logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 Nostalgia

Utari menatap Langit tak percaya. Ia menampar pipi Langit kencang. Rupanya segala kesakitan dan kerinduan tumpah membuat emosinya terguncang. Akhirnya setelah beberapa tahun mengenal dan berhubungan dengan Langit, ia bisa menatap wajahnya langsung.
Tak ada yang berbeda. Hanya saja, Langit tampak jauh lebih ganteng aslinya. Dan Ya Tuhan, Utari hanya sebatas dada cowok itu. Apakah ini adil?
Langit tersenyum kecil, "Aku pantes dapetin ini, Utari."
"Emang! Pergi sana! Aku udah puas."
Langit tersenyum miris. Ia menatap Utari yang bahkan enggan menatapnya. Apa kesalahannya sangat buruk? Langit terkekeh, tentu saja. Berselingkuh, bertingkah seenaknya, penuh janji manis, kalah dengan rasa bosan. Apalagi Utari begitu sabar. Tetapi ada akhirnya, ia meninggalkan Utari. Dan dia datang berharap Utari merasakan cinta padanya? Seperti sebelumnya? Jangan bercanda!
Langit menunduk. Ia mengangguk pelan, "Baiklah. Aku pamit, Utari." bisik Langit membalikan badannya.
Tak!
Langit mengusap kepalanya yang terkena lemparan sandal. Langit menatap Utari tak mengerti. Sedangkan Utari menatapnya penuh kebencian dan airmata yang masih mengalir deras.
"BAJINGAN! DASAR LO BRENGSEK, SIALAN! LANGIT ANJING! LO DATENG JAUH-JAUH KE RUMAH GUE CUMA BUAT BIKIN GUE KESEL HAH?! EMOSI?! SEGITU DOANG USAHA LO?! NGOMONG BANGSAT!" teriak Utari melampiaskan segala emosinya. Bersyukur rumahnya memiliki halaman luas dan gerbang tertutup. Setidaknya hanya satpam rumah yang mendengar. "LO PIKIR LO OKE? DATENG-DATENG ABIS NYAKITIN GUE MULU?! BUAT APA SETAN?! BUAT APA HAH?! BUAT NGASIH TAHU LO BAHAGIA SAMA MANTAN-MANTAN LO ITU IYA?! BUAT NUNJUKIN LO BISA TANPA GUE SEDANGKAN GUE MASIH NGGAK BISA MOVE ON DARI LO JAMET!"
"Ut–"
"MIKIR LANGIT! LO PUNYA OTAK TUH DIPAKE, BABI! LO PIKIR GAMPANG LDRAN?! JAGA PERASAAN LO! NGEHARGAIN LO! SABAR SAMA KELAKUAN LO! BERUSAHA SEBAIK MUNGKIN BUAT LO! BAHKAN TETEP FINE-FINE AJA PAS TAHU LO DIJODOHIN?! HAH?! JAWAB, ANJING!"
Langit masih tak percaya, Utari benar-benar emosi. Lidahnya kelu.
"TERUS GUE BILANG PERGI, LO PERGI BENERAN?! BERAPA TAHUN LO SAMA GUE BAJINGAN! GUE JARANG BILANG PERGI! ITUPUN KALO GUE NGOMONG GITU HARUSNYA LO STAY! LO KIRA GUE NGGAK CAPEK, LANGIT?! CAPEK! HATI GUE CAPEK, BRENGSEK! GUE–" Utari membelalakan matanya sa at benda kenyal menempel di bibirnya. Jantungnya berdetak cepat.
Langit menciumnya! Pertama kali setelah bertahun-tahun! Sialnya airmata Utari masih mengalir. Utari menangkup wajah Langit dan mencium bibir Langit rakus. Ia enggan melepaskan bibir itu.
"Hosh.. Hosh.. Hosh.." Utari terengah-engah akibat ciumannya sendiri. Sedangkan Langit hanya menyengir dengan wajah memerah.
Ini bukan ciuman pertamanya, namun Utari benar-benar membuatnya gila! Keduanya saling bertatapan sampai akhirnya berciuman lagi.
"Nikah sama aku, Ney."
"HARUSLAH ANJIR! YOK BESOK!"
Langit tertawa pelan. Ia tak peduli, secepatnya ia harus menikahi gadis ini. Utari benar-benar mampu mengambil kewarasannya.
Utari mengerjapkan matanya saat ada tepukan di pipinya. Senja menatap bundanya penuh selidik. Utari berdehem.
"Ngelamun jorok ya!"
Utari membelalak, "Nggak!"
Senja tertawa kencang. Ia tahu pasti kalau Utari habis melamun hubungannya. Terlihat dari wajahnya yang memerah. Senja bisa melihat bagaimana cintanya Utari dengan Langit. Semua orang bisa melihat itu.
"Udah malem. Kamu bobo. Bunda juga mau bobo," kata Utari cepat, buru-buru turun dari kasur. Tanpa menoleh ke belakang, Utari keluar dari kamar Senja. Sedang si empu kamar masih tertawa kencang.
Ah, rasanya seru sekali menggoda Utari. Senja mematikan lampu kamarnya, menggantinya dengan lampu tidur. Setelah itu menarik selimut dan terlelap.
Utari masuk ke dalam kamarnya dengan pipi merona. Langit yang baru keluar dari kamar mandi menatap Utari heran.
"Kenapa kamu, Ney?"
Utari menggeleng, "Ngantuk."
Langit mengendikan bahu. Ia menyalakan lampu tidur, lalu ikut berbaring di sebelah sang istri.
Langit memeluk Utari. Membiarkan wanitanya terlelap di dalam dekapannya. Namun pria itu belum bisa tertidur.
"Ney," panggil Langit dengan suara serak. Utari bergumam.
"Utari, kamu udah tidur?"
"Belum."
"Kenapa?"
Utari mendongak, "Mau ngasih jatah ke kamu, Mas." bisik Utari dengan pipi merona. Langit membulatkan matanya. Ia menyengir lebar, astaga. Istrinya tahu saja keinginannya malam ini.
"Ayo." balas Langit kemudian segera mengeksekusi Utari. Sedangkan Utari sudah menjerit kaget saat Langit masuk ke dalam selimut dan berada dibawahnya.
...............
Senja menatap pantulan dirinya di cermin panjang di teras lantai dua. Seragam putih-biru kotak-kotak. Dasi biru kotak-kotak, almamater abu-abu yang ia bawa di lengan kirinya. Kaos kaki dibawah mata kaki, sepatu sport yang membantu tinggi badannya. Rambut ombre yang dikuncir satu dengan beberapa helai dibiarkan jatuh. Serta jam berwarna silver melingkar manis di pergelangan tangannya.
Tak lupa tas kecil berisikan satu binder yang ia beli kemarin dan segala alat tulis didalam pouch berukuran sedang, serta ponsel dan airpodnya didalam tas juga.
"Okay, you can do it, Senja." gumam Senja kemudian turun ke bawah.
Kening Senja mengerut saat melihat lantai bawah masih sepi. Bunda dan Papa belum bangun? Tumben. Senja mengetuk pintu kamar Utari berkali-kali.
Pintu terbuka. Mata Senja membelalak lalu segera menutupnya dengan telapak tangan.
"PAPA, PUT YOUR DAMN PANTS ON!" pekik Senja kaget. Langit terbelalak. Ia menutup pintu kamar kencang.
Senja menggelengkan kepalanya. Ini tidak baik-baik saja. Kemarin bundanya, hari ini papanya? Astaga. Apa di rumah ini tidak ada privasi sama sekali?!
Senja membuka kulkas, ia menuangkan susu strawberry. Ia melirik arlojinya, ah pasti Almer sudah menunggu.
Baru saja ingin melangkah, sang bunda keluar dari kamar sambil mengikatkan tali kimono tipisnya itu. Astaga, Senja mau pingsan saja.
Utari mencium kening Senja, "Adek nggak sarapan? Maaf ya Bunda kesiangan." sesal Utari.
Senja menggeleng, "Nggak papa, Bun. Adek udah minum susu. Almer juga udah nunggu."
"Ohiya, kamu satu sekolah ya?"
Senja mengangguk pelan. Ia menyalimi tangan Utari lalu berjalan ke pintu rumah.
"You're both so hot though! Chayyo!" teriak Senja kemudian keluar dari rumah.
Langit yang baru saja menutup pintu kamar menatap Utari bingung, "Maksudnya anak itu apa coba?"
Utari mengendikan bahu, "Entah. Kamu mau kopi atau teh, Mas?"
"Kamu."
Utari menatap Langit malas, "Serius, Mas? Setelah kepergok anak sendiri?"
Langit mengangguk. Utari menyeringai, "She's at school anyway." kata Utari pelan lalu berlari ke arah Langit.
Langit menggendong Utari, sepertinya permainan di dapur terdengar seru. Lagipula, selama ini ia sudah mencoba banyak hal bersama Utari.
Senja melambaikan tangannya, "Tante Selena!"
Selena yang sedang menyiram tanaman bunga menoleh. Ia tersenyum lebar, "Senja sayang! Kamu satu sekolah ternyata sama Almer ya?"
"Iya, Tan. Makanya minta nebeng. Apalagi hari pertama, lumayan sama cogan. Pansos dulu." kata Senja blak-blakan.
Selena tertawa mendengar penuturan Senja yang terlihat biasa saja itu. Ia menarik pipi chubby Senja gemas. Keduanya menoleh saat Almer datang tiba-tiba melempar helm.
Senja membelalak, beruntung ia punya refleks yang bagus. Selena menatap Almer penuh peringatan. Sedangkan si pelaku hanya mengendikan bahu acuh.
"Buruan."
"Ck, dasar." gumam Senja. "Tante, Senja berangkat dulu ya. Dadah, Tan!"
Senja naik ke atas motor Almer. Sebelumnya, ia sudah menutupi sebagian pahanya dengan almamater abu-abu miliknya. Almer pun melajukan motornya menuju sekolah mereka.
Perjalanan dari rumah ke sekolah memang cukup memakan waktu. Sekitar 20 menitan. Senja memeluk tubuh Almer seperti biasa. Rasanya nyaman, seperti punggung milik Biru.
"Almer, gue nggak salah kan kalo mulai sayang sama lo." bisik Senja.
Motor Almer masuk ke parkiran. Membuat beberapa siswi memekik. Ya, Almer Sanjaya seorang most wanted di sekolah ini. Para penggemarnya penasaran dengan gadis yang Almer bonceng.
Mereka bertanya-tanya, siapa gadis itu. Selama ini Almer tampak dingin dengan semuanya kecuali dengan siswi beasiswa alias Adinda Kirana. Tapi dari penampilannya, sangat bukan seorang Adinda.
Kok kayak cewek di snap Almer kemarin?
Iyaya, si cewe rambut ombre itu!
Ih cakep, gue takut kalah saing.
Rachel aja kalah ini mah.
Kasian si Rachel, belum menang dari Dinda, punya saingan baru.
Senja melepaskan helmnya. Seketika keadaan hening. Tak lama para cowok pun ikut berkomentar.
Anjrit, cakep banget.
Murid baru ya? Gebet ah
Moga bukan ceweknya si Almer lah.
YaAllah, nikmatMu pagi ini sangat membuat aku bersyukur
Calon istri gue.
Senja merapatkan tubuhnya pada tubuh Almer. Ia sedikit tidak nyaman. Almer tahu itu, ia merangkul Senja. Baru saja ingin melangkah, rombongan motor masuk.
Sekitar lima motor terparkir tepat di sebelah motor Almer. Semuanya ninja berwarna hitam. Senja menahan Almer, tunggu, ia tahu adegan ini. Biasanya mereka adalah cogan. Bahkan tak kalah ganteng dari Almer!
"Al, bentar ya."
Almer mendengus, "Ah, cogan. Tentu, Nona Senja. Saya mengerti sekali." kata Almer datar.
Setelah menghabiskan waktu seharian bersama Senja, ia tahu gadis itu sangat terpesona dengan cogan. Bahkan saking fokusnya, ia menubruk patung baju di salah satu toko!
Senja membulatkan bibirnya saat kelima cowok itu melepaskan helm mereka dengan gerakan slow motion bahkan dua diantaranya mengibaskan rambutnya.
Aduh Bunda, sekolah ini nggak kalah cogannya kok. Ikhlas aku pindah.
Senja meremas lengan Almer yang ia peluk sejak tadi. Almer meringis, tidak bisa dibiarkan! Gadis ini bisa-bisa freak out!
Almer memutar kepala Senja, namun apa daya. Gadis itu menoleh lagi. Bahkan saat Almer mencoba melangkah! Sialan.
"Almer Sanjaya,"
Langkahnya berhenti. Senja menahan nafas saat salah satu cowok itu menghampirinya. Tidak, bukan. Menghampiri Almer tepatnya.
Cowok itu beralih menatap Senja, memperhatikan gadis itu dari atas ke bawah. Matanya seakan penuh penilaian.
"Boleh juga. Kalo gitu, lepasin Dinda buat gue ya."
Almer menatap cowok itu datar, "Lucu lo."
Keempat cowok lainnya menyusul. Astaga, Senja nggak kuat. Bahkan selain mereka, banyak yang menonton. Apa mereka semua most wanted? Senja yakin kalau Almer bermusuhan dengan lima orang ini.
"Ehem,"
Perhatian semuanya beralih ke Senja. Senja menyengir, "Kalian ganteng. Tapi maaf, auranya kayak iblis semua. Sebenernya gue masih mau menikmati mahakarya Tuhan, tapi gue harus ke ruang guru." kata Senja santai.
Baru ingin melangkah, Senja kembali bersuara. Ia membenarkan dasi cowok yang tadi memanggil Almer, "Dan Tuan dasi berantakan, maaf ganggu. Gue butuh Almer buat nemenin ke ruang guru. Jadi tahan dulu diskusinya oke. Bye ganteng-ganteng aku," kata Senja mengedipkan matanya sebelah.
Cowok itu mengedip beberapa kali. Cewek itu– apa dia bilang tadi?! Dan berani-beraninya dia nyentuh gue?!
"Sa, dia menarik."
"Plis lah we, tuh cewek biar buat gue aja."
"Bidadari dunia."
"Sial, apa kita baru dibilang aura iblis? Tapi kok gue malah baper teruwu-uwu?!"
Cowok yang sebagai ketua itu mengibaskan tangannya, "Cabut." titahnya. Mereka berlima pun masuk ke dalam sekolah.
Laksana Mimosa. Cowok ganteng dengan tubuh tinggi dan ideal. Rahang tegas, hidung mancung, bibir agak berisi, alis tebal nan rapih, bulumata lentik. Sungguh pahatan dewa yang paling indah. Terlebih lesung pipi di salah satu pipinya.
Laksana atau kerap dipanggil Asa ini putra tunggal dari pemilik yayasan Pradita yaitu Rigel Mimosa dan Agena Aldebaran. Agena meninggal saat Asa berusia 6 tahun. Tepat saat ia duduk dibangku TK.
Asa juga ketua geng Ocrux. Ocrux sendiri memiliki lima anggota inti yang berisikan Laksana Mimosa, Alvino Will, Raffa Hadar, Saga Abimanyu, dan Raga Abimanyu. Ya, mereka kembar identik. Pembedanya hanya tahi lalat dibawah mata. Raga memiliki tahi lalat dibawah mata kanan.
Kelimanya merupakan anak dari orang penting. Selain pemilik yayasan, Rigel juga pengusaha kuliner yang sukses. Keluarga Will dan Hadar sukses dalam bidang pariwisata. Sedangkan keluarga Abimanyu sukses dalam bisnis tambangnya.
Mereka incaran para gadis. Semua kalangan menyukai mereka. Walaupun bandel, mereka pintar dalam bidang masing-masing. Seperti Laksana atau Asa yang pintar di bidang fisika, Alvino dalam bidang Bahasa Inggris, Raffa dalam bidang matematika, Saga dalam bidang biologi dan Raga dalam bidang kimia.
Almer mendengus mendengar celotehan Senja yang tak berhenti bercerita tentang geng Ocrux. Bahkan ia bosan menjawab pertanyaan tak bermutu gadis itu.
"Dan Al, kok lo nggak bilang kalo lo juga siswa kesayangan?! Gue kira lo menang ganteng doang sama kapten basket." ceplos Senja. Almer menoyor Senja, "Gini-gini gue suka nyumbang piala karena jago akutansi!"
Senja mendelik, "Sombong."
Almer berhenti di depan ruang kelas 12 IPA 2. Senja melirik Almer, "Temenin masuk." cicit Senja.
"Temenin?"
Senja mengangguk, "Biasanya gue sama Bang Biru. Tapi–"
Almer menarik lengan Senja masuk ke dalam kelas. Cogan bertampang datar itu membuat seisi kelas terkejut. Terlebih saat ia memegang lengan seorang gadis.
"Astaga, Almer!"
"Calon suami,"
"Ehem," dehem Almer, "Bangku kosong dimana?" tanya Almer kaku. Senja menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat melihat banyak tatapan iri dan penasaran padanya.
"Gue ketua kelasnya. Anak baru?" kata seseorang mendekat. Lagi, Senja meremas lengan Almer.
Tak bisa dibenarkan! Sekolah ini penuh dengan cogan! Bundaaaaa, Senja mau pingsan!
Senja mengangguk kaku. Ia menyengir, melirik Almer yang hanya diam.
"Gue Izan Fauzi. Panggil aja Izan, atau sayang boleh." canda Izan. Senja menyengir, "Sayang, oke."
Izan dan Almer terkejut. Almer mendengus, "Rupanya si predator udah merasa aman. Gue mau ke kelas. Bentar lagi upacara." sindir Senja.
Senja berdehem. Ia menatap Almer kesal karena ucapan cowok itu. Setelah berbasa-basi sebentar dan menaruh tas di mejanya, Senja ikut Almer ke kelasnya. Nanti di lapangan baru ke barisan kelasnya sendiri.

Book Comment (47)

  • avatar
    Yxztna_28

    Avv aku jadi gasabar sama kelanjutannya nihh kira² Senja bakal sama gege ato sama siapa ya tapi kalo diliat dari judulnya sih sama laksana😐udh seneng bgt waktu deket sama gege tapi aku baru sadar kalo judulnya laksana senja tapi aku suka bgt ama ceritanya semangat kk aku tunggu kelanjutan ceritanyaa😊😊

    30/12/2021

      1
  • avatar
    hariyani34Sri

    Bener bener bagus ceritanya huhu jadi pengen kayak senja yang kuat banget 🥺 lanjut part selanjutnya ya semangat author 🙏❤️

    26/12/2021

      0
  • avatar
    Zuzuki

    Yes,i liko this story this moment

    22/12

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters