logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6 Rumah Kita

Setelah perbincangan yang dilakukannya bersama Diandra, Aninda memutuskan pulang ke rumahnya.
"Aku nggak menyangkah kalau anak-anak akan seantusias ini. Bahkan orang tuanya juga mendukung kami. Terima kasih ya Allah" batin Aninda.
Ya keduanya telah memutuskan untuk membentuk konsep yang seperti apa. Aninda mengingat hasil perdebatan kecil mereka saat menyusun konsep.
Flashback
"An... Nanti konsepnya seperti apa" tanya Diandra.
"Bagaimana kalau konsepnya seperti pasar gitu, nanti kita mengajarnya sistem penjual dan pembeli gitu" balas Aninda.
"Nggak deh, sepertinya ribet. Bagaimana kalau sistem permainan aja" usul Diandra.
"Boleh sih, tapi ntar mereka keasikan mainnya bagaimana" tanya Aninda.
”Iya juga sih" balas Diandra.
"Kalau aku lebih setuju sama yang konsep pasar itu, kamu" tanya Aninda.
"Ya kali An... kita gunakan konsep itu. Ini anak kecil loh, kira-kira seumuran dengan SD loh. Kalau kita pakai sistem kamu yang ada mereka pusing dong. Itukan tahap anak Seumuran kita ini" balas Diandra.
"Kalau aku lebih suka dengan konsep permainan" lanjut Diandra.
"Nggak bisa Di... Bagaimana kalau sistem tanam-panen itu kan mudah dan sesuailah dengan umur mereka" usul Aninda.
"Prosedurnya seperti apa An... jujur aku baru pertama kali dengarnya" tanya Diandra.
"Sebenarnya sih, ini aku yang pikirin... kalau prosedurnya itu. Kan nanti kita tanam tuh materinya nanti mereka yang jabarkan dengan
bantuan kata kunci yang kita jadikan sebagai pupuk, sinar matahari dan airnya. Sebelum itu kita ajar terlebih dahulu. Nah kata kunci,
semakin sulit kata kunci akan semakin dekat mereka dengan jawabannya. Nah kata kunci ini kita ibaratkan sebagai pupuk. Lalu yang agak sulit ibarat air dan yang paling mudah kita
ibaratkan sinar matahari" balas Aninda.
"Contohnya seperti apa" tanya Diandra.
"Hmm... misalnya mereka belajar membaca dan membedakan huruf kamu tahu lah huruf abjad. Pertama kita tanam Huruf Abjad nanti mereka akan mengikuti petunjuk yang ada.
Ketika mereka berhasil memahami petunjuk kita, mereka akan tiba pada tahap pemberian sinar matahari yakni ada 26 kolom dan disana ada lagi petunjuknya. Kemudian pemberian
Air, di sana Kolom pertama A dan kolom ke 26 Z lalu berlanjut ke pemberian pupuk yakni Tulislah nama-nama kalian, lalu temukanlah
aku and finally jika mereka berhasil semua huruf akan terkumpul menjadi satu. Bagaimana seru kan" balas Aninda.
"Wow... amazing, sangat bagus" puji Diandra.
"Adapun mata pelajaran yang akan kita ajarkan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Ipa, Agama tentu saja islam ya, PPKN, IPS, Seni Budaya dan juga Penjaskes nah untuk mutan lokal ada pertanian dan perkebunan
bagaimana" usul Aninda.
"Sangat lengkap, setuju" balas Diandra.
"Dan juga konsep yang kita gunakan tidak
hanya satu, aku kepikiran bagaimana kalau kita menggabungkan beberapa konsep. Yang pertama ada konsep tanam-panen, konsep Permainan, konsep pasar bagaimana" tanya Aninda.
"Boleh sih, bergantung dari kita aja sih pemakaiannya. Aku setuju kok dengan konsep yang kamu tawarkan" balas Diandra.
Back To
Aninda puas, bahkan sangat puas dengan hasil kerja keras mereka... mau tahu tidak perkembangan Rumah Kita. Langsung saja ya...
Rumah kita yang keduanya dirikan, tidak ada bedanya dengan sekolah-sekolah yang ada. Di sana ada guru, siswa, buku dan tentu saja kurikulum yang mereka gunakan adalah kurikulum yang sekarang. Hanya yang membedakannya dengan sekolah umum adalah konsep yang digunakannya. Konsep yang digunakan memang hanya tiga, tapi dari ketiga konsep tersebut menghasilkan berbagai metode menyenangkan.
Konsep pertama mereka adalah permainan, tentu saja tidak semua materi bisa menggunakan konsep ini. Adapun permainan yang mereka tawarkan yaitu, Spidol terbang. Prosedurnya dimana pun spidol itu mendarat setelah nyanyian selesai maka anak yang dituju harus menjawab pertanyaan. Ini cocok di gunakan pada semua mata pelajaran kecuali penjaskes dan muatan lokal. Intinya permainan yang mereka tawarkan tidak monotong, atau hanya satu permainan untuk semua mata pelajaran. Mereka menggunakan banyak permainan, bahkan permainan tradisional seperti permainan ular tangga, petak umpet, pencarian harta karun dan permainan congkak semuanya mereka gunakan. Sangat seru ya... jadi pengen ikut belajar juga nih jadinya.
Konsep kedua adalah tanam-panen. Sama seperti dengan yang dijelaskan Aninda kepada Putri. Dan anak-anak sangat antusias mengikutinya. Adapun materi yang menggunakannya adalah tentu saja bisa diaplikasikan ke semua mata pelajaran dengan metode yang berbeda-beda. Mereka tetap menggunakan prosedur tanam benih-air-sinar matahari-pupuk-panen, akan tetapi semakin kompleks materinya maka kata kunci yang ditawarkan juga semakin banyak. Mungkin diantara kalian ada yang berpikir ini terlalu ribet, tentu saja tidak. Karena kenyataannya anak-anak semakin antusias mengikutinya, bahkan ada saja anak-anak yang ingin ikut bergabung. Terutama anak-anak yang sementara menempuh pelajaran di SD. Apakah keduanya menolak, tentu saja tidak. Keduanya semakin senang dan menerima anak-anak tersebut.
Konsep ketiga yaitu pasar. Nah ini konsep yang paling menyenangkan karena pembelajaran yang menyerupai pasar tradisional. Seperti halnya kita belanja di pasar tentu saja ada penjual-barang dagangan-pembeli-menawar. Begitupun dengan prosedur yang kami jalankan. Guru bertindak sebagai penjual, materi yang diajarkan sebagai barang dagangan, dan tentu saja murid sebagai pembelinya. Sama halnya di pasar akan ada sistem tawar menawarnya begitupun dengan konsep ini. Materi yang diberikan akan ditawar sedemikian rupa oleh pembeli. Adapun pembayarannya menggunakan jawaban dari setiap pertanyaan yang telah murid jawab terlebih dahulu. Dan jika ada yang belum menemukan jawabannya mereka bisa menawar di penjual setelahnya, maka akan diberikan klue atau kata kunci bahkan kata pamungkas dari setiap soal yang ada. Jumlah soal yang diberikan adalah 10 nomor. Kalian pasti heran kan, gurunya hanya mereka berdua. Tapi kenapa soal yang diberikan berjumlah 10. Tentu saja bisa dong, setiap guru memegang 5 soal tentu saja jawaban ya. Dan tentu saja soal-soal yang diberikan mengikuti perkembangan kurikulum ya, bukan asal-asalan.
O iya... aku lupa, jumlah murid disini yaitu sekitar 30 orang. Lumayan banyak ya, asal kalian tahu 50% nya adalah anak-anak yang sudah bersekolah. Bagaimana dong cara mereka mengikutinya. Tenang, mereka akan bergabung setelah pulang dari sekolahnya. Dan kelas akan dimulai pukul 14:00 sampai pukul 17:30. Rumah kita beroperasi setiap harinya, dan khusus di hari sabtu dan ahad kelas dimulai pada pukul 08:00-12:00.
Hasilnya sangat memuaskan, nilai muridnya terbilang tinggi. Tak ada dibawah KKM tentu saja, semuanya diatas KKM bahkan ada yang hampir mencapai nilai sempurna di semua mata pelajaran. Tentu saja timbul banyak pertanyaan dibenak para guru yang ada di sekolah umum. Hingga pada akhirnya mereka mengunjungi Rumah Kita.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, maaf mengganggu dek. Ini benar Rumah Kita" ucap Aprilia pada Aninda yang kala itu sedang bersantai di teras Villa.
"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, iya benar. Ada apa ya bu" balas Aninda.
"Panggil saja ibu Aprilia. Saya ingin berbincang boleh" izin Aprilia.
"Tentu saja bu, silahkan" balas Aninda.
"Begini nak, apa benar anak-anak ini mengikuti pembelajaran disini setiap harinya sepulang dari sekolah" ucap Aprilia sambil menujukkan daftar nama siswanya.
"Iya betul bu. Memangnya ada apa ya bu. Apa mereka berulah di sekolah" tanya Aninda.
"Tentu tidak nak, hanya saja nilai mereka yang saya pertanyakan. Awalnya anak-anak ini memiliki nilai di bawah KKM bahkan hampir semua mata pelajaran. Namun akhir-akhir ini nilai mereka mengalami peningkatan yang sangat drastis. Kalau boleh tahu materi seperti apa yang kalian ajarkan" tanya Aprilia.
"Alhamdulillah kalau seperti itu bu, saya kira mereka berulah di sekolah. Sebenarnya sama sih bu dengan materi yang di ajarkan di sekolah tak ada yang berbeda" balas Aninda.
"Mungkin yang berbeda hanya konsep pemberian materinya saja bu" lanjut Aninda.
"O.. ya. Memangnya konsep apa yang kalian berikan nak" tanya Aprilia.
"Kami memberikan tiga konsep, yaitu permainan, tanam-panen dan pasar. Ketiga konsep itu kami berikan sesuai dengan tingkat kesukaran materinya bu" balas Aninda.
"Sangat bervariasi nak, maukah kalian mengajarkan kami" ucap Aprilia.
"Tentu saja bu. Karena kami hanya punya waktu 2 bulan saja" balas Aninda.
Setelah perbincangan antara Aninda dan Aprilia, sebagian besar guru mulai mengikuti cara mengajar Rumah Kita. Awalnya mereka kesusahan, namun pada akhirnya merekapun bisa mempratekkannya di sekolah masing-masing. Dan hasilnya luar biasa... konsep yang ditawarkan alhamdulillah membawa perubahan besar bagi guru-guru tersebut.
Kebersaman itu tak berlangsung lama, anak-anak yang mereka ajar mulai bersekolah. Kan pada awalnya 50% muridnya sudah bersekolah dan sebagian lagi mendapatkan beasiswa. Tentu saja dengan bantuan kedua gadis tersebut. Akhirnya kedua gadis tersebut kembali ke lingkungan sendiri, yaitu sekolah.
Perjalanan Rumah Kita cukup sampai disini ya, kita lanjutkan perjalanan Aninda dan Diandra saja. Karena jika semakin jauh kita melangkah akan semakin ngambang kisah ini...

Book Comment (313)

  • avatar
    RintilAs

    baik

    4d

      0
  • avatar
    InnaMutmainna

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    MlIkok

    bagus

    10d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters