logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 6: Failed

Dokter Blast merasakan semacam genangan air di kakinya.
"hah? air dari mana ini?" tanya dokter Blast dalam hati.
Ia pun berbalik ke belakang dan dilihatnya para anak buah Black yang sedang kepanasan dan mandi keringat.
"huhuhu panasnya" kata para anak buah.
"sabarlah karena sedikit lagi kita berhasil" kata Black.
Penyerapan energi sudah mencapai level 75%.
Namun, tak lama setelah itu terjadi sesuatu di luar dugaan.
Baju besi yang digunakan Black perlahan terkelupas.
Srreekk.. Srreekk...
Satu demi satu pecahan besi pada baju besi Black mulai luluh berjatuhan.
Alarm darurat pun berbunyi.
tiuwiu wiu wiu wiu wiu..
"gawat, baju besi ini tak lagi mampu menampung kapasitas energi matahari untuk dihantarkan ke logam." kata dokter Blast.
Penyerapan energi berjalan begitu berat untuk mencapai level berikutnya.
"kamu harus keluar dari sana dan aku akan menghentikan mesin ini sebelum baju itu meledak membunuhmu.." kata dokter Blast dengan begitu panik.
"jangan Dok, ini kesempatan emas! kita tidak boleh menyerah. Aku akan bertahan" kata Black.
"kau tidak akan mampu" kata dokter Blast.
Black mulai merasakan panas matahari mulai menembus baju besinya.
Awalnya ia mencoba untuk tetap bertahan.
Namun tak lama kemudian ia pun merasa terpanggang..
"arg......... " Black berteriak.
Para anak buah Black mulai bertanya-tanya apakah Black akan sanggup bertahan.
"Arrrggghhh..... Arrrggghhh... Matikan mesinnya.. Matikan.. " kata Black dengan wajah memerah.
Black tak mampu lagi membendung panas yang tengah menghancurkan baju besinya.
Dokter Blast pun mematikan mesin.
Dia memencet tombol on menjadi off pada mesin darurat.
Bruk... Cekekekrtstt sst..
Dinamo mesin berhenti berputar. Baju besi itu pun terbuka dan Black sesegera mungkin keluar dari sana.
"huf syukurlah. Hampir saja kita nggak gajian, kalau bos sampai mati" kata para anak buah Black bernafas lega.
Namun, luapan energi matahari pada logam masih membawa pengaruh pada mesin.
Cekekekrtstt.. Cekekekrtstt..
"Black, sepertinya mesin ini tak terkendali dan akan meledak. Kita harus menjauh dari mesin ini." kata Dokter Blast.
"semuanya menjauh dari mesin" seru Black kepada anak buahnya.
"siap bos" kata para anak buah Black.
Mereka semua pun berlari keluar dari laboratorium.
Booooooomm..
Mesin meledak.
Beberapa puing bangunan pada laboratorium hancur. Debu bertebaran di sekitarnya. Seluruh kaca jendela yang ada pecah.....
Percobaan Black pun gagal.
"uhuk uhuk" suara batuk para anak buah Black.
Dokter Blast berdiri dan membersihkan bajunya dari debu. Kemudian berjalan ke arah Black yang sedang kecewa.
"try again" kata dokter Blast menepuk pundak Black.
~
Matahari memanas kembali dan terik seperti biasa.
Masyarakat perlahan menyadarinya.
"lihat matahari bersinar kembali" kata seseorang.
"syukurlah" mereka pun tenang kembali.
"oh tadi itu mungkin cuma mendung" kata beberapa orang.
"hah, sudah terang ya? asyik, aku mau pulang dulu ah" kata pak Doni melihat matahari bersinar kembali.
Rico yang sejak tadi cemas, kini kembali bernafas lega setelah melihat cahaya matahari tak padam.
"huf.. Hampir saja" kata Rico (24) mematikan sambungan earphonenya.
~
Masih di laboratorium Black yang berantakan akibat ledakan pada mesin yang tak mampu menghantarkan energi pada logam. 
Logam tersebut menyala dan memanas karena telah menampung sebagian energi matahari.
"perhitunganku kali ini rupanya salah" kata Black berbincang dengan dokter Blast di ruang tamu.
"aku juga tak menyangka" kata dokter Blast.
"kita butuh penghantar energi yang lebih besar dan lebih tangguh. Baju besimu tidak cukup untuk menyerap seluruh energi matahari itu" kata dokter Blast.
"aku tahu dok" kata Black.
Black mengganti baju besinya yang sudah rusak dengan mengenakan baju anti panasnya.
Black menjepit dan memindahkan logam panas yang masih terpasang pada mesin ke dalam sebuah brangkas besi.
Dia pun mengaktifkan seluruh sistem keamanan pada ruang tersebut.
"untuk melanjutkan experimen ini kembali, kita membutuhkan seluruh besi yang ada di negeri ini" kata Black melihat baju besinya yang hancur.
"sepertinya sangat mustahil" kata dokter Blast.
Sejenak Black tampak berfikir keras.
"aku akan mencarikannya ide, hari ini cukup sampai disini dulu" kata Black tidak menemukan solusinya.
"bagaimana dengan logamnya bos? apakah ditinggal sendirian disini?" kata salah seorang anak buah Black.
"logam itu tersimpan di ruang mesin dengan keamanan yang ketat" kata Black.
"belum lagi logam itu masih mengandung sebagian besar energi panas matahari." kata dokter Blast.
"jadi, jangan dekati ruang itu, kecuali kalau kamu ingin terbakar!! Tidak boleh ada yang masuk ke sana selain aku dan dokter Blast!! mengerti?" kata Black memberi arahan.
"siap bos" kata para anak buahnya.
"di lain waktu aku akan membuat baju anti panas yang banyak untuk kalian. Agar kalian tidak kepanasan lagi akibat pengaruh panas pada logam itu" kata dokter Blast.
"Semuanya bubar. Istirahat di rumah masing-masing!!" kata Black membawa tasnya yang berisi baju anti panas dan menyalakan cctv.
~
Seorang lelaki membuka mata.
Dilihatnya dirinya terkapar di suatu taman yang sangat indah.
Sejauh mata memandang hanya ada rerumputan, pepohonan, dan bunga.
"dimana ini?"
"sepi sekali"
Grek grek.. Suara langkah kaki di rerumputan.
Seseorang menghampiri.
"hai, nama kamu siapa?" kata seorang wanita tiba-tiba muncul dari belakang.
"aku?"
"iya, siapa lagi?" kata wanita tersebut.
Orang itu pun menjawab dengan percaya diri.
"Aku adalah.. Ridwan. Hai juga." sambil mengulurkan tangan hendak berjabat tangan.
"apakah kamu tidak mencari sesuatu?" wanita itu tersenyum.
Menyadari sesuatu..
"ada apa dengan tanganku? kenapa tidak bersisik? ada apa dengan diriku? kemana semua sisikku?"
"ah kamu, bisa saja" kata wanita itu hendak pergi.
"hei, kenapa kamu pergi? kamu belum mengenalkan dirimu. Aku melihatmu tadi pagi di rumah pak Tris.."
~
Ridwan terbangun dari mimpi.

Book Comment (258)

  • avatar
    SherliSherli

    kerenn

    6d

      0
  • avatar
    AjaRoni

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    ZahroAisyah

    bagus

    27d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters