logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

PACARAN Yuk

PACARAN Yuk

Black Angel


Chapter 1 Aninda Putri W

Bersandarlah seorang gadis pada kursi kayu jati. Aninda Putri W namanya. Gadis berkerudung yang sangat cantik, dapat menggetarkan hati siapapun yang melihatnya.
Dibesarkan dalam keluarga yang lebih mengejar dunia daripada akhirat, membuatnya buta agama. Sehingga pengetahuannya tentang agama minim sekali. Akankah dia bahagia dengan keadaannya jika dia buta agama. Tentu tidak!!!
Dengan membulatkan tekad, dia berbicara pada ke dua orang tuanya. Perihal keinginannya untuk masuk ke pesantren. Namun satu hal yang pasti dia harus meninggalkan kemewahan yang selama ini di nikmatinya.
"Ma... Pa, ada yang ingin aku bicarakan pada kalian" ucapnya.
"Ada apa sayang, kamu mau bilang apa" balas mama lembut.
"Aku ingin masuk pesantren, apa kalian mengizinkannya" tanyanya.
"Apa kamu bilang, masuk pesantren. Papa tidak mengizinkan kamu" papanya tegas.
"Tapi Pa. Ada sesuatu hal yang ingin aku lakukan, sesuatu yang tidak aku dapatkan di sini" melasnya.
"Tapi nak, kamu kan tahu kehidupan di sana itu seperti apa. Mama tidak mau kamu kenapa-kenapa" ucap mamanya.
"Kalau yang mama permasalahkan kenyamanan aku, aku tidak apa-apa kok harus berbaur dengan mereka" ucapnya.
Suasana menjadi hening seketika, tak ada balasan dari kedua orang tuanya. Namun ketika melihat kesungguhan di mata sang anak  mereka pun merelakannya.
Papanya menghela nafas, "baiklah papa mengizinkan kamu. Tapi ingat pesan kami. Kamu harus tetap jaga kesehatan di sana".
"Baik Pa. Terima kasih karena sudah mengizinkan aku" balasnya.
Aninda dilahirkan dengan pribadi yang santun, ramah dan dermawan. Jauh terbalik dari sifat ke dua orang tuanya yang sedikit arogan dan tegas. Namun bagi Aninda mereka orang tua yang sangat baik dan bertanggung jawab.
Aninda termenung mengenang masa lalunya sebelum memutuskan menggunakan jilbab...
Flashback
Seorang gadis sedang berjalan dengan anggungnya di koridor sekolahnya ya dia adalah Aninda. Ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Setelah mengantongi nama kelas yang ditujunya, diapun bergegas mencarinya. Tak butuh waktu lama, diapun sampai ke depan kelas XI ips 1.
"Assalamualaikum bu" ucapnya.
"Waalaikumussalam, kamu anak baru itu ya. Masuklah" jawab Bu Dian.
Anindapun berdiri disamping bu Dian.
"Anak-anak hari ini kita kedatangan siswa baru. Silahkan nak perkenalkan nama kamu" ungkap bu Dian.
"Baiklah, perkenalkan nama saya Aninda Putri W. Pindahan dari Jakarta, salam kenal semuanya. Mudah-mudahan kita dapat berteman dengan baik" ucapnya.
"Nama ibu Diana Almahera, panggil ibu Dian saja, sebagai wali kelas kamu. Ada yang ingin kalian tanyakan" tanya bu Dian.
Seorang cowok mengacungkan tangannya, setelah dipersilahkan dia pun berbicara.
"Ya Alfian, silahkan apa yang ingin kamu tanyakan" ucap bu Dian.
"Apa alasan kamu pindah ke sini" tanya Alfian.
"Karena ikut orang tua" jawabnya.
Ya itu memang benar, alasan Aninda pindah ke Bandung karena orang tuanya ditugaskan disini. Tapi tak ada yang tahu siapa sebenarnya dirinya, Aninda merahasiakannya dari semua orang.
"Nah sudah dijawabkan. Jika masih ada yang ingin ditanyakan, besok-besok saja ya. Aninda silahkan kamu duduk bersama Diandra" ucap bu Dian.
Gadis yang disebut namanya mengacungkan tangannya.
"Baik bu, terima kasih" pamitnya.
Aninda pun berjalan ke arah Diandra, gadis berkerudung itu. Merekapun berkenalan.
"Hai nama aku Diandra Cahaya Ningrum. Semoga kita bisa berteman baik" ucapnya.
"Aku Ani..." ucap Aninda terpotong.
"Aku sudah tahu, kamu sudah perkenalankan tadi" ucapnya.
Setelah perkenalkan singkat tersebut merekapun kembali fokus untuk memulai pelajaran. Bel istirahat pun berbunyi, para siswa bersiap ke kantin. Begitupun dengan Aninda dan Diandra.
"Kamu mau makan apa, biar aku yang pesanin" ucap Diandra.
"Aku Nasi Goreng aja ya, minumnya jus jeruk" balas Aninda.
"Ok. Aku pesanin dulu ya" pamit Diandra.
Beberapa menit kemudian Diandra kembali dengan membawa pesanan mereka. Tanpa menunggu lama mereka pun makan dengan nikmatnya. Waktu berjalan dengan cepat,
mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
"Aninda kamu pulangnya sama siapa" tanya Diandra.
"Biasanya pulang sendiri, atau nggak pesan ojol" balasnya.
"Kebetulan aku bawa mobil, bareng aku aja ya" ucap Diandra.
"Nggak usah, takut ngerepotin kamu" tolak Aninda.
"Nggak apa-apa kita kan teman. Oh iya rumah kamu dimana" tanya Diandra.
"Aduh gimana nih, kalau Putri nganterin aku terbongkar dong penyamaran aku. Aku turun aja kali ya depan rumah om Harlan" batinnya.
Akhirnya Aninda pun menyerah. Tak disangkah rumah mereka searah. Hanya beda blok saja. Aninda pun turun di rumah palsunya. Setelah mengucapkan terima kasih diapun berjalan masuk.
"Makasih ya Di, aku masuk dulu" ucapnya.
"Sama-sama" balas Diandra.
Diandra pun melajukan mobilnya, setelah mobil Diandra menjauh. Aninda pun ke luar dari rumah palsunya. Dia pun berjalan masuk ke kediamannya. Rumahnya sangatlah mewah, halamannya juga luas. Muat menampung banyak mobil.
Tak ada yang tahu kisah dari setiap insan begitupun dengan Aninda. Ya ada begitu banyak rahasia yang menemani setiap kakinya melangkah. Apakah itu... semuanya akan terjawab jika waktunya telah tiba.
Dua bulan telah berlalu, kedekatannya dengan Diandra pun semakin erat. Sekarang penampilannya pun sudah berubah. Aninda sekarang mengenakan kerudung. Awalnya ya kesusahan, namun seiring berjalannya waktu dia pun terbiasa.
"Kamu tambah cantik aja An..." ucap Diandra.
"Kamu bisa aja Put... By the way aku cocok nggak sih menggunakan kerudung ini" balas Aninda.
"Cocok... sangat cocok An. Begini ya An aku kasih tahu sama kamu. Semua wanita islam itu wajib hukumya untuk menggunakan kerudung, agar terhindar dari hal yang tak kita inginkan. Lagi pula kerudung menambah keanggungan kita. So jangan pedulikan kalau ada yang menyinggungmu nantinya. Orang baik tak selalu disukai semua orang. Simpel tulikan pendengaran dan butakan penglihatan agar hidupmu damai" ucap Diandra.
"Iya Di kamu benar... bahkan orang tuaku tidak mengizinkan aku untuk mengenakan kerudung ini. Katanya sih ribet dan repot" balas Aninda.
"Masa sih An... sampai segitunya" tanya Diandra.
”Hmm... aku mau tanya, apakah boleh" balas Aninda.
"Tentang apa An... silahkan saja kalau aku tahu pasti aku jawab kalau tidak kita cari sama-sama jawabannya" ucap Diandra.
"Apasih keutamaannya seorang wanita muslim yang menggunakan kerudung. Ataukah lebih spesifiknya apa akibat dan sebabnya" tanya Aninda.
"Jawabnya bagaimana ya, aku bingung An... begini deh jawabannya ada dalam Al-Quran surah Al-Ahzab: 59. Yang artinya seperti ini hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. Dan juga terdapat dalam surah An-Nur ayat 31 bahkan sangat ditekankan lagi agar para Muslimah senantiasa menahan pandangan, memlihara kemaluan, dan membatasi auratnya kecuali kepada mahramnya. Jadi, menutup aurat berarti menutup yang keji untuk menampakkan yang mulia. Oleh karena itu, jika seorang perempuan Muslim telah memasuki akil balig yang ditandai dengan datangnya haid, maka baginya wajib menutup seluruh tubuhnya keculai muka dan telapak tangan. Karena, sesuangguhnya yang ditutupi itu adalah sesuatu yang keji bila ditampakkan di depan orang asing, sehingga bisa menimbulkan fitnah. Kalau seorang perempuan ingin mendapatkan perhatian dari lawan jenisnya tak perlu dengan mempertontongkan anggota tubuhnya, baju terlalu ke atas sedangkan celana terlalu ke bawah, sehingga udelnya terlihat, misalnya. Hal itu hanya akan melahirkan nafsu, bukan cinta. Dan kamu tahu An... seorang ilmuan Amerika melakukan penelitian terhadap 100 pria yang dihadapkan pada seorang wanita. Diantara 100 pria tadi, 70 persennya suka melihat dada wanita, 20 persen melihat pinggulnya, dan hanya 10 persen melihat wajahnya. Dari hasil penelitian itu tampaknya kaum pria lebih suka melihat buah dada wanita kemudian pinggulnya, baru wajahnya. Karena itu, bagi Muslimah yang telah menutup auratnya didoakan Rasulullah Saw. Ya Allah, ampunilah perempuan-perempuan yang menutup auratnya dari kalangan umatku. (HR Baihaqi dalam kitab Al-Adab). Begitu An" balas Diandra.
"Masya Allah... Aku tak tahu apa yang dapat aku katakan Di. Ucapan terima kasih sepertinya tidaklah cukup untuk kuungkapkan. Hanya rasa bersyukur yang dapat aku ucapkan, terima kasih Ya Allah kau telah kirimkan malaikat sebaik kamu Put. Terima kasih sudah mengajarkanku berbagai ilmu agama yang tak aku dapatkan selama ini" ucap Aninda sambil memeluk Diandra.
"Sama-sama An... nggak usah seperti ini. Tenangkan diri kamu" balas Diandra.
Kring...kring...kring
"Sudah bel An... kita ke kelas yuk" ucap Diandra.
"Baiklah Di. Mari kita pergi" balas Aninda dengan senyuman.
Mereka pun kembali ke kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Ya begitulah kegiatan yang dilakukan setiap harinya, tentu saja selain hari Minggu.
Back To

Book Comment (313)

  • avatar
    RintilAs

    baik

    5d

      0
  • avatar
    InnaMutmainna

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    MlIkok

    bagus

    10d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters