logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 7 PHP garis merah

Suamiku menatapku dengan penuh cinta, yang tadinya ia merangkulku dengan satu tangan. Sekarang ia melingkarkan kedua tangannya ke tubuhku, ia mendekap ku erat.
"Sayang aku ngerti perasaan kamu, aku juga udah pengen banget, tapi kalo belum di kasih ya mau gimana lagi." Ia melepaskan pelukannya dan memegang kedua tanganku.
"Aku mau nya kita usaha yank, aku pengen kita ikhtiar, kita harus ikut program kehamilan yank."
"Ya udah sayang, nanti kalo aku cuti, kita ke dokter yang paling bagus, kalo sekarang kita program sebisanya aja dulu yang secara alami gitu, gimana?" Kata-katanya begitu menenangkan.
"Ya udah makasih yah sayang." Aku tersenyum bahagia. Aku sangat bahagia suamiku mengerti dan memahami aku sebagai seorang istri.
Aku mulai rutin minum vitamin E dan asam folat yang dipercaya bisa menyuburkan kandungan, "aku harus bisa memberikan keturunan untuk suamiku." Itu pikirku..
Tiap hari aku menyajikan makanan sehat, sayur dan buah. Aku melihat di internet bahwa jus tauge dicampur dengan pisang bisa dimanfaatkan untuk program kehamilan, aku merasa itu cukup mudah dilakukan.
"Hhhuuuweeekkk... Kok rasanya gini yah? Sayang kamu cobain ini" Aku hampir saja muntah meminumnya, akhirnya aku memberikan pada suamiku dan Ia meminumnya dengan tenang tanpa ekspresi.
"Kok ayank kayak biasa aja?" Aku terheran.
"Sebenarnya jus tauge ini bikin naik di kepala, bikin sakit kepala maksudnya. Hehehehe..." Ia sepertinya tak ingin aku tersinggung jadinya ia terpaksa meminumnya.
"Ya sudah yank, jangan diminum lagi. Nanti kamu malah jadi puyeng" Aku mengambil jus itu dan membuangnya di wastafel.
"Ternyata sulit yah mendapatkan anak, orang lain ada yang bisa hamil dengan mudahnya, tapi aku harus berjuang dulu, Hhuufffttt..." Aku memelas di hadapan suamiku, rasanya ingin teriak sekencangnya dan menangis. Tapi dengan bersandar dan berada di pelukannya, itu lebih dari cukup untuk membuatku merasa tenang dan kuat.
******************
Aku udah telat sehari dari jadwal seharusnya aku datang bulan hingga aku mulai sangat berharap bahwa kali ini aku benar-benar hamil. Aku tau kekecewaan besar yang akan aku rasakan jika ternyata hasilnya negatif tapi aku tak berhenti berharap bahwa hasilnya akan positif dan aku akan memberikan kabar bahagia ini pada suamiku. Aku merasa tak sabar untuk segera tau hasilnya, aku memutuskan untuk langsung ke apotik membeli alat tes kehamilan.
Aku bangun jam 4 subuh sebelum suamiku terbangun karena dari petunjuk yang aku baca bahwa alat tes ini efektif digunakan di pagi hari. Aku memutuskan untuk merahasiakan bahwa aku ingin melakukan tes kehamilan agar ia tak terlalu berharap sepertiku, aku tak ingin ia kecewa jika hasilnya tak sesuai harapan kami.
Aku keluar dari kamar mandi sambil menggenggam alat tes itu, aku masih belum memiliki keberanian untuk melihatnya.
"Ya Allah, hamba mohon padamu agar hasilnya positif" Tak henti aku berdoa dalam hati agar diberikan keajaiban dengan hadirnya seorang bayi dalam kandunganku.
Aku perlahan membuka tanganku dan melihat hasil tes kehamilan itu. Alangkah sedihnya hatiku melihat hanya satu garis merah yang nampak dan itu artinya hasilnya negatif, aku tidak hamil. Air mataku perlahan keluar tanpa izin dan tanpa aku sadari membasahi pipiku.
"Ya Allah apa yang harus aku lakukan agar aku bisa segera hamil?" Aku lalu membuang hasil tes tersebut ke tempat sampah agar suamiku tak tahu tentang ini, aku tak mau ia terluka ataupun kecewa karena terlalu berharap, cukup aku saja.
"Yank ..... Kamu ngapain disini?" Suamiku tiba-tiba berdiri di hadapanku tanpa aku sadari, aku tak sadar sejak kapan ia keluar dari kamar dan berdiri di situ.
"Ohh itu ... Gak yank tadi abis buang air kecil." Aku langsung mengusap air mataku tapi sepertinya sudah terlambat, ia sudah tau aku menangis.
"Kamu kenapa sayang? Masih mikirin hamil?" Ia mengelus rambutku dengan penuh cinta. Aku hanya bisa mengangguk dan terdiam.
"Udah masuk waktu sholat subuh, kita sholat dulu yuk, biar kamu merasa lebih baik dan lebih tenang."
"Ya Allah, mudahkanlah dan berikanlah kami keturunan secepatnya, hanya Engkau tempatku memohon dan meminta, aminn ..." Aku berdoa dalam hati setelah sholat berjamaah bersama suamiku. Aku meyakinkan hatiku bahwa aku tak akan pernah menyerah untuk berusaha.
"Sendiri lagi, mana hari ini gak ada jadwal ngajar, Hhuufffttt ..." Aku menghela napas. Saat sendiri seperti ini, pikiranku hanya akan terfokus pada keinginan untuk hamil.
Aku membuka dan mencari tahu tentang kehamilan dan bagaimana solusi agar cepat hamil, ku buka satu per satu tiap artikel di sana. Tapi semua sudah pernah aku baca dan aku sama sekali tidak mendapatkan solusi untuk diriku.
"Kok kayak basah yah?" Aku merasa heran kenapa celanaku terasa lembab. Aku segera ke kamar mandi untuk mengecek dan ternyata si tamu bulanan akhirnya datang juga.
Aku merasa sangat kesal karena seakan di PHP, tapi aku sendiri yang patut disalahkan karena terlalu berharap sehingga baru telat sehari aja udah buru-buru testpack saking pengennya hamil.
"Bulan depan aku gak mau testpack lagi kalo cuma sehari" Ucapku kesal.
Aku mulai menyibukkan diri dan berusaha sedikit melupakan tentang ambisiku untuk hamil. Aku tetap meminum vitamin E dan juga asam folat, tetap selalu berdoa pada-Nya. Hanya saja aku tak ingin jika hal itu mengganggu aktivitas lain, karena aku merasa sejak aku berkeinginan untuk hamil, aku bahkan tak bisa makan dan tidur dengan tenang. Yang aku ingin hanya berbaring, bermalas-malasan dan berfikir terus menerus. Akhirnya Aku memutuskan untuk menyibukkan diri dengan mengajar di sekolah dan saat tidak ada jam mengajar, aku tetap berada di sekolah agar aku dikelilingi oleh orang-orang yang setidaknya bisa membantuku untuk sedikit melupakan masalahku.
Saat di rumah, aku menyibukkan diri dengan memasak dan menonton film seorang diri. Walaupun terkadang saat menonton film, aku malah baper sendiri, itu cukup mempermainkan emosi dan juga perasaanku. Hanya saja lebih baik seperti ini daripada kecewa dengan apa yang aku alami.
"Kok aku merasa kram perut yah?" Aku menekan perutku sambil menahan sakit. Aku sudah selesai haid sejak dua hari yang lalu, ini tidak mungkin karena haid atau pun hamil. Rasa sakitnya hingga ke pinggang belakang dan semakin terasa sakit.
"Ada apa denganku? Aaaaarrrrgghh saaakiiitttt ..." Aku hanya bisa terbaring seorang diri di dalam kamar, menangis dan menahan sakit. Aku berusaha untuk mengambil Hpku, aku berniat untuk menelpon suamiku tapi ku batalkan niatku karena aku tak ingin ia merasa khawatir sementara ia sedang bekerja.
"Ya Allah apa yang harus aku lakukan?" Aku hanya bisa menangis, rasa sakitnya semakin bertambah, aku tak mampu menahannya.

Book Comment (162)

  • avatar
    HapitttHapitsah

    BAGUS SEKALI

    16d

      0
  • avatar
    andiniviola

    pengharapan jangan terlalu di paksakan. harus dgn kesabaran

    18/08

      0
  • avatar
    GgKakwan

    bagus

    09/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters