logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 2.1

Bab 2.1
Sedangkan dilain tempat saat ini Senja bingung akan memarkirkan sepeda motornya yang diberi nama Boci dimana. Karena gerbang tempat dia bersekolah sudah ditutup sejak 30 menit yang lalu.
"Aduh Boci kamu harus aku parkir dimana..? Kalo kamu disini bisa-bisa diambil orang." Senja saat ini menggaruk kepalanya yang memang sudah gatal sejak tadi bukan karena bingung.
Senja berhenti tidak jauh dari gerbang sekolah SMA DJHARJO yang merupakan tempat dia menuntut ilmu. Karena tadi dia telat bangun makanya dia sekarang masih didepan sekolah bukan mengikuti upacara yang sedang berlangsung.Setelah beberapa saat berfikir Senja menemukan ide bagus untuk memarkirkan si Boci.
Senja menjalankan Boci kearah selatan melewati sekolah karena dia akan menitipkan Boci dimarkas meskipun nanti dia kesekolah harus berjalan kaki sedikit. Markas yang Senja maksud adalah tempat dia dan teman-temanya berkumpul ataupun membolos. Tapi karena hari ini dia harus ulangan sang guru killer yang sudah beberapa kali dia mangkir jadi meskipun telat dia tidak bisa bolos.
Senja membuka gerbang sebuah rumah dan langsung memasukkan Boci dan mencari salah satu anak geng Pedro untuk dia titipi Boci karena jelas saja pintu gerbang gak pernah dikunci agar anak-anak bisa keluar masuk dengan leluasa.
"Loe gak sekolah hari ini." Senja menghampiri Aldi dan Fathur yang masih saja menggunakan bokser dan sedang memegang stik PS.
"Teman gue pada libur hari ini, jadi ya ngapain sekolah." Senja tercengang mendengar jawaban Aldi bagaimana bisa anak sekelas yang terdiri sekitar 30 anak kompak bolos.
"Kalo kelas gue boro-boro bolos bareng, ada rapat aja mereka ngeluh saking rajinnya." Senja memang berbeda kelas dengan para anggota geng Pedro. Senja  berada dikelas eksekutif atau yang disebut kelas unggulan jadi ya teman-temanya pada rajin semua. Entah kenapa dulu dia malah terpilih menjadi salah satu anak unggulan itu.
"Ya salah loe kalik masuk tuh kelas." Aldi menumpuk kepala Senja dengan kulit kacang yang dia pegang.
"Ya kalo bisa milih gue juga gak mau kalik masuk tuh kelas." Senja memang menyesal dulu kenapa dia terpilih menjadi salah satu anak unggulan itu, tapi mau bagaimana lagi semua hampir dia lewati cuma tinggal menunggu bulan saja untuk lulus.
"Ehhh gue titip Boci ya, nih kuncinya." Senja memberikan kunci motor kesayangannya kepada Aldi untuk dijaga baik-baik karena mereka akan menjadi penghuni markas hari ini.
"Boleh gue pakek gak nih, percuma kalo cuma dititipin tapi gak boleh dipakek." Fathur mengayunkan kunci yang dia rebut dari tangan Aldi. Kapan lagi bisa mengendarai Boci Senja ini kalo bukan sekarang. Karena bagi Senja Boci ini sudah seperti keluarganya sendiri, jadi sangat dijaga ataupun disayang.
"Boleh aja, tapi awas nanti kalo Boci ada lecet sedikit habis loe pada." Senja mengatakan itu dengan tangan ada dikedua pinggangnya mengisyaratkan agar Aldi dan Fathur menjaga Boci dengan sepenuh hati.
"Ok bos." Aldi dan Fathur memposisikan tangan mereka seperti hormat kepada Senja.
"Ok gue kesekolah dulu." Setelah mengatakan hal itu Senja langsung berbalik badan tanpa mendengarkan lagi jawaban dari Aldi dan Fathur, karena Senja tidak peduli dengan jawaban mereka.
Senja harus melewati tembok belakang sekolah untuk memasuki sekolah, bisa dibilang Senja tau tempat ini tapi ini baru pertama kalinya dia memanjat karena jika Senja kesiangan gak perlu susah payah untuk masuk sekolah, Senja lebih memilih untuk bolos saja. Tapi hari ini berbeda dia sudah diancam oleh Bu Aminah karena tidak pernah mengikuti ulangan guru Matematika itu, jika kali ini Senja juga tak mengikutinya maka bisa dipastikan kalau Senja akan mengulang kelas 3 tahun depan. Meskipun Senja anak yang badung tapi dia tidak mau mengulang satu tahun lagi pemborosan waktu karena Senja tidak suka sekolah sebenarnya tapi karena masih menghormati papanya saja dia memaksa sekolah meski cuma setengah-setengah.
Hari ini tidak ada anak yang melewati tembok ini sama sekali, ini menjadi keuntungan untuk Senja karena dia menggunakan rok pendek, bisa-bisa kalau ada anak lain dia sedekah jariyah.
Senja melewati koridor dengan santai menuju kelasnya, meskipun sepanjang lorong dia selalu diawasi dengan mata jelalatan Siswa maupun Siswi yang kaget melihat Senja bersekolah, karena ini merupakan keajaiban.
"Apa loe liat-liat mau gue colok tuh mata." Senja menatap tajam gerombolan siswa yang saat ini menatapnya seakan ingin menelanjangi.
Mereka hanya bisa menunduk dan bungkam, karena Senja terkenal dengan orang yang sadis jika mereka mengusik hari tenang Senja.
Senja memang termasuk primadona sekolah meski primadona dalam artian badung. Senja merupakan salah satu anggota geng Pedro yang saat ini diketuai oleh Gino Aleksander dan Senja merupakan satu-satunya anggota geng Pedro yang perempuan, jadi di geng Pedro Senja bisa dibilang merupakan ratu. Maka dari itu dia sangat di jaga oleh semua geng Pedro.

Book Comment (166)

  • avatar
    FahrezaMuhammad

    seru apk nya ya geus tinggal download apk nya boy

    5d

      0
  • avatar
    SandyVerry

    good

    30/07

      0
  • avatar
    yuuYuuu

    seru banget cok, athor lanjuntin thor

    15/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters