logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bagian Delapan

Bab 8
"Ibu tahu aku menikah bahkan karena terpaksa. Bisa-bisa menyuruhku seranjang dengan wanita itu," cerocos Noah sambil melangkah masuk.
Melangkah sampai ke ruang dalam, beberapa pelayan menunduk sopan. Noah terus saja berjalan angkuh seperti biasanya. Ia berjalan menaiki anak tangga.
Ceklek!
Bunyi pintu terbuka, membuat Clara yang sedang berada di ruang ganti mendadak gelagapan sendiri. Ia baru saja selesai memakai piama yang ibu mertuanya belikan. Piama tersebut terbuat dari bahan satin silk. Tidak terlalu terbuka karena dilengkapi jubah, hanya bagian roknya yang sedikit tinggi di atas lutut.
"Haruskah aku seperti ini?" batin Clara. "Aku bahkan terlihat seperti wanita aneh."
Ketika terdengar pintu sudah tertutup, kini Clara bisa mendengar suara tapak sepatu pantofel yang kian dekat. Tubuh Clara mendadak merinding sendiri. Clara bahkan sampai lupa merapikan rambut usai mandi. Rambutnya yang hanya panjang di sampai di atas bahu terlihat berantakan dan basah di bagian ujungnya.
Langkah itu terdengar semakin dekat, membuat Clara semakin merinding.
"Kau!" ceplos Noah begitu sampai di ruang ganti. Mata Noah segera bergerak menelusuri tampilan Clara. "Sedang apa kau di sini?"
Tidak mau terlihat gugup, Clara seolah acuh dan cuek saja. "Tentu saja ganti pakaian. Pakaianku kan ada di sini."
Setelah menjawab, Clara melengos lalu keluar hingga sempat menyerempet tubuh Noah. Sampai di luar--masih di kamar--Clara segera menghela napas sambil mengusap dada.
"Sial! Kenapa aku jadi gugup begini!" Clara merasakan jantungnya berdegup lebih cepat.
Di dalam ruang ganti, sambil melucuti pakaian, diam-diam Noah sedang membayangkam sosok Clara. Tidak bisa dipungkiri Clara memang cantik, tentunya tidak jauh berbeda dari Chloe. Saat ini yang bisa Noah bedakan sekilas, Clara memiliki tahi lalat di dekat bibir dan berambut pendek sedikit berwarna coklat menyala.
"Memang sangat mirip, tapi perbedaannya sangat jelas," kata Noah.
Noah melempar pakaian kotor ke dalam keranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia masuk ke dalam bak mandi lalu merebahkan diri sambil bersandar dengan kedua tangan tersampir di bibir bak.
"Dia cantik," celetuk Noah tiba-tiba.
"Brengsek!" umpat Noah tiba-tiba sambil bergidik. "Untuk apa aku memikirkannya. Aku sudah berjanji untuk tidak tergiur dengan wanita! Terserah orang mau berpikiran aku gay sekalipun. Shit!"
Sementara di luar sini, Clara tengah mondar-mandir sambil menggigiti ujung kuku. Beberapa kali putaran, Clara mendadak berhenti.
"Tenang, Clara. Kau hanya tidur satu ranjang. Pria itu tidak mungkin melakukan apapun padamu, toh dia benci padamu, kan?"
Clara terus saja mencoba menenangkan diri. Setelah mengambil napas dalam-dalam, Clara kemudian berjalan mendekati ranjang. Clara meraih dua bantal lalu mematanya di ujung sandaran ranjang.
"Aku tidur saja dulu," kata Clara kemudian membaringkan diri di atas ranjang sebelah kanan.
Clara berbaring dalam posisi miring, mengenakan selimut sampai di bagian perut. Tidak lama setelah itu, terlihat Noah sudah keluar mengenakan baju tidurnya.
"Hei!" hardik Noah kemudian. Chloe terjungkat dan spontan terduduk. "Sedang apa kau di atas ranjangku!" sambung Noah lagi.
"Kau pikir apa? Tentu saja aku mau tidur," jawab Clara ketus. Clara kemudian mendecih dan kembali berbaring.
"Enak saja!" Noah berjalan mendekati ranjang dan segera menyingkap selimut.
"Eh!" jerit Clara saat itu juga. "Apa-apaan kau ini!"
Tidak peduli dengan pelototan Clara, Noah menggulung selimut dan memeluknya kemudian ikut melotot. "Kau pikir ranjang ini milik siapa? Kalau kau mau tidur, tidurlah di sofa."
Noah sudah melempar selimut ke pojok ranjang sementara satu tangannya menunjuk sofa yang berjarak sekitar satu meter saja dari tempatnya berdiri saat ini.
"Kalau bukan karena ibumu, aku juga enggan tidur di sini!" sahut Clara.
"Kalau begitu, keluarlah sekarang! Untuk apa kau masih di sini?"
"Cih!" Clara mendecih. Ia bangkit sembari menarik jubah piamanya yang lolos dari pundak. "Dasar pria gila!"
"Apa kau bilang!" Noah melolot.
"Tidak, aku tidak bicara apa-apa."
Claran berjalan keluar dari kamar Noah dengan begitu jengkel. Ia seperti wanita murahan yang mau saja tidur di kamar seorang pria, sementara pria tersebut bahkan tidak mau seranjang dengannya.
"Sial sekali nasibku!" gerutu Clara saat baru saja keluar dari kamar.
Saking kesalnya, Clara sampai menutup pintu dengan cukup keras.
"Awas saja! Kau pikir aku wanita lemah? Aku tahu kau benci padaku, tapi aku lebih benci padamu. Impianku hancur gara-gara kau!"
Sudah berbaring di atas ranjang, Noah belum juga bisa memejamkan mata. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya sampai-sampai jantungnya terasa berdegup lebih cepat.
"Shit!" umpat Noah sambil menutup wajah dengan bantal. "Kenapa wanita sialan itu terus saja melintas di kepalaku! Aaargh!"
Noah melempar bantal lalu menghentak-hentak kedua kaki di atas ranjang seperti bayi yang merengek.
"Aku berniat melupakan Chloe dan berencana menghancurkan kembarannya, tapi sialnya dia .… aish! Aku kenapa bisa seperti ini."
Kali ini Noah menarik selimut lalu menutupi tubuhnya hingga tidak ada yang terlihat.
Sampai di dalam kamarny di lantai satu, ponsel Clara terdengar berdering. Clara buru-buru membuka pintu dan meraih ponselnya.
"Nomor siapa ini?" gumam Clara saat matanya sudah menatap layar ponsel.
Clara sempat ragu untuk menjawab karena memang paling enggan untuk menjawab panggilan nomor asing. Namun setelah ponsel itu terus berdering terus-menurus sampai panggilan ke tiga, pada akhirnya Clara pun menjawab.
"Halo, siapa ini?"
"Kau tidak ingat padaku?"
Degh! Suara dari balik ponsel membuat Clara membelalak dan menekam dada.
"Chloe?"
Tersengar suara di sana terkekeh menggelikan. "Kupikir kau lupa dengan kakakmu yang baik ini."
Astaga! Apa yang dia katakan? Clara sungguh ingin muntah.
"Untuk apa kau menelponku?" tanya Clara acuh.
Chloe kembali terkekeh. "Kau sombong sekali. Aku ini saudara kembarmu, kau jangan acuh begitu padaku."
"Aku tidak akan acuh kalau kau tidak egois!" sahut Clara.
"Baiklah, aku minta maaf." Suara Chloe melambat. "Bukan maksudku begitu, aku hanya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kau tahu kan , menjadi model itu impianku dari kecil?"
"Lalu kau pikir menjadi designer bukan impian terbesarku? Dan semua hancur gara-gara kau!"
"Hei!" Chloe menghardik. "Jangan sepenuhnya menyalahkanku! Kau tenang saja, aku akan kembali. Jadi, kau bisa pergi menjauh dari anakku dan kekasihku. Meski kau sudah menikah dengan Noah, bukan berarti kau bisa seenaknya menyentuh dia."
"Kau memang gila!" cerca Clara kemudian.
"Tenanglah. Harusnya kau juga bersyukur karena bisa menikah dengan pria tampan dan kaya raya. Ya … walaupun hanya sementara."
Clara ingin sekali menampar mulut Chloe yang bicaranya ngelantur seenak jidat. Dia berbicara seolah tidak ada hati apalagi ini terhadap saudaranya sendiri.
Tut!
Clara yang kesal menutup panggilan saat Chloe terdengar ingin bicara lagi.
"Brengsek kau! Tidak punya hati!"

Book Comment (524)

  • avatar
    Widya

    cerita menarik jngan pernah bosen untuk trus update y kk stiap hari ceritanya habis smpai tamat biar tdk penasaran endinya 😊

    20/01/2022

      2
  • avatar
    SayaBukan

    keren kak ceritanya, gk ngebosenin & bikin penasaran untuk baca setiap bab nya..sukses terus kak😊 ditunggu lanjutan ny ya kak SEMANGATTT😀

    18/01/2022

      0
  • avatar
    renatasariatin

    Kali pertama membaca langsung tertarik dgn sosok Noah.Sosok yg memiliki karakter kuat.kebanyakan wanita mmg menyukai karakter ini.apalgi tampan dan kaya raya.msh penasaran dengan kelanjutannya.Akan ku luangkan waktu disela kesibukan utk melanjutkan membaca novel ini.demi Noah...😀

    16/01/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters