logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 5 TERLUKA

~ Mengapa Tuhan pertemukan kita yang tak mungkin menyatu? ~
Ayla Shanaya
**
Ponsel Ayla bergetar menampilkan panggilan dari bundanya, segera ia menjawabnya saat sudah berada dalam mobil.
[Assalamualaikum ... kamu apa kabar, Nak? Kenapa tidak pernah main kemari? Kalian baik-baik saja, kan?]
[Waalaikumsalam, Ayla dan mas Abhi baik-baik saja Bunda ... maaf ya, belum sempat. Nanti kalau mas Abhi nggak sibuk kita main ke sana.]
[Benar ya? Bunda sama ayah kangen sekali dengan kalian.]
[Iya Bundaku, sudah ya nanti Ayla telepon lagi. Ini mau ada acara soalnya.]
[Ya sudah, kalian hati-hati jaga kesehatan. Biar kamu bisa cepat hamil, kami sangat menanti itu Nak ... jangan lupa ya.]
Ayla menghela napas sebelum menjawab sang bunda tentang masalah anak.
[Iya Bunda, Assalamualaikum.]
Panggilan pun mereka akhiri, Ayla hanya bisa memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pening karena permintaan bundanya.
“Bagaimana bisa hamil kalau aku saja selalu meminum obat itu, aku sungguh belum siap,” batin Ayla.
“Kamu kenapa, Sayang?”
Ayla menoleh pada Abhi yang sedang mengemudi di sampingnya. “Hmm ... nggak papa, Mas,” sahutnya seraya menggeleng pelan.
**
Ayla dan Abhi tiba di kafe Choco tepat saat Lena akan meniup kue ulang tahunnya. Semua mata tertuju pada sepasang suami istri yang terlihat sangat serasi itu. Tak terkecuali Davin yang sedikit terkejut karena Ayla telah membuatnya kecewa dengan datang bersama sang suami.
Acara tiup lilin dan potong kue pun usai, kini tiba saatnya Davin naik ke atas panggung untuk menghibur para tamu undangan yang tengah menikmati hidangan.
“Sayang, malam ini kamu begitu cantik,” puji Abhi tepat di telinga Ayla, membuat wajah istrinya itu sedikit bersemu. Hal itu tak luput dari pandangan Davin yang sedari tadi melihat mereka dari kejauhan dengan tatapan penuh amarah.
Davin memainkan gitarnya dan mulai bersenandung, pria itu menyanyikan sebuah lagu yang sangat mewakili perasaannya saat ini.
Mengapa kita bertemu, bila akhirnya dipisahkan...
Mengapa kita berjumpa, bila akhirnya dijauhkan...
Abhi mengulurkan tangan pada Ayla, wanita itu hendak menolak sebelum Abhi membisikkan sesuatu padanya. “Berdansalah denganku, akan aku beri waktu untuk berbicara dengan pria itu nanti,” bisik Abhi di telinga istrinya.
Kau bilang hatimu aku, nyatanya bukan untuk aku...
Dengan sangat terpaksa akhirnya Ayla menuruti permintaan suaminya itu, Davin merasa semakin terluka melihat wanita yang dicintainya tengah berdansa dengan pria lain di hadapannya.
Aku hancur, kuterluka...
Namun engkaulah napasku...
Abhi semakin merapatkan tubuh sang istri padanya, mereka berdansa mengikuti alunan musik yang dibawakan dengan penuh perasaan oleh Davin.
Kau cintaku, meski aku...
Bukan di benakmu lagi...
Dan ku beruntung sempat memilikimu...
Lagu pun usai, Abhi mengulum senyum dalam diam menyaksikan istrinya menatap sendu pada pria yang tengah berada di atas panggung.
**
“Davin, maaf ... aku nggak bisa pakai gaun dari kamu,” ujar Ayla menyesal saat sedang berbicara berdua dengan Davin di sudut ruangan.
Abhi memperhatikan mereka dari kejauhan sambil menikmati hidangan yang tersaji di hadapannya. Matanya tak bisa lepas untuk mengawasi istrinya itu.
Davin menggeleng pelan. “Nggak papa, Sayang. Yang penting kamu sudah datang, meski pun ... dengan suami kamu,” ucapnya dengan tersenyum getir.
“Maafkan aku, aku janji nggak akan terjadi lagi ya,” kata Ayla sambil menggenggam jemari Davin, pria itu pun tersenyum lalu mengecup tangan Ayla dengan penuh kelembutan.
Abhi merasa kesal melihat pemandangan di hadapannya, ia pun hanya mengaduk-aduk makanannya dengan tak berselera.
“Aku sangat mencintai kamu, tetaplah menjadi Ayla yang selalu mencintaiku,” pinta Davin dengan mengelus rambut panjang Ayla yang tergerai.
“Kenapa Tuhan pertemukan kita, kalau kita nggak bisa bersatu seperti ini?”
Ayla menunduk, merasa sedih dengan nasib percintaannya. Davin mengangkat wajah Ayla agar menatapnya lantas pria itu pun tersenyum. “Bersabarlah, kita pasti bisa melalui semua ini. Asal kita selalu bersama-sama ya.”
Ayla mengangguk, mereka berdua saling melempar senyum lalu berpelukan. Tak ada yang menyadari hubungan gelap mereka di tengah keramaian itu, kecuali Abhi yang sudah tak tahan lagi ingin menghajar lelaki yang sudah merebut Ayla darinya.
**
“Bagaimana rasanya melihat orang yang kamu cintai sedang bermesraan dengan pria lain? Sangat sakit bukan?” tukas Abhi ketika dirinya sedang berpapasan dengan Davin saat akan masuk ke dalam toilet.
Davin menatap Abhi sambil mengepalkan kedua tangan, mencoba menahan amarahnya. “Jadi kamu melakukan itu semua dengan sengaja?”
Abhi balik menatap Davin lantas tersenyum masam. “Itu bukan apa-apa dibanding hal yang kamu lakukan, perebut istri orang,” ucapnya tepat di hadapan muka Davin.
Bugh!
Davin tak dapat lagi menahan dirinya dengan hinaan yang dilontarkan oleh Abhi. Abhi yang juga tak terima balik memukul Davin tepat mengenai hidung mancung pria itu hingga darah segar mengucur dari sana.
Tak sampai di situ, mereka berdua lanjut saling balas memukul hingga Rian serta beberapa temannya datang untuk melerai mereka berdua.
“Jangan mentang-mentang kamu punya segalanya lalu aku akan diam saja! Aku akan memperjuangkan cintaku dan Ayla, ingat itu!” ancam Davin kemudian berlalu pergi dari kerumunan orang yang mengerubungi mereka.
Abhi hanya tersenyum getir, sudut bibirnya terasa sangat perih akibat pukulan Davin padanya tadi. Ayla yang sedang berbincang bersama Lena dan teman-teman wanitanya, begitu terkejut ketika melihat wajah Davin dengan darah segar yang masih keluar dari hidung pria itu.
“Davin, apa yang terjadi? Kenapa mukamu sampai begini?” cecar Ayla dengan khawatir sambil menuntun Davin untuk duduk di salah satu kursi panjang kafe itu.
“Ini semua karena ulah suami kamu,” sahut Davin dengan mendesis memegangi hidungnya yang kesakitan.
“Obati dulu,” ujar Lena dengan memberikan kompres pada Ayla untuk mengobati hidung Davin.
Davin semakin mendesis kesakitan saat kompres itu mengenai hidungnya, Ayla pun mengelap bekas darah di hidung kekasihnya itu. Tak lama kemudian, Abhi muncul dengan keadaan yang hampir sama dengan Davin.
“Ayla, suami kamu ...” panggil Lena sambil menepuk pelan bahu Ayla, membuat wanita itu menoleh pada Abhi yang memegangi wajah lebamnya.
“Mas Abhi, kamu juga ... apa yang terjadi dengan kalian?” tanya Ayla sambil menatap pada Abhi dan Davin bergantian.
“Nggak tahu bagaimana awal mulanya, aku dan teman-temanku menemukan mereka tengah berkelahi di depan toilet pria. Kami segera melerai mereka dan ... begitulah,” terang Rian sambil mengedikkan bahunya.
“Ayla, lebih baik kamu bawa suamimu pulang. Biar Davin kami yang urus,” ujar Lena menyarankan.
“Maaf ya Len, karena hal ini pesta kamu jadi berantakan,” balas Ayla dengan mimik wajah yang menyesal.
Lena menggeleng pelan sambil mengusap lengan Ayla. “ Ini bukan salah kamu, segera bawa pulang dan obati luka suami kamu ya. Kasihan dia sudah sangat kesakitan.”
Ayla mengangguk, akhirnya ia pun pulang bersama Abhi setelah mendapat pelukan singkat dari Davin sebelumnya.
**

Book Comment (172)

  • avatar
    Advantur Advan

    sangat seru ceritanya

    07/08

      0
  • avatar
    Viina Siagian

    bagus

    31/07

      0
  • avatar
    MadzimElty

    Very good

    26/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters