logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 53 Rida Yang Malang

Rido menonton film dengan gelisah, bukan hanya tontonan yang ada di depannya yang membuatnya panas dingin namun perkataan Ani barusan juga membuatnya tidak bisa berkonsentrasi dengan apa yang dia lihat.
Berbeda dengan Rido yang merasa tidak nyaman, Ani masih fokus menonton film tersebut tanpa terusik dengan Rido yang sedari tadi membenahi posisi duduknya.
"Ani, aku mau ke toilet dulu."
"Ok."
Cukup lama Rido di toilet, rasanya dia ingin segera pulang saja meninggalkan Ani sendirian disana tapi takut Ani marah nantinya.
"Lama banget sih? Kamu tidur di toilet ya?"
"Eh, aku sakit perut makanya lama," jawab Rido berbohong.
"Oh."
Dua jam Rido mengalami penyiksaan tersebut akhirnya film berakhir. Mereka pun segera pulang.
"Wah, seru banget ya film tadi, apalagi pas Jojo ngelamar Rosa, romantis banget deh, pake mawar sama cincin, ah so sweet," ucap Ani heboh.
"Kamu suka mawar, Ani?"
"Tentu saja, siapa sih cewek yang gak suka bunga? Sepertinya cuma Casi deh."
"Casi? siapa dia?"
"Oh, pemeran utama di cerita sebelah."
"Ani, apakah ada seseorang yang kamu sukai?"
"Maksudnya?"
"Apakah kamu sudah punya pacar atau kamu sedang menyukai seseorang?"
"Tidak ada."
"Yes."
"Kenapa kamu bilang yes?"
"Eh, itu, tidak apa-apa."
"Sebenarnya aku tuh suka sama kamu."
"Hah? Beneran? Kok bisa?"
"Kenapa? Kamu keberatan ya kalau aku suka sama kamu."
"Bukan begitu, aku malah seneng banget soalnya aku juga ada rasa sama kamu."
"Oh, gitu."
"Kok jawabannya kayak gitu sih?"
"Maumu gimana?"
"Em, anu, mau gak kalau kamu jadi pacar aku?" tanya Rido dengan mengumpulkan semua keberaniannya.
"Gak mau…."
"Oh, yasudah kalau begitu."
"Bagaimanapun juga kedua orang tua kita kan bersaudara, mana mungkin mereka merestui kita."
"Ani, sebenarnya ada rahasia yang aku sembunyikan darimu."
"Rahasia apa itu."
"Kalau aku katakan padamu namanya bukan rahasia dong."
"Ish, mending dari awal kamu gak usah bilang deh, jadi penasaran kan aku."
"Penasaran aja atau penasaran banget?"
"Banget…."
"Ok, akan aku ceritakan, begini Ani…." Rido menjeda kalimatnya cukup lama membuat Ani tidak sabaran.
"Woy, mau ngomong apa sih? Buruan napa?"
"Begini, sebenarnya Papa Bayu bukan Papa kandungku."
"Hah? Jadi, Papamu siapa?"
"Mama menikahi Papa setelah ditinggalkan Ayahku, dia janda beranak dua."
"Wah, aku baru tahu tentang ini, lalu sekarang ayahmu ada dimana?"
"Aku tidak tahu, sudah lama aku tidak berhubungan dengannya."
"Apakah Rida dan Mamamu tahu keberadaan Ayahmu?"
"Aku tidak tahu. Aku bukan anak kandung Papa Bayu, jadi bisakah kamu menjadi kekasihku Ani?"
"Em, aku pikir-pikir dulu ya."
"Bukankah tadi kamu bilang kalau kamu suka sama aku?"
"Suka tidak harus jadi kekasihmu kan?"
"Eh, iya sih."
"Aku beri jawabannya seminggu lagi."
"Hah? Kenapa lama sekali, kamu akan membuatku tidak bisa tidur Ani. Jika kamu menolakku mendingan kamu katakan saja sekarang, jangan menggantungku seperti ini."
"Siapa juga yang menggantungmu, bukankah seminggu lagi kamu ulang tahun? jawabanku mungkin bakalan jadi hadiah yang terindah atau bahkan sebaliknya."
"Ish, tega sekali kamu."
"Biar bisa kamu kenang seumur hidupmu. Ditolak waktu ulang tahun, sangat mengesankan kan?"
"Hah? Kamu berniat menolak di hari ulang tahunku?"
"Yah, mungkin saja."
"Ani, jangan lakukan ini kepadaku."
"Biarin dong."
"Yang kamu lakukan itu jahat."
"Hahaha … lucu banget sih kamu."
"Hmm…."

"Bagaimana Josh, apakah kamu sudah menyiapkan jawaban untukku?"
"Ya, aku setuju dengan penawaranmu, mari kita tanda tangan kontrak."
"Bagus, aku jamin kamu tidak akan menyesal menyetujui kesepakatan ini."
"Ya, sepertinya bisnis kali ini sangat menguntungkan."
"Kamu bisa langsung menjemputnya di kampus, selamat bersenang-senang."
"Ya, baik."

"Jemputannya mana sih, lama banget, mana panas lagi," gerutu Rida sambil menunggu di pinggir jalan.
"Nona Rida?" sebuah mobil berhenti di depan Rida.
"Iya, saya sendiri."
"Mari ikut saya."
" Kemana? Saya sedang menunggu jemputan saya."
"Tuan Joni menyuruh saya menjemput anda."
"Benarkah? Lalu dimana sopir yang tadi pagi?"
"Dia sedang ada urusan."
"Baiklah." Rida masuk ke dalam mobil tanpa rasa curiga sedikitpun.
Mobil membawanya ke rumah Josh. Rida protes karena jalan yang dilaluinya sangat asing. 
"Kamu mau membawaku kemana?"
"Silakan turun."
"Rumah siapa ini?"
"Silakan masuk, tuan Josh sudah menunggu anda."
"Josh? Siapa dia?"
"Mari Nona, Tuan sudah menunggu anda," ucap seorang wanita yang berpakaian sangat seksi.
Rida mengikutinya dari belakang, Wanita itu membawa Rida ke sebuah kamar yang sangat luas.
"Kamar siapa ini? Kenapa kamu membawaku kemari?"
"Silakan duduk dulu, Tuan sedang mandi." Wanita itu langsung keluar dan mengunci pintu dari luar.
"Eh, kok aku ditinggal sendirian sih, buka pintunya," ucap Rida sambil menggedor-gedor pintu kamar.
Ceklek….
Pintu kamar mandi dibuka dan muncullah seorang lelaki dengan rambut basah, aroma sampo mahal menguar memenuhi indra penciuman Rida.
"Halo sayang," sapa lelaki tersebut.
"S-siapa kamu?"
"Kita sudah pernah ketemu bukan, masak kamu sudah lupa," ucap lelaki itu sambil duduk di tepi ranjang.
"K-kamu orang yang ada di rumah Ayah kemarin kan?"
"Yup, betul sekali."
"Apa maumu? Kenapa kamu membawaku kemari?"
"Ayahmu telah menjualmu kepadaku dan sekarang kamu milikku."
"Apa maksudmu dengan menjual?"
"Bukankah kamu anak kuliahan? Kenapa tidak paham arti menjual…."
"Tolong jelaskan dengan gamblang dan jangan bertele-tele."
"Ayahmu butuh uang untuk mengembangkan bisnisnya, tentu saja aku tidak memberinya dengan cuma-cuma. Dia menawarkan dirimu sebagai imbalan uang tersebut, tentu saja aku menerimanya, lagipula siapa yang bisa menolakmu."
"A-apa? Katakan padaku kalau semua ucapanmu itu adalah kebohongan."
"Kenapa kamu tidak menghubungi ayahmu dan tanyakan langsung kepadanya?"
"Ya, kamu benar." Rida mengambil gawainya dan menghubungi Joni. Dia berharap kalau semua yang dikatakan Josh adalah sebuah kebohongan.
"Halo."
"Ayah, apakah benar ayah menukarku dengan sejumlah uang?"
"Ya, memang benar ayah melakukannya," jawab Joni dari seberang telepon.
"Kenapa Ayah tega melakukan ini kepadaku?"
Rida tidak menyangka jika ayah yang sangat dia sayangi dan banggakan tega menjualnya demi imbalan sejumlah uang.
"Ayah masih merasa sakit hati dengan Mamamu, jadi kamu harus membayar semua yang telah dilakukan oleh Mamamu dulu," ucap Joni sambil mematikan telepon.
Jawaban joni membuat hati Rida sangat terluka. Bagaimana mungkin seorang ayah bisa melakukan hal sekeji itu kepada putrinya?
"Ayah, Halo Ayah. Si*l, kenapa dimatikan sih," omel Rida.
"Kamu sudah dengar sendirikan? Ayahmu tega menukarmu demi uang."
"Argght … kenapa nasibku jadi seperti ini sih."
"Sekarang kemarilah," ucap lelaki tersebut sambil menepuk-nepuk ranjang di sampingnya.
"Tidak mau, untuk apa aku ke sana?"
"Bersenang-senang dong, tidak pernah ada wanita yang menolak pesonaku. Aku tampan dan kaya, apa lagi yang kurang dariku?"
"Anda terlihat menjijikan, Tuan," jawab Rida dengan nada mengejek.
"Hahaha … jangan hanya dilihat, tapi rasakanlah," ucap Lelaki tersebut sambil mendekat ke arah Rida.
"Anda mau apa?" tanya Rida dengan waspada.
"Kalau tidak mau dengan cara halus, aku akan melakukannya dengan cara kasar."  Lelaki itu terus mendekat, membuat Rida sudah sampai di tembok. Tangannya langsung mengunci Rida agar tidak bisa pergi kemana-mana.
"Tolong lepaskan aku, aku mau pulang huhuhu…." Rida mulai menangis mendapat perlakuan seperti itu.
"Tidak, kamu milikku sekarang, mari bersenang-senang sayang." Lelaki itu membopong Rida ke ranjang dan langsung menindihnya. Dia tidak memberikan celah sedikitpun untuk Rida lari.
"Lepaskan! dasar br*ngs*k!" Rida memukul dan menendang ke segala arah.
"Teruslah meronta, kamu membuatku semakin bergairah sayang." ucap Josh sambil terus menahan tangan Rida.
"Argghhhtt…."
Rida sudah tidak bisa bergerak lagi karena cekalan tangan Josh yang sangat kuat. Dia hanya bisa pasrah dengan perlakuan Josh yang kejam. Air matanya mengalir dengan deras tidak dapat dibendung lagi. Bukan hanya fisiknya yang terluka namun psikisnya jauh lebih merana menahan siksa.

Book Comment (220)

  • avatar
    2016Louise

    Ok banget sih baru 1 bab di baca sudah mengerti bgmn seorg istri yang harus bekerja tambahan utk memenuhi kebutuhan keluarga dengan anak bny dan kebalikan dgn suami yang besar keinginan kpingin punya bny anak tp asal saja/tdk bs memenuhi kebutuhan keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    skuyyyvalen

    bagussss sekaliiii

    14h

      0
  • avatar
    MakerŸongz

    baguss banget

    13d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters