logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Part 3

Mirip hujan.
Aku mencintainya namun aku juga takut saat berada bersamanya. Wajahnya menenangkan dan nama itu seakan mememiliki kilatan petir tersendiri di relung terdalam pada jiwaku. Pikiranku menghening sejenak. Pun dengan perasaan ini, ikut luruh dalam satuan volume air yang turun. Persis seperti pada kalimat pertama.
***
Rumah
15.33
Ah, aku saja ternyata yang ke-ger-an ketika dia mau ke rumah. Padahal niatnya hanya untuk mengerjakan tugas kelompok bersama, tidak lebih. Sampai kapan aku harus berharap dengan cowok seperti Devano. Dia yang tampan, kaya, dan populer. Sedangkan aku hanyalah, cewek biasa, sederhana dan tidak populer.
"Tok....tok..tok..."
Suara daun pintu yang diketuk-ketuk oleh seseorang dari luar rumah, terdengar dari ruang tamu. Aku mencoba sengaja menghiraukannya. Perasaan malu tiba-tiba mengunjungiku. Selalu seperti itu saat Devano ke rumah Bunda.
"Itu bukan Din, ada orang yang ngetuk pintu tuh." Perintah Bunda yang sibuk dari dapur kecil di rumah ini.
"Bunda aja ya, aku mau ke kamar dulu ambil buku." Aku tanpa berlama-lama langsung mempercepat langkahku menuju kamar.
Aku yang dari tadi bingung campur malu, setelah mendapat chat dari Devano. Kebingunganpun aku alami karena cowok tampan itu akan datang ke rumahku. Meski bersama Ghandi dan Icha. Kakiku memilih kabur sejenak ke kamar dan meninggalkan ruang tamu.
"Eh kalian...., temannya Adina. Ternyata ada Devano juga," ucap Bunda yang menyapa mereka di pintu rumah.
"Iya Bunda," ucap Devano.
"Apa Adina ada Bunda?" tanya Icha yang penasaran karena tidak melihatku di rumah.
"Iya, Adinanya ada Bunda?" Giliran Devano bertanya.
Devano menimpali sembari matanya tertuju pada semua detail ruangan rumah ini. Dia mencoba mencari diriku, namun aku belum terlihat oleh kedua bola matanya.
"Adina ada nggak Bun?" Tanya Ghandi pada Bunda.
"Ada di kamar. Ayo masuk dulu. Duduk di sini."
Sembari menunjuk ruang tamu yang juga sekaligus ruang keluarga di rumah ini. Devano, Ghandi dan Icha langsung duduk di kursi yang terletak di sana.
"Bunda, buatkan minum sama cemilan dulu ya"
"Aku bantuin Bunda" Sahut Icha yang langsung melangkah menuju ruang dapur.
"Boleh, sini Icha cantik," Puji Bunda karena selalu bahagia saat rumahnya menjadi ramai.
Bunda terlihat senang karena sering sekali Icha membantunya saat berkunjung ke rumah. Berbeda denganku yang harus membantu bunda memasak karena dipaksa bunda.
Rumah yang meski terlihat kecil ini, tetaplah membuatnya merasa kesepian karena kepergian suami tercinta yang tidak jelas, ayahku. Kini, saat teman-temanku datang. Rumah ini menjadi terasa ramai baginya.
Wanita separuh baya, cantik dan putih alami ini tidak pernah mau bila harus dipanggil dengan sebutan tante oleh teman-temanku. Terlebih, mereka sudah akrab dan sering berkunjung ke rumah ini kecuali hanya Devano yang bisa dihitung menggunakan jari. Hanya masih beberapa kali.
"Sini Din, bantuin Bunda." Panggil Bunda yang melihatku berjalan dari depan kamar.
"Oh iya Bunda," Betapa senangnya aku yang disuruh Bunda kali ini. Lebih baik di dapur daripada ketemu Devano.
Seolah aku ingin terlihat sebagai gadis manis pada bunda saat di depan Devano. Jelas, padahal dia tahu bagaimana aku yang lebih sering berantengkar dengannya. Ribut hal-hal sepele yang sering kita lakukan sebagai sahabat.
Entahlah batinku terasa bergejolak saat melihatnya. Bahkan saat mendengar namanya disebutkan. Aku begitu mencintainya, setiap detail dari dirinya. Parasnya yang tampan, kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, dan badanya yang tinggi. Tapi dari semua itu, aku mencintai caranya menatapku.
Beberapa saat setelah kita bertiga memasak. Lebih tepatnya Bunda dan Icha yang memasak. Pisang goreng manis yang terbuat dari pisang raja yang sering kali bunda beli di pasar Malang. Aku selalu menyukai masakan bunda. Apalagi ditambah minuman favoritku, cokelat panas.
"Ini pada di makan pisang gorengnya. Ada cokekat panas di minum. Nanti kalau kurang bilang, masih ada tuh di dapur." Perhatian Bunda kepada kami semua. Bunda memang chef yang terbaik, setidaknya di rumah mungil ini.
"Eh Din, aku kemaren di suruh apa sih?" Icha nampak kebingungan dengan tugas kelompok kami.
"Kalian pada paham tugasnya?"
Aku menanyai Devano dan Ghandi. Meski mataku dari tadi hanya fokus pada Devan saja.
"Engg...ggak." Mereka menggeleng kompak.
"Gini loh, kalian pada gak didiengerin sih kalau Bu Asih jelasin. Kan kita disuruh buat bikin cerita nanti diskenariokan di kelas. Mirip pementasan drama gitu. Temanya tentang cinta dalam kehidupan." Akun menjelaskan kepada tiga temanku.
"Lah itu kesukaan lu, Din." Cletuk Devano padaku.
Aku terdiam. Seketika Ghandi dan Icha juga memandangi wajah tampan yang keceplosan itu. Rupanya Dia mengingat kesukaanku yang hampir setiap hari menonton latihan ekskul drama di sekolah. Aku ingin ikut ekskul itu, namun beberapa kali aku masih belum lolos juga dalam seleksi penerimaan anggota.
"Iya aku suka drama," jawabku singkat..
"Besok-besok ikut ekskul drama yuk Din?" Ajakan Icha kepadaku, rupanya dia juga tertarik dengan drama.
"Oke Cha, besok kita daftar." Aku menyanggupinya.
"Aku juga mau daftar." Tiba-tiba Devan juga mau ikut.
"Wah, aku juga-lah." Seru Ghandi yang tak mau kalah.
Aku tahu bahwa Ghandi diam-diam suka dengan Icha, begitupun Icha yang diam-diam juga menyukainya.
"Oke kita mau bikin drama apa? Ujar Ghandi kepada kami.
"Romeo dan Juliet," celetuk Devano.

Book Comment (405)

  • avatar
    NuriElmi

    gadis penyuka hujan emang novel roman terbaik menurutku, dari penyajian kata dan alurnya emang gak bikin bingung dan konfliknya gak itu2 aja. aku suka sekali sama cerita ini, karya terbaik roman terbaik dari bang rey ini. semoga terus dilanjutin secepatnya bang, aku penggemarmu dari sejak Abang dari aplikasi sebelah. download novelah gara2 bang rey ini, hehe

    30/01/2022

      12
  • avatar
    FitriyaniYunita

    ceritanya itu bikin kita penasaran, apalagi karakter devano si cowok badboy, tampam dan kaya itu ngegemesin banget kalo jadi adina. pengen tahu, nggak sabar banget sama kelanjutan ceritanya. semoga bang rey secepatnya bikin cerita ini tamat. aku suka banget bang, ini karyamu yang terbaik

    29/01/2022

      23
  • avatar
    AmixImix

    gadis penyuka hujan, sama2 penyuka hujan. hujan itu hening dan saat kita hening, hal sulit pun jadi terasa gampang

    27/01/2022

      17
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters