logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Ratna Mini

Setelah Ratna pingsan di dalam toilet, Bara langsung menggendong tubuh Ratna untuk dibaringkan di ranjang mereka. Selang beberapa menit tubuh Ratna kejang-kejang seperti orang sakit. Bara yang melihatnya pun merasa ngeri, tetapi ketika ia mengingat tujuannya Bara langsung tersenyum kembali.
"Aku sudah enggak sabar menunggu dua jama lagi untuk melihat reaksi kamu nanti, Ratna," gumam Bara sambil menjilat ujung bibirnya, seperti seorang pedofil yang sedang mengincar mangsanya.
Bara pun langsung meninggalkan Ratna dalam apartemennya. Lelaki muda itu pergi untuk bertemu kedua teman curutnya.
Bukan hal biasa lagi ketika seorang Barata Dirgantara mampu menghipnotis semua orang yang memandangnya. Apalagi sekarang Bara menggunakan pakaian sehari-hari yang mampu membuat ketampanan Bara semakin berlipat-lipat ganda.
Sebuah mobil Pajero sport warna hitam berhenti tepat ketika Bara menginjakan kakinya keluar basemant. Jendela bagian samping supir terbuka lebar, di sana ada sosok Galuh yang melambaikan tangannya antusias. Lantas Bara mendekat ke arah mobil itu.
"Wah ... Dilihat dari raut wajah Bara, kayaknya nih anak sudah bisa jebolin gawang sang wanita primadona kita, nih!" seru Galuh meledek Bara yang wajahnya sangat kentara sekali sedang berseri-seri senang.
"Hahaha ... Ya jelas, dong. Malah dia gue gempur sampai lima kali," sahut Bara yang menyombongkan dirinya pada Galuh.
Sedangkan di tempat bagian supir, ada Satya yang menggelengkan kepalanya sambil berdecak sebal. "Ya elah, gitu doang bangga lo. Gue saja yang bisa goyang sampai sepuluh ronde saja enggak sombong, tuh," balas Satya yang mencoba memanas-manasi Bara.
Plak ...!
Satu pukulan sangat kencang mendarat di belakang kepala Satya. Galuh yang sebagai pelaku pemukulan tersebut berdecih sinis dengan kedua mata melotot.
"Halah, imajinasi lo ketinggian, Sat! Goyang sama guling saja bangga lo!" sindir Galuh yang menyadarkan sebuah kenyataan tentang kebenaran ucapan dari Satya.
Bara hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah laku kedua temannya yang aneh itu. Kemudian, tanpa meminta izin. lagi Bara langsung masuk ke dalam mobil Satya.
"Buruan jalanin mobilnya! Gue sudah lapar, nih!" titah Bara dengan tegas layaknya seorang bos besar.
"Yeah ... Gayamu, Mas!" cibir Galuh bersamaan dengan Satya kompak.
Mau tidak mau Satya pun menekan pedal gas mobilnya untuk pergi meninggalkan area gedung apartemen milik Bagas.
Kalian jangan terkejut kalau Bara dibilang bos besar. Karena, Bara memang benar menjadi bos besar alias seorang CEO pemilik perusahaan besar se-Asia. Garis keturunan Bara memang semuanya anak-anak sultan. Apalagi kakeknya yang sudah mempunyai julukan sang Kumbang Asia.
"Gimana eksekusinya tadi malam, Bar?" tanya Satya melirik penasaran ke kursi belakang penumpang dari kaca spion tengah mobilnya.
"Ya seperti itu, biasa lah," jawab Bara semau-maunya. Namun, seakan teringat sesuatu, Bara langsung mencondongkan tubuhnya ke depan di sela-sela kursi depan.
"Tadi, setelah Ratna menelan habis permen kaki itu. Tubuhnya mendadak kejang-kejang. Itu, enggak akan terjadi apa-apa, kan?" tanya Bara khawatir mengingat kejadian tadi barusan.
"Ya enggak lah. Kan, sudah gue bilang sama lo berulang kali kalau efek sampingnya begitu, harus kejang-kejang dulu. Lagian 'sih lo main kotor kayak bocah ingusan saja," sindir Galuh melirik sinis ke arah Bara.
"Terserah gue, dong. Lagian tuh Ratna cewek licik, jadi gue juga harus main licik dengan cara cantik. Malahan sebelum gue wik-wik dia minta transfer duit sepuluh juta," gerutu Bara kesal mengingat sikap Ratna yang matre, selalu kehausan yang namanya uang.
Gelak tawa kencang membahana keluar dari mulut Satya dan juga Galuh. Mereka secara kompak juga menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lo dari mana saja, Bos? Kan, emang Ratna tarifnya segitu. Apalagi kalau tamunya orang spesial, dia bakalan pasang tarif bisa hamoir seratus jutaan," jelas Satya pada Bara.
Kedua mata Bara membulat terkejut. "Gila banget otak lo, Sat! Dari pada gue habisin duit cuma tidur satu malam sama Ratna, mending gue buat main saham," sungut Bara yang kesal mendengar penjelasan dari Satya.
"Resiko lo itu, sih. Apalagi sekarang lo sudah jebak dia buat semakin tergila-gila sama lo. Yang ada isi kartu Gold Card bakalan kekuras kenceng," ucap Galuh yang menakut- nakuti Bara tentang resiko apa yang harus Bara hadapi di kemudian hari nanti bersama Ratna.
Bara menepuk pelan keningnya yang mendadak terasa pening. "Ah, bego banget lo Bara. Kok, gue enggak mikir sampai ke sana, ya," gumam Bara yang terdengar seperti suara putus asa.
Lagi dan lagi gelak tawa Galuh bersama Satya kembali bergema di dalam mobil Pajero sport hitam milik Satya. Berbeda dengan Bara yang raut wajahnya berubah pias. Apalagi mengingat kakeknya yang kejamnya luar binasa. Rasanya Bara ingin memutar waktu sebelumnya untuk memikirkan ulang rencananya yang sudah dibuatnya dengan matang-matang.
***
Srek ...!
Sebuah selimut putih yang tebal terlempar begitu saja di lantai akibat kibasan kaki mungil dari seseorang yang tidur di atas ranjang tersebut. Kedua tangan mungilnya juga terbentang lebar ke samping kanan-kiri.
"Aahhh ... Lembut banget kasurnya. Jadi pengen tidur lagi," gumam orang itu masih dengan kedua mata terpejam.
Lalu, orang itu bangkit dari tidurnya hingga menjadi duduk dibatas ranjang. Kedua tangan mungilnya mengucek matanya pelan, menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada sisi ujung matanya.
"Astaga. Ampun dije ...!" teriak Ratna histeris menatap horor ke arah sekitarnya.
Kedua tangan Ratna terbentang ke depan. Kakinya pun juga ikut dibentangkan. Napas Ratna semakin tercekat saat mendengar suara miliknya berubah menjadi suara bocah kecil yang seperti merengek meminta susu.
"Enggak, ini pasti enggak mungkin!" Ratna menggelengkan kepalanya tidak percaya menatap sekelilingnya yang berubah menjadi besar.
"Ya Tuhan ... Kenapa semua barang menjadi raksasa?! Kenapa tubuh proporsional aku mendadak menyusut kayak bocah kecil gini!" teriak Ratna kembali histeris sekaligus juga frustasi.
Mata Ratna kembali melotot saat mengingat pekerjaan andalannya. "Ya ampun, kalau tubuh aku mengecil kayak gini. Mana bisa aku berhubungan dengan banyak lelaki!" pekik Ratna histeris.
Sontak tubuh kecil Ratna berguling di atas ranjang tidak beraturan. Sampai-sampai Ratna melewati batas ranjang tersebut. Dan akhirnya tubuh kecil Ratna terjatuh berguling-guling di atas lantai yang sangat dingin.
"Aahhk ... Tidak ...!!!" teriak Ratna mengerang kesakitan menggelegar hingga suaranya mengetuk seluruh pintu dan jendela apartemen di sana.
Braakkh ...!
"Ada apa, Ratna?" tanya panik Bara yang baru saja mendobrak pintu apartemennya kencang akibat mendengar teriakan kesakitan dari Ratna.
"Papah ...." Ratna merengek manja mengulurkan kedua tangannya ingin digendong oleh Bara. Air matanya pun sudah membasahi kedua pipi tembam miliknya itu.
Rahang tegas Bara seketika menganga seperti ingin jatuh di lantai. Sontak Bara memundurkan langkah kakinya menjauh dari Ratna yang sedang merangkak ke arahnya seperti seorang bayi.
Tetapi, ini sungguh nyata. Kalau Ratna berubah menjadi balita berumur tiga tahun! Apalagi gusi merahnya yang baru saja ditumbuhi beberapa gigi membuat Bara semakin dibuat gila oleh kenyataan.
"Ratna, kamu berubah jadi bayi?" tanya Bara tergagap ketakutan.
"Papah, mau susu," rengek Ratna yang langsung menerkam kaki Bara hingga membuat lelaki muda kaya raya itu terjatuh ke lantai.
"Mau mimik susu." Ratna mencoba memanjat tubuh Bara hingga ia mendudukkan perut sixpack milik Bara.
Bara masih membisu tidak bisa berkata apa-apa lagi. Apalagi saat tangan mungil Ratna menyentuh wajah Bara.
"TIDAK MUNGKIN ....!" teriak Bara histeris melemparkan tubuh balita Ratna ke atas kasur hingga terpantul-pantulan.
Sedangkan Ratna malah tertawa dengan ciri khas anak balita. Berbeda dalam hatinya yang mengumpat kelakuan bar - bar milik Bara.
"Pasti semuanya gara-gara kamu, Om Bara jelek. Aku akan siksa Om sampai ke dalam kubur selama tubuh aku menjadi balita," desis Ratna tajam dalam hatinya.
***
Halo para pembaca Permen Kaki CEO. Terima kasih sudah membaca bab terbaru dari Permen Kaki CEO. Jangan lupa untuk memberikan review, subscribe, and star vote.
Loh, kok bisa Ratna berubah menjadi balita lagi? Ada yang tahu penyebabnya tidak?
See you next bab guys ...

Book Comment (54)

  • avatar
    Pred

    lanjutkah

    11d

      0
  • avatar
    QaisaraNik

    bagusss

    11/02/2023

      0
  • avatar
    Syifa Yuhanis Mazlan

    saya suka baca novel ini

    26/01/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters