logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 23 DI JEMPUT KEVIN

Drrrtt!
Drrrtt!
Flo mengambil handphonenya yang berada diatas meja, chat dari Kevin. Tangannya bergerak membuka password handphonenya.
Kevin
“Udah pulang?”
Flo
“Belum.”
Kevin
“Aku udah di depan kampus kamu. Aku tunggu di sini ya.”
Flo
“Heii ini baru jam empat! Aku bilangkan jam lima.”
Kevin
“Terlalu semangat Flo!”
Flo
“Ck, terserah deh. Aku keluar kelas jam lima.”
Kevin
“Aku akan tunggu.”
Flo
emoticon marah.
Kevin
“Galak amat babe, hehehe.”
"Flo lagi apa sih? Sibuk banget kayaknya?" tanya Nela sedikit berbisik karena takut ketahuan dosen yang di depan.
"Gak apa-apa, lagi balas chat temen Ne," Flo juga berbisik pelan.
Dave yang duduk sebelah kanan Flo menggelengkan kepala dan kemudian membuka suara.
"Kalian ngegosip mulu. Dengerin tuh dosen, ketauan tau rasa lu pada." Dave juga berbisik. Kalau sampai Dosen itu mendengar mereka sedang ngobrol mereka akan di suruh menjadi asisten dosen selama seminggu, asisten Dosen killer, siapa yang mau.
Mendengar ucapan Dave Flo dan Nela mendengus kesal, mereka kembali fokus karena mendapat tatapan datar dari Dave.
1 jam kemudian
"Baiklah, kelas hari ini kita akhiri, selamat sore!" ucap sang Dosen kemudian keluar dari kelas diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi yang lain.
"Flo kita pulang bareng,yuk!" ucap Nela yang sudah berdiri dihadapan Flo.
"Hari ini Flo bareng gua1" seru Dave yang juga sudah berdiri di hadapan Flo.
"Ck, kemarinkan lu udah bareng Flo Dave. Jadi sekarang giliran gua!'' Nela tak mau kalah. Beginilah mereka setiap hari, selalu saja memperebutkan untuk mengantar Flo pulang.
"Tapi kemarin gak jadi. Flo ngilang gitu aja ninggalin gua!" jelas Dave yang terlihat kesal.
Flo tertawa lebar, menunjukkan deretan giginya yang putih.
"Sorry Dave, kemarin aku buru-buru jadi gak sempat pamit. Dan hari ini aku pulang gak bareng kalian dulu, aku di jemput," ucap Flo yang beranjak berdiri setelah selesai membereskan buku-bukunya.
"Di jemput?" Suara Dave dan Nela bersamaan, mereka terlihat bingung karena tidak seperti biasanya Flo pulang di jemput seseorang. Flo hanya menjawab iya dengan menganggukkan kepalanya.
"Pacar lu ya?'' tanya Dave dengan senyum misteriusnya.
"Kamu punya pacar Flo? Kenalin ke kita dong!" seru Nela dengan ekspresi yang sangat penasaran.
Flo mendengus mendengar pertanyan kedua sahabatnya itu yang sangat kepo menurutnya.
"Kalian kepo deh. Bukan pacar tapi temen. Entar deh aku kenalin ke kalian ya. Bye aku pergi dulu!" ucap Flo yang bergegas melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dengan tangan yang dada-dada.
"Lu percaya gak Dave?" tanya Nela pada Dave dengan posisi mereka yang berdiri bersebelahan dan mata mereka yang masih setia menatap punggung Flo yang semakin menjauh.
"Enggak!" ucap Dave singkat.
"Sama!"
"Ne, ada yang aneh!" kata Dave pada Nela yang kemudian duduk di kursi.
"Aneh? Aneh apanya?" tanya Nela penasaran.
"Kemarin gua lihat Axel menarik paksa tangan Flo menuju parkiran dan mereka kayaknya pulang bareng," ucap Dave.
"Akh serius Dave. Gak mungkin. Lu salah lihat kali!" seru Nela yang kemudian ikut duduk di kursi sebelah Dave. Sekarang mereka terlihat seperti Ibu-ibu komplek yang sedang ngerumpi.
"Gua gak rabun Ne. Mata gua masih jernih. Gua yakin seratus persen gak salah lihat!" ucap Dave meyakinkan Nela yang masih sedikit tidak percaya.
"Lu gak denger mereka ngomong apa gitu?" tanya Nela lagi. Dia benar-benar sangat penasaran.
"Gak begitu jelas. Karena jarak gua sama mereka lumayan jauh. Yang jelasnya gua dengar Axel bilang Terpaksa!" ucap Dave menatap langit-langit kelas mencoba mengingat apa yang dia dengar kemarin.
"Jangan-jangan mereka ada hubungan. Gimana kalau kita tanya Flo?" seru Nela yang memalingkan wajahnya menatap wajah Dave.
"Jangan sama Flo. Gua yakin dia gak akan bilang yang sebenarnya!" ucap Dave dan sesaat dia seolah berpikir.
"Terus tanya siapa dong? Axel? Gak mungkin, sampai dinosaurus hidup lagi dia gak bakalan ngaku Dave." Nela tahu betul sifat Axel, keras kepala.
"Gua tau!" sesaat kemudian Dave tersenyum misterius.
"Siapa?" tanya Nela penasaran.
"Albert. Kita harus tanya Albert. Hanya dia yang bisa buka mulut dia antara mereka bertiga." Dave menatap Nela seolah meminta persetujuan. Mendengar itu Nela tergagap.
"Ngg-mm lu aja deh yang nanya Albert!" ucap Nela kemudian.
"Kita berdua. Kalau gak lu aja yang nanya gua yakin Al pasti jujur!" ucap Dave dengan nada yang serius dan meyakinkan. Sementara itu Nela merasakan pipinya memanas mendengar ucapan Dave. Sebelum Dave menyadari hal itu Nela membuka suara.
"Ck, apa-apaan sih. Lu kan sepupunya pasti dia bakalan lebih jujur." Nela berusaha menutupi kegugupannya.
Sebenarnya dia pun tidak tahu kenapa bisa dia secanggung ini hanya dengan mendengar nama Albert di sebut. Mendengar itu Dave yang tidak memperhatikan kecanggungan Nela hanya mengangguk tanda setu ju.
Di parkiran
Terlihat di sudut parkiran Kevin sedang berdiri dan menyenderkan punggungnya pada pintu mobil, dengan tangan kiri yang dia masukkan ke dalam saku celana dan tangan kanannya sibuk dengan handphone yang dia genggam.
Flo berjalan ke arah tempat Kevin berdiri.
"Heii, maaf lama banget ya?" tanya Flo merasa sedikit bersalah. Menyadari kehadiran Flo dengan cepat Kevin memasukkan handphonenya ke dalam saku celana.
"Gak kok. Seharian nunggu kamu juga gak masalah." Kevin tersenyum tulus pada Flo.
"Ok, kayaknya kapan kapan aku harus nguji kamu!" ucap Flo dengan raut wajah yang pura-pura serius.
Kevin tergelak, “hahahaha. Oke oke, aku akan tunggu. Tapi sekarang ayo kita pergi karena aku udah lapar." Kevin menarik tangan Flo dan membukakan pintu mobil untuknya setelah menutupnya kembali Kevin berlari kecil mengitari mobil dan masuk menuju kursi pengemudi.
Mobil melaju meninggalkan area kampus, dan selama perjalanan banyak hal yang mereka ceritakan.
"Flo kamu mau makan dimana?" Kevin melirik Flo yang kemudian kembali fokus pada jalanan yang dihadapannya.
"Terserah sih. Soalnya aku belum hapal tempat makan yang enak di daerah sini," jawab Flo yang kemudian kembali fokus pada ponsel untuk membalas chat dari grup yang dia buat bersama Nela dan Dave.
Grup cenayang
Dave
“Hayooo Flo lu bareng siapa tuh?”
Nela
“Temen kamu cakep Flo? Kenalin dong, kali aja dia kecantol!”
Dave
“Dih lu kepedean Bu! Albert aja noh kayaknya kalian cocok dah!”
“Flo mana? Keasikan berduaan ampe lupa sama teman sendiri?”
Nela
“Sompret lu Dave, kenapa jadi bawa bawa itu ulat bulu sih! Lu mau gua tonjok ?
“Flo dimana?”
Flo
“Ada apa? Kalian kangen?”
“Entar deh aku kenalin sama kalian berdua.”
Dave
“Hmm iya deh!”
“Hahaha lu ko marah Ne, sensi amat tiap dengar nama Al.”
Flo
“Jangan-jangan ada sesuatu nih!”
Nela
“Kalian berdua apa-apaan sih, gua benci kalau nama itu ulat bulu di sebut!”
“Kamu lagi Flo kok jadi ngikut si Dave!”
Dave
“Dihh ngambek dia.”
“Jangan marah Ne Entar gua doain lu jodoh sama dia!”
Flo
“Amin!”
Dave
“Amin!”
Nela
“Kalian berdua ya nyebelin tau gak!”
Dave
“Nelampir berubah! Kabur Flo sebelum kita bonyok! Hahahaha.”
Nela
“Daviddddddd!”
Flo tertawa geli melihat isi chat dari grup teman-temannya. Dan hal itu di sadari oleh Kevin yang langsung mendengus karena Flo tidak menghiraukannya.
"Kayaknya asik banget ya? Sampai lupa kalau aku di sini," sindir Kevin kesal.
Sadae akan ucapan pria itu, sontak Flo menyimpan ponsel ke dalam tas yang ada di pangkuannya.
"Ehh, maaf Vin!" ucap Flo sambil tertawa cengengesan.
"Emang siapa sih? Asik banget kayaknya." Kevin penasaran, dia melirik ponsel Flo yang sudah di kunci dan menampilkan walpaper langit gelap.
"Teman-teman aku. Mungkin mereka ngelihat kita tadi di parkiran dan ujung-ujungnya di ledekin." Kevin ber-Oh ria mendengar ucapan Flo dan masih fokus pada jalanan.
"Kok tadi gak kamu kenalin sama aku. Siapa tahu bisa jadi sahabat juga!" kata Kevin yang kemudian memutar setir ke arah kiri memasuki area parkir sebuah restaurant.
"Pengennya sih gitu tapi aku takut kamu kelamaan nunggunya. Lain kali deh!”
"Ok gak masalah. Kita sampai. Yuk turun!" ajak Kevin yang kemudian membuka seatbeltnya lalu turun dari mobil dan di ikuti oleh Flo menuju restaurant.
Sesampai di dalam restaurant mereka menuju meja yang ada di pojok kiri dari sana dapat di lihat suasana jalan raya yang ramai.
"Silahkan duduk princess." Kevin menarik kursi dan mempersilahkan Flo duduk. Lalu dia duduk dihadapan Flo.
"Makasih." Senyum mengembang di wajah Flo melihat perlakuan Kevin padanya. Meski baru kenal, tapi pria ini sangat baik padanya.
"Selamat sore, mau pesan apa Mbak, Mas?" tanya seorang waiters yang menghampiri mereka.
"Mau makan apa Flo?" Kevin bertanya sambil membalik daftar menu.
"Kamu aja dulu. Aku mau lihat-lihat dulu!" ujar Flo yang masih setia menatap buku menu, sungguh dia sangat tidak kenal nama-nama makanan ini.
"Busyeett mahal-mahal banget! Harga satu makanan bisa beli lima kerdus mie instan ini. Ini apa deh? Aku gak ngerti!" gumam Flo dalam hati. Dia persis seperti orang kampung yang tidak tahu apa-apa.
"Saya pesan soba dan green tea hangat ya," ucap Kevin pada waiters itu dan segera dia menulis pesanan Kevin, "udah dapat Flo?" Kevin menatap Flo yang masih membaca buku menu.
Kemudian Flo terlihat kebingungan dan menatap waiters yang berdiri di sebelah meja.
"Mie ayam gak ada ya Mbak?" Dengan wajah polosnya Flo bertanya seperti itu.

Book Comment (99)

  • avatar
    HutabaratElisawati

    Trimkh,msih ada penulis novel yg mengajak pembcanya utk belajar utk bisa mengampuni masa lalu dan menerima kekurangan org laintanpa kesan mengajari atau panatik dlm suatu agama tertentu,membacanya seperti melihat alur cerita nyata bkn seperti novel2 yg lain yg mengutamakan hayalan tingkat tinggi yg kadang keluar dr fakta kehidupan

    18/01/2022

      0
  • avatar
    Jaku.Reza

    Mantap

    3d

      0
  • avatar
    Adamezza

    bagus

    22/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters