logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 5 Aku Juga Bisa Marah..

Bagian_5
----------------
Pov Icha
Lebih dari satu minggu setelah kejadian itu Winda tidak kelihatan bahkan sepertinya status WAnya diprivasikan maka selama seminggu ini aku tidak tau apa-apa tentang dia. Aku tidak peduli itu, yang aku pikirkan bagaimana caranya supaya dia mau ngaku kenapa segitu jahatnya ke aku.
[ ' Arrrhhgg da***k gue udah berusaha keras supaya sepupuku tidak suka dengan saladnya Icha, eeh dia malah ngajakin aku buat order salad dia, minggu kemaren kalau bukan karena gratisan juga ogah gue ambil saladnya. ']
Tiba-tiba Mba Chacha kirim tangkapan layar status Winda yang terlihat marah sekali ke aku, ya seperti kataku tadi, status untuk ku dia privasi jadi aku tidak tau dia buat status apa, tapi Alhamdulillahnya masih ada yang memberitahu soal status Winda yang mengarah ke aku.
[ Cha, itu Winda buat status seperti itu kenapa, kalian ada masalah apa sebenarnya?] tanya Mba Chacha penasaran.
[ Aku juga nggak ngerti Mba.] balas ku singkat, karena memang aku tidak mengerti Winda ada masalah apa ke aku sampai sebenci itu.
****
Disini aku sekarang, menemani Wulan pergi kondangan keteman kerja dia, selepas SMA Wulan memang lebih memilih langsung bekerja, sedangkan aku melanjutkan kebangku kuliah.
"Nih ya, aku bilangin nggak usah order salad lagi ke Icha, saladnya itu nggak enak, kaya com***an bau ec*s, duh pokoknya nggak higienis banget lah."
Samar aku dengar ada suara Winda dibelakang tempat aku duduk dan pas aku tengok ternyata benar, yang buat aku geram dia masih berusaha menghasut orang-orang untuk tidak suka ke salad jualan aku, maksudnya apa coba.
"Aah yang bener jangan fitnah kamu Win, beberapa kali aku udah order kok ke Icha dan enak." ucap teman yang duduk disebelahnya.
"Ya mungkin aja lagi dapat yang enak, asal kalian tau ya minggu kemaren tetangga aku itu men-cancel orderan saladnya Icha karena rasanya nggak enak banget, asem buahnya juga busuk-busuk." aku masih berusaha sabar mendengar ucapan Winda yang menjelek-jelekan produk aku.
"Yang bener kamu Winda?"
"Ya bener lah masa aku bohong." aku melirik sedikit nampak Winda menyeringai sinis. Dia masih tidak sadar kalau obrolannya didengar olehku.
"Tapi aku udah terlanjur order nih, gimana dong?" tanya salah satu dari mereka, selain Winda masih ada dua orang lagi temannya sedang berbincang santai.
"Tinggal cancel aja, atau kalau nggak kamu kerjain Icha aja, waktu itu aku juga order ke Icha aku cancel berkali-kali."
"Yang bener kamu, terus Icha marah nggak? "
"Ya nggak lah, Icha itu b*d*h, dari SMA juga dia mah paling gampang aku b*d*hi." terdengar bangga dia menjelek-jelekan aku dari belakang.
Aku sudah benar-benar marah tidak terima dengan semua tingkah laku dia.
Byyuurr..
"Maksud kamu apa, ngatain aku b*d*h, didepan aku, kamu muji-muji produk buatan aku. dibelakang fitnah sana sini, iya kamu memang cancel orderan sesukanya, nggak ingat apa minggu kemaren aku kasih gratisan doyan jugakan? " sembur ku sewot bahkan aku siram mukanya dengan air mineral yang ada diatas meja.
"Asal kalian tau semua yang dia katakan itu bohong, awalnya tetangganya memang cancel orderannya karena kemakan Fitnah Winda tapi pas aku datang kerumahnya semua suka kok, bahkan Winda juga ikut makan saladnya iyakan Win, apa lagi dapat gratisan." sambungku masih dengan nada marah dan menyindir dia.
"Berarti kita dibohongi sama Winda dong? " tanya teman yang tadi ngobrol dengan Winda.
"Bukan di bohongi tapi dib*d*hi." tiba-tiba Wulan sudah ada didekat aku.
Aksi aku yang memarahi Winda langsung jadi pusat perhatian, aku tidak peduli, orang seperti Winda memang harus dipermalukan kalau tidak dia akan ngelunjak kalau dibiarkan terus-terusan.
"Yang Icha bilang itu semua bohong, eeh Wulan kamu dibayar berapa segitunya ngebelain Icha. Amit-amit ya aku dapat gratisan salad dari Icha. Aku masih mampu beli salad, termahal sekalipun." sombongnya dan berusaha membela diri.
"Mau aku telfon Mba Dwi, Win. Soal kamu yang order salad ke aku, pas ready kamu beralibi dompetnya ketinggalan, lalu aku kasih gratis kamu langsung mau. Bukan hanya ada Mba Dwi kan bahkan ada Mba Chacha dan Wulan juga." ucapku lagi lebih tenang tapi nada bicara aku langsung menusuk.
Melihat aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas terlihat Winda sudah salah tingkah wajahnya langsung pias.
"Waduhh, kalau begitu selama ini aku dibohongin Winda dong, katanya salad kamu b*u e*es." tiba-tiba ada yang nyeletuk memberitahu kalau dia korban kebohongan Winda.
"Aarrggghhh br*ng**k kalian semua. " seperti waktu itu Winda mau pergi, tapi tiba-tiba Wulan slengket kakinya dan dia jatuh terjungkal kedepan.
Sontak semua yang hadir diacara kondangan itu tertawa terpingkal-pingkal begitu juga aku dan Wulan. Aku lihat muka Winda sudah merah padam, mungkin antara marah dan malu.
"Itu namanya korma eh karma dibayar kontan, teman nggak ada masalah apa-apa main fitnah aja, padahal mah sama makanannya doyan." celetuk salah satu yang hadir dengan tawa kerasnya.
"Jahat banget kamu Win, fitnah orang yang nggak salah, nah tuh akibatnya emang enak jatuh." sahut yang lain.
"Sakitnya mah nggak seberapa tapi malunya tujuh turunan Hahahaha!!" ucap yang lain sambil tertawa puas.
Bahkan ada dari mereka yang merekam jatuhnya Winda menggunakan ponsel bahkan ada yang menjadikan konten keributan ini.
"Awas kamu Icha, akan aku balas kamu." hardiknya dengan berlinang air mata, mungkin karena malu.
Bahkan sebelum Winda pergi setelah dia baru saja berdiri tiba-tiba ada yang menyiram rambutnya dengan kuah bakso dan juga es cendol.
"Ini hadiah buat orang yang suka fitnah temannya sendiri."
"Aaarrrhhhhh tau apa kalian jangan sok-sokan belain Icha, pokoknya sampai kapan pun aku akan buat Icha menyesal karena sudah rebut Hardi dari aku." marahnya sambil tangannya sibuk membersihkan sisa-sisa dawet di kepalanya.
"Maksud ucapan kamu tadi apa?" tanyaku dengan mencekal tangannya sebelum dia pergi.
"Lepas.. " dia meronta tapi aku semakin kuat mencekal lengannya.
"Aku tanya maksud ucapan kamu yang terakhir tadi itu apa?" tak kalah keras aku membentaknya.
"Cha, mending kita bawa Winda keluar kita selesaikan masalah ini bertiga saja, nggak enak dengan tuan rumah kalau sampai ribut gini." bisik Wulan ditelinga memberitahu ku.
"Waahh kayaknya ada dendam Masalah cinta segitiga ini mah." celetuk mereka lalu tanpa dikomando semua yang tadi mengerumuni kita bubar.
Kini tinggal aku, Wulan dan Winda saja. Aku seret Winda keluar tidak peduli dia meronta atau mencakar lengan aku agar cekalan ini terlepas, setelah dia mengucapkan nama Hardi membuat emosiku yang awalnya sudah reda kini kembali lagi.
"Lepasin nggak, kalau nggak aku bakal teriak." ancamnya.
"Teriak aja kalau berani, teriak sekerasnya, aku nggak peduli." hardik ku keras.
"Jadi selama ini perbuatan kamu ke aku didasari masalalu dengan Hardi?" tanya ku penuh penekanan.
"Kalau iya kenapa, gara-gara kamu aku nggak bisa jadian dengan Hardi, aku juga dikeluarkan dari sekolah, semua itu gara-gara kamu Icha, aku dendam kekamu, semua yang aku inginkan kamu dengan mudah mendapatkannya." teriaknya memberitahu yang sebenarnya.
"Gara-gara aku, kamu di keluarkan dari sekolah?! enak saja kalau ngomong. kamu di keluarkan dari sekolah gara-gara kecerobohan dan keb*d*han kamu sendiri, kenapa menyalahkan aku." ucapku tak kalah keras.
Bahkan tanpa sadar aku menjabak rambutnya dengan tangan satu laginya. Aku tidak peduli mau dia kesakitan atau tidak yang penting emosi ku tersalurkan.
"Ya ampun Winda kamu belum bisa move on dari Hardi, segitunya cinta sama Hardi, asal kamu tau ya. Icha juga nggak pernah tuh jadian sama Hardi, kamu aja yang cemburu buta nggak jelas." timpal Wulan dengan nada mengejek.
πŸ‡πŸ‡πŸ‡πŸ‡

Book Comment (108)

  • avatar
    Ropi parohiBayu

    cerita nya baguss banget

    14/06/2022

    Β Β 0
  • avatar
    Indra Gunawan

    kisah yang mengharu biru, dan bisa jadi pelajaran buat orang tua agar dalam didik anaknya jangan sampe memaksakan keinginan yang malah membuat anak tersebut menderita

    19/01/2022

    Β Β 3
  • avatar
    FlowerStar

    Bagus,dari cerita ini bisa kita simpulkan bahwa bila kita mau serius ingin menjadi sukses,memang sering mengalami tantangan.Tapi..kita harus lewati tantangan itu dgn sabar dan terus berdoa. Dan ...niscaya pasti bisa melaluinya. Bahkan kita akan menjadi orang yg lbh sukses dan percaya diri .

    03/01/2022

    Β Β 0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters