logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Lily Indigo

Lily Indigo

penakilauan


BAB 1 AWAL PERMULAAN

12/8/2016
pukul 7:00 pagi
Pagi hari yang cerah seorang gadis masih tertidur lelab di atas kasur,lalu di sambut suara ketokan pintu.
Tok! tok! tok!
"Non!, bangun sudah pagi," Sahut bibi.
Wanita paruh baya itu ingin membangunkan seorang gadis bernama Lily, tetapi gadis itu belum juga terbangun. Bibi berinisiatif membangunkan dengan cara membuka tirai jendela kamarnya, membiarkan sinar sang surya menerobos masuk ke dalam ruangan gelap itu.
 
Cahaya matahari menyinari wajah Lily, mata dia gerak-gerak menandakan dia terbangun.
"Hoaam." Rasa ngantuk di selimutinya.
"Ya ampun non, kenapa lambat bangunya?" Bibi bertanya..

Bibi terduduk di samping ,sambil memegang pundak nya. Lalu gadis itu menceritakan yang dia alami semalaman.
"Di tengah malam Lily tidak bisa tidur nyenyak, Lily gelisah dan ketika aku mulai memejamkan mata untuk tidur Lily terbangun lagi," ucap Lily.
"Non mimpi buruk apa?" Bibi bertanya.
"Lily, memimpikan orang terdekat Lily akan mati dan aku gak mau itu terjadi termasuk pada ayah, terutama teman - teman Lily," ujar Lily.
Pembantu usia tua itu berusaha menenangkan dia.
"Jangan khawatir itu cuman mimpi non Lily saja, itu tidak akan terjadi," ujar bibi.
Bibi dengan penuh rasa kasih sayang memberikan pelukan terhadap Lily.
"Sebaiknya non siap-siap untuk ke sekolah, di bawah bibi sudah membuat nasi goreng buat non Lily sama ayah non juga," ucap bibi.
Saat itu bibi berdiri lalu keluar dari kamar Lily.
"Huff, Ok tenangkan diri kamu Liy yang di katakan bibi benar itu cuman mimpi tidak di dunia nyata," ucap Lily.
Ia berusaha menenangkan dirinya melui berbicara dengan dirinya sendiri, lalu ia berdiri untuk mengambil sebuah juba mandi. Ketika berada dalam kamar mandi Lily sejenak membasuh wajahnya, pantulan cermin memperlihatkan wajah sesosok gadis bernama Lily berambut poni berhidung mancung berkulit putih.
Saat dirinya telah selesai mencuci muka, Lily membuka matanya dan secara tak sengaja melihat ada sosok penampakan cewek di belakang berambut panjang menutupi keseluruhan wajahnya, seakan sesosok itu sedang memperhatikan, Lily menatap itu melalui cermin ia terpaku melihat sesosok itu, dengan berani Lily menoleh kebelakang dan menghilang.
"Haaaah ya ampun, lagi-lagi aku sedang berhalusinasi," ucap Lily.
HARI KE 15 DI SEKOLAH
Hari yang cerah berpergian ke sekolah di antar oleh seorang ayah tiap siswa ada yang merasa harinya menyenangkan ketika berpegian namun tidak untuk Lily, Lily menyadari kalau dirinya bahan bulian terhadap teman-teman ketika berada dalam ruangan kelas, kepastian yang sering terjadi saat berada dalam sekolah pasti , permasalahan itu seakaan seperti pada waktu kemarin. Lily berjalan menuju ke kelas dia dengan sendirian tanpa seorang pun kawan di samping menemani gadis yang selalu menyendiri dan merasa selalu sendiri, saat berada dalam gerbang siswa yang berjalan di sampingnya memasang ekspresi wajah kurang baik saat menoleh ke arah dirinya.
RUANGAN KELAS
Lily telah berada dalam ruangan kelas ia duduk di kursi  barisan ke 4 paling depan di ujung pintu kelas.
"Fuuuf." Rasa ke khawatiran mulai muncul di dalam ruangan kelas.
PAAAG !
Suara meja  di pukul oleh seseorang. Rupanya seorang geng cewek tomboy menghampiri Lily.
"Owwwww ternyata teman indigo kita, sudah datang gyus," Ucap Loly.
"Hmmmm katanya sih ya indigo bisa liat hantuuuu wuuuuu," ucapan ledekan keluar dari mulut Mita.
"E'eh yang aku tau ya dia tu punya teman gaib," kata Mily yang duduk di samping dia sambil ikutan sindir.
"Ahhh masasih aku gak percaya atau gini aku ada rencana," ucap Loly.
Gerombolan cewek itu ingin membawanya ke WC dengan cara tanganya di tarik oleh Loly agar Lily terkurung di dalamnya.
"Lepasin."  Lily yang berusaha melepaskan diri di dalam kelas.
Loly memaksa "Nggak, bantu aku gyus seret dia ke toilet sekolah," perintah Loly.
"Siap Bos!" Ucap Mily.
Kedua teman nya membantu Loly dan Lily menyerah terhadap mereka bertiga. Teman kelasnya membawanya saat masih jam kosong gurunya sedang terlmbat memasuki ruangan kelas sementara siswa lain sedang belajar.
"Ayooooo," ucap Loly secara paksa.
Pada akhirnya  dia membuka pintu toilet sementara Lily di dorong dari salah diantara mereka, Lily tersungkur sementara Loly mengemboknya dari Luar.
PAAAG!!!
Suara pintu WC tertutub keras.
PAAG! PAG! PAG!
suara pukulan tangan Lily di dalam toiled.
"Tolongg buka'in," jerit Lily.
"seseorang bantu aku."Lily meminta tolong akan tetapi, Loly hanya tertawa di luar mendengar jeritan dari Lily suara nya tak terdengar di waktu jam pelajaran.
"Hahahaha hmm jadi gini ya indigo dalam toilet itu ada penempakan, jadi mendingan kamu berteman ke dia disini kami sedang berbaik hati buat mencarikan kamu kawan hahaha," ucap Loly.
PAAG ! PAG! PAG! 
Beberapa menit kemudian
" Heeey, kalian kenapasi hiks hiks tolong seseorang bukain Mita," Lily kehabisan tenaga lalu dia duduk di lantai dimana dia cuman bisa nangis.
"Kenapasi orang-orang pada jahat sama aku, padahal aku tidak pernah buat jahat ke mereka, aku hanya ingin berteman sama kalian tetapi kalian benci aku," ujar Lily.
"Aku masih kepingin sekolah," ucap Lily sambil bersedih.
Lily menangis mengusap kedua air matanya. Di dalam rasa kesedihan Lily alami bukan cuman pengalaman buruk ia rasakan akan tetapi ia juga mendapatkan tekanan yang kurang baik terhadap teman - teman kelasnya, sehingga terkadang ia merasa dirinya buruk di hadapan orang lain, dunia seakan menjauh dari dirinya. Lily seperti berada di tengah kegelapan tidak ada orang yang berada di samping nya untuk membela di saat ia terbuly. Saat Lily masih terkurung di toilet sekolah ia mendengar sebuah suara tangisan perempuan, suara itu berasal dari salah satu pintu closet.
"Hiii,hiks,hiiiks." Suara tangisan perempuan.
Lily dalam keadan bersedih ia berusaha berdiri kembali dan perasaan dia seperti ada yang aneh di dalam toiled siswi, ia sedikit berani melangkahkan kaki dan dengan rasa penasaran dia.
"Si'siapa disana?" Lily bertanya.
Suara tangisan itu tetab masih ada.
"Kenapa tidak menjawab?" ucap Lily lagi.
Lily membuka pintu toilet pertama dengan perlahan - lahan.
Kosong
Firasat Lily mulai tidak membaik di dalam toilet di tempat ia terkurung.
"Kamu juga terkurung di toilet ini?" Ucap Lily yang bertanya-tanya.
Lily yang belum tau jika suara tangisan itu bukanlah seorang siswi korban bulian yang sedanf terkurung juga di dalam toilet namun arwa penunggu.
Tanpa Lily sadari pintu di hadapannya terbuka dengan sendirinya secara perlahan. Lily menatab ke arah pintu itu lalu ia berjalan dengan perlahan.
"Ini hanya halusinasi, aku kembali berhalusinasi," Ucap Lily.
Tempat yang bau dan pengap Lily ingin mual.
"Hueeek, hiks,hika." Lily ingin muntah.
Saat itu Lily berhenti berjalan tiba - tiba sebuah rambut yang keluar dari dalam kamar toilet itu yang sangat panjang.
"Ti 'tidak siapa kamu!" Lily yang mulai ketakutan antara nyata  dan halusinasi.
Suasana aura di tempat ia terkurung sangat kurang menyenangkan. Lily berjalan mundur yang dimana sosok itu ingin menampakkan diri, ketika telah menanpakkan diri rupanya ia adalah arwa seorang siswi Garuda yang menjadi penunggu toilet itu, pernah di kabarkan dalam sekolah, yang sering menampakan diri dan bahan pembicaraan di kalangan siswa, tak jarang siswi yang ingin ke toilet kemudian mereka berada di dalmnya mereka kerasukan oleh nya. Sebelum ia meninggal ia korban pemerkosaan di kalangan adik kelas dia sendiri sehingga ia hamil di usia mudah, sampai - sampai kejiwaan dia terganggu di jam istirahat ia memutuskan pergi ke toiled ia merasa makin hari makin merasa mual dan membawa alat pengukur kehamilan, dia kaget ada pada diri dia, di hari esok di waktu jam pelajaran  yang sama ia kembali minta
izin ke wali kelas dia untuk ke toiled tanpa sepengetahuan orang lain ia berjalan  sambil membawa sebuah Pisau yang ingin mengakhiri hidup nya sendiri, tanpa berfikir panjang ia melayangkan pisau ukuran kecil itu ke arah leher nya sendiri. Sosok siswa itu mengakhiri hidup nya agar tidak jadi bahan buliyan di sekolah nya serta untuk menutupi kekurangan dia maka ia lebih baik mati di tangan dia sendiri. Lily di hadapkan sosok arwah  siswi yang telah meninggal.
" Si'siapa kamu, aku tau kamu bukan manusia lagi!." kata Lily yang ketakutan ia ingin rasanya teriak tetapi suara itu seperti tertahankan.
Sosok itu tersenyum.
"Aku akan membunuh mu!" ucap sosok siswi itu, lalu ia berjalan perlahan mendekati Lily yang ingin di cekik.
"Pergi!!"  Lily terpojok.
Ia sudah tidak bisa mundur lagi cuman ia bisa berdoa agar sosok siswi itu tidak mencelakai diri dia.
"Jangan sakiti aku," ucap Lily yang menyembunyikan wajah dia karena ketakutan.
Keberuntungan terjadi, sesosok itu menahan diri untuk tidak mencekiknya agar bisa pesan dari dirinya tersampaikan melalui Lily.
"Keluarlah dari tempat ini saya tidak akan mencelakakan diri kamu, asalkan kamu bisa membantu aku," ucap sesosok itu.
Sesosok itu berwajah pucat dingin dan masih memakai seragam sekolah.
"Apa kenapa mesti aku membantu kamu?" Lily bertanya.
"Ya, kamu harus membantu aku. karena teman kamu telah menghancurkanku," ucap dari sosok itu.
"Ini aku sedang berhalusinasi." Kata Lily memegang kepalanya.
"Cari seorang bernama Rian dalam kelas kamu bawa kemari di hadapanku!" Kata sosok itu lalu kemudian menghilang.
Di saat itu Lily kaget ketika nama Rian di sebut oleh sosok arwah itu.
 
"Rian?" ujar Lily.
 

Book Comment (400)

  • avatar
    Azeiaklyte

    highly recommended

    22/04/2022

      0
  • avatar
    a******8@gmail.com

    nice banget jalan ceritanya, sumpah bikin yg baca makin penasaran & ikut terbawa masuk ke dlm alur ceritanya seolah-olah kita ikut berada didalam ceritanya. cepat dilanjutkan kembali jalan ceritanya jangan terpotong dengan alur cerita yg menggantung, sayang banget kalau belum tahu ceritanya keadaan mereka gimana endingnya baik apa ga, gitu??

    20/01/2022

      0
  • avatar
    c******n@gmail.com

    ceritanya bagus banget mencekam dan sangat menarik untuk di baca berasa lagi ngerasain kehidupan si Lily bagus banget

    12/01/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters