logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 INTROSPEKSI

Di suatu siang yang cerah di kosan ABJ ceria, Cilla yang sedang santai menonton tv di ruang tamu tiba-tiba di kejutkan oleh Jo yang muncul di sudut pintu dengan muka penuh penderitaan.
“Mas Jo, kenapa kok lesu? Di usir dosen dari kelas ya? Apa di tabok cewek lagi?,” tanya Cilla yang tengah asik nyemil keripik pisang.
“Bund, boleh curhat gak?” tanya Jo yang sekarang berubah ngesot ke arah sofa yang di duduki Cilla.
“Asalkan curhatan mu berbobot boleh mas, jangan curhat tentang ikan cupang mu yang mati gara-gara kamu pelototin,” ucap Cilla.
“Gini bund,...” belum selesai Jo bercerita.
“Wwaaahhhh itu sih parah mas, kok bisa gitu ya?” Cilla memotong.
“Bund, ku gigit nih,” ujar Jo yang sudah mangap.
“Otokeee, iya iya serius sekarang,” Cilla meletakan keripiknya dan mulai mendengarkan Jo.
“Dosen ku kasih hukuman kemarin karna aku telat bund, nah hukumannya itu gak biasa, dan sekarang bikin aku sakit kepala kalo mikirinnya,” ujar Jo.
“Bukannya wajar mas, kalo kamu sehari tanpa hukuman baru kamu pusing hahaha,” ledek Cilla.
“Tapi ini masalahnya hukumannya itu bikin kepalaku pusing,” ucap Jo.
“Emang apa hukumannya?" tanya Cilla.
“Aku di suruh introspeksi diri,” ujar Jo.
“Terus?" tanya Cilla.
“Terus aku semaleman mikir, tapi gak ketemu ketemu, nah tadi pagi aku udah nemuin dosenku itu, terus ....
 
*POV Jo & Intan
 
Jo yang dari pagi sudah nangkring di depan ruang dosen masih dengan matanya yang mengkrenyip berharap otaknya bisa berpikir lebih keras lagi menemukan jawaban dari hukuman bu Intan.
“Masuk,” ujar bu Intan mendahului Jo.
“Bagaimana? Sudah selesai hukuman saya?" tanya bu Intan.
“Ibu mau jawaban jujur apa sedikit gak jujur?" Jo balik bertanya.
“Jawaban yang menurut kamu benar di ucapkan pada saya,” jawab bu Intan.
“Jadi gini bun eh bu, semaleman saya udah berpikir keras, cuman yang ada di dalam otak saya cuman muka ibu, saya udah solat tahajud juga bu, tapi tetep gak muncul jawabannya,” Jo menunjukan wajah yang memelas.
“Oke kalo gitu saya ganti pertanyaannya,” ucap bu Intan.
“Jangan yang susah bu, apa perlu saya solat istiqarah nanti malem ya,” ujar Jo.
“Kamu harus jawab sekarang juga, udah siap?” tanya bu Intan dengan tatapan dalam pada Jo.
“Siap bissmillah,” Jo balik memelototi bu Intan.
“Tujuan kamu kuliah apa?" pertanyaan itu sontak membuat Jo lebih melotot.
“Tu..tu..tujuan saya, tujuan saya ya mm, menjadi guru bu,” jawab Jo yakin tidak yakin.
“Jika kamu jadi guru murid kamu terlambat masuk kelas apa yang kamu lakukan?” tanya bu Intan makin menatap Jo.
“Ya di hukum,” jawab Jo.
“Semua yang kamu perbuat adalah tanggung jawab atas hidupmu, apa pun hasil nya harus kamu terima, termasuk hukuman, itu konsekuensi dari perbuatanmu, tapi jika hukuman gak bisa membuat kamu introspeksi diri lalu buat apa ada aturan?” bu Intan bertanya pada Jo yang hanya bisa menunduk.
“Ingat lagi tujuan mu ada di sini untuk apa, biar kamu menjadi manusia yang lebih baik lagi, sekarang silakan meninggalkan ruangan saya,” ucap bu Intan.
Jo yang benar-benar pusing oleh semua ucapan bu Intan pagi itu, ia menjadi lebih pendiam dan galau setelah memahami jika ia tak pantas menjadi panutan di kemudian hari ketika ia menjadi guru.
 
“Nah gitu ceritanya bund,” Jo bersandar ke sofa.
“Betul sih kata bu Intan mas, bagaimanapun kamu emang harus berubah mas,” Cilla sibuk mengunyah kerpik nya lagi.
“Iya ya, mulai sekarang aku berjanji akan berusaha lebih keras lagi, ikehhhh kimochi,” Jo mengambil keripik Cilla dari tangannya dan melahapnya.
“Ganbate oppa!” teriak Cilla menyemangati Jo yang berlari menuju kamarnya.
Cilla yang sudah merasa menjadi bagian dari geng ABJ ini menjadi pusat penyelesaian masalah oleh anggota club nya. Namun Cilla sangat senang bisa memberikan solusi dari masalah-masalah mereka meski tidak semua masalahnya berat dan hanya seputar cinta, tugas, bahkan keluarga.
“Ayok silahkan masuk sayang,” suara Alex dari depan pintu bersama seorang wanita cantik dan sexy.
Mereka yang tak menyadari keberadaan Cilla pun masuk dengan santai ke dalam rumah.
“Wuidihhh cewek baru nih bang,” ujar Cilla mengagetkan Alex.
“Dia siapa?" tanya wanita itu dengan tatapan kemarahan pada Alex.
“Bu..bu..bukan siapa-siapa, udah yuk masuk aja,” jawab Alex.
“Eh bang ini kaos minjem dulu yak, baju aku belum kering soalnya,” ujar Cilla.
“Tuhh kannn, dia pake baju kamu, kamu ngumpetin cewek di kamar mu? Aku aja kamu bawa ke kosan kamu baru sekali ini beraninya kamu ngumpetin cewek di sini” wanita itu makin marah.
“Engga sayang engga, aduh,” Alex mulai panik.
“Engga engga di umpetin kok semua tau aku di sini ka, udah lima hari kok,” ucap Cilla polos.
“Sekarang kita putus!!!! aku mau pulang aja gak usah nganterin aku gak mau liat kamu lagi,” ucap wanita itu.
“Udah PK aja bang,” ucap Cilla santai memakan keripiknya.
“Hhhhaaahhhh???? Kamu PK?"
*Ppplllllaaakkkkkk
Tamparan mendarat di pipi Alex. Wanita itu pergi tanpa menghiraukan Alex.
“Sayangggg gak gitu sayang aku bisa jelasin,”
“Cilla, kok kamu ngomong gitu sih barusan?" tanya Alex kesal.
“Lah kan dia mau pulang katanya, PK aja pangkalan kojek,” jawab Cilla santai.
“Adduuhhh siapa yang ngajarin itu?" tanya Alex.
“Mas Jo, PK aja kalo mau kemana mana bang, pake yang onlen biar gak ribet,” jawab Cilla masih mengunyah keripik.
“SSSSSUUUUJJJJJOOOOONNNNOOOOOOO!!!!!!!!" teriak Alex marah.
Hari-hari di kosan ABJ makin tidak terduga karena kehadiran Cilla. Awalnya Cilla menjadi sosok yang sangat bijak dan dewasa, namun semenjak dekat dengan Jo, ia pun menjadi tertular oleh ke absurd an Jo.
“Mbud, gue mo ngomong serius,” ujar Alex yang menghampiri Budi tengah membuat kopi di dapur.
“Apaan tumben, mo minjem duit?” tanya Budi.
“Kayaknya Cilla jangan boleh deket-deket sama Sujono, pengaruhnya buruk banget,” ujar Alex.
“Sejelek Jo?" tanya Budi melirik Alex.
“Ya belum separah itu sih, cuman gue kawatir aja nanti kek Jo beneran gimana hayo? Kasian cakep-cakep sedeng,” ujar Alex.
“Aman lah kalo gitu, lagian lusa juga dia dah balik kok ke rumahnya, udah beres riset dia,” ucap Budi.
“Pokoknya lu pantau pergerakan si Jo, jaga jarak aman aja,” Alex mengambil kopi Budi dan berjalan pergi.
Budi hanya mengangguk dan termenung sesaat, Budi tersadar kopinya telah raib oleh Alex.
“Keleeeekkk kopi guee,” teriak Budi.
 
Seperti biasa geng ABJ selalu berkumpul saat malam hari di tengah ruang tamu sekedar menonton tv atau bermain game ludo yang membosankan karena pasti saja Jo akan menggerutu sepanjang permainan di sebabkan pasti selalu kalah oleh Alex dan Budi.  
“Cill bawain keripik pisang dari mamak di toples,” teriak Budi.
“Abisss bang ama aku tadi siang ehehehe,” ujar Cilla.
“Hah setoples abis Cill?” Budi terkejut dan Cilla hanya nyengir.
Jo keluar dari kamarnya dengan mengenakan kaca mata bacanya bak pangeran kodok sedang mencari permasurinya.
“Wweeedddeeehhhh mau kemana prof,” ledek Budi.
“Jadi begini para hadirin,...” Jo berpidato dengan gayanya.
“Wuuiihhh mas Jo kerenn,” puji Cilla.
“Malam ini kita ngapain nih?" tanya Alex.
“Bosen ah men ludo,” ujar Jo.
“Monopoli?” usul Cilla.
Mereka menggelengkan kepala.
“Uler tangga?” usul Cilla.
Mereka masih menggeleng.
“Aha, men mekap mekapan,” usul Cilla.
Serentak Alex dan Budi menoleh ke arah Jo.
“Big nooooo,” jawab Jo.
“Okeeee serbbbuuuuuu,” komando Cilla untuk segera mempermak Jo yang sudah tak berdaya.
*TTTTTIIIIDDDDDDAAAAAAKKKKKKKKK
"Ttaaarraaaaa, kreasi kita cakep kan?" ledek Cilla.
"Wwaaaahhhhh iyah cakep gini," Jo melihat dari bagai sisi wajahnya yang telah penuh dengan kreasi make up Cilla.
"Yyyeee malah kegirangan ni bocah," Alex memukul kepala Jo.
"Eh Cill kalo aku oplas jadi transmart gimana?," ucap Jo.
"Hahahahaha lu mau jadi mol?" Budi tertawa.
"Itu yang cowok jadi cewek," ucap Jo.
"Namanya transgender begee, ahahaha," mereka pun tertawa serentak.
Begitulah kehidupan geng ABJ setiap malam menjelang. Meski begitu, Jo tak pernah marah atau kesal pada Alex dan Budi jika tiba ke random an mereka membuli Jo. Tetap saja mereka sangat peduli satu sama lain terlepas dari kekonyolan yang di ciptakan oleh Jo.
"Eh besok besok maen salon salonan aja gimana, nanti aku bawa catokan sama heina dari rumah," usul Cilla membuat geng ABJ bengong.
"Eeeh, Cill kan besok lusa pulang kan ya? terus gak balik lagi kan kesini?" tanya Alex blak-blakan.
"Mm iya sih, cuman Cilla dah ngomong sama mamah buat pindahin Cilla ke kampus abang semester depan, jadi kita bisa bersama lagiiiii," ujar Cilla dengan semangat.
"Alamak," Alex menghela nafas panjang membayangkan betapa toxic nya jika Cilla tinggal bersama mereka.
Alex yang melirik Budi memberikan kode untuk menghalangi niat Cilla pun hanya bisa geleng-geleng dan tersenyum melihat Alex. Bagaimana dengan Jo? Tentu saja Jo sangat senang bisa bersama dengan Cilla, baginya Cilla sudah seperti adik yang bisa di ajak bermain, bertukar pikiran dan menjadi tempat curhat yang baik dari pada Alex dan Budi.
Bersambung...

Book Comment (90)

  • avatar
    t******3@gmail.com

    lucu bgt deh

    12/03/2023

      0
  • avatar
    Nrzatilh

    Kenapa gk Happy ending😭agak kecewa🥺

    18/11/2022

      0
  • avatar
    M******2@gmail.com

    mantaappp

    30/09/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters