logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6 MAAF

“ hai Ar” sapa Raga menyadarkan Aruna yang terdiam atas kedatanganya, “ ma-masuk ga” titah Aruna canggung. Raga masuk di belakang Aruna, kini kedua mata yang tak pernah ketemu kembali bertemu dengan cara yang tak pernah di duga.
“bagaimana kabarmu?” ucap Raga mencairkan suasana yang canggung, “aku baik, bagaimana dengan mu dan-“ ucap Aruna terhenti saat ia akan mengatakan sesuatu. “ Arga? Baik, malah kini dia sudah memiliki seorang anak perempuan yang cantik, sama cantiknya kayak kamu” ucap Raga senang dengan menggoda Aruna.
Aruna mencoba untuk menahan diri untuk tidak terkejut, “ Raga, apa kamu sudah menikah?” tanya Aruna spontan dari bibirnya. Raga hanya tersenyum melihat wajah cantik Aruna yang sangat ia rindukan “ tentu saja sudah, dan aku akan memiliki seorang anak laki-laki” balas Raga senang dan Aruna hanya terkekeh saja.
“ bagaimana dengan mu” tanya Raga disela-sela meminum teh nya, “aku akan menikah” ucap Aruna tersenyum manis di bibirnya. “Aruna, sudah malam lebih baik aku pulang” pamit Raga melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.
“ emmm, yaudah, makasih untuk yang ke 4 tahun kemarin ga” ucap Aruna tersenyum menatap wajah tampan Arga eh ralat Raga. Raga pun pergi dari kamar Aruna menginap, dan gadis itu kini sedang melihat sebuah buku undangan yang bertuliskan nama Arga dan juga Daisy.
Sementara itu
Raga berjalan memasuki sebuah cafe, seorang pria sudah menunggunya di dalam menikmati secangkir kopi hangat. Raga duduk dan berhadapan dengan pria itu, “ mau sampe kapan kita harus bertukar posisi, kayak gini bang” itu Raga. “gua gak tau Ga,” balas acuh Arga, Raga hanya menghela napasnya jengah dengan jawaban dari saudara kembarnya itu.
“ bang gw tau lu sayang sama Aruna, tapi gak kayak gini” ucap Raga terhenti sejenak menatap Arga yang sibuk dengan telepon gengamnya. “ Aruna bakal lebih benci sama lo bang, kalo dia tau” lanjut Raga menatap secangkir kopi di depannya.
......
Pagi ini Aruna akan bersiap untuk kekantornya, dan masalahnya dengan Adit akan ia bicarakan saat makan siang nanti. Aruna akan menjelaskan tentang ia saat di cafe sore itu, dan begitu pun Adit. Saat sedang bersiap Adit menelpon membuat senyum indah merekah di bibirnya.
“ halo, assalammuallaikum”
“wallaikumsallam”
“ biar kamu aku jemput, jangan kemana-mana sebelum aku dateng ok”
“ hmmm baiklah, aku tunggu”
Telepon terputus dan Aruna masih saja tersenyum karena ia sudah kembali pada Adit. Namun sudah 10 menit Adit belum datang juga, dan Aruna akan ada pertemuan dengan klien 5 menit lagi, kerna keterlambatan Adit membuat Aruna berjalan keluar dan menaiki taksi.
Ting..
Suara dering pesan membuat Aruna tersenyum saat melihat nama di atas pesan itu.
Calon imam
Aku minta maaf ya, gak bisa jemput kamu.
Ada sahabat dari aku kecil main kerumah,
Jadi gk bisa nganter kamu deh.
I’am sorry beib
Seketika senyum Aruna menghilang dan ia sangat kesal atas pesan itu, Aruna tak berniat untuk membalas pesan itu. Ia pun menyimpan telepon gengamnya dan turun di sebuah perusahaan miliknya.
.
.
.
“ emmm jika sudah selesai,saya pamit duluan ya” pamit Aruna sopan dan pergi dari ruangan pertemuan, ia sangat lelah dan berniat untuk pergi makan siang sendiri.
Aruna hanya tinggal menunggu makanan yang ia pesan, tak lama makanan pun datang dan itu membuat Aruna senang. “ hai”ucap seorang pria membuat Aruna mendongakan kepalanya dan menatap pria itu lekat.
“Arga?”
Aruna terlihat terkejut namun, ia melihat seorang pria yang ia kenal sedang bersama dengan wanita lain. Tanpa memperhatikan Arga, Aruna pergi dari sana dan menghampiri pria itu. Arga merasa bingung kemana Aruna pergi, itu Adit, pria yang sangat di cintai Aruna.
“ Adit” ucap Aruna lirih di belakang Adit serta perempuan yang sedang merangkul lengan kekar Adit. Adit menoleh kearah belakang dan ia terkejut setelah melihat Aruna yang sudah dipenuhi dengan Air mata di kedua pipinya. Aruna kecewa dengan Adit dan Arga menghampiri Aruna jauh, ia tersenyum senang melihat Aruna kecewa dengan pasangan barunya dan akan kembali bersama dengan nya.
Adit melepasakan rangkulannya dan berniat berjalan kearah Aruna, namun Aruna dengan cepat berlari dan menaiki taksi. Adit merasa kesal, mengapa Aruna harus terjerumus kedalam salah paham lebih dalam lagi. Arga berjalan kearah Adit yang sedang menatap taksi yang di naiki Aruna, Arga menyenggol bahu Adit dengan berbisik “dia bakal jadi milik gue”
Mendengar itu Adit emosi dan langsung menghantam rahang keras Arga, dan Arga tak diam saja ia langsung membalas pukulan Adit membabi buta dan tak memberikan Adit untuk melawannya. Wanita yang bersama Adit tadi, pergi berlari meminta tolong, dan dua orang pria datang dan menjauhi Arga dari Adit yang sudah terkujur lemas.
Arga melepas paksa cekalan kedua pria itu dan pergi dari sana tanpa jejak, Adit dengan cepat berdiri dengan wajah yang penuh dengan luka lebam di wajahnya. Dan Adit pergi dari sana mengejar Aruna yang sudah menjauh dan meninggalkan wanita yang bersamanya tadi.
Adit mengendarai mobilnya di atas rata-rata mengejar taksi yang di naiki Aruna, Adit merasa sangat kecewa dengan dirinya mengapa ia menuruti permintaan teman kerjanya. Dan membuat Aruna salah paham.
....
Aruna yang sedang terdiam menatap sebuah acara di televisi di rumahnya, terlihat ia sangat menikmati cemilannya nampak seperti tidak terjadi apapun yang terjadi kemarin.
Tok tok tok
Suara ketukan yang menganggu Aruna, membuat gadis itu berdiri dan berjalan dengan malas. “Adit?” Aruna tampak sedikit terkejut dengan kedatangan Adit, begitu pun Adit yang terkejut melihat penampilan Aruna, yang memakai kaus oversize celana pendek dan rambut yang dicepol asal, serta dengan wajah yang belepotan akibat cokelat yang menempel pada wajah cantik itu.
“ assalammuallaikum,” salam Adit sebelum memasuki rumah Aruna. Dan Aruna membalas salam itu dan memperbolehkan Adit masuk, “ sebentar aku ambil minum dulu” Aruna pergi ke dapur dan mengambil sebuah minuman. Aruna menaruh gelas berisi air, dan duduk disamping Adit dan menatapnya lekat.
Adit mengelus lembut rambut panjang Aruna dan tersenyum, “ maafin aku” ucap Adit menatap sendu Aruna, Aruna tersenyum dan mengangguk Adit merentangkan kedua tangannya dan Aruna memeluk tubuh hangat Adit. Melihat keduanya membuat acara tv yang sedang mereka tonton membuat pemain didalamnya lebih baper dibandingkan dengan mereka yang menonton.
....
Hari menjelang malam, dan Aruna yang sedang tertidur dengan perlahan membuka matanya. Ia memperhatikan sekitar, Adit sudah tidak ada disana padahal Aruna mengingat kalo ia sedang tertidur di pangkuan Adit.
Tok tok tok
Suara ketukan mengalihkan Aruna, ia pikir itu Adit yang kembali datang, senyum manis terukir di bibirnya. Dengan segera Aruna berdiri dan berjalan kearah pintu. Saat pintu sudah di buka seketika senyum manis itu menghilang dalam sekejap.
“papah!”
“mau apa, papah kesini” tanya Aruna acuh, Aruna sudah tidak peduli dengan keberadaan Hary yang tak lain adalah ayah kandung Aruna. Aruna sangat membenci ayahnya itu, karena kejadian 14 tahun lalu, dimana Mirna yang sedang sakit dan hanya Aruna ynag menemani ibunya sendiri.
Sedangkan ayahnya pergi bersama wanita lain, dan berfoya-foya di sebuah klub terkenal dan pulang tengah malam. Pisi misi poya poya kali ahhh
Flassback on
Seorang wanita yang sedang tertidur di samping banker ibunya, terlihat wanita itu sangat kelelahan akibat mencari sesuatu untuk sang bunda. Mishel mengelus lembut surai panjang itu dengan senyum manis di kedua sudut bibirnya. “eungg, ma-mamah” Mishel tersenyum saat putrinya terbangun dari tidurnya.
“mamah HOAMMM, bhutuh ahpah ma-“ ucapnya terpotong karena mulut yang di tutup oleh Mishel usil, “Aruna, kalo lagi nguap, tutup mulut, jangan sambil ngomong” ucap mishel lembut, dan Aruna ia hanya menampilkan deretan gigi putihnya, “iya mah, maaf ya” balas Aruna dengan senyum manis di bibirnya,
“bagaimana sekolahmu” tanya Mishel spontan, Aruna ia hanya diam menunduk tak berani menatap wajah cantik Mishel. Mishel hanya menggelengkan kepalanya, “kamu bolos lagi?” tanya nya lembut, karena pertanyaan itu sontak Aruna menatap Mishel, “bagaimana mamah bisa tau, kalo aku bolos” batin Aruna takut
“ma-maafin una mah” ucapnya takut, mishel menarik telingan Aruna sedikit kencang dan itu membuat Aruna merasa sakit di kupingnya “a-ahhh mah sa-sakit” lirih nya, Mishel melepaskan telingan Aruna dan menatap Aruna yang sedang mengusap-ngusap kan telingan nya yang terasa panas dengan bibir yang seperti menggerutu.
“tuhan, jika kau mengambilku sekarang, jagalah Aruna. Hanya dia yang aku punya” batin Mishel dengan air mata yang sudah tak bisa di bendung. Aruna yang melihat ibunya menangis membuatnya menghampiri Mishel dan menghapus bulir-bulir bening itu, “mamah kenapa nangis, mamah inget papah?” tanya Aruna lirih.
Mishel hanya menggeleng, dan ia menghentikan jari-jemari Aruna yang terus saja mengusap pipinya “mamah Cuma takut, kalo mamah gk ad-“
“shuuut, jangan ngomong kayak gitu Una gk suka mah, una yakin mamah akan sembuh dan una janji akan dapet donor jantungnya” potong Aruna cepat. Mishel ia hanya tersenyum dan menggunakan kepalanya sebagai jawaban iya.
Saat Aruna sedang memberi makan Mishel, pintu kamar Mishel di dobrak orang dan itu membuat perhatian Aruna dan juga Mishel teralihkan. “papah” ucap Aruna dan menaruh bubur rumah sakit di atas meja, “papah mabuk ya” ucap Aruna kesal, melihat Hary yang sedang mabuk berat.
Hary tersenyum dan menarik lengan Aruna, “pa-pah le-lepasin, mamah sendiri” ucapnya lirih. Hary ia tidak menjawab Aruna dan ia masih saja menarik Aruna, Mishel yang melihat itu ia mencoba untuk berdiri dan menggengam lengan Aruna kuat. “lepasin, lepasin Aruna brengsek” ucap Mishel kencang, Hary yang sudah kesal melepas lengan Aruna dan ia juga melepas gengaman tangan Mishel.
Dan membawa Aruna pergi dari sana, Mishel menangis ia tak bisa menahan Aruna. Ia berteriak dan membuat beberapa suster menghampirinya, dan membawa Mishel ke ranjangnya kembali. Karena Mishel yang terus saja berontak, salah satu suster menyuntikan obat bius dan membuat Mishel tertidur.
Di tempat Aruna
Aruna teru saja berontak di dalam mobil, dan itu membuat emosi Hary memuncak “DIAM KAMU!!” suara bentakan Hary membuat Aruna seketika terdiam dan ia menunduk menahan tangis, ia mengingat kadaan Mishel di rumah sakit.
“pah, kita mau kemana” tanya Aruna pelan, Hary ia melihat Aruna yang sudah terdiam dan sedang melihat kearah jalanan. “kita akan ke Jepang, dan berlibur di sana dan menaiki pesawat”
........
Mishel yang sudah tersadar dan sedang melihat berita di tv, hingga satu berita yang membuatnya terkejut. Ia menangis, tubuhnya bergetar hebat dan ia menggigit bibir bawahnya hingga berdarah. Seorang suster masuk kedalam kamar Mishel dan melihat Mishel yang menangis.
“bu, ada apa” tanya suster itu, Mishel melihat suster itu “apa kejadian hari ini” tanya nya bergetar. “iya itu hari ini” ucap suster itu, mishel ia menangis, ia sudah berpikir buruk tentang keadaan Aruna, dan memikirkan apa Aruna menaiki pesawat itu.
( 1 tahun kemudian )
Keadaan Mishel yang semakin memburuk akibat kasus 1 tahun lalu, ia tak ingin makan dan menolak donor jantung. Mishel sedang duduk di ranjangnya ia bertatapan kosong,
Tok tok tok
Suara ketukan pintu tak membuat Mishel berhenti dengan tatapan kosongnya, ia tak menyadari seorang gadis cantik yang tak bertemu dengan nya selama 1 tahun lamanya. “assalammuallaikum mah,” ucap gadis yang sudah di samping Mishel.
Mishel menoleh dan ia terkejut, Mishel kembali menangis seolah-olah tak percaya dengan apa yang ia lihat. “Aruna” ucap Mishel dengan tangis yang sudah parau. Mishel memeluk tubuh Aruna, ia menangis di sana dan terus membekap tubuh Aruna.
“ka-kamu kenapa tega, tinggalin mamah hiks” ucap Mishel dengan suara yang sudah serak akibat menangis, Aruna mencoba meraih wajah Mishel. Ia kesusahan untuk menghapus air mata Mishel dan membuat Mishel melepaskan kacamata hitam itu.
“Aruna, kamu buat?” ucap Mishel, dan di angguki oleh Aruna, Mishel menutup mulutnya kaget. Ia tak percaya kalo putrinya yang sangat ia sayangi, menjadi buta dan tak bisa melihat apapun.
Flassback off
“Una, papah minta maaf” ucap Hary menatap wajah cantik Aruna, “lebih baik anda pergi dari sini sekarang” ucap Aruna menahan emosi. “tap-
“PERGI!!!”

Book Comment (79)

  • avatar
    SirenSahril

    cerita cukup bagusssssssss

    4d

      0
  • avatar
    KhodirDedy abdul

    bguss mntap Applekasi nyq

    28d

      0
  • avatar
    CiciCici

    menarikk cuyy

    31/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters