logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 Jeslyn

2 Minggu telah berlalu setelah kepergian Jeslyn, semua orang yang menyayanginya mulai ikhlas. Kedua orang tuanya juga perlahan mulai mengikhlaskan putri kesayangan mereka dan berharap agar Jeslyn tenang di alam sana. Meskipun sangat berat, namun hal itu mereka lakukan untuk ketenangan Jeslyn. Kedua orang tuanya mulai menjalani aktivitas seperti biasanya kembali sekaligus menghibur diri agar bisa benar benar melupakan Jeslyn.
"Pa, besok kita pergi liburan yuk ke taman bunga untuk mengenang anak kita terakhir kalinya. Dia kan suka banget ke taman bunga," pinta Bu Emeli kepada suaminya.
"Baiklah Ma, jika itu keinginanmu, maka kita akan pergi besok. Papa juga rindu ke taman bunga itu," jawab Pak Bao lalu memeluk istrinya.
Kini, Bu Emeli dan Pak Bao pergi belanja bulanan untuk keperluan rumah tangga. Semenjak kepergian Jeslyn, mereka tidak ingin lagi memakai pekerja. Walaupun rumah mereka bertingkat 5, namun mereka enggan lagi memakai pekerja. Jadi, mereka berdua yang mengerjakan pekerjaan rumah dan terkadang hanya memesan jasa kebersihan untuk membersihkan rumah mereka.
Semenjak kepergian Jeslyn, ada begitu banyak perubahan yang terjadi di dalam rumahnya yang awalnya ruang tamu tidak boleh ada foto, sekarang penuh dengan foto Jeslyn. Hanya itulah yang bisa mengobati rasa rindu di hati Bu Emeli dan Pak Bao ketika merindukan anaknya.
*****
Di pagi hari yang indah, Jeslyn terbangun dari tidurnya dan mulai membereskan barang barangnya yang akan di bawah pulang. Yibo juga tidak lupa untuk membantunya membereskan barang barang yang begitu banyaknya. Jeslyn sendiri sampai tidak percaya dengan tumpukan barang yang akan di bawah pulang.
"Yibo, ini benaran semua yang akan aku bawah pulang?" tanya Jeslyn dengan ekspresi terkejut.
"Ya ialah. Kan kamu sendiri yang memilih dan menginginkannya. Jadi, kamu harus membawa semuanya pulang ke tempatmu," jawab Yibo sambil tersenyum.
"Bunda, bisakah aku tidak membawa semuanya pulang? pasti aku kerepotan nanti membawanya," pinta Jeslyn sambil memelas dengan wajah yang sangat imut, membuat Yibo gemes melihatnya.
"Sayang, kamu harus membawa se.uanya pulang. Lagian kamu kan tidak akan jalan nanti pulangnya," jawab Bu Kemuning sambil mengelus lembut kepala Jeslyn.
"Maksud bunda bagaimana? Kalau aku tidak jala, terus aku pulang pake apa dong?" tanya Jeslyn makin bingung. Oh ia, semenjak beberapa hari Jeslyn tinggal bersama Bu Kemuning dan Yibo, dia di minta untuk memanggil Bu Kemuning dengan sebutan bunda sama seperti Yibo. Ya walaupun terkadang Yibo sering memanggil bundanya dengan sebutan ibu.
"Sudah, kamu tenang saja. Bunda akan mengiringi nanti ke rumahmu lewat teleportasi. Jadi, barang barang yang kamu suka ini akan ikut bersamamu," jawab Bu Kemuning. Jeslyn yang mendengar penjelasan Bu Kemuning langsung berjingkrak Jingkrak karena senang. Akhirnya semua barang yang di inginkan terbawa bersamanya.
Sebelum kembali, Jeslyn di situ untuk menutup mata oleh Bu Kemuning. Tujuannya adalah memberikan kekuatan kepada Jeslyn untuk melindungi dirinya di tempat asalnya. Bu Kemuning tidak ingin Jeslyn di perlakukan buruk di tempat asalnya seperti yang pernah ia alami dahulu. Yibo juga memberikan kekuatan untuk bisa merasakan kehadirannya apabila ia berkunjung ke tempat Jeslyn nantinya.
Setelah selesai, Jeslyn lalu mbuka matanya dan merasakan kalau tubuhnya sangat ringan sekarang. Bahkan wajahnya juga semakin bersinar dan halus setelah mendapat kekuatan dari Bu Kemuning dan Yibo.
"Bunda, apakah aku bisa kesini lagi nantinya ketika aku merindukanmu?" tanya Jeslyn dengan penuh harap.
"Kamu bisa ke sini kapan pun kamu mau sayang. Dirimu sudah terhubung dengan tempat ini, jadi datanglah bila kamu menginginkannya. Kamu tinggal menutup matamu dan fokuskan pikiranmu ke tempat ini maka kamu akan sampai. Bahkan, kamu bisa berteleportasi kemanapun yang kamu inginkan ketika kamu sudah berada di tempat asalmu," jawab Bu Kemuning sambil memeluk Jeslyn.
"Terima kasih untuk semua yang telah bunda berikan. Aku sangat bersyukur karena bisa sampai ke tempat ini. Terima kasih juga untuk sahabat aku yang satu ini karena telah setia menemani dan mengajari ku banyak hal di tempat ini," ucap Jeslyn lalu memeluk Yibo sebelum pergi. Yibo juga sangat bahagia bisa mempunyai teman bermain, bercerita seperti Jeslyn. Bagi Yibo, Jeslyn sangat berharga dan akan selalu ia jaga walaupun terpisah alam. Apalagi, Yibo sering pergi ke dunia manusia untuk memantau keadaan atau sekedar berkeliling untuk melepaskan penat karena kesendiriannya selama ini. Soalnya, Bu Kemuning lebih banyak menghabiskan waktu untuk bertapa ketimbang menemani Yibo untuk berjlan jalan ataupun bermain.
Untuk itulah, semenjak kedatangan Jeslyn ke Negeri Bunga, dunia Yibo berubah drastis. Dia yang awalnya jarang tersenyum, kini hidupnya penuh dengan senyuman.
"Baiklah sayang, bersiaplah karena bunda akan mengirimmu kembali ke tempat asalmu," ucap Bu Kemuning yang membuat Jeslyn melepaskan pelukannya.
"Baiklah bunda, aku sudah siap," jawab Jeslyn dengan mantap.
Bu Kemuning pun mulai membuat portal untuk mengirim Jeslyn kembali dengan barang barang bawaannya yang begitu banyak. Sebelum pergi, Jeslyn tersenyum kepada Bu Kemuning dan Yibo sambil melambaikan tangan tanda perpisahan.
"Aku akan sangat merindukan kalian," ucap Jeslyn di sertai dengan menghilangnya dia. Yibo hanya bisa tersenyum sekaligus merasa sangat kehilangan seorang sahabat. Namun, Yibo sudah siap dan lebih bersemangat lagi dalam menjalani hari harinya setelah kepergian Jeslyn. Jeslyn pernah berkata kepada Yibo untuk terus bertahan dan tetap semangat untuk hidup.
"Yibo, kamu harus bisa menjadi kuat dan harus bisa menjalani hari hari mu dengan baik ketika aku sudah pergi. Ingat, laki laki itu harus kuat, mental, dan tidak boleh mengeluh sedikitpun. Ingat, dunia kita memang berbeda, tapi aku akan selalu mengingatmu nanti. Jika bisa, aku akan sering ke sini untuk menemuimu. Jadi tetaplah semangat dan berjuanglah," ucap Jeslyn tempo hari yang membuat Yibo tetap semangat dalam menjalani hidupnya.
"Aku akan membuktikannya padamu kalau aku bisa menjadi kuat dan bisa melindungimu nanti," ucap Yibo sambil tersenyum lalu pergi ke telaga pelangi. Tempat yang sangat di sukainya dan membuatnya menjadi tenang. Tempat itu belum di ketahui oleh Jeslyn karena Yibo sengaja untuk tidak memberitahunya agar di kemudian hari, dia bisa menjadikannya sebuah kejutan untuk Jeslyn.
Setelah melakukan teleportasi, kini Jeslyn sudah tiba di kamar kesayangannya. Dia sysah sangat merindukan rumahnya dan juga kedua orang tuanya. Dengan ceoat Jeslyn keluar dari kamarnya lalu menuju ke kamar orang tuanya. Beruntung Bu Emeli dan Pak Bao ada di rumah dan sedang menonton TV.
Setelah sampai di lantai satu, Jeslyn sangat terkejut melihat tampilan ruang tamu yang kini berubah drastis. Di setiap sudut ruangan terdapat foto dirinya dan kedua orang tuanya. Hal ini membuatnya meneteskan air mata karena terharu sekaligus sedih karena telah membuat orang tuanya sedih atas kepergiannya.
Tidak lama kemudian, Jeslyn memutuskan untuk mengetuk pintu kamar orang tuanya yang sedang asyik menonton acara kesukaan Jeslyn. Yups, Doraemon. Itulah yang selalu di tonton eh Jeslyn setiap hari Minggu.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar suara pintu di ketuk membuat Bu Emeli dan Pak Bao terperanjat dan kaget. Pasalnya, mereka hanya berdua di rumah. Lalu, siapa yang mengetuk pintu pagi pagi begini.
"Pa, itu siapa yang mengetuk pintu. Mama takut," ucap Bu Emeli sambil bersembunyi di belakang Pak Bao.
"Papa juga tidak tahu. Coba kita lihat lewat cctv, barangkali itu perampok atau apalah itu," jawab Pak Bao sambil membuka cctv di ruang tamu.
Setelah cctv di buka, tampaklah orang yang selalu mereka rindukan selama ini berdiri di pintuk kamar mereka. Bu Emeli dan Pak Bao tidak bisa berkata kata atas apa yang di lihatnya barusan. Mereka mengira kalau itu adalah area anaknya yang mendatangi mereka karena rindu.
"Pa----- it---itu Jeslyn Pa. Anak kita," Ucap Bu Emeli sambil terus menangis karena kembali merindukan anaknya.
Tanpa pikir panjang lagi, Pak Bao langsung lompat dari ranjang lalu menunju pintu untuk membukanya. Setelah pintu di buka, nampaklah Jeslyn sambil tersenyum di depan pintu.
Bu Emeli dan Pak Bao berulang kali mengucek matanya mengira kalau ini hanya halusinasi karena terlalu merindukan anaknya. Jeslyn yang melihat tingkah orang tuanya hanya bisa tersenyum dan merasakan apa yang di alami oleh orang yang sudah snagat di rindukannya itu.
"Mama, Papa, ini Jeslyn. Aku sangat merindukan kalian," ucap Jeslyn lalu memeluk orang tuanya. Dia tidak menangis supaya orang tuanya tidak tambah sedih. Lagipula, dia sangat senang karena telah bertemu kembali dengan orang tuanya.
Bu Emeli dan Pak Bao tidak bisa berkata kata dan hanya memeluk Jeslyn sambil terus menangis bahagia. Tidak terkira bagaimana bahagianya Bu Emeli dan Pak Bao atas kembalinya Jeslyn. Tidak ada sebuah kata yang bisa menggambarkan kebahagiaan itu sekarang, bahkan apaun yang mereka miliki tidak sebanding dengan kembalinya putri kesayangan mereka.

Book Comment (166)

  • avatar
    Afifah

    ceritanya menarik sungguh sangat menghibur

    28/08/2022

      0
  • avatar
    Jejen Jejen Jejen

    bikin penasaran cerita novel ini

    1d

      0
  • avatar
    Moza Celesta Lasefa

    sangatt bagus

    15/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters