logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 dilema

Malam ini aku harus mempersiapkan diri untuk menjauh dari Mas Danang. Bukan aku menyerah dan tak mau berjuang,tetapi untuk apa kita mempertahankan sesuatu yang telah rusak?
"nad. sayang buka pintu dong. kita harus bicara." Kata mas Danang di balik pintu. aku masih terdiam.
"nad. Please."mas Danang memohon padaku.
"Aku capek mas. Istirahatlah." ucapku dari dalam kamar. Aku hanya bisa berdoa dan terus berdoa. Nanti mau seperti apa hanya allah yang tau.
######
"Selamat pagi sayang." Sapa mas Danang. Dan ia bersiap ingin mencium pipiku,tetapi aku mengelak dengan dalih akan membuatkan susu anak anak.
"Selamat pagi mama. papa." sapa Putri san Lintang kompak.
"pagi." jawabku singkat sembari menyodorkan susu untuk mereka.
"minumlah." kataku tak kalah singkat. Aku melihat kedua purtiku hanya melongo tampak keheranan dengan kediamanku.
"Mama masih marah?"Tanya Putri.
"Kenapa mama harus marah?"aku berbalik tanya.
"Maafkan aku ma. Jangan marah dan mendiamkan kami begini ma."Bujuk Putri aku hanya tersenyum.
"Maaf itu hanya untuk sesuatu yang salah nak." Semua terdiam.
"Kalau kalian tak salah tetapi mama diam,ya jangan merasa tak enak hati sayang." ucapku sembari melirik mas Danang. Ia tampak salah tingkah. Tak lama kemudian mobil sekolah sudah datang menjemput kedua putriku. Setelah keduanya berpamitan aku melanjutkan sarapanku. Dan kali ini aku hanya. berdua dengan mas Danang.
oh tuhan..... Ingin rasanya aku hilang ingatan saja. Supaya aku melupakan kalau suamiku ini telah menghianatiku.
"Sayang kita harus bicara." ucap mas Danang membuka percakapan.
iya...... Kita harus berbicara.
"Katakan."Ucapku singkat.
"Kamu jangan salah sangka dulu,Nad. Aku dan Karin nggak ada hubungan apa apa. kita hanya teman."Terangnya
"O iya?" kataku semakin singkat
"Iya." jawab mas Danang singkat dan menyandarkan badannya pada sandaran kursi makan.
"Lalu kenapa kalau teman kemarin sangat grogi? Dan iya.... kenapa setelah melihat aku malah salah tingkah?" Tiba tiba pintu di ketuk dari luar dan aku berdiri melngkah meninggalkan mas Danang sendiri. Aku membuka pintu rumah. Dan betapa terkejutnya aku,mendapati perempuan yang ada di depan pintu.
"Mencari Mas Danang?"tanyaku
"Iya mb." jawab wanita itu yang bernama Karin.
"Masuklah. kekasihmu ada di dalam." Ucapku mempersilahkan tamu masuk. Ia terlihat agak canggung.
"Duduklah." kataku dan perempuan itu duduk sambil matanya mentapu seluruh rungan.
"Itu pacarmu ada di ruang tamu. Ia ingin bertemu." Kataku pada mas Danang. Kulirik wajahnya terlihat pucat bagai mayat hidup. Kemudian ia berdiri dan melangkahkan kaki dengan tergesa gesa menuju ruang tamu.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"Tanya mas Danang dengan nada sedikit membentak. Kulihat Karin hanya diam saja.
"Kenapa diam?? Kamu ingin segera merusah rumah tanggaku?"hardik mas Danang. Karin tetap diam saja. Hanya air mata yang sangat deras mengalir di pipinya. Aku sedikit penasaran. Kenapa ini? Batinku.
"Mas...... Aku hamil."Ucap Karin sambil menangis. Aku bagai di sambar petir di siang bolong,aku nyaris roboh.
jangan Nadia. Kamu nggak boleh robok. kamu harus kuat. Tunjukan pada mereka kalau kamu kuat sekuat batu karang di lautan.
Kemudian aku tersadar,dan melangkah maju mendekati mereka. Mas Danang masih kusar tak karuan begitupun Karin ia semakin menjadi. Seperti anak kecil mint mainan. Sebenarnya aku tak terlihat Karin seperti itu.
"kamu hamil rin?"tanyaku sembari duduk di sebrangnya. ia hanya mengguk pelan.
"sayang jangan dengarkan dia. Dia berbohong. Dia menjebak kita. Sayang percayalah." Bujuk mas Danang. Sekarang posisinya sudah berada di depanku sedang bersimpuh dan memegang tanganku. Entah kenapa sakit yang selama ini aku rasakan sudah lenyap seketika saat mengetahui Karin hamil.
"Kamu hamil berapa bulan Rin?" tanyaku dengan suara pelan.
"4 minggu mb." jawabnya.
"ok... segeralah kalian menikah." kataku spontan. yang membuat mereka melonggo keheranan.
"Baiknya kalian menikah siri dulu.Nanti setelah bayi itu lahir baru menikah negara dan tentunya setelah kita resmi pisah mas." Kataku yang kemudian melirik mas Danang.
"Keputusanku sudah tidak bisa di tawar lagi mas." Aku melihat mas Danang ingin mengelak lagi tapi sudah ku potong.
"Mbak... maaf. sekarang bagaimana caraku memberi tahu orang tuaku kalau aku menikah siri?"tanya Karin dengan suara sudah lebih santai.
"Sekarang kita ke rumahmu. Biar aku yang bicara." Kataku sembari beranjak pergi meningglkan mereka.
"Tunggu sebentar. Aku bersiap dulu." kataku kemudian. ta pa mendengarkan jawaban dari mereka aku melangkah menuju kamar.
#######
pov Karina
siang ini aku ada janji keremu dengan Danang sasongko. kekasihku yang ternyata suami orang. Aku ketemu dengan Mas Danang di acara ulang tahun temanku yang ternyata papanya adalah teman kerja mas Danang. setelah ber kenalan dan berbincang bincang kami bertukar no hp. Dan semua berlanjut menjadi perjalanan cinta terlarang. Awalnya aku menolak,tetapi mas Danang menjanjikan uang kuliah untukku. Ya aku memang dari keluarga kurang mampu,tetapi aku memiliki cita cita menjadi perawat dan aku ingin kuliah walau kesulitan modal. setelah menjalin hubungan 6 bulan lamanya,semua berjalan normal tanpa ada cutiga dari istri pertama mas danang. Sampailah pada pertemuan di kafe siang itu. perempuan anggun yang selalu bisa meredam emosi menghampiri aku dan mas Danang yang sedang asik makan siang. Dari sikapnya menegur aku dan mas Danang sangat halus. bahkan bisa di katakan tak ada emosi.
oh.... bodohnya aku. Sudah melukai perasaan wanita seanggun itu. Tuhan ampunilah aku.
Batinku menjerit tak karuan. Tetapi tetap aku sembunyikan dari mas Danang. Aku tak ingin mas Danang rau kalau aku panik dan gelisah.
#######
Setelah pulang dari makan siang tadi kini aku kembali kelaparan karena mas Danang barusaja mengajakku maraton dalam lembah kenikmatan yang penuh dosa. Kemudian aku beranjak dari tempat tidur. Akan tetapi kepalaku terasa berat,perutku rasanya mual tak karuan.Aku melangkah gontai menuju kamar mandi. aku mencari benda kecil panjang yang ada di laci kamr mandi.
Ya aku memang selaluenyimpan tespeck. Bila aku membutuhkan sewaktu waktu bisa lebih mudah,daripada harus keluar rumah dulu. Kemudian aku mengunakannya dan sesuatu yang tak ku sangka terjadi. Ada dua garis biru
y tuhan.... apa lagi ini.
Batinku menjerit. Aku segera berlari ke kamar,aku mencari hp dan mencari kontak mas Danang. Tetapi sayangnya mas danang tidak bisa di hubungi.
Mungkinkah mas sekarang mas Danang sedang merayu istri sahnya?
ataukah mereka sudah terbuai dalm kenikmatan yang khalal? entahlah....
batinku menangis tak karuan.Dan aku bertekat bahwa besuk akan pergi menemui Mas Danang,apapun resikonya.Walaupun aku harus berhadapan dengan istri sahnya. Aku siap.
######
Tibalah aku di depan rumah mas Danang. Aku ragu untuk mengetuk pintu. Sedetik kemudian aku teringat anakku yang akan lahir tanpa ayah,kalau aku tidak ngomng dengan mas Danang.Kemudian aku memanyapkan hati untuk mengetuk pintu.
tok tok tok tok tak lama kemudian pintu terbuka dan nampak seorang wanita berwajah datar kemudia. menyapa dan mempersilahkan masuk.
nggak salah aku? Kok istrinya masih anteng anteng saja? Kenapa istrinya nggak marah tau mas Danang selingkuh? kenapa ini????
Aku duduk di sofa ruang tamu. Aku melayangkan pandanganku ke sekeliling ruangan. Banyak sekali foto mereka sekeluarga. Seperti ya mereka keluarga bahagia. Sebelum aku datang,lebih tepatnya.
Tanpa perasaan mas Danang menarik tanganku dengan kasar dan berkata
"kamu ngapain kesini? mau merusak rumah tanggaku?" katanya sambil melotot,Aku kerakutan setengah mati. Aku hanya. isa terdiam. Dengan mengumpulkan keberanian aku memberitau mas Danang kalau aku hamil. Mas Danang murka nggak karuan. Kemufian muncul lah mbak Nadia,dengan wajah sanyai ia bisa melerai kami.

Book Comment (64)

  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus👍

    04/06

      0
  • avatar
    AwaliahAdilah

    sukaaa mnarikk

    27/05

      0
  • avatar
    nur annisa

    saya suka dengan cerita ni

    22/05

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters