josh yang menunggunya.
"Maaf kalau aku terlambat," ucap Josh, sedangkan saat itu semua mata tertuju kepada Rida
"Kenapa kamu bisa terlambat? Pasti bangun kesiangan karena permainanmu semalam terlalu hot," ucap Sinyo.
"Kamu benar, gadisku yang satu ini sangat berbeda," ucap Josh sambil merangkul Rida.
"Ya, kamu benar, bolehkah aku memakainya?" tanya David.
"Tentu saja, kapanpun kamu mau."
"Apa?" Rida kaget mendengar jawaban Josh.
"Bagaimana kalau sekarang?" tanya Sinyo
"Boleh."
"Hey, aku juga mau." Timi tidak mau kalah dengan kedua temannya.
"Kalian pikir aku ini apa, hah?"
"Piala bergilir," jawab Josh disambut derai tawa ketiga temannya.
Rida yang sudah tidak tahan lagi dengan mereka langsung berlari keluar ruangan.
"Hey, jangan lari," Josh berusaha mengejar Rida.
Rida menunggu di depan lift namun karena terlalu lama terbukanya akhirnya dia memutuskan untuk lewat tangga.
"Tunggu Rida." Josh masih terus mengejar dari belakang.
Rida terus berlari melewati tangga menuju lantai basements. Sementara itu Josh tidak akan pernah membiarkan wanitanya melarikan diri dengan selamat.
"Arghhtt…." Karena tidak hati-hati Rida terjatuh dari tangga dan pingsan.

Book Comment (220)

  • avatar
    2016Louise

    Ok banget sih baru 1 bab di baca sudah mengerti bgmn seorg istri yang harus bekerja tambahan utk memenuhi kebutuhan keluarga dengan anak bny dan kebalikan dgn suami yang besar keinginan kpingin punya bny anak tp asal saja/tdk bs memenuhi kebutuhan keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    skuyyyvalen

    bagussss sekaliiii

    14h

      0
  • avatar
    MakerŸongz

    baguss banget

    13d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters