logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 54 Penderitaan Sekar

Sekar terus saja mondar-mandir di teras rumah menunggu Rida yang belum pulang. Dia sangat khawatir dengan anak kesayangannya itu, tidak biasanya Rida pergi tanpa mengabarinya apalagi sampai mematikan gawainya.
Saat itu terlihat sebuah mobil yang biasa di kendarai Joni masuk ke halaman rumah.
"Mas, Rida kok belum pulang ya? Padahal sudah malam dan nomornya tidak bisa dihubungi," ucap Sekar saat Joni baru pulang kerja.
"Dia tidak akan pulang," jawab Joni sambil menjatuhkan bobotnya di kursi.
"Apa maksudmu dengan tidak akan pulang Mas?" tanya Sekar.
"Mulai hari ini dia akan tinggal dengan Josh."
"Hah? Maksudnya?"
"Jangan mencarinya lagi, dia sudah menjadi milik Josh. Hidupnya akan terjamin dengannya."
"Aku masih belum paham dengan maksud perkataanmu mas."
"Rida aku jodohkan dengan Josh, mereka akan segera menikah."
"Kenapa kamu tidak ijin dulu kepadaku? Dia anakku mas, berani-beraninya kamu mengatur hidupnya!"
Sekar sangat marah mendengar bahwa anak kesayangannya sudah di jodohkan.
"Heh, dia juga anakku. Aku lebih tahu apa yang terbaik untuknya."
"Sekarang berikan aku alamatnya, aku akan menemuinya."
"Kamu tidak perlu tahu alamatnya, bersiap-siaplah, sebentar lagi akan ada orang yang menjemputmu."
"Menjemputku? Kemana?"
"Sudah, jangan banyak tanya, dandanlah yang cantik."
"Baiklah." Meski penasaran tapi Sekar tetap menuruti perintah Joni. 
Sekitar satu jam dia berdandan setelah itu dia menemui Joni di ruang kerjanya. Ternyata di sana ada teman Joni yang kemarin datang.
"Kamu sudah selesai? Perkenalkan, dia Ben," ucap Joni memperkenalkan temannya.
"Saya Sekar." 
"Saya Ben, kamu cantik sekali Sekar," puji Ben.
"Terimakasih," jawab Sekar malu-malu.
"Sekar, Ben mau membawamu jalan-jalan dan belanja, kamu mau kan?"
"Wah, benarkah?" mendengar kata belanja mata Sekar langsung ijo.
"Tentu saja, ayo kita berangkat sekarang."
"Baiklah."
"Ben, lunasnya," bisik Joni.
"Siip … nanti aku kasih lebih kalau barangnya bagus."
"Oke."
Sekar sangat penasaran dengan percakapan kedua lelaki tersebut. Namun dia memilih mengabaikannya.
Ben memiliki perawakan gendut, tinggi dan berewokan, sebenarnya Sekar merasa risih jika harus jalan dengan Ben. Namun demi bisa membeli barang belanjaan yang dia inginkan, Sekar mengabaikan rasa risihnya.
"Kita sudah sampai, pilihlah semua yang kamu mau."
"Benarkah? Apakah kamu sudah punya istri? Aku takut nanti dilabrak sama istrimu karena ketahuan jalan bareng kamu."
"Hahaha … aku bebas dan tidak suka terikat."
"Baiklah, jangan menyesal kalau aku belanja banyak ya."
"Tentu saja, ini kartunya kamu bisa gunakan sesukamu. Aku akan menunggumu di foodcourt. Kalau sudah selesai temui saja aku."
"Wah, aku bisa menghabiskan berapapun yang aku mau?"
"Ya, tentu saja."
"Asyik, aku belanja dulu."
Sekar kegirangan mendapatkan kesempatan belanja sepuasnya. Dia mulai memilih baju yang harganya mahal.
"Wah, bagus sekali baju-baju ini, beli masing-masing dua sekalian buat Rida."
Setelah puas memilih baju, Sekar beralih ke sepatu dan tas. Di sana dia juga membeli masing-masing dua barang.
"Ah, puas sekali rasanya bisa belanja sebanyak ini, Rida pasti senang aku belikan belanjaan ini."
Sekar segera menemui Ben di lantai tujuh pusat perbelanjaan tersebut. Ben sedang menikmati spaghetti nya saat Sekar datang.
"Aku sudah selesai," ucap Sekar sambil ngos-ngosan karena bawaannya yang banyak.
"Ayo makan dulu, aku sudah pesan makanan untukmu."
"Baiklah." Sekar segera menyantap makanan yang dipesan Ben.
"Kalau sudah selesai mari kita pulang."
"Ok."
Ben menenteng barang belanjaan sekar dan membawanya ke parkiran. Ben yang merasa kasihan segera membawakan belanjaan tersebut.
"Loh, rumah siapa ini?" tanya Sekar saat mereka sampai di rumah Ben.
"Rumahku."
"Kenapa kamu membawaku kemari?"
"Masuklah dulu, nanti aku jelaskan."
Ben segera membuka pintu rumahnya, Sekar mengikuti Ben dari belakang.
"Wah, rumahmu besar sekali? Pasti senang  sekali orang yang jadi istrimu."
"Aku kan tidak punya istri. Memangnya kamu mau jadi istriku?"
"Bukankah kamu bilang kalau kamu ini tidak suka terikat."
"Itu dulu, sebelum aku bertemu denganmu. Sepertinya aku sudah jatuh cinta denganmu. Hiduplah bersamaku maka semua kebutuhanmu akan aku penuhi."
"Baiklah, aku terima tawaranmu." Tanpa pikir panjang Sekar langsung menerima tawaran Ben.
"Ayo kita ke kamar."
"K-kamar."
"Tentu saja, masuklah." Sekar masuk ke kamar Ben.
"Inikah kamarmu? Kenapa gelap sekali?"
"Pakailah ini."
"Apa ini?"
"Jangan banyak tanya dan laksanakan perintahku."
"Baiklah, dimana kamar mandinya? tolong nyalakan lampu, gelap sekali disini."
"Kamar mandi di pojok kamar. Nanti aku akan menyalakan lampu kalau kamu sudah selesai ganti pakaian."
"Ok." Sekar bergegas ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Sekar kaget mengetahui kalau pakaian yang dikenakannya adalah baju perawat. Dia segera keluar berniat protes kepada Ben.
"Aku sudah selesai, tolong nyalakan lampunya."
Ben lalu menyalakan lampu dan merasa takjub melihat Sekar. Sedangkan Sekar kaget melihat kamar yang dipenuhi dengan banyak alat aneh.
"Kamu cantik sekali Sekar," ucap Ben sambil menghampiri Sekar.
"Tempat apa ini? Apakah kamu menyebut ini kamar?"
"Welcome to the heaven, honey."
"Heaven? Kamu benar-benar sudah tidak waras Ben," ucap Sekar sambil menuju ke pintu berniat untuk keluar namun Ben segera mencegahnya.
"Eits, mau kemana sayang. Bukankah kamu sudah bersedia menjadi istriku? Dan tugas pertamamu sebagai seorang istri adalah melayaniku."
"Tidak, aku tidak mau, aku mau keluar."
"Tidak semudah itu Sekar, kamu sudah menghabiskan uangku untuk berbelanja dan sekarang kamu mau pergi begitu saja tanpa memberikan imbalan untukku? Aku tidak Terima dengan penolakanmu Sekar," ucap Ben sambil mengeluarkan cambuknya.
"Apa yang mau kamu lakukan?" Sekar mundur kebelakang melihat Ben yang semakin mendekat ke arahnya.
Jetar….
Suara cambukan mengagetkan Sekar.
"Kamu harus dihukum Sekar."
"Tolong, jangan lakukan ini."
Jetar … jetar….
Dua kali cambukan diarahkan ke tubuh Sekar.
"Aw, sakit." Sekar meringis kesakitan.
Jetar … jetar….
"Ampun, tolong hentikan," ucap Sekar mengiba."
Jetar … jetar…. 
"Ampun."
"Teruslah mengiba Sekar, hahaha."
Ben terus mencambuk Sekar tanpa ampun, setiap teriakan kesaktiannya tidak dia hiraukan. Ben semakin menikmati rintihan Sekar.
"Tolong hentikan." Sekar sudah tidak berdaya lagi, tubuhnya dipenuhi dengan luka cambukan. Pemandangan tersebut membuat Ben sangat bernafsu.
"Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Sekar dengan lemah. Melihat Sekar yang sudah tidak berdaya Ben segera mengg*ulinya.
"Arghht…." Sekar menjerit kesakitan karena perlakuan Ben yang sangat kasar.
Hal itu terus terjadi berulang-ulang, bahkan saat Sekar sudah pingsan Ben tetap saja melancarkan aksi bejatnya.
Malam itu menjadi malam penuh penderitaan bagi Sekar. Dia tidak pernah menyangka jika Ben ternyata mempunyai kelainan s*ksual. Tubuhnya remuk redam, harga dirinya hancur sebagai seorang wanita.
Namun dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Dia mengutuk Joni karena tega berbuat demikian kepadanya. Dulu sewaktu masih menjadi istri Joni, Sekar memang sering menuntut Joni agar bisa menghasilkan uang yang banyak. Semua pekerjaan dilakukan Joni agar bisa memenuhi gaya hidup Sekar. Akan tetapi semua pengorbanan yang dilakukan Joni tidak mendapatkan penghargaan dari Sekar. Bahkan Sekar selalu mengatai Joni orang miskin. 
Untuk memenuhi gaya hidupnya Sekar rela menjadi simpanan om-om, sudah sering dia dilabrak oleh istri sah orang tersebut namun semua itu tidak membuat Sekar jera.
Setelah putus dengan satu lelaki dia akan mencari mangsa baru. Dia rela melakukan apa saja untuk memenuhi gaya hidupnya. Sampai akhirnya Joni yang sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya menggugat cerai Sekar, dia memilih merantau ke kota agar bisa menghasilkan uang yang banyak dan berniat membalas dendam kepada Sekar.
Jika mengingat masa-masa itu Sekar sangatlah menyesal, mungkin ini adalah balasan perbuatannya di masa lalu. Harapan Sekar, semoga Rida baik-baik saja dan tidak mengalami hal yang sama dengan yang dialaminya.

Book Comment (220)

  • avatar
    2016Louise

    Ok banget sih baru 1 bab di baca sudah mengerti bgmn seorg istri yang harus bekerja tambahan utk memenuhi kebutuhan keluarga dengan anak bny dan kebalikan dgn suami yang besar keinginan kpingin punya bny anak tp asal saja/tdk bs memenuhi kebutuhan keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    skuyyyvalen

    bagussss sekaliiii

    14h

      0
  • avatar
    MakerŸongz

    baguss banget

    13d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters