logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

bab 7. taksi ?

alia sudah siap untuk berangkat kampus, alia juga sudah memesan taksi, alia pamit dengan arkan yang menunggunya di depan pintu.
alia melihat taksinya sudah sampai, alia bergegas menuju taksi yang dia pesan saat alia hendak masuk arkan menahan alia untuk masuk.
" ini saya kasih uang 500 rb, dan kartu atm kamu pakai untuk keperluan kamu " kata arkan sembari memberikan uang dan kartu atmnya.
" terima kasih mas, saya pergi dulu " kata alia masuk ke dalam taksi.
taksi melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang cukup padat, sesampainya di kampus alia memberikan pada pak sopir, lalu berjalan masuk ke dalam kampus.
alia mencari keberadaan aruna, alia menyisiri lorong kampus tapi alia tidak menemukan keberadaan aruna.
" tadi katanya dia sedang menungguku, sekarang kemana dia " kata alia bergumam.
aruna datang arah belakang ingin mengejutkan alia, dengan perlahan aruna mendekati alia.
" door "
alia terkejut di buatnya, aruna tertawa terbahak - bahak melihat alia yang terkejut karena dirinya.
" sudah cukup tertawa nya aruna " kata alia meminta aruna untuk berhenti, apalagi sekarang orang - orang pada melihat dirinya dan aruna.
" iya iya aku berhenti " kata aruna sambil menghapus airmata yang tidak keluar.
" aku mencari mu kemana - mana ternyata kamu mau mengejutkan ku " kata alia memukul pelan aruna.
" ampun alia, berhenti memukuli ku " kata aruna.
" jangan di ulangi lagi, jantung ku hampir copot karena ulah mu " kata alia memengang dadanya.
" ayo kita pergi kelas akan segera di mulai, pak arkan yang akan mengajar." kata aruna menggoda alia.
" berhenti menggodaku " kata alia melotot pada aruna.
" iyaaa " kata aruna merangkul tangan alia.
di dalam kelas masih sedikit orang yang datang, aruna dan alia memilih duduk di paling depan agar bisa melihat dengan jelas materi yang di berikan oleh pak arkan hari ini.
alia membuka buku catatannya, tak berselang lama arkan datang sambil membawa laptop di tangannya.
aruna ingin memandang pak arkan seperti biasanya, tapi pak arkan sudah punya pawang aruna menghela napas kasar.
alia mencatat setiap yang dia anggap penting dari penjelasan arkan, karena saat alia pulang nanti akan di minta catatannya hari ini.
" begini lah susahnya bila menikah dengan dosen muda, apa apa suruh catat " kata alia mengeluh.
aruna menepuk pundak alia dengan pelan.
" yang sabar ini cobaan " kata aruna menahan tawanya.
alia melotot ke arah aruna yang tak henti - henti nya mengodanya hari ini,
" arunaaa, aku harus mencatat sekarang, jadi tidak bisa di nganggu " kata alia kesal.
" nanti pinjam catatannya alia sayang " kata aruna dengan ekspresi imutnya.
nara memutar matanya, " catat sendiri " kata alia kembali mencatat.
" kok gitu sih, nanti aku traktir deh makan sate langganan kita gimana, kan kita sudah lama tidak pergi kesana " kata aruna memberikan penawaran,
" deal, kita akan makan sate dan kamu yang bayar " kata alia.
" oke deal, " kata aruna dengan cepat.
alia kembali mencatat, arkan menjelaskan materi terlalu rinci, sehingga membuat alia merasa harus mencatat semuanya.
jam pelajaran arkan selesai, satu persatu mahasiswa meninggalkan kelas, begitu juga dengan aruna dan alia yang sudah berada di luar kelas.
alia dan aruna tengah menunggu taksi yang mereka berdua pesan, dari kejauhan alia melihat taksi yang mereka berdua pesan sedang melaju ke arah mereka berdua.
taksi berhenti tepat di depan mereka berdua, alia dan aruna masuk ke dalam taksi, alia sudah tidak sabar makan sate begitu juga dengan aruna.
sesampainya di tempat sate, mereka berdua mulai mencari tempat untuk makan, tempat sate di sini kelihatan sedikit padat dengan pengunjung.
" kamu pesankan satenya aruna, kan kamu yang traktir " kata alia menaikkan kedua alisnya.
" iya aku akan pergi ke mang satenya dulu " kata aruna beranjak pergi.
aruna menyapa mang asep, dulu mereka sering makan di sini sehabis pulang dari kampus, tapi akhir - akhir ini alia dan aruna sangat sibuk jadi tidak sempat makan di sini.
" mang asep apa kabar " kata aruna menyapa.
" baik neng, kenapa jadi jarang makan sate di sini " kata mang asep sambil mengipasi sate.
" biasa mang banyak tugas dari kampus, aku pesan seperti biasa ya mang " kata aruna.
" ohh jadi gitu, mang siapkan dulu pesannya " kata mang asep.
" kami duduk di sana mang " kata aruna menunjuk ke arah meja panjang.
mang asep mengangguk paham, aruna beranjak pergi dari sana, aruna duduk di depan alia jadi sekarang mereka berdua saling berhadapan.
" perut ku sangat lapar sekarang, sate mang asep memang lah yang terbaik " kata alia mengusap - usap perutnya pelan.
" iya sate di sini memang terbaik, karena tugas yang menumpuk kita jadi sibuk, dan jarang datang lagi kemari. " kata aruna dengan perasaan kesal.
" paling tidak sekarang kita bisa bersantai sejenak dari kesibukkan kita " kata alia.
" iya, aroma sate sudah masuk ke hidungku, membuat perut ku meronta - ronta minta di sini" kata aruna menghirup aroma sate.
aruna menjadi senang saat mang asep menaruh sate pesanan mereka di meja, aruna makan dengan lahap.
alia geleng- geleng kepala melihat tingkah sahabatnya satu ini, aruna kalau soal makan lebih cepat dari apa pun, aruna bahkan rela harus mengantri makanan berlama - lama.
alia makan dengan perlahan, sesekali alia meminum es tehnya, aruna masih fokus dengan makanannya.
seorang pria yang sebaya dengan alia dan arun datang menghampiri mereka dan duduk di samping aruna dengan santainya.
alia makan dengan cepat satenya, aruna melirik kearah pria itu dengan perasaan tidak suka, pria itu tatap makan satenya dengan santai.
alia sudah menghabiskan satenya begitu juga dengan aruna, mereka sudah bersiap untuk pergi tapi pria itu tiba - tiba menarik tangan aruna sehingga aruna duduk kembali.
" apa maksudnya tarik - tarik tanganku " kata aruna dengan perasaan marah.
" aruna, ini aku bagas kamu lupa dengan ku " kata bagas menatap aruna.
" siapa bagas, aku tidak kenal tuh teman yang namanya bagas " kata aruna tidak mengerti.
" masa sih lupa, aku kan teman waktu smp ingat tidak dulu kita pernah dekat banget pas zaman smp " kata bagas menerangkan, bagas merasa kesal karena hanya dirinya yang masih menginggat aruna sementara dirinya malah melupakannya begitu saja

Book Comment (181)

  • avatar
    ManjaLilik

    sangat menyentuh hati dan menyimpulkan cerita di atas bahwasannya di dalam perjodohan tidak bisa dipaksakan dalam bentuk apapun

    30/01/2022

      0
  • avatar
    Humairo'Alyvia Farda

    semangat berkarya! terus asa skill menulis kamu ya!

    24/01/2022

      1
  • avatar
    farlyaaa

    best

    3d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters