logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

BAB 9 ~ Bintang film

Saat menunggu Franc yang sedang berlatih bersama teman-temannya, Vyna mendapat telepon dari seorang sutradara yang sangat terkenal di Hollywood. Sutradara tersebut menawarkan kepada Vyna untuk bermain dalam film terbarunya.
“Halo dengan Vyna disini, maaf dengan siapa saya bicara?” jawab Vyna setelah mengangkat teleponnya.
“Halo Vyna, saya David sutradara yang pasti kamu sudah tahu. Bukan begitu?”
“Benarkah ini anda? sutradara yang terkenal itu? Maaf sebelumnya, ada perlu apa bapak dengan saya?” tanya Vyna antusias.
“Tentu saja Vyna, saya mau menawarkan sebuah film untukq kamu dan kamu akan jadi pemeran utamanya. Saya harap kamu mau menerima tawaran saya karena kamu adalah orang pertama yang beruntung saya tawari peran ini. Bagaimana kalau kita bertemu dikantor besok?”
“Saya merasa sangat tersanjung sekali. Baik pak saya akan ke kantor bapak besok.”
“Ok Vyna saya tunggu kamu besok di kantor saya jam 11 pagi ya?”
“Baik pak, saya akan datang besok.”
Setelah mematikan teleponnya, Vyna langsung menceritakan hal tersebut kepada Franc. Franc pun turut berbahagia karena kekasihnya mendapat tawaran bermain dalam sebuah film yang disutradarai oleh sutradara yang sangat terkenal.
Paginya, Vyna dengan diantar oleh Franc pergi untuk menemui sang sutradara yaitu David, dikantornya. David pun menyambut kedatangan Vyna dan Franc.
“Akhirnya kamu datang juga Vyna. Saya sudah lama sekali menunggu kamu untuk bisa bermain di film saya,” ucap David sambil mempersilakan Vyna dan Franc duduk.
“Terima kasih pak, saya juga merasa sangat terhormat bisa bermain dalam film anda.”
Mereka pun berbincang-bincang mengenai proyek film yang akan mereka kerjakan. Tidak lama kemudian, akhirnya kesepakatan diantara mereka tercapai juga Franc menyetujui Vyna untuk menerima tawaran untuk bermain dalam film tersebut.
Lalu mereka membicarakan mengenai adegan yang akan dimainkan, pembagian honor, dan sebagainya. Setelah membaca semua syarat dan perjanjian yang berlaku, Vyna pun setuju lalu ia menandatangani kontrak kerjasama tersebut.
Hari yang ditentukan mengenai penggarapan film pun tiba, Vyna memulai syuting pertamanya di bawah arahan sutradara David.
Betapa terkejutnya ia, karena lawan mainnya dalam film tersebut adalah Stefan yang merupakan aktor favoritnya. Vyna merasa sangat senang sekali bisa bermain bersama dengan aktor favoritnya tersebut.
“Hay aku Stefan, kamu pasti Vyna kan anak dari pasangan aktor dan aktris yang sangat berbakat di Indonesia. Tentunya, aku sangat yakin kalau kamu juga tidak kalah berbakat dari mereka,” ucap Stefan sambil berjabat tangan dengan Vyna.
“Iya aku Vyna. Terimakasih atas pujian anda, tapi bagaimanapun juga aku belum bisa sehebat mereka,” kata Vyna dengan tersipu.
“Jangan khawatir, setah kamu bermain di film ini kamu pasti akan terkenal seperti mereka bahkan mungkin bisa jauh lebih terkenal nanti.”
“Terima kasih, saya sangat tersanjung dengan pijian anda,” ujar Vyna dengan tersenyum.
“Ya sama-sama. Oh ya dari tadi kamu panggil aku anda, aku rasa usia kita tidak jauh berbeda. Jadi kalau kamu tidak keberatan, kamu bisa memanggilku nama saja.
“Baiklah, Stefan...,” ucap Vyna dengan sedikit kikuk.
Dalam film yang diperankan Vyna dan Stefan, dikisahkan bahwa Vyna dan Stefan adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah dan sedang menikmati honeymoon mereka di Hawaii, Amerika Serikat.
Sesuai latar cerita tersebut, adegan syutingnya pun dilakukan di Hawaii. Oleh karena itu, demi profesinalitas di dunia yang ia geluti sekarang, Vyna pun rela meninggalkan Franc di London seorang diri demi pekerjaanya.
Sementara itu, di London Franc merasa sangat cemas karena sejak Vyna pergi belum sekalipun ia menghubungi Franc walapun hanya sekedar memberitahu kabar. Franc pun terus menghubungi Vyna, namun tak sekalipun Vyna menjawabnya.
“Mungkin dia memang sedang sibuk sekarang, sebaiknya aku tidak mengganggunya. Tapi aku tidak bisa diam saja tanpa mengetahui keadaan Vyna disana, apakah ia baik-baik saja atau tidak,” gumam Franc sambil berjalan mondar-mandir dengan wajah frustasi.
Di sela-sela istirahat syuting ketika Vyna baru melihat HPnya, ternyata banyak panggilan tidak terjawab dan pesan dari Franc. Saat itu juga ia langsung menghubungi Franc dan memberi tahu keadaannya kepada Franc.
Franc yang mendapat panggilan dari Vyna segera mengangkat telepon nya dengan antusias.
“Halo sweety, akhirnya kamu telepon aku. Apa kamu baik-baik saja disana? Aku dari tadi cemas sekali memikirkan kamu. Kenapa kamu susah dihubungi?” cecar Franc dengan wajah yang sangat panik.
“Sebelumnya aku minta maaf karena aku nggak langsung hubungin kakak waktu aku sampai disini. Kakak tau sendiri kan kalau aku disini buat kerja, jadi setelah sampai aku udah nggak ada waktu aku langsung kerja. Jadi aku minta maaf ya,” ucap Vyna dengan penuh menyesal.
“Iya aku sudah maafkan kamu. Tapi lain kali jangan diulangin lagi ya, aku benar-benar khawatir tau nggak sama kamu.”
“Iya sweety aku janji aku nggak akan pernah ngulangin kesalahan ini lagi ya.”
Disela-sela percakapannya dengan Franc di telepon, Stefan memanggil Vyna karena mereka harus melanjutkan syuting kembali.
“Sorry, bukannya aku bermaksud buat ganggu kamu tapi aku cuma disuruh sutradara buat manggil kamu karena sebentar lagi kita mau take.”
“Ok sebentar lagi aku kesana, thanks Stefan.”
“Yups,” jawab Stefan dengan menganggukkan kepalanya.
Kemudian Vyna melanjutkan percakapannya dengan Franc.
“Stefan? Siapa Stefan?” tanya Franc penasaran.
“Hmm... Dia itu... Sweety, udah dulu ya nanti aku telepon lagi. Aku harus balik kerja dulu, ok sweety bye.” Tanpa menunggu jawaban dari Franc, Vyna langsung mematikan telponnya dan bergegas ke lokasi syuting.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam dan Vyna masih di lokasi syuting karena adegan yang akan ia mainkan bersama Stefan memerlukan suasana malam yang tenang dan romantis.
Adegan yang akan ia mainkan tersebut adalah adegan ranjang atau yang biasa disebut dengan adegan pasangan suami istri. Namun tetap hanya sebatas akting dan tidak melampaui prosedur yang ada.
Dengan berbalut pakaian tidur yang seksi, Vyna pun berbaring disamping Stefan yang hanya mengenakan celana boxer.
“Kelihatannya kamu gelisah banget Vyn, kamu ngerasa nggak nyaman ya ngelakuin adegan ini sama aku?” selidik Stefan sambil menatap Vyna dengan pandangannya yang tajam.
“Hmm... bukannya gitu, cuma aku... aku belum terbiasa aja ngelakuin adegan kayak gini. Jujur ini pertama kalinya aku ngelakuin adegan yang seperti ini,” jawab Vyna jujur.
“Oh jadi itu masalahnya. Tenang saja ya.” Stefan menyentuh pipi Vyna dan mengelusnya dengan lembut, “Aku akan pelan-pelan, nanti aku ajarin kamu dibagian yang kamu nggak bisa. Aku pengen senyaman mungkin kita ngelakuinnya, supaya chemistry diantara kita bisa bagus ya,” ujar Stefan untuk meyakinkan Vyna.
“Ya... Thanks ya, udah mau ajarin aku.” Vyna melepas tangan Stefan dari pipinya, lalu Stefan hanya tersenyum kepada Vyna.

Book Comment (84)

  • avatar
    FaezyamahardikaEja

    aku sangat senang dengan membaca buku ini juga bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka adalah orang yang tidak bisa menjadi salah satu yang tidak dapat di operasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar n

    18d

      0
  • avatar
    Farah John

    Sangat mengkagum kan

    17/12

      0
  • avatar
    JAYA MANDIRIRIZKI

    ok ok

    15/07/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters