logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Dosen Muda

Cilla yang perlahan sadar dari pingsannya dan membuka matanya perlahan. Di lihatnya Budi tengah memberikannya minyak angin di dekat hidungnya.
“Bang aku kenapa, aduh,” Cilla setengah sadar mulai bangun dan duduk di sofa.
“Oh kamu tuh kena shock terapi Cill, biasa kok di sini kalo pertama kali kesini terus ngeliat penampakan biasanya langsung pingsan,” ucap Alex sembari memberikan segelas air putih.
“Woi gue di bilang penampakan lagi,” ucap Jo dari balik kulkas yang ada di dekat ruang tamu.
“Allahuakbar,” teriak Cilla.
“Cill, lu nonis,” ucap Budi.
“Astagfirullah lupa bang,” jawab Cilla.
“Bang itu penampakan?” Cilla kaget namun bisa mengendalikan diri.
“Dia Jo temen Abang, kamu pingsan lima kali liat dia, makanya abang suruh dia di situ dulu,” ujar Budi.
“Duh maaf ya bang Jo, Cilla kaget,” ujar Cilla tidak enak pada Jo yang mengiranya penampakan.
“Ii..iya gak papa Cilla, malah kalo kamu baik-baik aja abis liat aku, akunya yang kaget ntar ehehe,” jawab Jo.
“Jadi kamu mau tetep tinggal di sini apa mau gimana Cill?” tanya Budi.
“Iya lah bang, kalo pulang pergi cape juga jauh, seminggu doang gak papa kan?" Tanya Cilla menatap Budi.
“Abang sih gak papa, gak tau tuh kalo sama dua anak ini, ngijinin gak kalo kamu tinggal di sini seminggu,” Budi menatap Jo dan Alex.
“Lhooo, dengan senang hati gue mah gak nolak, butuh apa-apa tinggal bilang sama aa Alex,” jawab Alex bersemangat.
“Gue juga oke aja kok, tapi di sini kamarnya Cuma tiga, gak papa juga sih kalo kamu mau tidur di kamar siapa, tinggal pilih,” ujar Jo dengan muka ngarepnya.
“Cill kamu tidur di kamar abang, biar abang tidur di kamar Alex,” ucap Budi.
Selama seminggu ke depan Cilla akan tinggal di rumah kontrakan Budi dan geng ABJ lainnya. Kebetulan Cilla mendapatkan tempat untuk ia mengerjakan risetnya di dekat kampus Budi abang sepupunya.
Gairah Jo untuk kembali mengejar cinta bergejolak seketika saat mengetahui Cilla akan tinggal satu atap dengannya.
 
“Makasih ya bang, aa Alex dan mas Jo udah ngijinin Cilla tinggal di sini, Cilla gak akan ngerepotin kalian kok,” ucap Cilla tersenyum manis dengan lensung pipi yang terukir.
Hari-hari geng ABJ terasa berwarna dengan kehadiran Cilla, terlebih Cilla yang sudah mulai terbiasa dengan tabiat mereka bertiga membuat keakraban itu terjalin dengan sendirinya.
“Morning bund,” sapaan Jo setiap pagi saat menggoda Cilla yang tengah membuat sarapan di dapur.
“Morning mass...alah,” jawab Cilla selalu meledek Jo.
“Masak apa nich, paps mencium cium ada bau penggugah selera dari arah dapur,” ujar Jo yang langsung mengambil piringnya.
“Nasi goreng pete kesukaan kita semuaaa,” jawab Cilla menyendokan nasi nya ke piring Jo.
“Otoke, memang calon istri idaman,” ucap Jo.
Begitu lah rutinitas pagi ceria di rumah geng ABJ, semenjak kehadiran Cilla mereka menyerahkan urusan dapur padanya. Cilla tak keberatan karena memang ia terbiasa memasak dan mengerjakan urusan rumah sendiri.
“Duhh gue kesiangan nih, ada kelas jam tujuh lagi, gue berangkat dulu ya, sisain nasgornya Jo,” teriak Alex yang berlari secepat kilat.
“Gitu tuh kalo kebanyakan nonton live streaming cewe-cewe di big*, dasar PK,” ujar Jo.
“Hah, PK apaan mas?” tanya Cilla.
“Pangkalan kojek,” ucap Jo asal.
“Ohhh,” Cilla menelan bulat-bulat ucapan Jo.
Pagi itu Jo yang tidak pernah terburu-buru berangkat ke kampus sangat santai mengawali harinya. Bukan karena ia tak pernah telat namun prinsipnya jika ia telat di satu mata kuliah, maka ia akan masuk di mata kuliah berikutnya. Tidak heran jika banyak nilainya yang terjun bebas dari IPK harapan orang tuanya.
“Bund, paps berangkat kuliah dulu ya, makasih sarapan romantisnya,” ujar Jo.
“Papski itu ada pete nyelip di gigi,” ledek Cilla.
“Ohh mm, nah ini better, daaahhh bund,” Jo berlalu pergi dari hadapan Cilla.
Pagi ini sangat tak biasa bagi Jo, pasalnya hampir satu semester ia tidak masuk di mata kuliah ibu Ratih dosen yang sudah berumur. Jo tidak bersemangat jika bu Ratih mengajarnya, namun entah mengapa pagi itu Jo bersemangat untuk masuk pada mata kuliah beliau. Mungkin karena nasi goreng pete buatan Cilla yang membangunkannya dari tidurnya.
 
*Tokk..tokk..tokkk
 
“Permisi,” ucap Jo yang telat meski menurutnya masih wajar hanya telat sepuluh menit.
“Kenapa anda telat?"
*Deeggg
Saat dosen itu menoleh pada Jo dan memperlihatkan wajah nya yang cantik tanpa cela, membuat Jo bingung apakah bu Ratih melakukan operasi plastik hingga menjadi muda seperti ini. Jo mematung menatap dosen itu hingga tak bisa berkata-kata.
"Kenapa melototin saya?" tanya dosen itu.
"Sa..sa...saya," Jo terbata-bata menjawab pertanyaan dosen itu.
“Saya tanya kenapa anda telat?” ucap dosen muda itu menyadarkan Jo.
“Ma..ma maaf bu, ini pertama kalinya saya telat mata kuliah ini,” ucap Jo dengan mata terbelalak lebih tepatnya melotot pada dosen cantik itu.
“Kalo ini pertama kalinya kamu telat, kenapa saya baru melihat kamu hari ini?" tanya dosen itu.
“Ii..iya biasanya saya nggak masuk,” jawab Jo dengan entengnya.
*Aaaaahahahahahaha
Seluruh kelas tertawa mendengar kejujuran Jo pagi itu.
“Harap tenang semua, oke untuk anda karena ini bisa jadi kehadiran anda perdana di kelas saya, silahkan duduk, tapi temui saya di ruangan setelah kelas selesai,” ucap dosen mempersilahkan Jo.
“Trimakasih bu,” Jo berjalan menuju bangkunya.
“Ppsstt heh Din, Udin petot,” Jo berbisik memanggil Udin di sebelahnya.
“Apaan Jon,” jawab udin pelan.
“Lu kenapa gak pernah bilang kalo bu Ratih oplas, tau gini kan gue semangat masuk kelasnya,” ucap Jo.
“Heh ngawur, itu bu Intan doi asisten dosennya bu Ratih, udah sebulan gantiin beliau,” Udin masih berbisik.
“Ohh pantesan masi muda,” Jo tidak berkedip memandang dosen cantiknya.
“Heh jangan salah lu, doi galak banget, bae bae lu ntar salah-salah lu kena semprot,” Udin memperingatkan Jo.
 
"Yang galak gini biasanya penyayang bro hihi," ucap Jo asal.
"Tolong yang di belakang jangan berisik ya, atau mau menggantikan saya di depan silahkan," ucap dosen itu memandang ke arah Jo yang masih menatap tanpa berkedip.
"Tuh kan lu sih, dah di bilang galak," Udin berbisik-bisik pada Jo.
Kehadiran dosen muda dan cantik itu membuat Jo 20% lebih semangat dalam kuliah. Pertama kalinya Jo merasakan jantungnya berdegub kencang, bahkan Cilla pun tak membuatnya seberdegub itu pertama kali bertemu.
Selesainya kelas bu Intan pagi itu Jo bergegas mengikuti dosen mudanya dari belakang yang di sadari juga oleh dosennya.
Tiba di depan ruang dosen, tak sengaja Jo berpapasan dengan Bu Dandi.
“Kamu, yang kemaren perbaikan nilai sama saya kan?” bu Dandi mengagetkan Jo.
“Eh, loh ibu lupa sama saya, OB baru kemarin bu ehehe, nanti saya bikinin teh manis tawar ya bu, sekarang mau beresin mejanya bu Intan dulu, bentar ya bu,” ucap Jo yang meninggalkan Bu dandi yang masih linglung di buatnya.
“Loh tapi kok mukanya mirip yang kemaren ya,” Bu Dandi kebingungan.
*Di meja Bu Intan
“Sudah berapa banyak dosen yang kamu gendam,” ucap Intan mengagetkan Jo.
“Waduh bu saya bukan dukun,” ucapnya.
“Sepertinya kamu terkenal di kalangan dosen di sini,” ucap Intan yang tengah sibuk merapikan buku-bukunya di atas meja.
“Aahh ibu bisa aja, saya jadi malu,” jawab Jo.
Intan yang mulai pusing menghadapi Jo pun tak banyak bicara lagi dengannya.
“Jadi tugas saya apa sekarang bu?" tanya Jo.
“Tugas untuk apa?” tanyanya balik .
“Ya karna saya terlambat di kelas ibu, kan ibu suruh saya kesini untuk kasih tugas ke saya kan?” Jo bingung.
“Apakah hukuman berupa tugas bisa membuat kamu tidak melakukan kesalahan yang sama lagi?" pertanyaan Intan sangat berat di otak Jo.
“Lalu saya harus apa sekarang bu,” tanya Jo lagi.
“Pulang, introspeksi, besok menghadap saya dan beri tau saya hasil introspeksi kamu,” ucap Intan.
Kejadian langka dalam hidup Jo selama ini, tidak ada orang sebijak Intan dalam menghadapi Jo. Di situlah Jo makin bingung dengan sikap dosen mudanya itu. Dia lebih senang jika di hukum dengan hukuman fisik atau di berikan tugas banyak dari pada harus berpikir keras seperti ini.
Sepanjang perjalanan pulang, Jo memikirkan setiap kata yang di ucapkan oleh dosennya itu. Namun sekeras apa pun Jo berfikir, tetap saja tak menemukan jawaban dari pertanyaan dosennya.
 Bersambung...

Book Comment (90)

  • avatar
    t******3@gmail.com

    lucu bgt deh

    12/03/2023

      0
  • avatar
    Nrzatilh

    Kenapa gk Happy ending😭agak kecewa🥺

    18/11/2022

      0
  • avatar
    M******2@gmail.com

    mantaappp

    30/09/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters